Setelah kembali ke kamar, Wang Lin segera menutup pintu. Empat Pil Merampas Spirit tidak langsung dikonsumsi, melainkan disimpan di kantong penyimpanan. Saat ini dia akan melakukan eksperimen pada mutiara misterius.
Dengan hati-hati mengeluarkan mutiara dan labu, Wang Lin merenung sejenak. Ekspresinya berubah-ubah sambil menimbang untung rugi. Embun merupakan kunci latihan di masa depan - tanpa embun, proses kultivasinya pasti akan melambat.
Tapi bentuk awan pada mutiara misterius itu terus mengusik rasa ingin tahunya. Setelah lama berpikir, dia memutuskan: embun bisa dikumpulkan lagi meski butuh waktu, namun jika mutiara ini sampai memiliki awan kesepuluh, mungkin akan terjadi perubahan misterius. Siapa tahu setelah direndam di mata air, energi spiritualnya bisa meningkat ke tingkat yang tak terbayangkan.
Memikirkan ini, tanpa ragu dia segera mengeluarkan labu berisi embun pagi terbaiknya. Menyiapkan mangkuk batu, dengan susah payah menuangkan cairan seperti agar-agar dari labu itu perlahan-lahan.
Tidak lama kemudian, embun habis dituang, di dalam mangkuk batu terisi cairan hijau sebanyak setengah mangkuk, aroma harum perlahan menyebar. Wang Lin menghirupnya, seketika hatinya tenang dan seluruh tubuhnya terasa nyaman.
Dia khawatir aroma ini akan menarik perhatian anggota sekte lain, segera melemparkan Batu Mutiara ke dalamnya. Setelah lama mengamati, barulah cairan berkurang sedikit.
Wang Lin agak kecewa, semula dia mengira bisa langsung memicu perubahan. Untungnya aroma harum itu langsung menghilang setelah Batu Mutiara dimasukkan. Setelah berpikir sebentar, dia menaruh mangkuk batu di bawah tempat tidur, lalu duduk bersila di atas ranjang sambil memegang batu spirit rendah dan mulai bermeditasi.
Pola napas satu tarikan panjang diikuti tiga pendek perlahan menjadi stabil. Meskipun selama dua bulan ini masih belum bisa menarik energi spiritual ke tubuh, cara bernapas ini sudah tidak lagi membuatnya sesak napas seperti dulu. Kini dia sudah terbiasa dengan pola pernapasan ini, bahkan saat tidak bermeditasi pun sering bernapas seperti ini.
Semalaman berlalu, di pagi hari Wang Lin membuka matanya, segera mengambil mangkuk batu dari bawah tempat tidur. Ia menemukan cairan telah berkurang setengah, namun awan kesepuluh pada mutiara masih belum muncul.
Tanpa patah semangat, setelah menaruh kembali mangkuk batu dengan rapi, ia ragu sejenak lalu mengeluarkan sebutir Duo Ling Dan dari kantong penyimpanan. Setelah menelannya, aliran panas segera muncul di dalam tubuhnya.
Selama sebulan di bawah asuhan Sun Dazhu, Wang Lin telah mengalami proses serupa setiap hari. Dengan lancar ia mulai bermeditasi, hingga malam tiba kembali. Perlahan ia menghembuskan nafas panjang berwarna putih, mengerutkan kening sambil bergumum pahit: "Duo Ling Dan ini pada dasarnya sama seperti ramuan Sun Dazhu, hanya mengandung herbal beraura spiritual. Setiap kali diminum hanya membuat tubuh nyaman, pikiran segar, bahkan rasa lapar hilang. Sayangnya tetap tidak bisa mengumpulkan sedikitpun energi spiritual."
Ia menghela napas pelan. Wang Zhuo bisa mencapai Tingkat Pertama Tahap Pemadatan Energi dalam tiga bulan. Secara lahiriah, Wang Lin tak terlihat aneh, namun di hatinya ia merasa terharu. Bakat, ternyata memang menjadi fokus utama dalam seni immortal.
Namun karakter Wang Lin tidak mengizinkannya menyerah begitu saja. Dalam hati, ia berpikir dirinya memiliki mutiara misterius dan energi spiritual yang melimpah. Meski saat ini belum bisa memadatkan energi spiritual, seiring waktu pasti akan berhasil.
"Waktu……" Wang Lin menggigit bibir bawah, menarik napas dalam-dalam. Dari bawah ranjang dikeluarkannya mangkuk batu. Cairan sudah tinggal sedikit, namun kabut kesepuluh masih belum muncul di Batu Mutiara.
Segera ia mengeluarkan botol embun malam, menuangkan isinya. Kali ini cairannya agak banyak, setelah memenuhi mangkuk masih tersisa sedikit. Wang Lin membentak habis sisa cairan itu, melanjutkan latihan pernafasan.
Aliran panas yang muncul di dalam tubuhnya kali ini jauh lebih pekat dibanding sebelumnya, hampir seperti substansi padat yang mengalir perlahan di tubuhnya. Sensasi mulut kering dan tenggorokan haus segera muncul, Wang Lin mengeratkan gigi melanjutkan teknik pernafasan satu panjang tiga pendek.
Tak lama kemudian, Wang Lin merasakan keanehan. Aliran panas dalam tubuhnya tidak berangsur menghilang seperti biasanya, melainkan semakin terkumpul seiring tarikan nafas. Rasa kembung dan nyeri merayap di sekujur tubuhnya. Ia berhalusinasi seolah dirinya adalah balon yang terus mengembang, telah mencapai batas maksimal kapasitas tubuh.
Dalam kepanikan, Wang Lin segera menghentikan latihan pernafasannya. Namun rasa kembung itu tetap ada. Saat membuka mata, ia terkejut mendapati semua pembuluh darah di tubuhnya menonjol seperti cacing-cacing hijau mengerikan yang menempel di permukaan kulit, pemandangan yang mengerikan.
Wang Lin tidak tahu bahwa ramuan obat yang diminumnya sebelumnya sebenarnya mengandung energi spiritual yang sangat sedikit. Meskipun dia menyerap energi spiritual dari sekitarnya dengan metode satu tarikan panjang dan tiga tarikan pendek, total energi tersebut tetap tidak bisa menyaingi kecepatan kebocoran energi spiritual dalam tubuhnya akibat kekurangan akar spiritual.
Ditambah lagi, setiap saat kritis, herba Hua Ling selalu berfungsi. Karena itu, pengumpulan energi spiritual dalam tubuhnya tidak pernah berhasil.
Tapi sekarang berbeda. Embun yang diminumnya mengandung energi spiritual yang jauh melebihi ramuan obat, hampir mencapai tingkat yang tak terbayangkan - jauh melampaui kecepatan penghilangan energi spiritual oleh akar spiritualnya. Jika dia tidak melakukan teknik pernapasan saat ini, energi itu akan perlahan menghilang seiring waktu. Namun sekali dia mulai bernapas secara teratur, itu ibarat menuangkan minyak ke api.
Mengetahui dirinya telah membuat kesalahan, dia tak tahu harus bagaimana. Hanya bisa menyaksikan pembuluh darah tubuhnya membengkak tinggi, hampir mencapai ambang kehancuran. Pada momen genting itu, kilatan pencerahan menyusup ke pikirannya. Wang Lin tak sempat berpikir panjang, menggigit gigi dan segera melakukan pernapasan terbalik dengan pola satu pendek tiga panjang.
Dalam pemikirannya, jika pernapasan normal untuk menyerap energi spiritual, maka pernapasan terbalik kemungkinan besar untuk melepaskan energi spiritual.
Dugaan Wang Lin sebagian ada benarnya. Metode pernapasan terbalik ini telah diketahui umum di dunia kultivasi, karena merupakan persiapan awal untuk menghapuskan kekuatan dan memulai kultivasi ulang.
Seiring tarikan napasnya, helai-helai energi spiritual merembes keluar dari setiap pori tubuhnya. Begitu muncul, energi itu langsung tersedot ke bawah ranjang dan diserap oleh Batu Mutiara.
Waktu berlalu perlahan, rasa bengkak di tubuh Wang Lin berangsur-angsur menghilang. Pembuluh darah kebiruan di permukaan kulitnya juga perlahan mereda. Kini yang keluar dari tubuhnya bukan lagi energi spiritual, melainkan gas kotor tipis-tipis. Batu Mutiara tidak menyerap gas ini, melainkan membiarkannya menghilang sendiri di udara.
Secara kebetulan, Wang Lin berhasil mengeluarkan seluruh ramuan perusak spiritual dari tubuhnya.
Untuk mengeluarkan ramuan perusak spiritual, hanya ada dua metode. Pertama adalah menggunakan energi spiritual dalam jumlah besar untuk mengikisnya sedikit demi sedikit hingga hancur total. Ini adalah metode yang digunakan Sun Dazhu, yang kemudian berhenti merawat Wang Lin karena kecewa dan menyesali obat-obatan yang terbuang.
Metode kedua adalah menghilangkan semua energi spiritual dalam tubuh dan memulai latihan dari awal. Alasan Sun Dazhu tidak memilih metode ini adalah karena saat itu tubuh Wang Lin kekurangan energi spiritual. Sedikit energi yang muncul langsung menghilang, sehingga mustahil memenuhi syarat penghilangan energi total.
Proses menghilangkan tenaga ini berlangsung selama sehari semalam. Wang Lin akhirnya roboh lemah di tempat tidur, bersyukur nyawanya terselamatkan. Ia berjanji tidak akan sembarangan meminum embun lagi di masa depan.
Kepalanya terasa berat, rasa kantuk menyelimuti seluruh tubuhnya. Perlahan-lahan ia tertidur lelap.
