Memikirkan ini, dia mengeluarkan mutiara misterius dan memulai latihan tertutup pertamanya.
Waktu berlalu bagai panah, hari-hari di pegunungan pun cepat berlalu. Sekejap mata dua tahun telah lewat. Selama dua tahun ini, Wang Lin setiap hari selain berlatih pernafasan, juga mempraktikkan seni gravitasi, sehingga tidak merasa kesepian.
Meski disebut dua tahun, jika dihitung dengan ruang mimpi, sebenarnya dia telah bertapa hampir tiga belas tahun.
Dia merasakan betapa pekatnya energi spiritual di tempat ini. Meski masih kalah dibanding mata air energi spiritual, setiap kali berlatih pernafasan di dunia nyata, kerapatan energi spiritual jelas melebihi dunia luar berkali-kali lipat.
Mulai dari lapisan kedua Periode Konsentrasi Qi, latihan menjadi semakin lambat. Enam tahun lalu dalam waktu mimpi, dia mencapai batas maksimal. Setelah menyadari energi spiritual tidak bertambah lagi, dia mulai mencoba terobosan dan berhasil masuk ke lapisan ketiga setelah beberapa kali percobaan.
Namun yang membuatnya frustasi dan bingung adalah, selama tujuh tahun waktu dalam mimpi setelah itu, meskipun telah mencapai puncak lapis ketiga Qi Condensation, berbagai upaya untuk membuka mantra lapis keempat selalu gagal. Bukan karena kekurangan energi spiritual, melainkan ada kekuatan misterius yang selalu menghalanginya memasuki lapis keempat di momen kritis.
Selain itu, lapis ketiga periode Konsentrasi Qi ini juga cukup aneh. Tidak seperti dua lapis pertama dimana energi spiritual berhenti berkondensasi setelah mencapai batas maksimal tanpa naik ke lapis berikutnya.
Lapis ketiga ini seolah tak memiliki batas. Meski Wang Lin merasa telah mencapai puncak, energi spiritual terus bertambah melalui latihan pernafasan, dan tubuhnya terus dimodifikasi oleh energi spiritual. Jika bukan karena sensasi tubuhnya yang masih menunjukkan lapis ketiga Qi Condensation, Wang Lin hampir yakin dirinya telah mencapai lapis keempat atau lebih.
Fenomena ini membuat Wang Lin sangat terkejut, namun ia terus merenung tanpa menemukan jawaban.
Pada hari ini, air salju energi spiritual telah habis digunakan. Di dalam kantong penyimpanan hanya tersisa satu Labu terakhir yang berisi cairan. Labu ini telah disimpan sangat lama, merupakan salah satu dari tiga Labu yang dia tanam saat pertama kali naik ke gunung. Dulu untuk membuat mutiara misterius menampakkan awan kesepuluh, dia pernah menggunakan dua Labu. Kemudian karena hampir meninggal setelah meneguk seteguk, dia menjadi sangat waspada terhadap embun dalam Labu dan menyimpannya jauh di kantong penyimpanan tanpa menyentuhnya lagi.
Setelah ragu-ragu, Wang Lin tidak mengambil Labu tersebut. Menurut analisisnya, energi spiritual dalam Labu ini pasti telah mencapai tingkat yang mengerikan. Mengingat pengalaman buruk sebelumnya, lebih baik berhati-hati dan menunggu sampai tingkat Periode Konsentrasi Qi lebih tinggi sebelum menggunakannya.
Dia berdiri dan meregangkan tubuh. Dengan menarik tuas di dinding, suara gemuruh pun terdengar. Dinding batu perlahan naik membuka lubang gua. Sinar matahari menerobos masuk melalui lubang gua, membuat mata Wang Lin silau. Setelah beberapa lama matanya kembali normal, barulah dia keluar sambil menarik napas dalam-dalam.
Melihat ke bawah, terlihat banyak orang sedang duduk bermeditasi dan berbincang di lembah. Jelas mereka yang telah lama bertapa tak tahan dengan kebosanan, keluar untuk bersantai.
Setelah berpikir sejenak dan menyembunyikan tingkat kultivasinya ke Periode Konsentrasi Qi Tingkat Pertama, ia mengibaskan lengan bajunya. Sebuah daya dorong muncul dari bawah kakinya, mengangkat tubuhnya dengan lembut dan turun perlahan.
Teknik Gravitas, selama 13 tahun waktu dalam mimpi, telah ia kuasai sampai tingkat mahir. Tanpa perlu mantra apapun, hampir sekejap pikiran, teknik itu langsung muncul secara alami.
Misalnya saat ini ia melayang, menggunakan Teknik Gravitas untuk mengendalikan tubuhnya. Meski teknik ini bisa dilakukan asal sudah mencapai tingkat tertentu, kecepatannya sangat lambat. Begitu dipercepat, pasti akan terjadi kasus kehilangan kendali.
Tapi Wang Lin sekarang yakin, bahkan jika terbang dengan kecepatan tinggi sekalipun, tidak akan kehilangan kendali. Pencapaian seperti ini mustahil diraih tanpa latihan Teknik Gravitas puluhan tahun.
Tapi siapa yang mau menghabiskan waktu belasan tahun hanya untuk berlatih teknik immortal dasar ini? Para praktisi seni immortal semuanya berlomba dengan waktu, hampir tidak ada yang rela menyia-nyiakannya. Daripada waktu itu, lebih baik digunakan untuk mempelajari teknik immortal tingkat tinggi.
Untuk tidak menarik perhatian, Wang Lin turun perlahan ke lembah. Begitu kakinya menyentuh tanah, ejekan pedas segera terdengar: "Benar-benar matahari terbit dari barat, sampah Wang Lin ternyata bisa mencapai Periode Konsentrasi Qi tingkat pertama. Akhirnya bisa turun dari tebing sendiri tanpa bantuan orang."
Wang Lin menolehkan kepala, memandang dengan tenang Wang Zhuo yang duduk dengan ekspresi meremehkan di samping beberapa Murid Dalam lainnya.
Seorang pemuda berbaju putih berusia sekitar 24-25 tahun di antara mereka mengejek: "Wang Lin, sebenarnya kau tidak pantas berada di sini. Lebih baik tetap di Bagian Urusan bergaul dengan para Murid sementara, setidaknya masih bisa merasa superior. Tapi sekarang, kau yang paling lemah di antara kami."
"Wang Lin menyapu area dengan indranya, Wang Zhuo sama seperti dirinya, telah mencapai lapis ketiga Periode Konsentrasi Qi. Sedangkan pemuda berbaju putih ini telah mencapai puncak lapis keempat, siap mengalami terobosan kapan saja." Hatinya dipenuhi kebingungan, dalam hati bertanya-tanya mengapa meski berada di lapis ketiga Qi Condensation, ia bisa dengan mudah melihat tingkat kultivasi orang yang lebih tinggi darinya?
"Lebih lagi saat melihat pemuda berbaju putih itu, energi spiritual dalam tubuhnya tampak lebih lemah dibanding milikku." Wang Lin terdiam sejenak, memendam pertanyaan ini dalam hati. Ia merasa ada sesuatu yang aneh dalam hal ini.
"Wang Lin, dua tahun lalu saat pertandingan besar kau cukup pintar menyerah karena tahu bukan lawanku. Tapi ketahuilah, sampah tetap sampah! Seumur hidup kau takkan bisa menyaingi Wang Zhuo! Akulah Rookie Terbaik dua tahun lalu, mana mungkin kau sanggup?" ejek Wang Zhuo dengan pandangan merendahkan.
Pemuda berbaju putih di sampingnya juga mengejek, "Adik Seperguruan, pergilah ambilkan air dari sungai untukku! Kalau Saudara Senior sedang mood baik, mungkin akan memberimu petunjuk!" Sambil berkata demikian, ia melemparkan botol yang mendarat di kaki Wang Lin.
Wang Lin diam seribu bahasa, memandang lawannya dengan tatapan sunyi.
"Apa maksudmu? Mau berkelahi? Ketahuilah, Saudara Senior Kedua berkata murid-murid dalam di pegunungan belakang boleh bertarung satu sama lain. Kalau kau tak tahu diri, jangan salahkan Saudara Senior memberimu pelajaran!" Mata pemuda berbaju putih memancarkan sinya merendahkan.
"Cukup! Diam semua!" Terdengar teriakan dingin dari tebing, disusul bayangan hitam yang melesat seperti kilat. Setelah mendarat, terlihat sosok Saudara Senior Zhang yang mengerutkan alis sambil menyapu pandangannya ke kerumunan, "Wang Zhuo, Sun Hao, kalian berdua tidak pergi berlatih tapi malah menggangu adik seperguruan yang baru mencapai Periode Konsentrasi Qi lapis pertama. Menyenangkan ya?"
Wajah keduanya berubah sedikit, melirik Wang Lin dengan jahat sebelum mendengus dan diam, jelas menunjukkan ketakutan terhadap Saudara Senior Zhang.
Saudara Senior Zhang mengalihkan pandangannya ke Wang Lin, berkata dengan tegas: "Wang Lin, kamu memang seharusnya tidak datang ke sini. Tapi sudah datang, berlatihlah dengan tenang. Di Dunia Kultivasi, kekuatan bisa menentukan segalanya."
Wang Lin mengangguk setuju, ragu sejenak sebelum bertanya: "Saudara Senior Zhang, saya punya pertanyaan. Setelah mencapai puncak Tahap Pertama Periode Konsentrasi Qi, mengapa saya tidak bisa berhasil meski sudah mencoba berkali-kali?"
Wang Zhuo mendengus: "Dengan bakatmu, jangan harap bisa mencapai tahap kedua seumur hidup!"
