Lipan di depan ini panjangnya mencapai 100 zhang (sekitar 333 meter), kandungan racunnya mungkin mencapai tingkat yang mengejutkan. Wang Lin tidak asing dengan lipan, anak-anak desa pegunungan sering menangkap lipan kecil dari celah batu untuk mainan, ada juga yang khusus menangkap lipan sebagai pakan ternak.
Kadang-kadang karena tidak hati-hati tergigit lipan, area yang tergigit meski membengkak merah, tapi asal dicuci bersih dengan air, tidak akan membahayakan nyawa. Paling-paling hanya perlu istirahat di rumah beberapa hari lalu sembuh.
Bahkan ada suatu masa ketika dia secara khusus mengumpulkan racun kelabang. Tabib desa pernah berkata, racun kelabang ini jika digunakan dengan benar bisa menyembuhkan penyakit. Ayahnya di masa lalu, demi menghidupi keluarga yang tak mampu membeli kayu bahan bangunan, pernah menebang pohon sendiri di gunung. Udara dingin pegunungan yang menusuk membuat ayahnya terjangkit angin dingin, nyaris meregang nyawa.
Saat itu, resep obat yang diberikan tabib memang mengandung kelabang.
Meskipun akhirnya ayahnya sembuh, penyakit itu meninggalkan bekas. Setiap musim hujan, seluruh tubuhnya tersiksa rasa sakit yang tak tertahankan. Tabib mengatakan racun kelabang bisa meredakan gejala. Untuk urusan ini, Wang Lin tak henti-hentinya menangkap kelabang demi mengobati ayahnya.
Hingga saat ini, Wang Lin masih mengingat jelas peristiwa-peristiwa di masa lampau itu.
Memandangi kelabang sepanjang ratusan zhang di depannya, Wang Lin mengusap dagunya sambil berpikir dalam hati: racun kelabang kecil bisa menyembuhkan penyakit, pasti racun kelabang besar ini lebih efektif, mungkin bisa menghilangkan penyakit kronis ayahnya sekaligus.
Namun kelabang ini terlalu besar. Dibandingkan dengannya, Wang Lin tampak sangat kecil. Ia khawatir gagal mengambil racun malah terluka sendiri.
Tiba-tiba, Wang Lin tersentak. Ia teringat resep rakyat desanya untuk mengambil racun kelabang, konon resep turunan generasi tua: merebus beberapa ramuan herbal menjadi butiran, diberikan ke kelabang agar memuntahkan racun.
Memikirkan ini, matanya berbinar menatap kelabang seribu kaki. Tanpa basa-basi, ia langsung menuju Ruang Eliksir. Tempat dengan koleksi herbal terlengkap di sekte ini adalah Ruang Eliksir. Sudah empat tahun tidak bertemu Wang Hao, sekalian ia ingin menjenguk.
Saat itu hari mulai gelap, Wang Lin tiba di Ruang Eliksir dan melihat Wang Hao dengan hati-hati keluar dari pintu samping. Ketika Wang Hao menyadari kehadiran Wang Lin, dia segera meletakkan tangan di mulutnya sambil berbisik "ssst", memberi isyarat agar Wang Lin keluar terlebih dahulu.
Wang Lin tertegun, menggunakan indra spiritualnya untuk menyapu area. Di dalam Ruang Eliksir, Kakak Senior Ketiga terlihat sangat serius, terus-menerus memasukkan berbagai ramuan ke dalam tungku eliksir dengan konsentrasi penuh.
Tidak lama setelah pergi, Wang Hao muncul sambil berjingkat-jingkat. Melihat Wang Lin, dia langsung menariknya dan berlari secepat mungkin sampai jarak yang cukup jauh, baru kemudian menghela napas lega.
"Wang Lin, kabarnya empat tahun lalu kamu ikut pelatihan. Sekarang sudah mencapai lapisan keberapa Periode Konsentrasi Qi?" tanya Wang Hao sambil terengah-engah, ekspresinya dipenuhi sedikit kesombongan.
“Tingkat Ketiga Tahap Pemadatan Energi…Hmm?” Wang Lin menyapu pandangan spiritualnya, Wang Hao di hadapannya tampak transparan. Hanya dengan sekali pandang, hatinya langsung berdebar kaget. Wang Hao telah mencapai Tingkat Pertama Tahap Pemadatan Energi, namun kondisi tubuhnya sangat aneh. Semua energi spiritual tidak mengalir sesuai pola normal, melainkan menempuh jalur baru dengan cara yang aneh.
Setiap siklus aliran ini akan menyedot sehelai esensi vital dari lima organ dalam dan enam organ penyimpan tubuh Wang Hao, menyatukannya ke dalam aliran energi.
Wang Hao tersenyum bangga, berkata: “Kau sudah menyadarinya?”
Wang Lin mengangguk, suaranya berat: “Wang Hao, jelaskan padaku, sebenarnya apa yang terjadi?”
Wang Hao memandanginya dengan penuh misteri, terkekeh: “Ini teknik kultivasi yang kudapatkan diam-diam. Hehe, nanti setelah aku berhasil melatihnya sampai mahir, akan kujelaskan secara detail. Ngomong-ngomong, Kak Tie Zhu, ada keperluan apa kau mencariku?”
Wang Lin menatapnya dalam-dalam. Ia selalu merasa bahwa tingkat kultivasi Wang Hao terlalu aneh. Namun melihat Wang Hao yang saat ini sedang sangat bersemangat, ia pun tak ingin melanjutkan pembicaraan. Setelah berpikir sejenak, ia menjelaskan tentang rencana pembuatan ramuan obat alternatif.
Wang Hao segera memberikan jaminan, berulang kali mengatakan tidak ada masalah.
Setelah mengobrol sebentar, Wang Hao buru-buru pergi. Wang Lin hendak kembali ke kebun obat, tiba-tiba ekspresinya berubah aneh sambil menatap kamar tamu murid Sekte Xuandao di kejauhan. Setelah berpikir sejenak, ia berjalan ke sana.
Belum sempat masuk, sudah terdengar suara hiperbolis dari dalam.
"Saudara-saudara Senior Sekte Hengyue, pedang terbang milikku ini bukan main! Ini adalah salah satu harta karun legendaris Sekte Xuandao, namanya Pedang Uang Zi Wu. Kalian bisa tanya-tanya siapa saja. Aku susah payah mencuri ini. Siapa pun yang mau menukarnya nanti harus bersumpah darah - tidak boleh memakainya di pertemuan pertukaran tiga hari lagi! Jika tidak, aku tidak akan jual!"
“Benar atau tidak? Harta karun ini benar sehebat yang kau katakan?” Seseorang langsung tidak percaya.
“Aku, Li Shan, tidak pernah berbohong. Kalian tidak percaya, terserah! Pedang terbang ini, di mana pun aku jual pasti laku!”
Wang Lin tadi sudah memperhatikan keanehan di sini yang dikerumuni banyak orang dari kedua sekte. Saat mendekat, terlihat seorang murid Sekte Xuan Dao berusia 20-an tahun berwajah persegi dengan alis tebal dan aura terhormat, memegang pedang kecil berkilau biru yang tersusun dari koin-koin tembaga! Dia berdiri di tengah sambil berpidato dengan penuh semangat.
Beberapa murid Sekte Xuan Dao di sekitarnya menunjukkan ekspresi aneh. Salah seorang yang tak tahan melihatnya, membersihkan tenggorokannya dan berkata: “Adik Seperguruan Li Shan memang benar, Pedang Uang Zi Wu memang salah satu harta karun Sekte kami. Tapi harus kukatakan, pedang yang dipegang Adik Li Shan ini adalah replika, meskipun masih memiliki sedikit fungsi.”
Beberapa murid Sekte Hengyue berbisik-bisik, akhirnya muncul seorang pria di Tingkat 5 Periode Konsentrasi Qi. Wang Lin ingat murid ini bermarga Zhao. Murid Zhao dan Li Shan berdiskusi dengan suara rendah cukup lama, tidak jelas apa yang ditukarkan, akhirnya keduanya tersenyum puas dan menyelesaikan transaksi.
"Ini cuma pedang besi biasa yang ditambahi serpihan emas spiritual, tapi dipakai untuk berjualan. Rupanya Sekte Xuandao cuma segini levelnya!" Seorang murid dalam yang berpengalaman menyindir dengan nada dingin.
"Saudara Senior ini salah bicara. Tadi adik seperguruanku sudah jelaskan ini barang tiruan. Tapi bukankah murid-murid Sekte Hengyue tetap ada yang membeli? Barang seperti ini kalau dibawa pulang sebagai koleksi, itu pilihan terbaik!" Li Shan langsung membantah.
"Saudara Senior Li, Anda salah. Aku beli pedang rusak ini bukan untuk koleksi, tapi untuk hadiah ayahku. Keluargaku tukang jagal babi, pakai pedang ini pas sekali!" Murid Zhao dari Sekte Hengyue yang membeli pedang terbang itu mengubah ekspresi, tertawa terbahak.
Li Shan juga tidak marah, tetap tersenyum lebar berkata: "Pokoknya kamu sudah membelinya, mau dipakai buat apa itu urusanmu. Nah, aku masih punya harta karun lain bernama Peluru Petir Hitam Abu Busuk Menyengat Tak Terkalahkan! Barang ini benar-benar istimewa, kali ini aku sama sekali tidak bohong, bisa diuji langsung di tempat!"
Usai berkata, dia mengeluarkan sebuah bola hitam legam dan melemparkannya ke dinding di samping. Terdengar suara "dor!" keras, dinding itu langsung dipenuhi retakan seperti sarang laba-laba. Sekelilingnya menjadi hitam legam, bahkan menyebar bau busuk yang menyengat.
"Bagaimana? Peluru Petir Hitam Abu Busuk Menyengat Tak Terkalahkan ini adalah senjata rahasia andalanku, Li Shan! Meski daya ledaknya tidak besar, tapi jika kena tubuh orang, abu hitam ini bahkan aku sendiri tidak bisa membersihkannya. Apalagi bau busuknya, ini hasil jerih payahku mengumpulkan puluhan jenis cairan tubuh hewan langka. Sungguh senjata ampuh untuk menjijikkan lawan!" Li Shan menjelaskan dengan wajah penuh senyum bangga.
Para murid saling pandang dengan wajah terkejut, beberapa murid perempuan bahkan menutup hidung dan mundur beberapa langkah. Wang Lin juga terheran-heran, saat menyapu dengan indranya tiba-tiba ekspresinya berubah agak aneh.
Para murid Sekte Xuandao satu per satu merasa malu, namun Li Shan di sekte ini memang terkenal suka membuat berbagai benda aneh. Hampir tidak ada yang berani mengganggunya, toh siapa yang mau terkena serangan peluru bau?
"Peluru Petir Hitam Bau Menyengat Tak Terkalahkan" ini di dalam Sekte Xuandao sangat termasyhur, diam-diam hampir menyamai beberapa harta berharga sekte.
"Bagaimana? Kali ini aku benar-benar mengeluarkan modal besar. Tapi tetap dengan prinsip lama: Kalian dilarang keras memakainya saat pertandingan tiga hari nanti, kalau tidak aku tidak akan jual!" Li Shan menunjukkan ekspresi serius, tapi dalam hati tertawa geli: "Dasar kalian bodoh! Semakin kubegitu larang, semakin kalian akan pakai. Hehe, nanti ada pertunjukan bagus! Para sesepuh pasti akan memujiku sepulangnya, mungkin bahkan memberi hadiah beberapa Magic Treasure!"
