Wang Lin mengerutkan alis diam-diam. Saat hendak menarik kembali Bian She, tiba-tiba bayangan pedang terbang merah muncul dari pedang kecil itu. Bergerak lebih cepat dari wujud aslinya, menyambar turun seketika.
Bian She langsung terbelah menjadi dua, berubah kembali menjadi potongan-potongan kayu hitam yang berjatuhan dari udara.
Mata pria itu memancarkan niat membunuh. Tangan kanannya membalik, melontarkan seberkas cahaya merah. Dua jarinya disatukan, menunjuk ke arah Wang Lin. Pedang terbang langsung berputar, ujungnya mengarah ke Wang Lin sambil memancarkan hawa dingin yang menusuk, lalu menerjang dengan garang.
Wang Lin mengerutkan kening, menarik Zhang Hu ke belakang dengan kasar, sambil tubuhnya cepat mundur.
Tiba-tiba Pedang Terbang memancarkan cahaya merah, bayangan pedang muncul sekali lagi. Dengan getaran halus dari ujung pedang, Wang Lin hanya merasakan kilatan samar sebelum bayangan pedang itu tiba-tiba muncul di hadapannya.
Wajah Wang Lin berubah. Tangan kanannya berputar, mengeluarkan jade slip dari kantong penyimpanan. Begitu muncul, benda itu langsung berubah menjadi tirai cahaya biru semi-transparan. Saat bayangan pedang menebas, percikan merah-biru berkelap-kelip. Tirai hijau bergetar, memperlihatkan retakan seperti sarang laba-laba yang nyaris tak bisa menahan serangan.
Wang Lin menarik napas dalam, mengeluarkan energi spiritual dari mulutnya. Tirai cahaya seketika berubah dari biru menjadi hijau, kondisi semi-transparannya menjadi keruh.
Retakan sarang laba-laba cepat pulih, nyaris menahan serangan pedang. Tapi jade slip mengeluarkan suara 'krak', memperlihatkan retakan halus.
“Huh?” Pria paruh baya menyipitkan matanya, menatap dalam-dalam ke arah Wang Lin dengan nada sinis: "Tampaknya kau bukan di Periode Konsentrasi Qi lapis kedelapan. Tapi meski kau di Tahap Fondasi Bangunan, jangan harap bisa lolos dari Pedang Terbangku ini."
Usai berbicara, pria paruh baya itu mengangkat satu jarinya dengan ekspresi serius. Pedang Terbang itu bergetar halus mengeluarkan suara gemerincing, lalu mundur cepat masuk kembali ke sarungnya. Kali ini tenggelam hingga posisi dua perlima, warnanya berubah dari biru menjadi hitam. Begitu pria itu meneriakkan mantra, pedang itu langsung terhunus.
Kilatan dingin muncul di mata Wang Lin. Ini adalah pertarungan pertamanya sejak mempelajari seni immortal. Tingkat kultivasi lawan setara dengannya, tapi Magic Treasure-nya sangat misterius. Belum lama bertarung, dia sudah terdesak dan nyawanya terus terancam. Melihat warna Pedang Terbang berubah menjadi hitam yang jelas meningkatkan kekuatannya, Giok Pertahanan dari Zhou Peng mungkin tak akan sanggup menahan serangan ini.
Tanpa ragu lagi, ia langsung menepuk kantong penyimpanannya. Sebuah giok jade kuno perlahan terangkat dan berhenti di depan Wang Lin. Begitu muncul, giok tersebut langsung memancarkan aura yang dahsyat.
Giok jade ini merupakan harta paling ampuh dalam kantong penyimpanan Sun Dazhu. Dulu di tangan Sun Dazhu, benda ini tampak biasa saja. Namun di bawah bimbingan Situ Nan, Wang Lin berhasil meriasnya dan mengetahui bahwa ini adalah Dan Bao yang menyimpan serangan setara cultivator Tahap Inti Pelana.
Tanpa berkedip, Wang Lin menghembuskan energi spiritual dari mulutnya. Kedua tangannya membentuk segel dan dengan cepat menunjuk. Simbol-simbol emas kecil tiba-tiba menonjol di permukaan giok jade.
Ekspresi Wang Lin tetap dingin. Matanya yang penuh hawa pembunuhan menatap tajam ke arah pria paruh baya itu.
Pria paruh baya itu matanya menyempit tajam. Setelah sedikit ragu, ia menggigit giginya dengan keras dan mengeluarkan dua mutiara emas dari mulut. Mutiara-mutiara itu segera berubah menjadi serat-serat halus yang menyusup ke dalam Pedang Terbang.
Pedang Terbang Hitam yang kini bertabur bintik-bintik emas itu berputar di udara sebelum melesat ke arah Wang Lin dengan suara menderu. Pusaran-pusaran hitam samar terlihat mengelilingi pedang tersebut.
Sorot mata dingin Wang Lin semakin tajam. Mengabaikan Pedang Terbang Hitam yang mendekat, ia menyentuh Giok Jade di depannya dengan satu jari. Simbol-simbol emas di permukaan giok tiba-tiba berpendar, satu per satu muncul dan membentuk barisan sembilan karakter.
Saat Pedang Terbang Hitam menghampiri, Wang Lin merapal mantra. Tiga simbol tiba-tiba berpendar dan membentuk formasi segitiga di sekitar pedang. Kilatan listrik emas terlihat jelas menyambungkan ketiga simbol, membentuk sangkar yang menghentikan serangan pedang.
Pedang Terbang itu seperti binatang yang terperangkap, mengeluarkan suara gemerincing yang kuat, terus menerus menyerang ke sana kemari. Setiap kali menyerang, tiga simbol tersebut memancarkan kilauan cahaya keemasan.
Akhirnya wajah pria paruh baya itu berubah pucat, ia berteriak ketakutan: "Ini... ini adalah Dan Bao?"
Mengenai Dan Bao, Wang Lin pernah mendengarnya dari Si Tu Nan. Semua Magic Treasure yang dibuat oleh ahli Tahap Inti Pelana, secara kolektif disebut sebagai Dan Bao.
Pria paruh baya itu segera menunjukkan ketakutan di matanya, tangannya besar mencengkeram sarung pedang dari kejauhan, lalu segera mundur ke belakang.
Wang Lin menyeringai dingin, kedua tangannya mengubah gerakan mantra. Enam simbol emas sisanya langsung berbaris rapi, menyerang lawannya.
Ketakutan di mata pria paruh baya itu semakin menjadi-jadi. Sambil mundur cepat, ia terus melemparkan beberapa Giok Jade dari kantong penyimpanannya, berusaha mencari celah untuk melarikan diri.
Giok-Giok Jade ini belum sempat menunjukkan efeknya, sudah meledak berantakan di bawah serangan karakter emas tersebut, sama sekali tidak memberikan hambatan.
Pria paruh baya itu menunjukkan ekspresi putus asa dan berteriak ketakutan: "Rekan Tao, hamba adalah murid Jimo Laoren..."
Sebelum dia selesai berbicara, karakter emas telah tiba. Karakter pertama menyambar seperti kilat ke dadanya, wajah pria itu memerah seketika disertai dada yang ambruk dan sejumlah darah muncrat.
Karakter kedua menyusul. Darah mengalir dari tujuh lubang wajah pria itu, dadanya tertembus tanpa suara.
Karakter ketiga menghantam dengan keras. Tubuh pria paruh baya itu meledak berkeping-keping bersama kantong penyimpanannya, berubah menjadi debu. Hulu pedang itu tetap utuh dan jatuh ke tanah.
Wang Lin menarik napas dalam, mengarahkan jarinya ke Giok Jade. Tiga karakter emas yang tersisa berhenti sejenak lalu mundur menyatu kembali ke dalam giok.
Pedang Terbang hitam yang terperangkap dalam tiga karakter lainnya, seiring kematian pria itu, frekuensi serangannya langsung melemah dan akhirnya berhenti total.
Wang Lin merentangkan tangan untuk menarik kembali, tiga karakter bergetar beberapa kali. Dua di antaranya menghilang, hanya satu yang merespons panggilan Wang Lin dan kembali ke Giok Jade.
Wang Lin dengan hati-hati menyimpan kembali Giok Jade ke dalam kantong penyimpanan. Giok Jade awalnya hanya memiliki satu serangan, namun selama empat tahun ia bertapa di bawah bimbingan Situ Nan, serangannya dipecah menjadi sembilan bagian. Meski kekuatannya berkurang, keunggulannya terletak pada penggunaan berulang.
Setelah semua ini, ia menarik napas dalam-dalam dengan keringat masih membasahi dahinya. Pertarungan sengit ini merupakan yang paling sulit sejak Wang Lin mempelajari seni immortal. Matanya berkilat saat menggunakan Seni Tarik Benda yang berubah menjadi tangan raksasa, mengambil sarung pedang dan pedang terbang untuk diteliti.
"Wang Lin, tadi bukan karena Lao Fu tidak mau membantu. Esensi Yuan Ying-ku terbatas, tidak boleh disia-siakan. Lagipula, kau harus belajar mandiri di masa depan. Pengalaman bertarung di ambang kematian justru menguntungkanmu." Suara Situ Nan terdengar serius tak seperti biasanya.
Wang Lin mengangguk tanpa bicara, lebih tertarik mempermainkan harta rampasan di tangannya.
“Pedang Terbang ini cukup aneh, bocah tadi sama sekali tidak memanfaatkan fungsinya yang sebenarnya. Tapi dibandingkan pedangnya, harta sebenarnya justru terletak pada sarung pedang itu." Situ Nan menjelaskan.
