Kembali ke Wang Lin. Setelah tekanan aura langit-bumi yang tiba-tiba muncul itu menghilang, ekspresinya langsung berubah-ubah sambil merenung. Begitu tekanan aura muncul, Ye Zizai langsung mengirim pesan untuk pergi—pasti ada masalah di sini!
Meski Ye Zizai telah pergi saat ini, kondisi di Sekte Shiyin pasti lebih ketat. Melarikan diri bukanlah kesempatan baik. Wang Lin berpikir sejenak, lalu menyebarkan Shen Shi. Namun begitu menyentuh dinding sekitar, langsung terhalang. Hanya lubang-lubang kecil di sekeliling yang tidak menghalangi Shen Shi.
Namun lubang kecil itu mengeluarkan hawa dingin menusuk, dalamnya tak terukur. Hingga Wang Lin menyelidiki ke dalam lubang sejauh hampir 100 zhang (sekitar 333 meter), tetap tak menemukan keanehan apa pun. Namun terasa jelas hawa dingin semakin menggigit, bahkan Shen Shi-nya mulai tidak tahan, menunjukkan tanda-tanda akan bubar. Ia merenung sejenak, tidak terburu-buru bertindak. Shen Shi-nya ditarik kembali, ia menenangkan diri. Beberapa gerakan mantra berturut-turut dikeluarkannya. Perlahan energi spiritual di sekujur tubuhnya berputar kencang. Lambat laun, lapisan cahaya biru tua muncul di permukaan tubuhnya. Begitu cahaya itu muncul, pusaran segera terbentuk di luar tubuh Wang Lin. Awan putih pekat menyembur dari lubang-lubang di sekeliling, tersedot masuk ke dalam pusaran tersebut.
Di dalam Sekte Shi Yin, banyak murid yang sedang menutup diri untuk berlatih baru saja pulih dari tekanan aura langit. Mereka semua masih terkejut. Saat Wang Lin melakukan latihan pernafasan, mereka merasakan energi Yinhan berkurang drastis. Karena sumber energi Yinhan berasal dari tempat misterius di kedalaman bumi, mereka tak bisa mengamati penyebabnya sehingga saling bertanya-tanya.
Melihat energi Yinhan yang tak ada habisnya terus mengalir, Wang Lin segera menghentikan proses penyerapannya. Ia menutup mata untuk mencerna aliran energi Yinhan dalam tubuhnya.
Di tengah latihan pernafasan, tiba-tiba Wang Lin merasakan dingin di dada tempat Mutiara Langit Terbalik menempel. Dengan terkejut ia segera mengeluarkan mutiara itu, dan menemukan tetesan-tetesan cairan yang rapat bermunculan di permukaannya.
Wang Lin langsung berseri-seri. Sejauh ini satu-satunya kelemahan Mutiara Langit Terbalik adalah ruang internalnya yang sama sekali tidak mengandung energi spiritual. Ia hanya bisa berlatih di dalamnya dengan bantuan cairan energi spiritual. Namun efek cairan itu semakin berkurang jika dikonsumsi lama, hanya embun yang bisa mempertahankan efektivitasnya.
Namun pengumpulan embun terlalu lambat, sehingga sejak mempelajari Jurus Kenaikan Gerbang Neraka, Wang Lin jarang memasuki ruang mimpi. Meski demikian, pengumpulan embun tetap dilanjutkan untuk persiapan latihan di ruang mimpi di kemudian hari.
Kini Mutiara Langit Terbalik ini entah mengapa tiba-tiba memunculkan begitu banyak cairan. Saat diamati lebih dekat, cairan-cairan ini ternyata memiliki atribut Yin Han yang kuat, dengan fluktuasi energi spiritual yang sama persis seperti embun.
Wang Lin menarik napas dalam-dalam, tanpa basa-basi mengeluarkan labu spiritualnya dan segera mulai mengumpulkan cairan-cairan tersebut.
Setelah semua cairan terkumpul, sorot mata Wang Lin berkilat. Ia kembali memulai latihan pernafasan untuk menyerap energi Yin Han. Seketika kabut putih menyelimuti sekelilingnya. Kali ini, Shen Shi-nya mengawasi ketat Batu Mutiara, dan segera menyadari helai-helai kabut putih menyusup diam-diam ke dalam mutiara, diikuti tetesan-tetesan cairan baru yang perlahan muncul di permukaannya.
Senyum kepuasan merekah di wajah Wang Lin. Dengan pola berulang ini, perlahan namun pasti terkumpullah satu labu penuh cairan.
Bentuk labu telah sepenuhnya berubah, permukaan biru tua memancarkan kilau samar. Bahkan Wang Lin merasakan hawa dingin saat menyentuhnya.
Bagi orang biasa, sentuhan sekilas saja akan membuat aliran dingin menembus tulang, daging dan darah membeku.
Dengan hati-hati menyimpan labu ke dalam kantong penyimpanan, Wang Lin mengambil labu lain. Saat hendak melanjutkan latihan pernafasan, pandangannya tiba-tiba tertarik pada Batu Mutiara.
Pada permukaan Batu Mutiara, sebelumnya hanya ada satu pola daun samar. Kini muncul pola kedua, membentuk simetri dengan yang pertama.
Wang Lin mengernyit. Menurut dugaan Situ Nan, Mutiara Langit Terbalik perlu menyerap energi lima elemen (logam, kayu, air, api, tanah) hingga mencapai kesempurnaan untuk benar-benar membuka dan mengikatnya sebagai pemilik.
Energi spiritual air sudah mencapai tahap kesempurnaan sejak lama, sehingga ukiran awan pada Batu Mutiara sebelumnya menghilang dan berubah menjadi daun, ini menunjukkan kebutuhan untuk menyediakan energi spiritual atribut kayu.
Namun bahan-bahan berenergi spiritual atribut kayu sangat sulit ditemukan. Wang Lin sebelumnya pernah melihat beberapa di pasar perdagangan Kota Keluarga Teng, semuanya berharga sangat mahal. Selain itu, dia juga tidak tahu cara membuat Batu Mutiara menyerap bahan-bahan tersebut, bahkan ragu apakah bahan-bahan atribut kayu itu bisa menyelesaikan evolusi Batu Mutiara. Akhirnya dia menunda rencana ini.
Tapi sekarang, munculnya daun tambahan pada Batu Mutiara ini layak direnungkan Wang Lin. Setelah mengamati Batu Mutiara dengan seksama cukup lama, matanya berkilat saat menegakkan kepala. Kini dia tidak terburu-buru untuk pergi, setidaknya harus menunggu sampai evolusi Batu Mutiara selesai atau misterinya terungkap baru akan pergi.
Namun, gerakan yang diperlukan tetap harus dilakukan. Sorot dingin terpancar dari mata Wang Lin. Ia menyimpan Batu Mutiara itu, lalu tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya. Seberkas cahaya biru melesat keluar. Saat cahaya itu menghantam dinding gua, permukaannya seolah meleleh membentuk celah. Tanpa basa-basi, Wang Lin segera menerobos keluar. Ia berjalan menyusuri lorong sesuai rute yang telah diingatnya sebelumnya dengan langkah tenang namun pasti.
Lorong itu tidak panjang. Tak lama kemudian ia tiba di gua kapur di sisi lain. Begitu melangkah keluar, Wang Lin tiba-tiba berhenti. Di depannya terlihat Mu Rong sedang duduk bersila di dalam gua. Matanya menatap tajam ke arah Wang Lin sambil berkata:
"Shizun harap kembali. Sebelum Leluhur pergi, Beliau khusus berpesan: Siapapun dilarang meninggalkan gua masing-masing tanpa izin. Jangan membuat saya kesulitan, Shizun."
Wang Lin menggeser pandangannya, lalu mengangguk dan mundur beberapa langkah. Ia berbalik menuju gua kultivasinya sambil berpikir dalam hati: Situasi telah berubah!
Shi Yin Zong menjaga dengan ketat, ini adalah hal yang sudah diantisipasi oleh Wang Lin. Tapi seketat apapun, tidak perlu menempatkan ahli Tahap Menengah Pembangunan Fondasi di luar gua Wang Lin.
Sebelumnya ketika datang, Wang Lin jelas ingat di sana yang bertugas adalah murid sekitar Periode Konsentrasi Qi tingkat 13.
Setelah berpikir sebentar, Wang Langsung mencari pintu keluar lain di gua latihannya. Tak lama kemudian, di ujung terowongan muncul sebuah gua kapur yang lebih kecil.
Tapi baru beberapa langkah, Wang Lin langsung berhenti. Di lantai gua, duduk bersila seorang pemuda Hitam dengan tatapan dingin. Di belakangnya melayang peti mati hijau zamrud.
"Lagi-lagi Tahap Menengah Pembangunan Fondasi..." Pupil mata Wang Lin menyempit sesaat. Ia mundur beberapa langkah lalu pergi. Baru setelah ia menjauh, Shen Shi lawan itu baru menarik diri darinya.
Demikianlah, Wang Lin telah melewati total sebelas lorong. Selain lima lorong yang ditutup oleh pihak lawan dan dilarang masuk, enam lorong lainnya dijaga oleh para ahli Tahap Fondasi Bangunan. Bahkan di salah satu gua kapur, ternyata duduk seorang ahli Tahap Akhir Pembangunan Fondasi.
Dengan perasaan berat, Wang Lin kembali ke gua kultivasinya. Ia duduk bersila sambil merenung. Semua ini jelas bukan kebetulan. Jika digabungkan dengan dugaan sebelumnya tentang Ye Zizai, tidak sulit disimpulkan bahwa ini adalah pengaturan khusus Ye Zizai untuk mencegahnya kabur.
Alis Wang Lin berkerut. Dari enam penjaga ini, selain ahli Tahap Akhir Pembangunan Fondasi, ia yakin bisa mengalahkan lima lainnya meski mereka memiliki mayat-boneka. Namun ini baru gua kapur lapisan pertama. Saat Mu Rong menuntunnya datang dulu, mereka melewati lebih dari tiga puluh gua.
Dengan demikian, mustahil baginya untuk pergi dalam waktu singkat. Jika melakukan gerakan mencurigakan, sebelum sempat mencapai gua terakhir, pasti sudah dihadang oleh ahli Tahap Akhir Pembangunan Fondasi atau Tahap Inti Pelana dari Sekte Mayat Yin.
Wang Lin tak bisa menahan senyum getir. Saat ini, dia sangat berharap Situ Nan bisa terbangun. Jika ada teleportasi Situ, meninggalkan tempat ini akan jauh lebih mudah.
Setelah memanggil Batu Mutiara beberapa kali tanpa ada tanda-tanda kebangkitan Situ Nan, Wang Lin menghela napas pelan dan meninggalkan pilihan ini.
Namun Wang Lin juga tahu bahwa meninggalkan tempat ini bukanlah hal yang bisa dilakukan dalam waktu singkat. Tindakannya sebelumnya hanyalah uji coba kecil.
Kedua tangan membentuk segel untuk menutup gua kultivasi. Wang Lin kembali mulai latihan pernafasan energi Yinhan. Kali ini dia tidak hanya mengeluarkan Batu Mutiara dan Labu, tetapi Shen Shi-nya juga langsung menyusup melalui lubang-lubang kecil di sekitarnya saat asap putih muncul.
Wang Lin tidak menyebarkan Shen Shi-nya, melainkan memusatkan seluruhnya untuk menyelidiki salah satu lubang kecil. Dengan cara ini, jangkauan pengamatan spiritualnya langsung bertambah signifikan.
Awalnya dengan kemampuan Shen Shi-nya saat ini, radius 1.000 zhang (sekitar 3,3 km) bukan masalah. Namun hambatan dinding gua di sekelilingnya sangat kuat, sepenuhnya membatasi Shen Shi dalam gua.
Seiring latihan pernafasan Wang Lin, asap putih muncul deras. Shen Shi Wang Lin seperti benang tipis menyusup terus menerus melalui satu lubang kecil. Saluran di dalam lubang itu berkelok-kelok, namun ukurannya mengejutkan seragam.
Dengan cepat mencapai posisi yang sebelumnya dijelajahi, sekitar 100 zhang (333 meter) dari gua batu kapur tempat Wang Lin berada. Setelah sampai di sini, penyelidikan lebih lanjut menjadi sulit. Energi Yinhan bergelombang seperti air pasang. Jika bukan karena Wang Lin mempelajari Jurus Kenaikan Gerbang Neraka yang memiliki imunitas kuat terhadap energi Yinhan, mungkin hanya dengan satu gelombang saja Shen Shi-nya akan langsung tercerai-berai.
Namun meski demikian, kecepatan penetrasi Wang Lin tetap melambat. Tak terasa berapa lama, akhirnya Shen Shi-nya berhasil menembus hingga sekitar 300 zhang. Saat itu, gelombang udara putih yang datang semakin intensif, bertubi-tubi menghantam seperti ombak yang bersatu membentuk gerbang.
Wang Lin menggigit gigi, Shen Shi-nya menghantam dengan keras merobohkan "gerbang" itu. Tiba-tiba Shen Shi-nya menerobos masuk.
Pemandangan di depan membuat Wang Lin yang sedang duduk bermeditasi tiba-tiba membuka mata...
