Ini adalah gua kapur raksasa. Di sekeliling dinding gua terdapat ribuan lubang kecil yang padat. Shen Shi Wang Lin masuk melalui salah satunya.
Di pusat gua, terdapat sebuah peti mati raksasa. Dari penampilan luar, peti ini terlihat sangat biasa, bahkan tanpa hiasan pola apapun. Namun energi Yinhan yang dahsyat terus memancar deras dari peti mati, berubah menjadi kabut putih yang kemudian diserap oleh lubang-lubang kecil di dinding sekeliling.
Wang Lin ragu sejenak, Shen Shi-nya mengamati sekitar peti mati cukup lama, kemudian mencoba menyelusup ke dalam. Di luar dugaan Wang Lin, tidak ada hambatan sama sekali saat Shen Shi-nya masuk.
Di dalam peti mati kosong tak berisi apa-apa, hanya ada lubang besar berbentuk lingkaran di bagian bawah. Energi Yinhan ternyata berasal dari sini.
Energi Yinhan di tempat ini sangat pekat, berubah menjadi lapisan gelombang yang menghalangi penetrasi Shen Shi Wang Lin.
Di ruang kultivasi tempat Wang Lin berada, matanya memancarkan ketegasan. Untuk mengungkap misteri energi Yinhan di tempat ini dan memahami mengapa Batu Mutiara berevolusi setelah menyerap energi Yinhan, tanpa basa-basi ia menepuk kantong penyimpanannya. Botol embun energi yin yang baru dikumpulkannya dikeluarkan, lalu ia menenggak seteguk kecil.
Meski memiliki fisik yang kuat, Wang Lin tetap menggigil tak tertahankan. Tubuhnya membeku, dan kesadaran mulai hilang dengan cepat. Tanpa menyia-nyiakan waktu, ia segera mengalirkan energi spiritualnya. Bersamaan dengan ritme latihan pernafasannya, Shen Shi-nya semakin memadat. Dengan pasokan energi yang tak henti, Shen Shi-nya seperti pahat tajam yang menusuk keras ke dalam lubang peti mati.
Shen Shi-nya berjuang di dalam terowongan, beberapa kali nyaris tercerai-berai oleh hempasan energi Yinhan. Saat mencapai kedalaman sekitar 400 zhang (≈1.320 meter), konsentrasi energi Yinhan mencapai puncaknya. Sekali lagi terbentuk "pintu" energi yang menghalangi.
Wang Lin mengeratkan gigi, meneguk dengan keras embun energi spiritual Yin dalam jumlah besar. Kemudian Shen Shi-nya menerjang dengan keras, menerobos masuk. Pada saat memasuki dalam, Wang Lin terkejut melihat pemandangan di hadapannya.
Sebuah mayat laki-laki telanjang yang sangat besar melayang di udara. Jika dibandingkan, Wang Lin hanya seukuran satu jari mayat ini. Di tubuh mayat tersebut, tumbuh tanaman berwarna ungu kebiruan yang terus-menerus bergerak-gerak. Setiap kali tanaman ini bergerak, tubuh raksasa tersebut menyusut jelas, namun segera kembali normal. Dalam siklus yang berulang ini, energi Yinhan menyebar dengan cepat dari tanaman-tanaman tersebut.
Wang Lin tertegun sejenak. Shen Shi-nya mengamati dengan cermat, semakin dilihat semakin membuatnya gemetar. Mayat raksasa ini jelas sengaja dibuang di sini untuk dijadikan nutrisi bagi tanaman ungu kebiruan tersebut.
Jelas terlihat, alasan mengapa Sekte Yin Mayat memiliki energi Yinhan berkualitas Di Yin (bumi Yin) terletak pada tanaman ungu kehijauan ini.
Bahkan evolusi Mutiara Langit Terbalik pasti memiliki hubungan erat dengan tanaman ini. Setelah mengamati cukup lama, Wang Lin perlahan menarik kembali Shen Shi-nya. Tempat ini sangat misterius, sejak masuk ke sini Wang Lin terus merasakan sensasi bahaya yang samar-samar.
Tepat saat hendak pergi, tiba-tiba terdengar bisikan samar yang nyaris tak tertangkap.
Wang Lin langsung menarik Shen Shi-nya tanpa basa-basi, namun yang membuatnya kaget adalah energi Yinhan di tempat ini tiba-tiba bergolak menghalangi Shen Shi. Bisikan itu semakin mendekat, kini Wang Lin sudah bisa mendengar sebagian isinya.
"Selamatkan aku……"
Wang Lin dengan sigap mengambil labu, meneguk habis cairan di dalamnya. Shen Shi-nya langsung bergetar hebat, menembus energi Yinhan di sekelilingnya. Dingin yang tak terbayangkan langsung merasuk ke dalam shen shi, bergumul dengan cairan Yinhan yang belum tercerna di tubuhnya. Wajah Wang Lin memucat, dia memuntahkan darah yang langsung membeku menjadi kristal es.
Meski begitu, shen shi akhirnya berhasil menerobos hambatan. Dengan cepat menyusup kembali melalui gua, dalam sekejap sudah kembali ke tubuh aslinya. Badan Wang Lin menggigil, dia kembali memuntahkan beberapa kristal darah. Ekspresi ngeri terpancar di wajahnya.
Dia tidak berani menyelidiki lagi. Segera melakukan latihan pernafasan untuk menstabilkan energi Yinhan dalam tubuh. Setelah lama, matanya perlahan terbuka. Dengan sisa ketakutan, dia menatap lubang-lubang kecil di dinding sekeliling, diam membisu.
Waktu berlahan berlalu, dalam sekejap Wang Lin sudah empat hari di Sekte Yin Mayat. Selama empat hari ini, selain eksplorasi Shen Shi ke bawah tanah tiga hari lalu, dia tidak melakukan tindakan apapun. Setiap hari terutama mengumpulkan cairan dari Batu Mutiara, jumlah daun di batu itu juga bertambah dari dua menjadi tiga helai.
Menurut perhitungan Wang Lin, total daun di Batu Mutiara seharusnya seperti awan sebelumnya, yaitu sepuluh helai. Berdasarkan pengalaman menambahkan awan sebelumnya, Wang Lin sangat memahami bahwa semakin ke belakang, penambahan daun akan semakin lambat. Jika hanya mengandalkan nutrisi energi Yinhan di tempat ini, mungkin butuh bertahun-tahun untuk menyempurnakan energi spiritual atribut kayu.
Namun Sekte Yin Mayat bukan tempat tinggal permanen. Setelah berpikir lama, Wang Lin berencana mengeksplorasi lagi raksasa bawah tanah. Kali ini dia berusaha menemukan rute yang memungkinkan tubuhnya masuk, sehingga bisa turun langsung untuk mengambil beberapa tanaman ungu-hijau yang pasti akan membuat Batu Mutiara berevolusi dengan gila.
Tapi risiko tindakan ini terlalu besar, membuat Wang Lin juga ragu-ragu.
Setelah merenung sejenak, dia akhirnya memilih mengurungkan niat turun langsung. Wang Lin sangat menyadari bahwa dengan tingkat kultivasinya saat ini, seberapa hati-hati pun dia, peluang mendapatkan tanaman ungu-hijau tetap sangat kecil. Bahkan besar kemungkinan nyawanya akan melayang. Setelah membandingkan kedua risiko tersebut, Wang Lin tentu membuat keputusan rasional.
Begitu tekadnya bulat, Wang Lin menepuk kantong penyimpanannya. Seketika sebuah sarung pedang kuno melesat keluar dan melayang di hadapannya.
Sarung pedang ini hanya pernah disempurnakan sekali oleh Wang Lin saat retret setelah merebut fondasi Teng Li. Meski proses penyempurnaannya gagal, dia masih menguasai beberapa metode penggunaan walau efeknya tidak optimal. Sampai saat ini, pedang terbang maksimal hanya bisa diturunkan hingga posisi tiga perlima kedalaman.
Mengenai sarung pedang ini, Wang Lin telah menelitinya lama. Bahkan Situ Nan pernah berkomentar bahwa sarung ini sangat misterius, nilainya jauh melebihi pedang kecil hijau yang telah disuling dengan darah.
"Sun Hao sebelumnya pernah menyebutkan, pedang terbang dan sarung pedang ini ditemukan oleh gurunya di sebuah gua kuno. Selain gurunya sendiri, tidak bisa disempurnakan sebelum mencapai Tahap Inti Pelana. Perkataan ini sepertinya setengah benar dan setengah salah. Kedua benda ini sebenarnya bisa disempurnakan, hanya saja di bawah tahap Inti Pelana membutuhkan waktu terlalu lama dan konsumsi energi spiritual yang besar. Namun jika berhasil membentuk Inti, proses ini bisa dipersingkat secara signifikan dengan menggunakan api inti.
Sayangnya Teknik Pemurnian Darah hanya bisa digunakan untuk satu benda. Jika tidak, andai bisa diterapkan pada sarung pedang juga, semuanya akan jauh lebih sederhana." Mata Wang Lin berkilat-kilat sambil berbicara dalam hati.
Wang Lin menatap sarung pedang tanpa berkedip, merenung sejenak. Untuk meningkatkan kekuatan pedang terbang, sarung ini harus dicoba disempurnakan sekali lagi. Dalam hati Wang Lin berpikir, meskipun dia tidak memiliki Inti Emas, tapi dia memiliki inti dingin yang diperoleh dari latihan Jurus Kenaikan Gerbang Neraka.
Energi spiritual Yin di dalam tubuhnya sekarang sepenuhnya bergantung pada inti dingin tersebut. Selama beberapa hari ini, ia telah mempelajarinya dengan cermat. Namun, Situ Nan pernah secara serius memperingatkan Wang Lin setelah menjelaskan Jurus Kenaikan Gerbang Neraka bahwa perbedaan antara inti dingin dan inti emas sangat besar. Perbedaan paling mencolok adalah inti dingin tidak boleh dikeluarkan dari tubuh kecuali dalam keadaan darurat, karena jika terlalu lama berada di luar, inti dingin akan segera menghilang dan harus dilatih ulang dari awal.
Saat pertama kali mencoba menyempurnakan sebelumnya, ia baru saja berhasil merampas fondasi. Namun sekarang, setelah melatih Jurus Kenaikan Gerbang Neraka, energi spiritual dalam tubuhnya telah bermutasi, dan tingkat kultivasinya telah mencapai puncak tahap awal Pembangunan Fondasi, siap kapan saja melakukan breakthrough ke tahap Menengah Pembangunan Fondasi. Dengan demikian, proses penyempurnaan kali ini diperkirakan akan lebih mudah dibandingkan sebelumnya.
Memikirkan hal ini, Wang Lin membuka mulut dan menghembuskan energi spiritual Yin berwarna biru. Begitu menyentuh sarung pedang, energi tersebut segera berubah menjadi lapisan-lapisan embun beku, dalam sekejap membungkus sarung pedang tersebut.
Wang Lin menunjuk dengan tangan kanannya, Sarung Pedang berputar perlahan di udara, seberkas cahaya biru memancar darinya, terlihat sangat indah.
Kedua tangan Wang Lin tak berhenti, terus-menerus melepaskan semburan cahaya biru. Setiap kali cahaya itu mengenai Sarung Pedang, benda itu akan bergetar. Perlahan namun pasti, gerakan tangan Wang Lin semakin cepat, semburan energi spiritual berwarna biru hampir membentuk garis lurus. Getaran Sarung Pedang semakin intens tanpa jeda.
Keringat membanjiri dahi Wang Lin, namun langsung membeku menjadi butiran es karena hawa dingin di sekitarnya. Tak sempat menghiraukannya, matanya tak lepas dari Sarung Pedang. Setelah beberapa semburan cahaya biru terakhir, tangannya dengan gesit meraih kantong penyimpanan dan mengeluarkan Labu. Setelah meneguk isinya, proses penyempurnaan pun dilanjutkan.
Waktu berlahan berlalu, setelah getaran Sarung Pedang yang terus-menerus dalam waktu lama, cahaya biru di permukaannya mulai meredup dan terang secara bergantian. Perlahan-lahan, sebuah pola segi lima mulai muncul dari Sarung Pedang.
Melihat pola ini, Wang Lin menghela napas lega dan berhenti memancarkan cahaya biru. Ia menyesuaikan energi spiritual dalam tubuhnya sambil berpikir dalam hati: "Tingkat kultivasiku sekarang hampir lima kali lipat lebih kuat dari sebelumnya. Dulu dengan metode yang diajarkan Situ Nan ini, aku harus memancarkan lebih dari lima ribu pancaran energi spiritual untuk memaksa formasi keluar dari Sarung Pedang, sampai akhirnya kehabisan tenaga dan tak bisa melanjutkan penyempurnaan. Tapi sekarang, hanya dengan seribu pancaran energi spiritual, formasi sudah muncul. Meskipun tingkat kultivasiku meningkat signifikan, masih terlalu jauh dibandingkan Tahap Inti Pelana. Situ pernah bilang, pada Tahap Inti Pelana hanya perlu beberapa pancaran energi spiritual saja untuk memaksa formasi keluar."
Menarik napas dalam-dalam, Wang Lin menggerakkan jari-jarinya membentuk mantra sambil menekan perutnya. Dadanya mengempis seketika, wajahnya menunjukkan ekspresi kesakitan saat tangan kanannya perlahan mengangkat dari perut ke atas. Kemudian mulutnya terbuka, sebuah inti dingin berwarna biru sebesar kepalan tangan bayi mengambang keluar dari mulutnya.
Wajah Wang Lin pucat sekali. Setengah terengah-engah, dia segera menunjuk inti dingin itu. Dengan cepat inti itu meleleh membentuk genangan cairan biru. Wajahnya semakin pucat bagai mayat, namun ekspresinya tetap fokus. Dengan sangat hati-hati dia mengendalikan cairan hasil lelehan inti dingin itu, perlahan meresap masuk ke dalam Sarung Pedang.
