Di Lembah Jueming selama tiga bulan ini, pertempuran berkali-kali terjadi antara faksi Ortodoks dan Iblis. Namun setiap kali kedua pihak melihat Wang Lin, mereka segera berhenti bertarung dan membuka jalan. Setelah Wang Lin lewat, pertempuran dilanjutkan kembali.
Setelah selesai mempersembahkan sesajen kepada orangtuanya, kecerdasan Wang Lin tidak lagi kacau. Ia menemukan tebing curam, menggali sebuah gua lalu duduk bersila di dalamnya sambil merenung.
Pertama-tama adalah energi spiritual dalam tubuhnya. Meskipun sebelumnya energi spiritualnya juga memiliki kemampuan membekukan, namun tidak sehebat kekuatan yang ditunjukkan belakangan ini. Wang Lin sangat bingung dengan hal ini, bahkan Situ Nan pun tidak bisa menemukan jawabannya.
Dari sini terlihat jelas bahwa tiga ranah Ekstrem, Jalan, dan Permulaan sudah menghilang dari negara cultivation tingkat enam.
Penguatan energi spiritual yang tiba-tiba ini menambah keyakinan dalam hati Wang Lin. Saat merasakan energi spiritual dalam tubuhnya, tiba-tiba muncul perasaan aneh: seolah ada sesuatu yang bertambah dalam energi spiritualnya.
Sepertinya dalam energi spiritual ini terkandung zat misterius tertentu. Keberadaan zat inilah yang menyebabkan kekuatan energi spiritual tiba-tiba meningkat drastis.
Sebelumnya tidak terdeteksi karena kandungan zat ini dalam energi spiritual sangat minim. Namun sekarang, kandungannya tiba-tiba bertambah banyak.
Begitu pikiran ini muncul, langsung menyebar tak terbendung. Wang Lin mengerutkan alisnya, memusatkan perhatian untuk melihat ke dalam tubuh. Energi spiritualnya mengalir dari Dantian sebagai titik awal, menyusuri seluruh meridian tubuh, lalu kembali ke Dantian. Begitu terus berulang tanpa henti.
Semakin lama diamati, Wang Lin perlahan menemukan petunjuk. Warna energi spiritual telah berubah menjadi biru tua, namun warna ini bukanlah warna aslinya. Biru tua tersebut terbentuk dari jutaan benang halus berwarna biru tua.
Benang-benang halus yang padat dan rapat inilah penyebab mutasi energi spiritual. Wang Lin menggerakkan tangan kanannya, mengeluarkan seberkas energi spiritual yang membentuk bola es biru sebesar kepalan tangan di udara. Di dalamnya terlihat padatnya benang-benang biru tua yang tak terhitung jumlahnya.
Merenung sebentar, Wang Lin menyambar dari kejauhan. Ekspresinya menjadi serius perlahan-lahan. Bola es mulai menyusut, setiap kali menyusut sedikit, keringat deras mengucur dari dahinya.
Saat bola es menyusut sekitar sepertiga, tiba-tiba sebagian benang tipis di dalamnya mulai runtuh dan menghilang. Beberapa benang lain juga tampak tidak tahan tekanan kompresi, satu per satu hancur lenyap.
Wang Lin mengerutkan kening. Sekali lagi dia melepaskan energi spiritual yang menyatu dengan bola es, memasok kembali jumlah benang, melanjutkan pemurnian. Seiring waktu, sudah beberapa energi spiritual yang dikeluarkannya, setiap kali sebagian besar terbuang, hanya sedikit yang bertahan.
Namun di bawah suplai energi spiritual yang kontinu, kecepatan penghilangan benang dalam bola es akhirnya tidak dapat menyaingi frekuensi input energi baru dari Wang Lin. Setelah beberapa shichen, proses pemurnian akhirnya selesai.
Meski terlihat lelah, sorot mata Wang Lin tetap berkilau penuh semangat.
Bola es telah menyusut hingga seukuran butiran beras. Warnanya tidak lagi biru tua, melainkan berubah menjadi hijau kebiruan. Di dalam butiran hijau ini telah dipenuhi sepenuhnya oleh benang-benang halus, memancarkan aura berbahaya dari dalamnya.
Wang Lin mengedipkan matanya, menggenggam butiran itu dari kejauhan lalu melompat keluar gua. Setelah berhenti sejenak di udara, dia langsung menuju hutan terdekat. Berdiri di tepi hutan, tangannya mengibas dan butiran itu segera melesat menabrak sebuah pohon besar.
Secara bersamaan, kilatan cahaya hijau redupsemerbak. Tiba-tiba pohon besar berubah menjadi kristal es. Gelombang biru tua muncul secara tiba-tiba. Wang Lin segera berubah ekspresi dan mundur cepat tanpa bicara. Hampir sekejap mata, area seluas 300 zhang berubah menjadi dunia biru.
Dalam radius 300 zhang, semua pepohonan, bunga, serangga, bahkan cacing kecil di dalam tanah - semua makhluk hidup tanpa terkecuali - mati seketika pada momen itu.
Bahkan Wang Lin sendiri terkena sapuan cincin cahaya biru itu, tubuhnya langsung kaku, dingin merambat dari telapak kaki. Untungnya energi spiritual dalam tubuhnya sejenis, perlahan menyatu hingga akhirnya dia bisa bergerak lagi.
Wajahnya berubah-ubah, Wang Lin memandang pemandangan di depannya. Dia tak tahu jika butiran hijau itu langsung menghantamnya, berada di pusat riak biru, apakah dirinya bisa selamat.
Perlu diketahui butiran hijau itu dibuatnya dengan mengompres energi spiritual sendiri, khusus mengekstrak serat-serat halus di dalamnya. Jika dibandingkan, kualitasnya benar-benar berbeda level.
"Butiran hijau ini adalah magic treasure terbaik." Wang Lin bergumam pelan.
Setelah berdiam beberapa saat, Wang Lin berbalik pergi. Kembali ke gua, dia kembali mengeluarkan energi spiritual, menghabiskan banyak waktu hingga akhirnya mendapat satu butiran hijau lagi.
Memandangi butiran beras yang tidak mencolok ini, Wang Lin menarik napas dalam-dalam lalu menyimpannya dengan hati-hati. Tubuhnya dilanda rasa lemas yang bergelombang. Membuat satu butir saja sudah cukup melelahkan, apalagi sekarang membuat yang kedua. Energi spiritual dalam tubuhnya jelas tidak mencukupi.
Meskipun butiran beras ini memiliki daya penghancur besar, proses pembuatannya terlalu menguras energi spiritual. Wang Lin tersenyum getir sambil meneguk embun energi yin, lalu duduk bermeditasi untuk memulihkan energi spiritual. Hingga malam tiba, matanya terbuka kembali. Energi spiritual dalam tubuhnya telah pulih sekitar 70-80%.
Sorot matanya berkilat. Tanpa banyak bicara, ia kembali melepaskan energi spiritual dan berkonsentrasi penuh dalam proses penyempurnaan.
Tiga hari kemudian, tiga butir beras kehijauan melayang di depan Wang Lin. Ekspresinya serius. Tiga butir ini sudah mencapai batas maksimal. Bukan tidak pernah mencoba membuat yang keempat, namun setiap kali butiran keempat berhasil disempurnakan, pasti ada satu dari tiga sebelumnya yang langsung menghilang. Setelah beberapa kali percobaan, Wang Lin akhirnya mengurungkan niat membuat yang keempat.
Setelah tiga hari pengamatan, meski kekuatan butiran beras ini besar, tapi bagi ahli periode Yuanying masih agak kurang, tidak bisa mencapai efek yang memuaskan.
Jika bisa melempar puluhan butiran sekaligus, tentu akan menang mudah. Sayangnya butiran keempat sama sekali tidak bisa dibuat oleh Wang Lin. Setelah berpikir lama, muncul ide di benaknya: menyatukan beberapa butiran. Dengan begitu, kekuatannya pasti berlipat ganda. Yang lebih penting, jika tiga bisa menjadi satu, mungkin bisa dibuat lagi.
Memikirkan ini, Wang Lin ragu sejenak. Ia mengatur batu-batu sebagai formasi pertahanan sederhana di sekelilingnya, lalu mengeluarkan beberapa Giok Jade pertahanan dari kantong penyimpanan orang lain. Setelah semuanya siap, ia menggigit giginya dengan keras, memusatkan energi, lalu mengontrol dua butiran beras untuk perlahan saling mendekat.
Pada saat ini, jantung Wang Lin hampir melompat ke tenggorokan. Dia sudah bersiap untuk kabur segera jika situasi memburuk. Perlahan-lahan, dua butir itu akhirnya bersentuhan.
Di detik ini, Wang Lin merasakan ilusi seolah waktu membeku, terhenti pada momen tepat ketika dua butir itu bertabrakan.
Namun kemudian, dua butir itu menyatu tanpa suara dan gerakan, tidak menimbulkan gelombang apa pun. Penampilan butiran itu hanya berwarna sedikit lebih gelap tanpa perubahan lain.
Wang Lin tertegun sejenak, merenung sebentar sebelum mengendalikan butir lainnya untuk menabrakkannya.
Tepat saat tabrakan terjadi, kilatan cahaya hijau samar muncul. Wang Lin langsung berubah wajah, tanpa basa-basi menggunakan teleportasi. Tubuhnya bersinar biru dan menghilang dari tempat. Pada detik dia menghilang, cincin cahaya hijau menyapu area tersebut. Radius seribu zhang sekitar langsung berubah menjadi dunia es dan salju.
Seribu zhang di kejauhan, Wang Lin muncul kembali. Meski telah melewati jarak cincin cahaya, berdiri di sini Wang Lin masih bisa merasakan hawa dingin merayap masuk ke tubuhnya dari telapak kaki.
Memandang semua yang terjadi, Wang Lin terdiam. Meski satu kali teleportasi terbuang percuma, dia menganggap ini sepadan. Tampaknya menyatukan dua butir beras adalah batas maksimal. Jika tiga butir, akan segera meledak sendiri.
Gua jelas tidak bisa kembali lagi. Wang Lin tersenyum pahit, lalu mencari tebing lain. Setelah menggali rumah batu besar sekali lagi, dia masuk ke dalam.
Setelah menghabiskan beberapa hari untuk melengkapi tiga butir beras, Wang Lin dengan lancar menyatukannya. Setelah berhasil memurnikan butir keempat, ini membuktikan dugaan sebelumnya: tiga adalah batas ekstrem. Namun jika disatukan, tetap dihitung sebagai satu.
Butir ketiga dan keempat akhirnya menyatu. Di dalam kantong penyimpanan Wang Lin, dengan hati-hati disimpan tiga butir beras. Dua di antaranya berwarna lebih gelap.
Setelah menyelesaikan pengaturan biji-bijian secara menyeluruh, waktu telah berlalu lebih dari sebulan. Waktu pembukaan segel Lembah Jueming semakin dekat.
Wang Lin duduk bersila, melakukan latihan pernafasan singkat. Matanya terbuka, mengeluarkan sinar hijau dari mulutnya. Pedang kecil hijau berdengung, melayang di depan Wang Lin dengan aura berkilauan seolah memiliki kesadaran. Tangannya meraih, Pedang Terbang mendarap di telapak tangan. Jari-jarinya mengelus bilah pedang yang menusuk dingin.
Pedang kecil hijau ini adalah hasil Penyulingan Darah-nya. Perubahan abnormal energi spiritual dalam tubuh Wang Lin juga secara tidak langsung memberikan atribut Ekstrem pada pedang tersebut.
Saat hendak menyempurnakan Pedang Terbang dengan energi spiritual yang bermutasi, tiba-tiba ekspresi Wang Lin berubah. Shen Shi-nya segera mendeteksi ratusan cahaya pedang mendekat dari segala penjuru di luar gua, sepertinya sedang mengejar seseorang.
Wajah Wang Lin membeku seperti es, bergumam: "Dia?"
