Ekspresi Wang Lin berubah-ubah. Kabar hancurnya formasi pengunci negara ini sangat buruk baginya. Begitu makhluk api itu menyerbu, target pasti akan terkunci pada dirinya sendiri.
Mengingat pemandangan pengejaran makhluk api yang memenuhi langit, Wang Lin merasakan bulu kuduknya merinding. Ia segera memutuskan: peta harus secepatnya diperoleh, sedangkan Pilul Tianli tampaknya tak ada waktu untuk menunggu hingga akhir bulan.
Memikirkan ini, alis Wang Lin berkerut. Peta itu berada di tangan Feng Luan, waktunya tak cukup untuk membunuh orang sampai 150 poin. Setelah merenung sebentar, matanya berkilat—hatinya telah bulat.
Shen Shi-nya bergerak. Posisi Yang Xiong dan Lin Tao segera terpantau dalam pikirannya. Dengan diam-diam mundur beberapa langkah, ia segera terbang menuju lokasi Yang Xiong.
Yang Xiong sebagai murid patroli War God's Temple yang bertugas di puncak gunung, tidak berani lengah sedikit pun. Matanya terus awas menyisir sekeliling, namun sesekali melirik ke arah puncak. Saat bayi Yuan Ying yang rusak itu melintas di sampingnya, hatinya telah menduga akan terjadi sesuatu yang besar.
Menekan perasaan berat di dadanya, Yang Xiong menghela napas. Saat hendak berpatroli ke barat laut, tiba-tiba jiwanya bergetar. Ia segera mengubah arah menuju hutan lebat di utara. Setelah masuk ke dalam hutan, matanya menyapu sekeliling sebelum membungkuk hormat, "Yang Xiong menghadap Tuan."
Wang Lin muncul dari balik pohon, mengamati Yang Xiong sejenak sebelum bertanya, "Zhou Zihong, di mana?"
Meski bingung, Yang Xiong tidak berani bertanya. Ia merenung sejenak lalu menjawab, "Seingat hamba, Adik Junior Zhou seharusnya berada di Regu Keempat dari Batalyon Ketiga. Detail pastinya hamba kurang ingat."
Wang Lin menatapnya beberapa saat, "Darah Jiwa Zhou Zihong sudah kukembalikan."
Yang Xiong tubuh bergetar, tarikan napas langsung menjadi terburu-buru, namun secepat itu berhasil menahan diri hingga kembali normal, mengangkat kepala menatap Wang Lin, mulut terbuka seolah ingin mengatakan sesuatu.
Wang Lin raut wajah tetap tenang, berkata samar: "Jika kau bisa membuat Zhou Zihong datang ke sini, Darah Jiwa akan kukembalikan."
Mata Yang Xiong memerah, napasnya langsung kembali tersengal-sengal, lama kemudian dia berbisik lembut: "Apakah Tuan serius dengan perkataan ini?"
Wang Lin mengerutkan kening, tapi tetap mengangguk.
Yang Xiong tanpa basa-basi mengeluarkan kepingan giok, menempelkannya di kening sambil bergumam sesuatu. Kepingan giok itu berkedip beberapa kali sebelum terlempar dan berubah menjadi cahaya abu-abu yang berkilat lalu menghilang.
Setelah sebatang dupa, desingan Pedang Terbang membelah udara terdengar dari kejauhan. Sebuah siluet perempuan dengan bibir merah gigi putih dan alis kupu-kupu tersapu samar mendarat. Orang ini tak lain adalah Zhou Zihong.
Ia menyimpan Pedang Terbang, alisnya sedikit berkerut. Saat hendak bicara, tiba-tiba memperhatikan Wang Lin di sebelah Yang Xiong. Wajahnya langsung pucat.
Wang Lin mengibaskan tangan kanan, Darah Jiwa Yang Xiong terlempar. Setelah menerimanya, malu terpancar di wajah Yang Xiong. Tak berani menatap Zhou Zihong, ia cepat-cepat meninggalkan hutan lebat.
Wajah Zhou Zihong pucat, bibir merahnya terkunci. Setelah lama, ia menarik napas dalam dan berkata dengan gigi mutiara: "Leluhur Feng Luan... adalah ibuku. Begitu melihatku, ia langsung merasakan keanehan, jadi..."
Wang Lin menggeleng, menghela nafas: "Hal ini sudah berlalu, tak perlu disebut lagi. Zhou Zihong, aku ingin meminta bantuanmu."
Zhou Zihong tertegun. Setelah diam sejenak, bertanya: "Peta?"
Wang Lin mengangguk: "Kampung halamanku di tempat yang sangat jauh. Tanpa peta, mustahil menemukan arah."
Zhou Zihong memandang Wang Lin dengan tatapan kompleks. Tiba-tiba ia berkata: "Bunuh dua orang untukku."
“Apa tingkat kultivasi mereka?” Wang Lin mengangkat alisnya.
“Satu di Tahap Menengah Pembangunan Fondasi, satu lagi di Tahap Akhir Pembangunan Fondasi dengan kesempurnaan.” Mata Zhou Zihong memancarkan kilatan dingin.
“Baik!” Wang Lin langsung mengangguk tanpa ragu.
“Kamu juga mengenal mereka - Xu Si, adik junior perempuan yang tumbuh bersama Ma Liang, dan Zhou An yang bermesraan dengannya. Tidak perlu buru-buru membunuh sekarang, lakukan saja saat kamu pergi nanti. Mengenai peta, dalam satu shichen pasti akan kubawakan.” Setelah berkata demikian, Zhou Zihong menatap Wang Lin dalam-dalam sebelum berbalik dan terbang menggunakan pedang.
“Ma Liang, ini hal terakhir yang akan kulakukan untukmu...” Ekspresi Zhou Zihong terlihat melankolis saat menjauh perlahan.
Wang Lin memandang punggung Zhou Zihong beberapa kali dengan ekspresi berpikir, lalu melepaskan Shen Shi-nya. Dengan mudah ia menemukan lokasi Xu Si berkat jejak Shen Shi yang ditinggalkannya sebelumnya.
Setelah menyadari posisi Xu Si, Wang Lin menginjakkan kaki ringan dan segera menghilang ke bawah tanah.
Setengah shichen kemudian, Wang Lin kembali ke tempat semula dan duduk bersila meditasi sambil menunggu Zhou Zihong.
Ekspresi aneh terpancar di wajahnya. Saat menemui Xu Si di area terpencil gunung belakang tadi, perempuan itu sedang bergumul dengan Zhou An dalam posisi naga terbalik. Erangan mesum bergema sementara gelombang payudara bergoyang. Dua tubuh telanjang terus-menerus bertabrakan menimbulkan suara tepukan berirama.
Setelah mengamati beberapa saat, Wang Lin diam-diam meninggalkan jejak Shen Shi yang akan aktif setelah dua minggu pada tubuh Zhou An, lalu menyelinap pergi.
Saat menunggu di hutan lebat, yang datang bukan Zhou Zihong melainkan seorang murid perempuan Periode Konsentrasi Qi. Dia melemparkan kepingan giok ke dalam hutan lalu segera pergi tanpa menengok.
Wang Lin meraih dengan tangan kanan, kepingan giok itu segera melayang ke genggamannya. Setelah memeriksa sebentar dengan Shen Shi, dia menyimpannya ke kantong penyimpanan tanpa ekspresi. Kemudian menarik napas dalam-dalam dan tanpa ragu menyelam ke bawah tanah, menghilang jauh.
Setelah menggabungkan tiga peta, Wang Lin memahami bahwa wilayah Huofen Guo terletak di Benua Zhouwu, dipisahkan dari daratan tempat Negara Zhao berada oleh Laut Xiuno.
Untuk kembali ke Negara Zhao, harus melewati Laut Xiuno yang legendaris ini yang dipenuhi kultivator iblis!
Deskripsi tentang Laut Xiuno dalam peta tidak detail, hanya menekankan bahwa tempat ini sangat berbahaya, bahkan kultivator periode Yuanying pun enggan memasuki wilayah ini.
Peta juga menandai bahwa Laut Xiuno bukanlah lautan sebenarnya, melainkan bekas lautan yang diuapkan oleh seorang ahli ilmu besar saat pertempuran besar zaman kuno untuk membunuh musuh.
Sejak saat itu, seluruh Laut Xiuno berubah menjadi diselimuti kabut, istilah 'laut kabut' paling tepat menggambarkannya. Banyak makhluk laut asli, melalui evolusi panjang, beradaptasi dengan kabut dan dapat bertahan hidup dalam kabut.
Selain itu, karena kabut khusus Laut Xiuno, setiap tahun selama satu bulan kabut akan berubah kembali menjadi air laut. Setelah satu bulan, kembali ke keadaan semula.
Kondisi geografi yang keras menyebabkan sumber daya di sini langka dan aliran spiritual sedikit. Perampokan dan pembunuhan terjadi di mana-mana, perlahan menjadi tempat berkumpulnya kultivator iblis. Bahkan kultivator jahat dari negara cultivation tingkat tinggi yang dikejar-kejar negara asalnya karena kejahatan besar, juga berbondong-bondong datang ke sini, menggunakan formasi geografi khusus Laut Xiuno untuk menghindari pengejaran.
Nama 'Laut Xiuno' berasal dari sini. Nama aslinya sudah lama dilupakan dunia. Kekuatan di Laut Xiuno kacau-balau, campuran antara naga dan ular. Hampir tidak ada yang bukan dari aliran sesat yang bersedia masuk ke sini.
Wang Lin terus melarikan diri sambil mencerna informasi dari peta dalam kepingan giok. Tiba-tiba tubuhnya berhenti sejenak, Shen Shi-nya menyebar dari bawah tanah. Di langit terlihat dua cahaya pedang melintas, di depan seorang wanita terlihat panik, wajahnya pucat, tubuhnya limbung seperti akan terjatuh.
Wanita itu memiliki alis seperti dedaunan musim semi, bersinar bagai bunga di musim semi, menyerupai peri teratai dengan keanggunan yang lembut. Dia adalah Li Muwan, murid perempuan Gerbang Sungai Luo yang pernah bertemu dengannya sekali.
Pengejarnya adalah seorang pemuda berminyak dengan riasan tebal. Dengan santai mengejar sambil mengejek: "Gadis kecil, timmu yang 13 orang sudah kubunuh satu per satu. Ke mana lagi kau bisa lari?"
Li Muwan tetap diam, menggigit bibir bawahnya erat-erat, terus terbang ke depan.
Pemuda itu mengayunkan tangan kanannya dari kejauhan. Suara "criiit" terdengar disusul teriakan Li Muwan. Pakaian di punggungnya terkoyak besar, memperlihatkan kulit putih salju.
Pemuda itu tertawa terbahak-bahak, tangan kanannya mengendus aroma di hidungnya, mata memancarkan kilatan nafsu.
Wang Lin mengamati sebentar lalu menarik pandangannya. Tingkat kultivasi pemuda itu sudah mencapai tahap tengah Pembentukan Inti, sangat tinggi. Wang Lin tak ingin mencari masalah, prioritas utamanya saat ini adalah segera pergi sebelum makhluk api tiba.
Pertemuannya dengan Li Muwang hanya sekali, tak pantas mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkannya. Saat hendak pergi, tiba-tiba pemuda itu menunduk matanya berkilat, tangan kanannya mengibaskan semburan cahaya hitam langsung menuju tanah tempat Wang Lin bersembunyi.
"Rupanya ada anak muda bersembunyi dengan teknik meloloskan diri melalui tanah di sini. Kalau sudah ketemu, tinggallah di sini!"
Wang Lin menghela napas dalam hati. Saat cahaya hitam menghantam tanah, ia melompat ke atas. Li Muwang yang menyadari keanehan segera menoleh, wajahnya berseri-seri seru: "Anda! Saudara Senior, tolong aku!" Pedang Terbang di kakinya langsung berbelok, dalam sekejap tiba di samping Wang Lin.
Pemuda itu tertawa terbahak-bahak, jari telunjuk kanannya menunjuk. Seketika 7-8 Pedang Terbang berwujud ilusi muncul di depannya, berputar cepat dan segera mendekati kedua orang itu. Namun sebagian besar sasaran Pedang Terbang itu adalah Wang Lin, hanya satu pedang yang mengarah ke Li Muwang, dan itu pun tidak menarget titik vital. Jelas terlihat niat mesum sang pemuda yang tidak ingin membunuhnya.
Wang Lin menghela napas dalam hati, menggenggam lengan Li Muwang dan menghindar nyaris tertusuk pedang. Mereka kembali menyelam ke bawah tanah, teknik melesat tanah dimaksimalkan untuk kabur secepatnya.
Teknik melesat tanah memang pantas disebut teknik kuno yang sakti. Meski termasuk aliran rendahan, kecepatannya luar biasa. Wang Lin yang membawa satu orang pun tak terlalu melambat, terus melesat menjauh.
Awalnya pemuda itu masih menunjukkan ekspresi mengejek, mengendalikan Pedang Terbang untuk terus menghujam tanah, gelombang energi terus menyebar ke bawah. Namun seiring kecepatan Wang Lin yang semakin meningkat, raut wajaknya berubah serius. Ia menghentikan sikap bermain-main dan mulai mengejar dengan sungguh-sungguh.
Hanya saja meskipun dia berada di Tahap Inti Pelana, keahlian utamanya bukanlah kecepatan. Jika menghadapi pedang terbang Tahap Fondasi Bangunan biasa, dia masih bisa mengejar dengan mudah. Namun ketika bertemu Lima Unsur Ilmu Meloloskan Diri yang terkenal akan kecepatannya, kelemahannya segera terlihat, malah semakin tertinggal jauh.
Wang Lin dengan wajah muram menoleh melihat Li Muwang, matanya memancarkan sikap tak berperasaan. Li Muwang merasa jantungnya berdebar kencang, menyadari dirinya telah menjadi beban. Dengan bibir merahnya yang digigit, dia cepat-cepat menjelaskan: "Orang ini adalah sesepuh dari Sekte Kultivasi Ganda di Negara Xuanwu. Entah dari mana dia tahu aku memiliki Pil Langit Perpisahan, sampai rela merendahkan diri untuk mengejar..."
Sebelum dia selesai berbicara, sorot mata Wang Lin berkilat, suaranya berat bertanya: "Kau punya Pil Langit Perpisahan?"
Sorot mata Wang Lin membuat Li Muwang sangat ketakutan. Sebagai perempuan pintar yang cerdik, itulah alasan dia sengaja menyebutkan "Pil Langit Perpisahan". Untuk membuat pria di depannya ini menyelamatkannya, dia harus mengambil risiko.
Bagaimanapun, orang di hadapannya berasal dari negara yang sama dengannya, Huofen Guo, dan jatuh ke tangannya lebih baik daripada berada di tangan kultivator Tahap Inti Pelana di luar sana. Memikirkan ini, dia segera berkata, "Saya tidak memiliki produk jadi Pilar Langit. Yang saya miliki hanyalah setengah jadi..." Melihat tatapan tidak ramah Wang Lin, matanya memerah, dan dia buru-buru menjelaskan, "Pilar Langit dari Gerbang Sungai Luo tidak ada yang jadi, semuanya setengah jadi. Tapi hanya butuh setengah shichen untuk menyempurnakan langkah terakhir dan mengubahnya menjadi produk jadi. Karena begitu Pilar Langit selesai, sulit untuk disimpan dan harus dikonsumsi dalam satu tahun, atau efeknya akan berkurang drastis."
Pikiran Wang Lin berputar cepat. Rencana awalnya adalah berbelok menuju Laut Xiuno, tapi demi melepaskan diri dari pemuda itu, dia menggenggam tangan kecil lembut Li Muwang dan dengan cepat mengubah arah, melesat menuju perbatasan Huofen Guo.
Wang Lin memiliki pertimbangannya sendiri. Dia memiliki dua pilihan: pertama, pergi ke puncak Aliansi Huofen yang dipenuhi ahli sejati dan jaraknya tidak terlalu jauh. Begitu tiba di sana, mereka akan diselamatkan. Namun selain masalah apakah pemuda Tahap Inti Pelana dari Xuanwu Guo akan mengizinkan mereka melarikan diri ke sana, sekadar sampai di puncak gunung saja, jika Li Muwan berkhianat, dia akan kesulitan mendapatkan Pill Tianli.
Pilihan kedua adalah pergi ke perbatasan Huofen Guo. Menghitung waktu, seharusnya sekarang makhluk api sudah dalam perjalanan mendekat.
Tanpa ragu sedikit pun, Wang Lin memilih jalan kedua.
Pemuda itu terus memburu tanpa henti. Melihat kecepatan lawan semakin meningkat, dia mendengus marah dan mengeluarkan sehelai daun kristal dari kantong penyimpanannya. Setelah memandanginya penuh hormat beberapa saat, dia melemparkannya ke depan. Daun itu segera mengembang diterpa angin, membesar hingga mencapai panjang lebih dari satu zhang. Pemuda itu menginjak daun tersebut, satu tangan membentuk segel, dan berseru rendah: "Cepat!"
Begitu kata-katanya selesai, daun "bresh" melesat ke depan dengan kecepatan luar biasa, meninggalkan bayangan di tempatnya yang baru perlahan menghilang setelah beberapa lama.
Jarak antara kedua pihak perlahan menyempit. Wajah Li Mowan semakin pucat. Dia tak berani membayangkan konsekuensi jika tertangkap, dalam hati menyalahkan pilihan Wang Lin yang tidak melarikan diri ke Gunung Huofen Meng. Namun pikiran ini hanya berani disimpan dalam hati, tak berani memperlihatkan sedikitpun di wajah, khawatir membuat lawan marah dan meninggalkannya.
Ekspresi Wang Lin tetap tenang. Dalam hati menghitung waktu: sejak mengetahui formasi besar diretas hingga sekarang, total telah berlalu sekitar tiga shichen. Dengan mengabaikan waktu teleportasi Bayi Yuan Ying yang memaksakan diri untuk memberi kabar, ditambah interval setelah makhluk api merusak formasi, kini dipastikan makhluk api telah menerobos Huofen Guo dan memasuki perbatasan Xuanwu Guo.
Dalam perhitungan hatinya, Shen Shi Wang Lin segera merasakan awan merah yang padat di kejauhan, menutupi langit dan bumi seperti gelombang yang bergulung-gemulung datang.
Pemuda yang sedang mengejar di udara, begitu melihat awan merah itu, wajahnya langsung berubah pucat. Tanpa ragu, dia berbalik arah, menghentikan pengejaran, dan terbang cepat menjauh. Sebagai anggota penting, dia telah mengetahui alasan invasi Huofen Guo ke Xuanwu Guo - semua ini disebabkan oleh awan merah makhluk api yang padat di kejauhan itu.
Kecepatan kawanan makhluk api tentu sangat tinggi, namun Teknik meloloskan diri melalui tanah Wang Lin juga memiliki kecepatan kelas satu. Saat kedua pihak berpapasan, jarak di antara mereka langsung terbentang jauh.
Li Muwang merasa ketakutan melihat makhluk api di langit yang semakin menjauh, hatinya sedikit tenang. Tapi dia segera tersadar dan berteriak, "Berhenti! Kita harus pergi memberi kabar! Bukankah makhluk api ini seharusnya terkunci oleh formasi pengunci negara?"
Wang Lin memandangnya dengan dingin, berkata, "Mereka sudah mengetahuinya sejak lama. Tak perlu kau khawatirkan."
Pada saat itu, sebuah Shen Shi yang sangat kuat tiba-tiba muncul, menyapu seluruh langit dan bumi. Tiba-tiba Shen Shi itu berhenti di tubuh Wang Lin. Wang Lin dalam hati berteriak sial, mengambil cairan energi spiritual dari kantong penyimpanan dan meneguk banyak, tanpa basa-basi menarik Li Muwang dan mengerahkan teknik tanah ke tingkat maksimal, dengan suara "huā" langsung menghilang.
Makhluk-makhluk api yang telah terbang sangat jauh tiba-tiba berhenti, mengeluarkan raungan menggelegar. Satu per satu mereka berbalik arah dan mengejar.
Hanya saja jarak antara kedua pihak sangat jauh, ditambah reaksi Wang Lin yang sangat cepat. Dari awal sampai akhir kecepatannya tidak berkurang malah semakin kencang. Untuk sementara waktu meski makhluk api mengejar, mereka hanya bisa mengikuti dari jauh tanpa bisa menyusul dengan cepat.
Shen Shi Li Muwang dengan ngeri menangkap pemandangan aneh ini. Di lubuk hatinya muncul pikiran ganjil: Dia merasa seolah target makhluk-makhluk api ini bukanlah Aliansi Api Membara, melainkan pemuda dingin di depannya ini.
Lima Unsur Ilmu Meloloskan Diri yang sebenarnya adalah kemampuan supranatural tingkat tinggi. Teknik ini tidak hanya membutuhkan konsumsi energi spiritual yang besar, tetapi juga memiliki persyaratan ketat terkait bakat. Namun Wang Lin mempelajari cabang sampingan yang termasuk dalam Ilmu Meloloskan Diri Tanah Palsu. Selain konsumsi energi spiritual yang sama besarnya, teknik ini tidak terlalu menuntut bakat. Bahkan dengan latihan terus-menerus bisa dikuasai secara bertahap. Meskipun Wang Lin belum lama memahami teknik ini, frekuensi penggunaannya yang tinggi membuatnya kini sudah sangat mahir menguasai Ilmu Meloloskan Diri Tanah di bawah kakinya.
Mengenai konsumsi energi spiritual, jujur saja, hal yang paling tidak ditakuti Wang Lin justru adalah pemborosan energi spiritual.
Tiga hari berturut-turut menggunakan tanah untuk melesat, Wang Lin membawa Li Muwan melintasi Huofen Guo. Makhluk api yang mengejar dari belakang semakin mendekat, raungannya terus menggema di telinga. Di perbatasan Huofen Guo, Wang Lin muncul dari bawah tanah. Memandang Laut Xiuno di kejauhan, ia berkata kepada Li Muwan yang pucat dan kelelahan: "Apa kau yakin bisa menyempurnakan Elixir Tianli menjadi produk jadi sebelum makhluk api itu menyusul?"
Sekarang Li Muwan telah mengembangkan rasa takut mendalam terhadap Wang Lin. Ia yakin sasaran makhluk api adalah pria di depannya ini. Jika tidak, mustahil para makhluk api itu meninggalkan Aliansi Huofen dan berbalik arah mengejar mereka. Sepanjang perjalanan, sikap ganas makhluk api itu seolah menunjukkan kebencian ekstrem yang teramat dalam terhadap pria ini.
Selain itu yang paling penting, Li Mawan memiliki pemahaman tentang teknik pelarian tanah. Dia sangat tahu bahwa selain kultivator Tahap Inti Pelana, mereka yang berada di Tahap Fondasi Bangunan mustahil bisa menggunakan teknik ini terus-menerus selama tiga hari. Cairan yang selalu diminum pria itu setiap kali energi spiritualnya melemah, membuatnya penasaran luar biasa.
Mendengar perkataan Wang Lin, wajahnya semakin pucat. Dengan kecerdasannya yang luar biasa, bagaimana mungkin dia tidak menangkap maksud tersirat dalam perkataan itu. Jika berhasil membuatnya, mungkin pria dingin ini akan memberikan secercah harapan hidup - mungkin membantu mengalihkan makhluk api atau melepaskannya.
Tapi jika gagal, sudah pasti pemuda kejam ini akan merebut pil Tianli setengah jadinya tanpa ragu, lalu meninggalkannya begitu saja.
Membayangkan ini, tubuh Li Mawan gemetar. Dia telah menyaksikan banyak kultivator yang tercabik-cabik oleh makhluk api, ketakutannya mencapai puncaknya.
Wang Lin mengerutkan kening. Waktu yang ada sudah sangat mendesak, tapi lawan bicaranya malah melamun di saat genting ini. Bagaimana mungkin dia tahu berbagai pikiran dalam hati Li Muwan? Sebenarnya tebakan Li Muwan tidak sepenuhnya akurat. Jika dia tidak bisa menyelesaikan pil dalam waktu singkat, meski Wang Lin akan mengambil pil Tianli setengah jadi, dia juga akan memberikan beberapa magic treasure penyelamat nyawa. Ditambah target utama makhluk api adalah dirinya sendiri, kemungkinan Li Muwan selamat sebenarnya cukup besar.
Li Muwan yang melihat kerutan kening Wang Lin langsung gemetar. Dia menggigit bibirnya dengan gemetar, "Sa... Saudara Senior, waktunya terlalu singkat... aku... aku tidak bisa membuat produk jadi. Tapi... aku bisa meracik pil eliksir. Hampir semua pil dari Gerbang Sungai Luo bisa kurasakan, bahkan banyak resep pil kuno yang kuhafal di luar kepala. Asal ada bahan, aku bisa meraciknya."
Wang Lin terkejut. Dia menatap Li Muwan beberapa saat. Melihat cahaya merah muncul di ujung langit, dia langsung menarik lengan Li Muwan dan bergegas menuju Laut Xiuno.
Li Mowan tidak tahu bahwa ucapannya ini benar-benar membuat Wang Lin tertarik. Di mata Wang Lin, Li Mowan ibarat Tungku Eliksir portabel. Jika dimanfaatkan dengan baik, tingkat kultivasi pasti akan meningkat pesat.
Inspirasi ini Wang Lin dapatkan dari kepingan giok biografi Sun Youcai.
Luas permukaan Laut Xiuno sangat besar dengan topografi hampir berbentuk cekung, bisa dikatakan sebagai cekungan raksasa. Namun di dalam cekungan ini terdapat banyak pegunungan. Meski tidak ada pepohonan, vegetasi berbentuk aneh bertebaran. Jika ditelusuri, vegetasi ini bisa dilacak hingga tanaman laut dari zaman kuno.
Musim ketika Wang Lin masuk bertepatan dengan periode kabut terpadat di Laut Xiuno. Tidak lama lagi kabut akan berubah menjadi air laut. Setelah satu bulan periode air laut, air akan tiba-tiba menguap menjadi kabut, mengubah wilayah ini kembali menjadi lautan awan berlapis.
Li Muwan ditarik oleh Wang Lin masuk ke dalam kabut tebal. Tubuhnya yang ramping gemetar ringan, bibir bawahnya dikatupkan, lalu berbisik pelan: "Shi... Saudara Senior, ini adalah Laut Xiuno!"
"Aku tahu!" kata Wang Lin sambil bersikap dingin.
Li Muwan menghela nafas dalam hati, tidak berkata-kata lagi.
Begitu memasuki kabut Laut Xiuno, aliran energi Yinhan mulai merembes dari kabut. Sensasi yang sudah lama tak dirasakan ini membuat semangat Wang Lin melonjak. Dia tak menyangka di sini ternyata ada energi spiritual Yin, hati nya segera dipenuhi kejutan yang menggembirakan.
Dibandingkan dengan Negeri Huofen, Laut Xiuno bagaikan sepotong es yang kontras tajam dengan hawa panas menyengat Huofen. Ini pertama kalinya Li Muwan menginjakkan kaki di Laut Xiuno. Segenap rumor menyeramkan tentang tempat ini yang pernah didengarnya langsung membanjiri pikirannya, membuat wajahnya yang sudah pucet menjadi semakin putih pucat.
Wang Lin berhenti di dalam kabut Laut Xiuno. Kabut di tempat ini tidak terlalu tebal, dari sini terlihat perbatasan Huofen Guo di tepi laut yang jauh. Terlihat awan merah berdesakan di kejauhan, makhluk-makhluk api berkumpul, namun mereka berhenti di perbatasan Laut Xiuno. Selain mengeluarkan raungan kemarahan yang tak henti-hentinya, mereka tidak berani melangkah maju.
Perlahan-lahan, makhluk api semakin banyak mengerumun, namun tak satu pun yang memasuki Laut Xiuno. Seolah ada jurang tak terlihat yang menghalangi di antara keduanya, membuat mereka enggan mendekat.
Setelah waktu yang lama, akhirnya seekor makhluk api menerjang keluar. Namun begitu menyentuh kabut itu, langsung mengeluarkan jeritan menyayat, tubuhnya menyusut cepat sambil mengepulkan asap putih. Warna kulitnya yang semula merah segera berubah menjadi abu-abu. Pemandangan ini persis seperti melemparkan bara api yang baru keluar dari tungku ke dalam air es.
Wang Lin merasa sedikit lega melihat hal ini. Menurut rencananya, jika makhluk api mengejar masuk ke dalam kabut, makhluk-makhluk dan kultivator di Laut Xiuno pasti akan menghalangi invasi mereka.
Selain itu, ukuran Laut Xiuno yang setara dengan ribuan kali wilayah Huofen Guo tidak terlihat perbedaannya dalam peta kepingan giok, namun penjelasan tentang Laut Xiuno dengan jelas menyebutkan perbedaan tersebut.
Dengan luasnya Laut Xiuno ini, bahkan jika makhluk api berusaha mencari, akan sulit menemukan Wang Lin yang melarikan diri.
Tubuh Wang Lin berkelebat, menggiring Li Muwang yang berfungsi sebagai tungku eliksir portabel, melesat cepat menyusuri kabut ke bawah. Shen Shi Ekstrem-nya menyebar, mengawasi ketat setiap gerakan di sekitarnya.
Membangun gua kultivasi dan segera mencapai tahap Pembentukan Inti menjadi satu-satunya rencana Wang Lin saat ini. Hanya dengan berhasil membentuk Inti dan menjadi yang terkuat di bawah periode Yuanying, ia yakin bisa bertahan di Laut Xiuno.
Jilid 3: Membuat Nama di Laut Xiuno - Bab 141: Sekte Dou Xie
Di Laut Xiuno, kabut air sangat pekat. Kabut ini mengandung sedikit aura Yin yang dingin. Tak lama setelah masuk, pakaian Wang Lin sudah basah oleh kabut, menempel di tubuhnya dengan rasa lembap yang tidak nyaman.
Lihat Li Muwang, wajahnya yang sebelumnya pucat kini memerah. Kulitnya terlihat halus seperti mutiara, bersinar kemerahan. Terutama pakaiannya yang juga basah oleh kabut, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang anggun dan mempesona, bagaikan lukisan hidup.
Wang Lin melirik sebentar lalu mengalihkan pandangan. Hatinya tetap tenang tanpa gejolak. Bagi dia, jika Li Muwang bukan ahli menyempurnakan pil Tianli dan terampil membuat berbagai pil kultivasi, dia pasti tak akan mengizinkannya mengikuti.
Laut Xiuno merupakan cekungan raksasa. Meski sudah turun lama, Wang Lin masih belum melihat dasar. Namun dia jelas merasakan semakin ke bawah, aura Yin yang dingin semakin kuat.
Di dalam kabut mulai muncul makhluk-makhluk aneh. Beberapa di antaranya memancarkan gelombang energi spiritual yang membuat Wang Lin merasakan kegelisahan. Berkat kehati-hatian, perjalanan mereka penuh ketegangan namun aman.
Li Muwan sangat tegang. Tentang Laut Xiuno, dia telah mendengar banyak rumor. Di sini tidak ada hukum yang berlaku, kekuatan adalah satu-satunya senjata. Jumlah kultivator wanita di Laut Xiuno sangat sedikit, sehingga jika ditemukan tanpa perlindungan kuat, nasib mereka akan sangat menyedihkan.
Sebelum mengalami perubahan besar, Huofen Guo selalu menempatkan sejumlah besar kultivator di perbatasan dengan Laut Xiuno, termasuk para ahli periode Yuanying, untuk mencegah kultivator iblis menyerbu dan merampok.
Untungnya kekuatan besar di Laut Xiuno umumnya berada di pusat wilayah. Daerah pinggiran didominasi kelompok kecil yang tidak akan menimbulkan masalah besar selama waspada.
Wang Lin tidak tahu sudah berapa lama terbang, tiba-tiba berhenti. Li Muwan di belakangnya hampir menabrak punggungnya karena tak sempat mengerem. Dengan tatapan dingin, Wang Lin berbalik menatap kabut di kejauhan dan berseru kasar: "Enyahlah."
Tiga bayangan hitam tinggi kurus muncul dari kabut. Karena terhalang kabut, wajah mereka tak terlihat, hanya diketahui bahwa mereka adalah tiga kultivator pria. Suara melengking terdengar dari salah satunya.
"Kurang ajar! Ini wilayah Sekte Douxie! Serahkan kultivator wanita di belakangmu jika engkau tahu diri, kalau tidak..."
Sebelum selesai bicara, Wang Lin mendengus: "Bising! Mati!" Sesuai peta yang menyebut tak ada hukum di Laut Xiuno selain kekuatan. Ia mengibaskan tangan kanan, mengeluarkan Shen Shi Ekstrem. Tiga musuh yang hanya berada di Tahap Menengah Pembangunan Fondasi itu langsung tewas di tangan Wang Lin.
Kilat merah menyambar dari mata ketiganya. Tubuh mereka gemetar hebat, pandangan mata semakin redup dan bingung. Shen Shi hancur, akhirnya mereka tewas seketika.
Wang Lin melangkah maju, setelah mengambil kantong penyimpanan ketiga orang, ia menendang mayat mereka ke dalam kabut tebal dengan kaki kanannya. Tanpa melihat sekalipun, ia segera berjalan cepat ke depan.
Li Muwan memandang pemandangan di depannya dengan ngeri. Ini pertama kalinya dia menyaksikan Wang Lin bertindak. Ketiga lawan yang memiliki kekuatan setara dengannya di Tahap Menengah Pembangunan Fondasi, ternyata bahkan tidak bisa melawan dan mati secara iblis seperti ini.
Jantungnya berdebar kencang. Memandang punggung Wang Lin, tiba-tiba dia teringat percakapan setengah bulan lalu dengan kakaknya Li Qiqing tentang pertempuran besar di perbatasan negara Xuanwu yang melibatkan lebih dari seribu peserta dari kedua belah pihak.
Di awal pertempuran, terjadi hal sangat iblis di Xuanwu. Semua murid Tahap Fondasi Bangunan tewas secara misterius saat pertempuran, jatuh dari langit satu per satu.
Jika hanya satu atau dua orang mungkin masih bisa dimaklumi, tapi pihak musuh hanya memiliki kurang dari 200 orang di Tahap Fondasi Bangunan, dan hampir setengahnya secara misterius tewas satu per satu. Saat mendengar kabar itu dulu, dia mengira itu hanya rumor dan tidak menganggapnya serius. Namun kini menyaksikan tiga orang di Tahap Menengah Pembangunan Fondasi ini tewas tanpa suara, tak terhindarkan mengaitkannya dengan pertempuran itu.
Mengikuti langkah Wang Lin dari belakang, suaranya gemetar saat bertanya pelan: "Sau... Saudara Senior, di Aliansi Huofen, Anda ditempatkan di detasemen mana?"
Wang Lin tidak menoleh, menjawab dingin: "Detasemen ke-10."
Kata "Detasemen ke-10" yang meluncur dari mulut Wang Lin bagai guntur di telinga Li Muwan. Dia ingat jelas kakaknya pernah menyebut bahwa pihak Huofen Guo yang berperang adalah Detasemen ke-10 ini. Kini dia hampir yakin, pemuda dingin di hadapannya inilah dalang di balik kematian massal murid-murid Tahap Fondasi Bangunan di Xuanwu Guo.
Memikirkan hal ini, sisa terakhir perlawanan dalam hatinya seketika lenyap berantakan, tak tersisa sedikitpun keinginan mundur. Namun tiba-tiba, di benaknya terlintas ingatan tentang deskripsi Teknik Sihir iblis yang pernah dilihatnya di Paviliun Kitab Suci Gerbang Sungai Luo, tanpa sadar terucap: "Teknik yang kau gunakan tadi, apakah itu Teknik Kutukan Maut?"
Wang Lin agak terkejut dalam hati, namun raut wajahnya tetap tak berubah. Langkahnya tak berhenti, balik bertanya: "Kau juga tahu tentang Teknik Kutukan Maut?"
Mendengar perkataan Wang Lin, Li Muwan semakin yakin bahwa pria itu menggunakan Teknik Kutukan Maut yang legendaris dan sangat sulit dikuasai. Kabarnya teknik kuno ini begitu ekstrem sulitnya, namun sekali berhasil dikuasai, cukup dengan mengucapkan kata "mati", siapapun yang tertuju pandangannya akan langsung tewas.
Teknik supranatural ini pada zaman kuno dijuluki sebagai teknik kultivasi paling jahat dalam aliran sesat. Menurut legenda, untuk melatih teknik ini, perlu mengumpulkan tiga energi menjadi satu. Pertama, energi Yin yang merujuk pada energi feminin esensial () perempuan, dikumpulkan melalui teknik pengumpulan Yin. Kedua, energi kematian yang diambil dari tulang-belulang mayat, terkondensasi menjadi energi kematian. Meskipun bersifat Yin, esensinya sangat berbeda. Ketiga, aura pembunuh yang muncul secara alami setelah membunuh dalam skala tertentu, kemudian diolah menjadi energi mematikan melalui kultivasi.
Ketiga energi yang menyatu ini akan melalui proses eliminasi hidup-mati sembilan kali. Yang selamat akan menguasai dasar ilmu kutukan maut. Setiap hari praktisi harus menahan rasa sakit tak terbayangkan, dan setiap tiga tahun menjalani proses eliminasi hidup-mati sembilan kali lagi.
Setelah mengalami beberapa siklus seperti ini, Ilmu Kutukan Kematian baru bisa dianggap mencapai tahap awal. Jika ingin melanjutkan latihan, peluang kematian diri sendiri akan semakin besar. Menurut perhitungan, kemungkinan mencapai kesempurnaan akhir dari ilmu ini hampir sama dengan nol. Meskipun kekuatan ilmu ini sangat dahsyat, namun terlalu kejam. Bahkan di antara anggota aliran sesat sekalipun, sangat sedikit yang berani melatihnya.
Mendengar suara gemetar Li Muwan yang menjelaskan tentang Ilmu Kutukan Kematian, Wang Lin menunjukkan perubahan ekspresi halus lalu diam membisu. Diamnya ini justru membuat Li Muwan semakin ketakutan, detak jantungnya tak terkendali berdegup kencang.
Setelah berjalan beberapa waktu di Laut Xiuno, akhirnya Wang Lin turun ke dasar laut. Kabut di tempat ini semakin pekat, energi Yinhan pun menjadi semakin terkonsentrasi.
Menatap tanah sambil berpikir sejenak, Wang Lin mundur beberapa langkah. Tubuhnya bergerak cepat di sekitar area, menemukan puncak gunung bawah laut yang menjulang. Di bagian lereng, ia menginjak batu besar yang menonjol. Dengan menepuk kantong penyimpanannya, ia melemparkan sebuah Pedang Terbang. Tangan kanannya menunjuk ke tubuh gunung, pedang itu segera menghujam.
Dentang logam terus bergema. Wang Lin mengerutkan kening. Kekerasan gunung ini melebihi perkiraannya. Pedang Terbang yang menghujam hanya memberikan efek yang sangat kecil.
Ia mendengus ringan, kembali menepuk kantong penyimpanannya. Seketika lebih dari tiga puluh Pedang Terbang meluncur keluar. Shen Shi Ekstrem yang terdispersi mengkristal di setiap pedang, segera berubah menjadi hujan pedang yang menghentakkan tubuh gunung.
Dengan cara ini, kemajuan langsung melonjak drastis. Di pinggang gunung, sebuah gua mulai muncul dengan kecepatan yang terlihat oleh mata telanjang. Li Muwan yang sudah terbiasa dengan tindakan Wang Lin selama perjalanan, dalam hati bergumam: "Dia yang bisa menguasai seni kutukan kematian, tentu tidak aneh jika bisa mengendalikan lebih dari tiga puluh pedang terbang sekaligus."
Meski dia tahu betul, mengendalikan lebih dari tiga puluh pedang terbang membutuhkan persyaratan Shen Shi (kemampuan persepsi spiritual) yang sangat besar bagi seorang kultivator.
Waktu berlahan berlalu. Seluruh pinggang gunung telah digali menjadi lubang besar. Di dalam gua terdapat empat ruang batu, sebuah kediaman sederhana di dalam gua pun terbentuk. Sorot mata Wang Lin berkilat-kilat sambil berulang kali mengeluarkan batu spirit dari kantong penyimpanannya, menyusun formasi magis di sekeliling area.
Li Muwan yang melihat formasi itu kembali menunjukkan ekspresi terkejut di matanya. Namun setelah menatap formasi tersebut beberapa saat, keterkejutannya memudar dan secara samar menunjukkan kilatan sikap meremehkan, tapi segera ditutupinya.
Namun, secercah ketidaksukaan itu tetap tertangkap oleh gerakan mantra Wang Lin. Meskipun dia terus sibuk menyusun formasi, Shen Shi-nya tidak pernah melepaskan pengawasan dari Li Muwan, bahkan selama perjalanan ke tempat ini pun demikian. Jika Li Muwan menunjukkan gerakan mencurigakan, Wang Lin sama sekali tidak akan menunjukkan belas kasihan, dan pasti akan membunuhnya tanpa ragu.
Wang Lin meletakkan batu spirit di tangannya dengan rapi, tanpa menoleh, berkata dengan suara dingin: "Gua ini rencananya akan kutinggali dalam jangka panjang. Jika ada yang berhasil membobol formasi dan masuk, aku bisa kabur kapan saja. Tapi nasibmu," dia berbalik memandang Li Muwan, "tergantung pada dirimu sendiri."
Li Muwan menggigit giginya keras-keras, tanpa bicara langsung melayang mendekat. Dari kantong penyimpanannya dia mengeluarkan sebuah Bendera Hitam Kecil, menempatkannya di sekeliling namun masih merasa kurang yakin. Berkali-kali dia menambahkan formasi baru, bahkan merapikan formasi yang sebelumnya dibuat Wang Lin dan menyambungkannya menjadi satu kesatuan.
Setelah menyelesaikan semua ini, dia ragu sejenak, lalu mengeratkan gigi dan mengeluarkan sepotong besar tulang hewan berwarna biru kristal dari kantong penyimpanannya dengan hati-hati. Menggunakan Pedang Terbang, dia memotongnya menjadi beberapa bagian. Wajahnya tampak serius saat menghitung dengan cermat sebelum menempatkan salah satu potongan di posisi yang telah dikalkulasikan.
Kemudian dia mulai menghitung lagi. Setelah semua 18 tulang hewan ditempatkan, tiga shichen telah berlalu. Keringat membasahi dahi Li Muwang, wajahnya menunjukkan kelelahan saat berkata: "Total formasi di tempat ini termasuk yang kamu pasang berjumlah 214, tapi ini hanya formasi dasar yang bisa menghalangi kultivator Tahap Fondasi Bangunan. Barusan aku menggunakan tulang hewan kristal untuk membentuk Formasi Tulang Belulang Sembilan Li. Meski kekuatannya hanya 30% karena terbatasnya tulang hewan spiritual, formasi ini bisa menahan bahkan kultivator Tahap Inti Pelana setidaknya selama satu shichen.
Tulang hewan kristal ini adalah semua yang kumiliki. Jika ingin formasi lebih kokoh, kita butuh lebih banyak tulang hewan spiritual."
Setelah berkata demikian, dia melempar sepotong kepingan giok dengan tangan kanannya. Wang Lin menangkapnya dan menyapu kepingan itu dengan Shen Shi-nya. Di dalamnya tercatat metode untuk memasuki Formasi Tulang-Belulang Sembilan Li. Setelah memeriksa sebentar, Wang Lin menghancurkan kepingan giok itu, menatap Li Muwang, lalu menunjuk ke depan.
Li Muwang yang paham dirinya tidak dipercaya tidak melawan. Dia memasuki formasi. Wang Lin memicingkan matanya, meninggalkan jejak Shen Shi di tubuh Li Muwang, lalu mengikutinya masuk.
Setelah melewati formasi dengan aman dan memasuki rumah batu, Li Muwang mengeluarkan bendera kecil lagi dari kantong penyimpanannya. Begitu bendera digoyangkan ringan, formasi di luar gua mulai berputar. Kabut tebal mulai mengepul. Dari luar, mustahil mendeteksi keanehan tempat ini. Bahkan jika didekati, yang terlihat hanya puncak gunung tanpa jejak gua.
Di dalam gua, tatapan Wang Lin mengamati Li Mowan dari atas ke bawah, membuat wajah Li Mowan semakin pucat. Ia mundur beberapa langkah sambil berbisik, "Saudara Senior, haruskah aku membuat Pil Tianli untukmu sekarang?"
Wang Lin menggeleng kepala, suaranya berat, "Pil yang kau buat, aku tidak berani memakannya."
Mata Li Mowan langsung memerah. Ia menunduk lama sebelum akhirnya mengangkat kepala dengan wajah basah oleh air mata seperti bunga pir yang tersapu hujan, "Saudara Senior telah menyelamatkan nyawaku. Katakan saja apa yang harus kulakukan agar kau percaya padaku." Saat itu, kecantikannya memancar menyilaukan.
Terhadap kecantikan Li Mowan, Wang Lin tetap tak tergoyahkan. Ekspresinya masih dingin saat berkata tegas, "Aku tak mau memaksakan kehendak. Cukup buatkan pil yang cukup sebelum tahap Pembentukan Inti-ku. Setelah aku mencapai Pembentukan Inti, akan kuantarkan kau keluar dari Laut Xiuno. Tapi selama ini, kau harus menyerahkan Darah Jiwa-mu sebagai jaminan agar proses pembuatan pil berjalan lancar."
Li Muwan berpikir sejenak, lalu mengangguk tegas. Tangan kanannya menyentuh lembut antara alis, memaksa setetes darah segar keluar. Setelah jiwa menyatu di dalamnya, Darah Jiwa itu melayang menuju Wang Lin.
Wang Lin menerimanya lalu melemparkan beberapa kantong penyimpanan. "Semua bahan ada di sini. Lihatlah obat apa yang bisa kau racik."
Li Muwan menggunakan Shen Shi-nya untuk memeriksa, tiba-tiba terkesiap. "Ini... ini akar kayu gersang! Ada juga rumput Danhuang! Bahkan... akar Fenjin dan rumput Tianling?!" Semakin dilihatnya, semakin gemetar hatinya. Lebih dari separuh bahan dalam kantong penyimpanan ini adalah ramuan untuk meracik pil, beberapa di antaranya bahkan sudah punah di Huofen Guo. Hanya murid-murid yang kembali dari Medan Perang Luar Wilayah setiap 100 tahun yang membawa sedikit.
Wang Lin mengusap dagunya, lalu melemparkan belasan kantong penyimpanan lagi. Ini semua adalah hasil jarahan beberapa hari terakhir. Magic Treasure dan batu spirit di dalamnya sudah diambilnya, hanya menyisakan bahan-bahan tak dikenal yang sekarang tepat untuk diidentifikasi Li Muwan.
Setelah memeriksa semua kantong penyimpanan satu per satu, wajah Li Muwan bersinar cemerlang menghilangkan kesedihan sebelumnya. Seluruh wajahnya seolah dipenuhi cahaya kegembiraan sambil menggenggam kantong-kantong itu, ia menatap ke atas dan bertanya: "Saudara Senior, bolehkah aku menggunakan semua barang ini sesuka hati?"
Wang Lin mengangguk dan berkata: "Aku hanya membutuhkan pil jadi, proses pembuatannya terserah kamu."
Untuk pertama kalinya Li Muwan menunjukkan senyuman pada Wang Lin. Dengan senyuman manis penuh percaya diri ia berkata: "Saudara Senior tidak perlu khawatir. Setelah menghitung, bahan-bahan ini bisa kuolah menjadi 300 butir Pil Huangling yang meningkatkan tingkat kultivasi, 50 butir Pil Penangkal Racun, serta berbagai pil berkhasiat lainnya. Nanti setelah selesai, akan kuperkenalkan satu per satu. Di antara bahan-bahan Saudara Senior, ada satu benda paling berharga yaitu tanaman darah iblis ini." Sambil berbicara, ia mengeluarkan sebatang kayu merah yang terlihat biasa dari sebuah kantong penyimpanan.
“Akar Darah Iblis ini adalah salah satu bahan utama ramuan kayu untuk meracik Pil Tianli, sekaligus material terpenting. Saya hanya pernah melihatnya di kitab kuno, ini pertama kalinya melihat wujud aslinya. Dengan ini, saya yakin bisa meracik satu butir Pil Tianli, meski efeknya akan sedikit berkurang karena bahan herbal lainnya harus dicari penggantinya.”
Ekspresi Wang Lin tetap datar, "Urusan meracik pil, aku tidak akan ikut campur." Ia terdiam sejenak lalu melanjutkan, "Aku akan pergi beberapa hari, paling cepat tiga hari, paling lambat dua minggu pasti kembali. Jagalah dirimu baik-baik."
Setelah berkata demikian, ia hendak pergi. Li Muwang ragu sejenak lalu buru-buru menambahkan, "Saudara Senior, bisakah Anda mencari tungku eliksir untukku selama perjalanan? Bahan lain masih bisa diakali dengan tungku yang kubawa, tapi untuk Pil Tianli... Jika menggunakan tungku biasa, tingkat keberhasilannya hanya setengah. Biasanya proses penyempurnaan Pil Tianli selalu menggunakan Tungku Langit-Bumi milik sekte..."
Wang Lin mengerutkan alisnya, melirik Li Muwan sejenak. Setelah terdiam beberapa saat, dia tidak berbicara dan keluar dari gua pertapaan.
Dalam hati Li Muwan menghela napas. Sebenarnya dia tidak ingin berbohong sebelumnya, tapi khawatir jika mengatakan yang sebenarnya, sang pria mungkin akan meninggalkannya. Namun kini setelah semuanya sampai pada titik ini, bahkan Darah Jiwa pun sudah diserahkan, masalah persentase keberhasilan pembuatan Elixir Tianli ini harus diungkapkan. Jika tidak, dikemudian hari bila terjadi perubahan situasi, dia khawatir sang pria akan murka dan menyalahkannya.
Setelah keluar dari gua, Wang Lin menentukan arah sambil memandang jauh ke daratan tempat Negara Zhao berada di seberang Laut Xiuno. Matanya memancarkan hawa dingin yang menusuk, bergumam pelan: "Teng Huayuan, aku sebentar lagi akan mencapai tahap Pembentukan Inti. Saat aku menyelesaikan tahap penyatuan bayi rohani, itulah waktuku kembali ke Negara Zhao untuk membantai Kota Keluarga Teng. Kau jangan sampai mati duluan. Bertahanlah, tunggu kepulanganku..."
Dingin di mata Wang Lin perlahan menghilang. Kaki diinjak ringan, teknik pelolosan tanah dikerahkan, tubuhnya melesat cepat ke depan. Tujuan perjalanannya adalah mencari tulang-belulang hewan spiritual. Menurut perkataan Li Muwan, Formasi Tulang-Belulang Sembilan Li hanya dapat mengeluarkan kekuatan maksimal jika ditambahkan lebih banyak tulang hewan spiritual. Wang Lin sangat paham bahwa masa meditasinya untuk menyerang Tahap Inti Pelana semakin dekat. Di Laut Xiuno yang penuh bahaya ini, ia harus memiliki gua pertapaan yang relatif aman untuk memastikan tidak terjadi kesalahan.
Selain itu, ada satu hal lagi. Teknik pemurnian artefak yang dipelajari Wang Lin dari War God's Temple juga membutuhkan tengkorak hewan spiritual untuk membuat reaktor. Dengan dua kebutuhan yang bertumpuk ini, tulang hewan itu harus ia dapatkan. Menurut penjelasan peta kepingan giok tentang Laut Xiuno, di balik kabut tebal ini terdapat banyak hewan spiritual, selain itu juga terdapat tulang-belulang hewan spiritual yang mati tersebar di dasar laut.
Hanya saja tulang-tulang binatang ini sering kali sudah diambil orang, sehingga setelah berjalan jauh, Wang Lin belum menemukan satu pun. Ditambah kabut di dasar laut sangat pekat, penglihatan hampir tidak berfungsi, hanya Shen Shi yang bisa memindai sekeliling.
Saat sedang berjalan, ekspresi Wang Lin berubah halus. Ia segera mundur beberapa langkah. Seberkas cahaya pedang redup yang goyah menembus kabut tebal di belakangnya, melesat melewati posisinya sebelumnya.
Tingkat kultivasi Wang Lin telah mencapai Tahap Palsu Inti dari Pembangunan Fondasi Kesempurnaan Besar. Dengan jelas ia melihat kultivator dalam cahaya pedang itu: pria berusia sekitar 40-an dengan tingkat kultivasi tahap awal Pembangunan Fondasi. Wajahnya berwarna ungu-hitam, napasnya tersengal-sengal, jelas menunjukkan keracunan parah yang menyebabkan energi spiritual dalam tubuhnya kacau, sehingga kendali pedang terbangnya tidak stabil.
Begitu cahaya pedang itu melintas, seberkas cahaya panjang langsung menyusul dengan gesit, mengejar tanpa henti.
Wang Lin menunjukkan ekspresi aneh di wajahnya. Orang yang mengejar kultivator Tahap Fondasi Bangunan itu adalah seorang pemuda dengan tingkat 15 kesempurnaan Periode Konsentrasi Qi. Pemuda bermuka pucat seperti giok ini memiliki mata sipit panjang dengan nuansa jahat yang jelas terpancar.
Di tangan pemuda jahat ini tergenggam sepotong tulang hewan hitam. Sambil mengejar dengan santai, ia terus-menerus meniup tulang tersebut. Setiap tiupan mengeluarkan asap hitam tipis yang melayang dari tulang.
Begitu asap itu muncul, ia segera berubah menjadi serat halus yang dengan kecepatan luar biasa menyusul kultivator Tahap Fondasi Bangunan di depan, lalu menembus masuk ke dalam tubuhnya.
“Saudara Senior, cepatlah lari. Adik Seperguruan ini benar-benar ingin melihat berapa lama kakak bisa bertahan dengan enam belas jenis racun mematikan dalam tubuhmu.” Pemuda jahat itu kembali meniup tulang hewan hitamnya, melanjutkan dengan suara lembut yang mengerikan: "Saudara Senior, enam belas jenis racun ini telah kusiapkan lama sekali. Kalau tidak, mana mungkin aku berani menyerangmu yang sudah mencapai Tahap Fondasi Bangunan? Sekarang, kakak takkan bisa kabur."
Pria paruh baya di depan mengatupkan gigi, diam seribu bahasa. Pedang Terbang di bawah kakinya melayang dengan goyah, seperti orang pincang berjalan tertatih-tatih.
“Saudara Senior, usiamu sudah cukup lanjut. Mengapa tidak merelakan diri untuk dikonsumsi Adik Seperguruan melalui Seni Merampasan Fondasi ini?” Ucap pemuda jahat itu dengan santai sambil semakin mendekati pria paruh baya itu.
Wang Lin memandang penuh minat ke tulang hewan di tangan pemuda itu. Tubuhnya sedikit bergerak, menyelinap mengikuti mereka tanpa suara seperti bayangan.
Pria paruh baya yang sedang melarikan diri di depan, mendengar ucapan pemuda itu langsung memaki dengan suara serak tanpa menoleh: "Sang Muya brengsek! Kalau bukan karena aku yang membujuk waktu itu, bagaimana mungkin Shifu mau menerimamu sebagai murid? Berani-beraninya kau berbuat keji pada sesama murid sekte, tidak takut Shifu mengetahuinya?"
Pemuda jahat itu tertawa terbahak-bahak: "Shifu? Hehe, Saudara Senior, kalau bukan karena Shifu diam-diam menyetujui, mana mungkin aku berani menyerangmu secara terbuka dengan racun tulang ini?"
Tubuh pria paruh baya itu bergetar hebat. Ia memuntahkan darah hitam kotor, tubuhnya langsung lunglai dan jatuh dari Pedang Terbang. Pemuda jahat itu mendengus dingin, terbang hingga tiga zhang dari mayat tersebut. Dengan terkendali, Pedang Terbangnya menembus tubuh mayat berkali-kali hingga yakin korban benar-benar tewas. Barulah ia meraih mayat itu hendak pergi.
Tiba-tiba dia berhenti mendadak, menatap bayangan hitam yang berdiri di tengah kabut tebal di depannya. Keringat dingin segera mengucur dari dahinya. Saat memburu saudara senior tadi, Shen Shi-nya telah menyebar sepenuhnya dan jelas tak ada orang lain di sekitar. Tapi sekarang lawan malah muncul di depannya, pasti tingkat kultivasinya jauh melampaui dirinya.
Dia meletakkan mayat itu, buru-buru menyatukan tangan dan membungkuk. Ekspresi jahat di wajahnya berubah menjadi polos dan lugu, "Junior Sang Muya dari Sekte Dou Xie menghadap Senior. Mohon petunjuk Senior yang menghadang perjalanan junior ini. Junior pasti akan berusaha sekuat tenaga."
Wang Lin perlahan melangkah keluar dari kabut, menatap dingin ke arah lawannya.
Ekspresi lugu sang pemuda tiba-tiba bergetar saat tatapan Wang Lin menyapu tubuhnya. Tiba-tiba ia merasakan seolah seluruh rahasianya terbaca. Hatinya langsung dipenuhi kengerian.
Perasaan seperti ini hanya muncul ketika dia berhadapan dengan Shifu-nya. Namun Shifu-nya sendiri sudah mencapai tahap Pembangunan Fondasi Kesempurnaan Besar yang satu kaki telah menginjak Tahap Inti Pelana. Apakah mungkin orang yang terlihat sebaya dengannya ini memiliki tingkat kultivasi Pseudo-Core...
Pemuda itu bergetar dalam hati, ekspresi hormatnya semakin mendalam.
"Serahkan tulang binatangmu padaku." Suara Wang Lin terdengar dingin tanpa sedikitpun nuansa emosi.
Semakin dia bersikap seperti ini, semakin panik Sang Muya di dalam hati. Dia tumbuh besar di Laut Xiuno sejak kecil, setiap hari dikelilingi dan dipengaruhi oleh kultivator iblis. Meski tingkat kultivasinya saat ini tidak tinggi, dia telah melatih mata yang mampu mengenali aura iblis. Dia sangat paham bahwa iblis-iblis besar dengan tingkat kultivasi tinggi biasanya kejam dan tak berperasaan. Sifat kejam seperti ini sering dia lihat pada banyak kultivator iblis, namun kebanyakan hanya tiruan belaka, bukan ketidakberperasaan yang sesungguhnya. Namun Senior di depannya ini, kesan dinginnya seolah memancar dari dalam Jiwa, terutama kedua matanya yang membuat dingin merambat dari dasar hatinya.
Dengan tergesa-gesa dia melemparkan tulang binatang di tangannya, tak berani menunjukkan sedikit pun niat melawan.
JILID 3: MENGUKURKAN NAMA DI LAUT XIUNO BAB 142: SELURUH TUBUH ADALAH HARTA
Wang Lin melesat cepat di dasar Laut Xiuno sambil memegang bendera kecil. Bendera Jiwa ini terpasang segel berisi ratusan jiwa, salah satunya adalah Sang Muya yang baru saja ditaklukkan. Ironisnya, bendera milik Sang Muya sendiri ini justru menjadi penyebab kematiannya.
Dari percakapan dengan Sang Muya, Wang Lin mengetahui wilayah radius jutaan li ini merupakan area pinggiran Laut Xiuno. Berbagai sekte besar kecil bertebaran di sini, salah satunya adalah Sekte Douxie.
Kultivator tertinggi di sekte tersebut adalah Liu Sen selaku Pemimpin Sekte dan shizun Sang Muya. Dengan tingkat kultivasi puncak tahap tengah Pembentukan Inti, namanya cukup dikenal di kawasan pinggiran Laut Xiuno.
Area pinggiran Laut Xiuno yang miskin sumber daya dan minim aliran spiritual ini jarang dihuni kultivator iblis periode Yuanying. Mereka umumnya bermukim di wilayah tengah laut tersebut.
Selain itu, Wang Lin juga mengetahui bahwa di pinggiran Laut Xiuno hampir tidak ada tulang hewan spiritual. Hewan-hewan spiritual kuat umumnya berada di wilayah tengah Laut Xiuno, jarang datang ke sini. Bahkan jika ada yang berkeliaran, bukanlah target yang bisa diburu oleh kultivator iblis di pinggiran.
Namun akhirnya Wang Lin mendapat kabar bahwa dalam radius jutaan li sekitar daerah ini, ada tiga daerah berbahaya. Di antara tiga daerah berbahaya tersebut, Lembah Mayat memiliki banyak tulang hewan. Sekte-sekte sekitar biasanya mencari bahan tulang di sana.
Yang aneh adalah, di Lembah Mayat hampir setiap periode tertentu akan muncul bangkai hewan spiritual yang baru mati. Beberapa hewan ini semasa hidupnya sangat kuat, mustahil datang ke sini, apalagi mati di Lembah Mayat.
Untungnya meskipun misterius, Lembah Mayat umumnya tidak berbahaya selama tidak memasuki lembah bagian dalam.
Mengenai racun tulang yang digunakan Sang Muya untuk melawan saudara seniornya, racun itu dibuat dari tulang punggung hewan bernama Burung Gagak Xuan yang diambil dari Lembah Mayat. Setelah mempelajarinya, Wang Lin menemukan bahwa racun tulang ini hanya efektif terhadap mereka yang berada di Tahap Fondasi Bangunan. Efeknya semakin melemah seiring meningkatnya tingkat kultivasi. Terhadap mereka yang mencapai Tahap Akhir Pembangunan Fondasi kesempurnaan, racun ini hampir tak berpengaruh, apalagi terhadap Tahap Inti Pelana.
Target Wang Lin saat ini adalah Lembah Mayat tersebut. Mengikuti petunjuk arah dari Sang Muya, ia terbang dengan cepat menuju lokasi.
Saat tiba di luar Lembah Mayat, pandangan Wang Lin disambut oleh rangkaian pegunungan bawah laut yang membentang tak terputus. Pegunungan dengan ketinggian berbeda-beda ini membentuk beberapa lembah rendah berukuran bervariasi di sela-sela perbukitan.
Tempat inilah yang disebut Lembah Mayat.
Kabut di daerah ini tidak terlalu tebal, hanya samar-samar sehingga tidak banyak menghalangi pandangan. Namun seiring langkah Wang Lin masuk ke dalam lembah, hela-hela energi Yinhan yang dingin mulai merambat keluar dari dalam lembah. Kualitas energi ini sangat berbeda dibandingkan dengan yang ada di luar.
Wang Lin segera menggerakkan jari-jari tangan kanannya membentuk mantra sambil melafalkan mantera. Tiba-tiba titik-titik cahaya merah mulai berkumpul di depannya, akhirnya membentuk sebuah bola cahaya putih. Begitu muncul, warna bola ini segera berubah menjadi biru.
Mata Wang Lin berkilat-kilat mengamati dengan seksama. Ini adalah ilmu khusus untuk menguji kualitas tempat dengan energi Yin ekstrem. Berdasarkan warna bola cahaya, terdapat empat tingkatan: ungu, biru, perak, dan merah, masing-masing mewakili kategori langit-bumi-xuan-huang dari tempat Yin ekstrem.
Kini bola cahaya berubah menjadi biru, menunjukkan lokasi ini memiliki posisi Di Yin (bumi Yin) yang langka.
Wang Lin menarik napas dalam, kemudian menunjuk ke depan. Bola cahaya itu segera melayang maju. Dengan tenang ia mengikuti sambil mengamati perubahan warna bola dan mencari-cari tulang binatang di sekitarnya.
Di dalam Lembah Mayat, Wang Lin menggerakkan Shen Shi-nya dan menemukan beberapa kultivator. Para kultivator ini terbang bolak-balik mencari tulang hewan, bahkan ketika berpapasan hanya mengangguk sekilas lalu melintas.
Wang Lin merenung sejenak. Lembah Mayat ini bukan hanya satu, tetapi terdiri dari ribuan ngarai besar kecil. Semakin dalam masuk, kultivator semakin sedikit dan tulang hewan semakin banyak.
Setelah melewati lembah kesembilan, bangkai hewan spiritual di tanah mulai bertambah. Beberapa ukurannya sangat mengerikan, bahkan menempati sebagian besar lembah.
Saat ini Wang Lin berdiri di atas tulang hewan raksasa. Setelah mengamati dengan seksama, ia mengurungkan niat mengambilnya. Meski besar, tulang ini sama sekali tidak mengandung energi spiritual, jelas bukan hewan spiritual, hanya berukuran besar saja.
Semakin dalam ia memasuki lembah dalam, warna bola cahaya semakin pekat. Setelah lembah kesembilan, ia sudah tidak melihat kultivator sama sekali, sementara tulang hewan di tanah semakin banyak.
Wang Lin berhenti sejenak di Lembah Kesembilan. Dengan penuh kewaspadaan, ia mengamati sekeliling sambil menyebarkan Shen Shi-nya. Ia merasakan perbedaan mencolok antara lembah ini dengan delapan lembah sebelumnya, meski tak bisa menjelaskan secara pasti. Namun ia merasa seolah-olah ribuan pasang mata tiba-tiba mengarah padanya saat memasuki area ini.
Wang Lin menyeringai dingin dalam hati. Shen Shi Ekstrem-nya langsung menyapu seluruh area. Tatapan-tatapan yang mengawasinya pun seketika menghilang, dan lembah kembali tenang seperti semula.
Wang Lin merenung sejenak, lalu dengan tenang mulai mengumpulkan tulang-tulang binatang. Setelah memilih dengan seksama, ia melanjutkan perjalanan ke Lembah Kesepuluh... Saat melewati Lembah Ketiga Belas, bola cahaya di tangannya tiba-tiba berbunyi "prak" dan terbelah menjadi dua.
Sorot mata Wang Lin menjadi tajam. Ia tahu ini menandakan kualitas Yin Bumi telah mencapai breakthrough dari tingkatan biasa kelas 10 ke tingkatan unggul kelas 1. Dingin yang menusuk mulai mengalir dari Lembah Keempat Belas, membuat tubuhnya perlahan kaku.
Wang Lin melihat sekeliling, menghela napas dalam-dalam. Tempat ini sebenarnya lokasi terbaik untuk retret meditasi. Sayangnya, meskipun tampak tenang, statusnya sebagai salah satu dari Tiga Kawasan Berbahaya pasti menyimpan risiko tersembunyi. Wang Lin tidak berani sembarangan melakukan retret jangka panjang di sini. Meskipun kondisinya menguntungkan, selama belum sepenuhnya memahami situasi - atau kecuali dalam keadaan darurat - dia tidak akan memilih tempat ini.
Setelah beberapa saat ragu-ragu, dia menyadari tulang-belulang yang dikumpulkan sepanjang perjalanan meski tidak terlalu efektif, tetap bisa sedikit meningkatkan kekuatan formasi Jiu Li Tulang Belulang.
Namun jika harus pergi sekarang, hatinya merasa tak puas. Dari sini, pemandangan Lembah ke-14 terlihat jelas. Lembah ini jelas berbeda dengan 13 lembah sebelumnya, ukurannya saja hampir menyamai gabungan semua lembah sebelumnya.
Selain itu, hal yang terasa iblis di Lembah ke-14 adalah hampir tidak adanya jenazah atau tulang-belulang. Permukaan tanah tertutup kabut embun kebiruan yang terlihat sangat misterius.
Wang Lin memandang dari kejauhan, Lembah keempat belas ini bukanlah akhir dari Lembah Mayat, hanya bisa dikatakan baru memasuki separuh perjalanan. Wang Lin berkonsentrasi sejenak, lalu menggelengkan kepala dan berencana mundur.
Tepat saat hendak pergi, tiba-tiba suara mengaum menggema dari kejauhan. Seekor Jiao raksasa dengan panjang tubuh melebihi 1.000 zhang (sekitar 3,3 kilometer) muncul tiba-tiba dari kabut.
Wajah Wang Lin berubah pucat. Ia segera mundur beberapa langkah, menginjak tanah dengan ringan dan menyelam ke bawah tanah. Namun _Shen Shi_-nya menyebar, mengawasi ketat gerakan Jiao raksasa.
Saat tubuh naga palsu yang besar itu bergerak, angin dan guntur langsung menggelegar. Hampir dalam sekejap, ia melintas melintasi tiga belas lembah sebelumnya dan terbang masuk ke dalam Lembah keempat belas.
Saat Jiao raksasa terbang melintas di atas Wang Lin, hujan darah segar berjatuhan dari langit. Wang Lin menengok ke atas dan melihat luka dalam yang membentang sepanjang separuh panjang tubuh Jiao di bagian perutnya.
Wang Lin memandang ke arah asal naga raksasa terbang tadi, terlihat jejak darah di tanah yang membuktikan pendarahan terus-menerus selama perjalanan naga tersebut.
Naga itu berhenti di atas Lembah ke-14, matanya memancarkan kilau dingin. Seolah tak peduli tubuhnya yang sudah berlumuran darah, ia mendongak ke langit dan mengeluarkan auman terakhir. Auman itu seketika mengubah udara sekitar menjadi gelombang kejut berlapis-lapis, bagai ombak ganas yang bergulung-gulung di lautan.
Tulang-tulang binatang di lembah sekitarnya langsung berderak-derak, berubah menjadi abu tulang yang diterbangkan gelombang udara dan terus terdorong keluar.
Walau berada di bawah tanah, Wang Lin bisa merasakan tanah seolah terkikis tiga chi. Hatinya gemetar, kekuatan naga ini mungkin melebihi level periode Yuanying.
Raungan ini berlangsung selama sebatang dupa terbakar, mata naga mulai memudar. Dengan sisa tenaga terakhir, ia terjatuh dari udara, menghancurkan embun beku biru di permukaan tanah, lalu menyelam masuk seperti tenggelam ke dalam air.
Wang Lin pada detik itu melompat keluar dari tanah, tanpa pikir panjang langsung menerjang. Dalam sekejap mata ia memasuki Lembah ke-14, sambil masih melayang di udara ia meraih ekor naga yang sudah menyelam masuk ke dalam embun beku biru hingga separuh badannya, lalu menariknya keras-keras ke luar.
Dengan suara kreek-kreek, naga itu berhasil diseretnya keluar dari bawah tanah. Jantung Wang Lin berdebar kencang, tanpa bicara ia mengangkat mayat naga yang berat itu dan segera terbang keluar dari Lembah Mayat.
Mayat naga itu terlalu berat, bahkan dengan mengerahkan semua energi spiritualnya, Wang Lin hanya bisa menopangnya dengan susah payah. Ia bahkan bisa mendengar suara tulangnya yang remek akibat tekanan, namun dibandingkan mendapatkan mayat naga yang baru mati, rasa sakit ini sama sekali ia abaikan.
Setelah terbang keluar dari lembah dengan goyah, Wang Lin langsung melihat para kultivator yang sedang mengumpulkan tulang hewan di luar. Mereka satu per satu membuka Magic Treasure Pertahanan masing-masing, terpana melihatnya yang melayang di udara dari balik tempat perlindungan.
Para kultivator ini jelas sudah terbiasa dengan berbagai kejadian tak terduga di dalam lembah. Saat naga raksasa itu datang terbang, mereka langsung bubar membuka semua perlengkapan pertahanan spiritual, mencari tempat berlindung kokoh. Meski begitu, sebagian masih terkena imbas dan tubuh mereka hancur oleh raungan itu.
Yang bisa selain selain harus memiliki tingkat kultivasi tertentu, juga membutuhkan refleks cepat dan kewaspadaan tinggi. Mereka ini tak lain adalah pedagang tulang yang sudah bertahun-tahun mengandalkan Lembah Mayit sebagai sumber penghasilan utama.
Namun meski sudah puluhan tahun di sini, dan pernah melihat beberapa hewan spiritual kuat terbang masuk ke lembah, seumur hidup mereka belum pernah melihat ada orang yang bisa menggotong bangkai hewan spiritual yang baru saja mati keluar.
Hal seperti ini, tidak hanya mereka belum pernah melihat, bahkan mendengar pun belum, apalagi orang itu membawa mayat naga utuh.
Mayat naga utuh yang belum membusuk! Pada saat itu, sebagian besar kultivator kehilangan akal sehat, mata mereka memancarkan cahaya merah keserakahan.
Wang Lin bisa merasakan banyak tatapan mengamatinya tak henti-henti. Ia mendengus dingin, membawa mayat naga mendarat dari udara, lalu segera mengaktifkan teknik pelolosan tanah, tubuhnya bersama naga menyusup ke bawah tanah.
Saat dia menyelam, Shen Shi Ekstrem berkedip keluar. Semua kultivator di tempat ini, yang berada di bawah Tahap Inti Pelana, langsung roboh tewas.
Tubuh naga terlalu besar. Meski Wang Lin terus-menerus meminum cairan energi spiritual dalam jumlah besar, tetap sulit bergerak cepat, hanya bisa lambat menggotong mayat menuju gua persembunyian.
