Di Gerbang Leluhur, Qihai, dan Dantian masing-masing terdapat satu inti dingin. Penyatuan tiga inti berarti menghancurkan keseimbangan tiga titik akupuntur ini, membuat ketiga inti dingin di Gerbang Leluhur turun dan menyatu dengan inti di Qihai - inilah tahap awal fusi.
Jika langkah ini berhasil dilakukan, selanjutnya adalah menurunkan ke Dantian untuk menyatu dengan inti dingin terakhir. Penyatuan tiga inti ini memiliki kemungkinan tertentu untuk mencapai breakthrough ke Tahap Inti Pelana dan membentuk Inti Emas sejati.
Wang Lin duduk diam di dalam terowongan ruang batu. Di ruang sempit ini, udara dipenuhi energi Yinhan yang pekat. Matanya terpejam rapat, Shen Shi kembali ke tubuh, seluruh jiwa tenggelam dalam Gerbang Leluhur di dalam tubuhnya.
Langkah pertama yang harus dilakukannya adalah menghancurkan Gerbang Leluhur dalam tubuh agar inti dingin turun.
Kesulitan menyatukan tiga inti ini sangat-sangat besar. Sebelumnya Wang Lin hanya tahu sedikit, namun kini ia benar-benar merasakan betapa kata "sangat besar" terlalu meremehkan. Sebenarnya tingkat kesulitannya tak terbayangkan luar biasa.
Satu bulan penuh Wang Lin telah duduk bermeditasi dan mencoba hanya untuk menghancurkan Gerbang Leluhur ini. Selama sebulan ini, ia hampir tidak pernah berhenti berusaha. Di sekitar Gerbang Leluhur terdapat hambatan tak kasat mata. Bagaimanapun kerasnya ia menyerang, hambatan itu sama sekali tidak tergoyahkan.
Persyaratan Jurus Kenaikan Gerbang Neraka adalah Gerbang Leluhur, Lautan energi, dan Dantian harus hancur dan terbentuk kembali tiga kali sebelum dapat membentuk inti dingin. Tingkat kesulitannya meningkat setiap kali. Kali pertama masih bisa dikatakan memiliki tingkat kesulitan, kali kedua sudah sangat sulit, sedangkan kali ketiga benar-benar luar biasa sulit. Yang sedang dilakukan Wang Lin sekarang ini, secara perhitungan sebenarnya setara dengan menyebabkan Gerbang Leluhur hancur untuk keempat kalinya.
Tingkat kesulitannya bisa dibayangkan. Setelah beberapa kali serangan gagal, Wang Lin mengubah strategi. Daripada terus menyerang, ia mulai mengikis hambatan tersebut secara perlahan. Seiring berjalannya waktu, hambatan tak kasat mata itu secara bertahap menipis.
Namun rasa sakit yang disebabkan oleh gesekan terus-menerus energi spiritual dalam tubuh ini jauh di luar bayangan orang biasa, bahkan tinta dan kertas pun sulit menggambarkannya. Setiap gesekan membuat tubuh Wang Lin gemetar hebat, butiran keringat sebesar kepala mengucur deras. Pakaian di luar tubuhnya tak pernah kering sejak ia duduk bermeditasi.
Penyatuan tiga inti spiritual mustahil tercapai tanpa tekad baja. Namun Wang Lin justru tak kekurangan tekad. Saat mengikuti ujian Sekte Hengyue dulu, tekadnya telah menggugah banyak orang. Di tangga batu Gunung Hengyue, ia meninggalkan dua jejak darah.
Seandainya bukan karena bakatnya yang kurang, dengan tekad seperti itu pasti ia akan dianggap istimewa dan dibina secara khusus oleh Sekte Hengyue. Sayangnya, semua itu telah lenyap berantakan bersama kehancuran Sekte Hengyue, tak mungkin kembali lagi.
Dengan tekad yang mengagumkan, Wang Lin menahan penderitaan yang tak terbayangkan. Akhirnya setelah tiga bulan melakukan gesekan terus-menerus, Gerbang Leluhur berhasil dihancurkan.
Inti dingin biru sebesar kepalan tangan perlahan-lahan turun dari posisi Gerbang Leluhur. Saat turun, serat-serat halus seperti benang tipis merambat darinya, menjalar ke dalam tubuh Wang Lin.
Setiap turun sedepa, benang-benang itu bertambah satu helai. Akhirnya inti dingin itu mendarat di luar lokasi akupuntur Qihai, hanya terpisah satu titik dari inti dingin kedua di dalam.
Wang Lin menarik napas dalam-dalam, tanpa ragu memulai gesekan untuk kedua kalinya.
Tiga bulan berlalu lagi, lokasi akupuntur Qihai akhirnya menghilang dalam serangkaian suara "pak-pak". Bersamaan itu, dua inti dingin bertabrakan dengan dahsyat. Wang Lin merasakan tubuhnya "gedebuk", kekuatan mengerikan langsung tercipta dari titik tabrakan inti dingin itu, meledak liar di dalam tubuhnya.
Wajah Wang Lin langsung berubah pucat bagai mayat. Tenggorokannya bergerak beberapa kali sebelum memuntahkan kabut darah. Begitu muncul, kabut darah itu langsung membeku menjadi embun beku yang menempel di dinding gua, membentuk kristal es merah.
Setelah kabut darah habis terpuntahkan, tubuh Wang Lin goyah. Delapan buah spirit stone kualitas rendah melesat keluar dari kantong penyimpanannya. Batu-batu ini saling bertabrakan hingga hancur menjadi debu spiritual yang jatuh membentuk pola tertentu di sekeliling tubuhnya, membentuk simbol iblis.
Simbol itu berkedip sesaat lalu menghilang. Bersamaan dengan itu, sebilah pedang terbang hitam meluncur dari kantong penyimpanan. Pedang itu mengelilingi Wang Lin sekali sebelum diam melayang di udara. Bayangan samar Sang Raja Iblis muncul melompat di atas pedang tersebut.
Itu pertama-tama melirik Wang Lin, wajahnya menunjukkan keraguan dan pergulatan batin. Namun segera, Shen Shi yang disembunyikan Wang Lin di dalam tubuhnya berefek. Raja Iblis tiba-tiba tak bisa membangkitkan keinginan memberontak sama sekali, dengan patuh mulai berjaga-jaga di sekeliling.
Setelah menyelesaikan semua ini, kepala Wang Lin terkulai, tubuhnya terjatuh ke tanah. Dia hanya sempat memasang formasi pertahanan sebelum akhirnya pingsan.
Tentang formasi ini, beberapa waktu terakhir Wang Lin telah membuat banyak formasi sederhana jenis seketika untuk persiapan darurat.
Sambil mondar-mandir di sekeliling, Raja Iblis melirik Wang Lin yang tergeletak, kembali bergulat dalam hati: "Haruskah aku melawannya? Hmm...apa dia tidak pura-pura pingsan? Sulit dikatakan, licik sekali orang ini...Aduh, haruskah aku mencoba melawan? Tapi kalau gagal, akibatnya..." Raja Iblis tak bisa menahan tubuhnya menggigil, segera mengusir pikiran itu dari kepalanya.
Sehari kemudian, pikiran yang dia buang ke belakang kepalanya perlahan kembali. Matanya berkedip-kedip menatap Wang Lin, hati kecilnya kembali bergolak: "Nyerang dia? Ini kesempatan terbaik, kalau sampai terlewat, gue mungkin nggak bakal dapet kesempatan lagi... Gak boleh, Wang Lin ini licik banget, mana mungkin dia nggak waspada sama gue? Udah pingsan malah ngeluarin gue, ini nggak masuk akal." Raja Iblis menggelengkan kepalanya dengan geram, terus melototi Wang Lin sambil berpikir: "Gue nggak mau kejebak, kamu terusin aja pura-pura pingsan."
Niat untuk menyerang itu sekali lagi dia buang jauh-jauh.
Lewat sehari lagi, Raja Iblis melongo menatap Wang Lin, hatinya kembali gelisah. Dengan geram dia bergumam dalam hati: "Tembak aja! Mati juga gapapa! Kayaknya beneran nih orang pingsan. Tembak! Tembak! Tembak!"
Matanya merah membara, tubuhnya melesat maju menerjang ke arah Wang Lin. Formasi pertahanan tak berpengaruh sama sekali, Raja Iblis langsung menembusnya dan menghujam ke tubuh Wang Lin.
Namun seketika, Raja Iblis menjerit-jerit kesakitan. Tubuhnya mengeluarkan asap hijau berdesis dengan tanda-tanda mulai menghilang. Sambil mundur terburu-buru, dia merintih: "Aku sudah tahu si licik ini pasti punya siasat! Mana mungkin dia melepasku tanpa mengantisipasi pemberontakanku? Dasar terkutuk! Kapan dia menanamkan Shen Shi dalam tubuhku? Aduh... bagaimana aku bisa hidup begini seterusnya..." Raja Iblis memukul-mukul dada dan terus meratap.
Setelah kejadian itu, Raja Iblis pasrah jongkok di sudut dinding. Matanya kosong menatap tembok seberang, pikiran dipenuhi dendam dan kepahitan.
Pada hari ketiga, Wang Lin sadar. Ia duduk sambil tersenyum getir tanpa bicara. Ia menyadari dirinya masih meremehkan kesulitan penyatuan tiga inti. Udara dingin destruktif yang dihasilkan saat dua inti dingin menyatu justru menjadi kunci fusi.
Udara dingin ini tidak boleh dibiarkan keluar dari tubuh, jika tidak penyatuan akan gagal. Tapi jika tidak dikeluarkan, tubuhnya tidak akan sanggup menahan. Ekspresi Wang Lin berubah-ubah sambil tetap diam.
Akar masalahnya tetap pada ketidakmampuan tubuhnya menahan udara dingin. Tapi Wang Lin bingung, bagaimana senior yang sebelumnya melatih Jurus Kenaikan Gerbang Neraka berhasil menyatukan tiga inti? Ambil contoh Situ Nan yang juga mempelajari jurus ini - bagaimana dia bisa sukses?
Wang Lin berpikir keras namun tak kunjung menemukan jawaban. Lagipula hal ini memang tak pernah disebutkan oleh Situ Nan.
"Bagaimana caranya membuat tubuhku sanggup menahan udara dingin itu?" gumam Wang Lin. Setelah lama merenung, ia menghela napas dan mengalihkan pandangannya ke Raja Iblis yang sedang meringkuk di sudut.
Raja Iblis sejak Wang Lin siuman selalu mengintip dengan hati-hati. Saat melihat tatapan Wang Lin menghampirinya, tubuhnya langsung gemetar dan buru-buru berkata: "Aku terus menjaga perlindungan formasi tanpa sedikit pun kelalaian."
Wang Lin mengulurkan tangan besar, menangkap Raja Iblis dan melemparkannya ke dalam Pedang Terbang, lalu melompat keluar dari koridor meninggalkan ruang batu.
Di luar kamar Li Mowan, Wang Lin mengintip ke dalam. Li Mowan terbaring setengah di atas meja batu sebelah Tungku Eliksir, napasnya teratur dalam tidur lelap. Rambut sutranya yang indah terikat sembarangan, beberapa helai terjuntai di sekitar telinga. Pipinya yang elok kemerahan bagai cahaya fajar menyinari salju tanpa polesan bedak.
Gaun ungu yang dikenakannya membuatnya terlihat seperti bidadari dalam lukisan, kulitnya seputih mutiara, membuat hati berdebar tak tertahan. Saat ini, asap putih mengepul dari tungku eliksir di sampingnya, menciptakan pemandangan bak dewi yang sempurna bagai lukisan.
Ditambah dengan dekorasi ruang batu yang dihias dengan teliti oleh Li Muwan, dinding gua dipenuhi tanaman merambat hijau kebiruan yang entah darimana ia dapatkan, semakin memperkuat kesan lukisan hidup nan memesona.
Aroma obat eliksir samar-samar tercium. Wang Lin menghirup dalam-dalam, kesadarannya langsung menjadi lebih jernih.
Setelah lama memandang, ia perlahan menarik pandangannya dan berbalik menatap ruang batu berikutnya. Separuh ruangan ditanami banyak tanaman obat, sementara separuhnya lagi berisi material non-eliksir seperti setengah tengkorak naga yang mencolok berada di antara barang-barang itu.
Tulang-belulang naga sungai terlalu panjang, terutama tengkoraknya yang sangat besar. Jika seluruhnya digunakan untuk membentuk Formasi Tulang Sembilan Li akan terasa sia-sia, maka sebelumnya Wang Lin pernah meminta Li Muwan menyisakan sebagian tengkorak ini.
Setelah memberi perintah tersebut, dia mulai menyatukan tiga pilarnya. Memandang potongan kecil tengkorak itu, Wang Lin merenung. Warna ungu yang memancar dari tulang ini lebih mirip kristal daripada tulang biasa, mungkin terbentuk dari struktur khusus dalam tubuh naga sungai.
Saat sedang mengamati, tiba-tiba jiwa Wang Lin bergetar halus. Dia berbalik badan, dan tak lama kemudian Li Muwan yang masih mengantuk terlihat menguap lebar mendekati ruang batu. Tatapannya yang terkejut pada Wang Lin langsung menghilangkan rasa kantuknya.
Dalam beberapa hari terakhir, keadaan pikiran Li Muwan perlahan berubah. Dia mulai sering melamun tak karuan, khawatir Wang Lin akan bertindak biadab padanya. Bagaimanapun juga, para praktisi seni Death Curse biasanya mahir dalam mengekstraksi energi Yin primordial.
Namun kemudian, dia menyadari bahwa Wang Lin hampir setiap hari melakukan retret meditasi. Sebelumnya, Li Muwan selalu menganggap kakaknya Li Qiqing sebagai yang paling rajin dalam kultivasi. Tapi setelah melihat Wang Lin, kata "rajin" itu segera berpindah dalam hatinya kepada pria ini.
Menurut penilaiannya, Wang Lin sudah mencapai tingkat Pseudo-Core dari Pembangunan Fondasi Kesempurnaan Besar. Langkah berikutnya adalah Tahap Inti Pelana. Namun tahap ini tidak mudah dilalui. Sepengetahuan Li Muwan, praktisi tercepat di Huofen Guo yang mencapai Core Formation dalam ribuan tahun terakhir - di usia 17 tahun telah mencapai Pembangunan Fondasi Kesempurnaan Besar, tetapi membutuhkan 30 tahun untuk mencapai Tahap Inti Pelana. Orang ini tak lain adalah Leluhur Huofen Guo, kultivator periode Yuanying pertama yang berhasil meningkatkan negara dari tingkat dua ke tingkat tiga.
Namun menurut penglihatannya, penampilan Wang Lin paling-paling berusia sekitar 20 tahun. Ingin mencapai Pembentukan Inti dalam waktu singkat jelas mustahil. Janji Wang Lin sebelumnya yang akan mengantarnya pergi setelah mencapai Pembentukan Inti, membuatnya tersenyum getir dalam hati. Diam-diam ia mengeluh, menunggu lawan ini membentuk inti, mungkin butuh puluhan hingga ratusan tahun sebelum berhasil. Dalam hati muncul secercak ejekan terhadap Wang Lin, bergumam dalam hati: Jika ingin menahan orang, katakan langsung saja, buat apa berbelit-belit.
“Kamu... latihan teknikmu mengalami hambatan?” Li Mowan ragu-ragu sejenak, menatap mata Wang Lin sambil bertanya lembut. Darah jiwanya berada dalam genggaman pria ini. Jika dia mengajukan permintaan yang keterlaluan, dia tak tahu harus memilih bagaimana. Masalah ini telah lama mengusik pikirannya. Hari ini, melihat kening lawan yang terus berkerut, teringatlah padanya bahwa teknik kutukan maut membutuhkan penyerapan tiga energi secara teratur. Tanpa itu, teknik kultivasi akan mandek dan mudah mengalami hambatan. Dalam hatinya dia menghitung, sejak kembali, pria ini telah bertapa berbulan-bulan. Selama berbulan-bulan tak menyentuh perempuan, tak membunuh, sangat mungkin teknik kutukan mautnya kini menghadapi hambatan.
Wang Lin tak mengetahui pikiran Li Mowan. Dia melirik perempuan itu lalu mengangguk.
Li Muwan merasakan degup keras di hatinya, mundur beberapa langkah dengan wajah pucat kembali. Setelah berjuang sejenak, akhirnya dia menggigit bibir dalam hati dan tersenyum getir, "Kau... Aku hanya setuju meracik pil eliksir untukmu. Jika... Aku... Aku lebih baik mati daripada menuruti." Suaranya terdengar merintih, penuh keluhan dan kepedihan.
Wang Lin melirik Li Muwan dengan heran, lalu berpaling menatap tengkorak itu dan bertanya datar, "Mengapa tengkorak naga Jiao ini warnanya seperti ini?"
"Seluruh tubuh naga Jiao dipenuhi racun. Tulangnya berubah menjadi ungu, itu bukan hal aneh." Dia menggigit bibir merahnya sambil berbisik.
"Seluruh tubuhnya beracun?" Wang Lin tertegun, lalu mengamati tengkorak itu dengan seksama.
"Saat hidup, tubuh naga penuh racun mematikan. Namun setelah mati, racun itu justru mengubah tubuhnya menjadi harta karun. Kitab kuno pernah menyatakan: 'Naga hidup beracun di tubuh, naga mati tubuh jadi pusaka'. Bagian paling beracun dari naga adalah sumsum tulangnya, tapi setelah mati, bagian termahal juga sumsum yang sama." Suara Li Muwan semakin dingin, ekspresinya berangsur datar.
Wang Lin menatap tengkorak naga tanpa bicara, wajahnya berubah-ubah antara gelap dan terang sambil merenung. Ia bergumam pelan: "Seluruh tubuh beracun... Bagaimana mungkin naga yang mengandung racun mematikan ini tidak terpengaruh sendiri..." Kilatan inspirasi muncul di pikirannya, datang cepat dan pergi secepat itu pula. Wang Lin baru saja menangkap seutas benang merah, namun seketika itu juga kebingungan.
Li Muwan melirik dingin ke arah Wang Lin, melihat alisnya semakin berkerut dengan ekspresi berpikir keras, tak bisa menahan diri berkata: "Naga siluman ini semasa hidupnya seluruh tubuhnya beracun, daging, tulang, lima organ dalam dan enam organ penyimpan bahkan air liurnya mengandung racun mematikan, tentu tidak terpengaruh..."
Sebuah gagasan kilat melintas di benak Wang Lin, gagasan itu semakin jelas, matanya semakin bersinar, alisnya perlahan meregang. Akhirnya, setelah lama tak tertawa, tiba-tiba ia tertawa terbahak. Tangannya yang besar menyambar, tengkorak kepala naga siluman segera masuk ke dalam kantong penyimpanan.
"Jika tubuhku tak bisa menahan hawa dingin, maka biarlah tubuh ini berubah sepenuhnya menjadi hawa dingin. Dengan begitu, tentu bisa bertahan." Wang Lin menarik napas dalam-dalam, berbalik memandang Li Muwan, lalu melangkah mantap ke arahnya.
Li Mawan raut wajaknya semakin pucat, mundur hingga ke dinding, tubuhnya gemetar halus. Dengan senyum getir ia bersiap memutus meridian jantung sendiri, tiba-tiba Wang Lin berkomentar: "Pada hari Pembentukan Intiku, pasti akan kuantarkanmu kembali ke Gerbang Sungai Luo!"
Usai berkata demikian, tanpa menoleh ia berbalik dan melangkah keluar gua persembunyian. Dengan lompatan tubuhnya menerjang formasi pertahanan, dalam sekejap mata lenyap tak berbekas.
Li Mawan benar-benar membeku. Di kepalanya berkecamuk berbagai pikiran seperti air mata air pegunungan yang berlimpah, akhirnya dengan lesu ia menyusuri dinding dan duduk di tanah.
Wang Lin mengerahkan Teknik meloloskan diri melalui tanah sepenuhnya, targetnya mengarah ke Lembah Mayat. Perkataan Li Mawan tadi telah membuka awan kabut baginya. Kali ini, ia memiliki keyakinan seratus persen untuk membuat ketiga inti dapat Bersatu.
Dengan kecepatan luar biasa, tiga hari kemudian ia tiba di pinggiran Lembah Mayat. Dengan sikap sudah sangat mahir, ia menunjukkan siluet tubuhnya dan melaju masuk. Dari lembah pertama hingga lembah ketiga belas, di depan lembah ketiga belas itu ia menarik napas dalam-dalam, lalu dengan tegas melangkah masuk.
Di dalam Lembah Keempat Belas, permukaan tanah tertutup lapisan es biru. Wang Lin menginjaknya, serat-serat hawa dingin merambat dari bawah kakinya, menyusup ke dalam tubuhnya. Wang Lin ragu sejenak, tiba-tiba menghentakkan kaki kanannya dengan ringan. Di bawah pengaruh teknik pelolosan tanah, tubuhnya perlahan-lahan tenggelam ke bawah.
Seiring dengan penurunan, energi Yinhan semakin pekat. Setelah turun sekitar 100 zhang (sekitar 333 meter), Wang Lin terpaksa berhenti. Tubuhnya sudah membeku. Energi Yinhan dengan kualitas Yin Bumi yang masif ini memaksanya berhenti di titik ini. Jika turun lebih dalam, tidak hanya tubuh, bahkan jiwa dan Shen Shi-nya akan membeku seketika menjadi pecahan es.
Mengenai seberapa dalam dasar Lembah Keempat Belas ini, atau misteri apa yang tersembunyi di lapisan terdalam - Wang Lin tidak punya waktu untuk berspekulasi. Dia berusaha mempertahankan detak jantungnya, perlahan menggerakkan tubuh ke posisi bersila.
"Tiga Elixir tidak menyatu, sumpah tidak akan keluar lembah!" Wang Lin berbisik dalam hati, menutup matanya dalam-dalam.
Musim semi berlalu, musim gugur tiba, waktu berlalu cepat. Tiga tahun telah terlewati dalam sekejap.
Bencana hewan api di Huofen Guo ditangani oleh utusan negara kultivasi tingkat empat. Akhirnya tiga ahli Tahap Transformasi Dewa menghabiskan sembilan hari untuk sepenuhnya menaklukkan semua hewan api. Mereka menyempurnakan dan menyatukan hewan-hewan api ini, menghasilkan hewan api spiritual tingkat menengah, lalu membawanya kembali ke negara kultivasi tingkat empat.
Hierarki antar hewan spiritual memiliki klasifikasi ketat: dibagi menjadi empat tingkatan yaitu Abnormal, Spiritual, Purba, dan Dewa. Setiap tingkatan memiliki tiga kelas: atas, menengah, bawah.
Roh Api yang diserap oleh Mutiara Langit Terbalik adalah makhluk purba sekunder yang setengah langkah memasuki tahap purba. Jika diklasifikasikan, ini setara dengan puncak kelas atas tingkat spiritual. Keturunannya semuanya berada di kelas bawah tingkat spiritual. Perbedaan besar antara kelas atas, menengah, dan bawah semakin jelas terlihat. Jika bukan karena Roh Api sedang dalam masa kelemahan, mustahil bisa diserap dengan mudah.
Perlu diketahui bahwa puncak kelas atas tingkat spiritual setara dengan kesempurnaan Tahap Transformasi Dewa. Kelas menengah dan bawah masing-masing setara dengan kesempurnaan Bayi Yuan Ying kultivator dan kesempurnaan Pembentukan Inti.
Naga yang mati itu adalah seekor hewan spiritual kelas pin tengah.
Meski bencana makhluk api telah diatasi, Huofen Guo benar-benar tidak mampu menanggung biaya membersihkan energi spiritual panas dan kering di wilayahnya. Mereka hanya bisa menunggu waktu berlalu untuk perlahan-lahan menetralisir energi spiritual yang panas ini.
Pertempuran dengan Xuanwu Guo terus berlanjut, namun pertempuran skala besar dengan lebih dari seribu orang jarang terjadi. Sebagian besar hanya pertempuran kecil puluhan orang. Perlahan-lahan, Aliansi Huofan berhasil memantapkan posisi dan menguasai sekitar sepertiga wilayah sebelum akhirnya kehabisan tenaga untuk melanjutkan ekspansi, lalu stabil di situ.
Sementara pertempuran antar kultivator kedua negara, yang awalnya merupakan perkelahian hidup-mati, akhirnya berevolusi menjadi medai latihan bagi murid-murid kedua negara untuk mengumpulkan pengalaman tempur. Ini menjadi ironi yang pahit bagi para murid dari kedua pihak yang tewas di medan perang selama fase ekspansi sebelumnya.
Berbicara tentang Wang Lin, setelah tenggelam 100 zhang di bawah Lembah Empat Belas, ia pun terdiam seperti seorang biksu tua yang sedang bermeditasi. Detak jantungnya perlahan melambat, diikuti oleh aliran energi Yin ekstrem yang tak berujung menyusup ke setiap sudut tubuhnya, menyebar ke dalam daging dan darah.
Perlahan-lahan, energi Yin ekstrem semakin menumpuk. Setengah tahun kemudian, daging dan darah di anggota tubuhnya telah berubah menjadi biru dengan tanda-tanda kristalisasi. Dalam setengah tahun ini, jantungnya berdetak sebanyak 9.837.543 kali. Tubuhnya tenggelam hingga 180 zhang.
Setelah setengah tahun berikutnya, batang tubuh beserta lima organ dalam dan enam organ penyimpan-nya telah sepenuhnya diserang energi Yin ekstrem. Daging di anggota geraknya mulai mengkristal, tangan dan kakinya bahkan telah berubah sepenuhnya menjadi kristal biru, seolah akan hancur berkeping-keping jika disentuh. Dalam setengah tahun ini, detak jantungnya turun menjadi 487.659 kali. Tubuhnya tenggelam hingga 730 zhang.
Setengah tahun lagi, kristal menyebar ke anggota gerak. Dari luar, kedua lengan dan kakinya seluruhnya telah berubah menjadi kristal biru, bahkan tulang di dalamnya dapat terlihat jelas. Batang tubuhnya juga mulai menunjukkan tanda-tanda kristalisasi. Detak jantung, selama setahun hanya berdenyut 3.865 kali. Tubuhnya tenggelam hingga kedalaman 1.460 zhang.
Setengah tahun berikutnya, seluruh tubuhnya kecuali kepala telah berubah menjadi kristal es biru. Jantungnya telah membeku dan berhenti berdetak. Pada titik ini, posisinya berada 3.672 zhang di bawah permukaan tanah.
Dua tahun berlalu. Di pertengahan tahun ketiga, kepala Wang Lin perlahan berubah menjadi kristal es biru. Pada momen ini, aura kehidupan Wang Lin benar-benar lenyap, mencapai persyaratan tertinggi Jurus Kenaikan Gerbang Neraka - Alam Baka Huangquan.
Tubuhnya tenggelam hingga 7.979 zhang, muncul di sebuah ruang berwarna biru tua. Di sekelilingnya, terhampar tulang-belulang hewan spiritual raksasa yang tak terhitung jumlahnya. Meskipun berada di tempat dengan energi Yin ekstrem ini, daging tubuh makhluk-makhluk itu telah lenyap tanpa jejak, hanya menyisakan lautan tulang yang padat.
Di lautan tulang tersebut, tanpa terkecuali, setiap rangka berwarna kebiruan seperti kristal es.
Wang Lin duduk diam di tengah lautan tulang selama setengah tahun. Dalam kurun waktu itu, ia menghabiskan satu bulan untuk memulihkan detak jantung, dua bulan untuk memulihkan Shen Shi, dan tiga bulan untuk merasakan tiga inti dingin.
Kemudian, inti dingin Gerbang Leluhur dan inti dingin Qihai perlahan saling bertubrukan. Hawa dingin yang menghancurkan kembali muncul, namun dibandingkan dengan energi Yin ekstrem yang kini memenuhi tubuh Wang Lin, hawa ini terlihat sedikit tak berarti.
Dengan mudah, kedua inti dingin itu melebur menjadi satu, tak terpisahkan, perlahan menyatu menjadi entitas utuh.
Kemudian, inti dingin yang telah menyatu terus turun dan mencapai titik dantian. Penghalang tak kasat mata di luar titik dantian ini hanya bertahan selama setengah batang dupa sebelum lapis demi lapis mulai runtuh dan hancur seluruhnya.
Inti dingin turun dan bertabrakan dengan inti dingin dantian. Dingin yang melebihi sepuluh kali lipat dari sebelumnya segera menyembur. Meski konsentrasi dingin ini sangat tinggi, masih sedikit kalah dibanding energi Yin ekstrem dalam tubuh Wang Lin. Perlahan, tiga inti dingin berhasil menyatu dan melebur menjadi satu.
Hanya saja warnanya bukan keemasan, melainkan abu-abu suram yang terasa tak bernyawa.
Wang Lin tidak tahu bahwa Jurus Kenaikan Gerbang Neraka yang ia latih telah mengalami sedikit perubahan karena pengaruh Mutiara Langit Terbalik dan munculnya Ekstrem. Kesulitan yang dialaminya bisa dibilang belum pernah ada presedennya sebelumnya.
Alasan Jurus Kenaikan Gerbang Neraka disebut sebagai teknik pembentukan inti tercepat adalah karena mengambil jalan pintas terbalik: pertama menyatukan inti dingin membentuk embrio inti, kemudian menyerang dengan energi spiritual, akhirnya mengubahnya menjadi Inti Emas untuk memasuki Tahap Inti Pelana.
Saat ini, dia telah menyelesaikan sebagian besar proses, hanya tersisa serangan energi spiritual terakhir. Namun memasuki Tahap Inti Pelana bukanlah hal mudah, serangan terakhir ini tidaklah pasti berhasil, masih ada kemungkinan gagal.
Begitu gagal, embrio inti akan langsung hancur, dan harus memulai dari awal lagi.
