Satu tubuh asli, tiga klon, duduk di empat ekstrem arah mata angin. Garis penghubung Shen Shi pun tercipta, mengunci mati seluruh Xuanwu Guo secara menyeluruh.
Setiap kultivator yang masuk atau keluar Xuanwu Guo pasti akan melewati garis blokade Shen Shi. Dengan demikian, Raja Iblis Delapan Ekstrem bisa mengendalikan seluruh situasi.
Orang tua ini juga sangat marah oleh Wang Lin, mengejar dari Kota Nandou di Laut Xiuno sepanjang perjalanan melewati Huofen Guo, langsung menerobos masuk ke Xuanwu, namun lawan tiba-tiba menghilang tanpa jejak aura sama sekali.
Meski menggunakan segala kesaktiannya, tak ditemukan sedikitpun petunjuk. Setelah menganalisis, ia menyimpulkan lawan pasti bersembunyi di bawah tanah, tapi setelah menyisir dengan Shen Shi secara detail tetap tak menemukan apapun.
Tapi dia tak menyerah. Sejak mendengar di Kota Nandou bahwa lawan menggunakan ilmu kutukan maut, hatinya berdebar-debar. Dalam rencana besarnya, ada satu mata rantai yang akan jauh lebih mudah jika menggunakan ilmu kutukan maut.
Karena itulah dia bersusah payah mengejar. Dengan kesaktiannya, seharusnya mudah menangkap Wang Lin. Tapi lawan licin seperti belut, menghilang dan tak muncul lagi. Setelah menunggu 97 hari, ketika lawan akhirnya muncul, begitu dia bertindak, tak disangka lawan langsung tanpa ragu menggunakan Teknik meloloskan diri melalui tanah untuk menyelam ke dasar.
Untungnya sebelumnya dia meminjam Perahu Tanah, harta magis ini mengandung teknik pelolosan tanah tingkat tinggi. Dengan ini, pencarian pasti lebih efektif. Saat jarak semakin dekat, di bawah tanah, banyak ilmu yang tidak bisa dia gunakan. Awalnya dia pikir begitu dekat, pasti bisa menangkap dengan mudah. Tapi yang membuatnya salah perhitungan lagi adalah arah si anak itu ternyata menuju puncak gunung Aliansi Huofan.
Meski kemudian dia menghancurkan Formasi pelindung gunung dengan satu telapak tangan, tapi kembali kehilangan jejak lawannya. Marahnya tak terbendung, nekat mengunci negara dengan Shen Shi meski harus berkonflik dengan negara kultivasi tingkat empat di belakang Xuanwu Guo dan Huofen Guo.
Sebenarnya sampai saat ini dia belum membunuh satu pun warga kedua negara, terutama karena faktor negara kultivasi tingkat empat di belakang mereka. Semakin tinggi tingkat kultivasi seseorang, semakin paham mereka dengan latar belakang Planet Zhuque. Huofen dan Xuanwu berada di bawah negara kultivasi tingkat empat yang sama. Mereka bisa berperas sesama, tapi jika orang luar menyerang, negara kultivasi tingkat empat itu pasti akan mengirim utusan.
Kalau di masa lalu tidak apa, Pembunuhan ya dibunuh, tapi sekarang, melihat tempat itu hampir terbuka, dia tidak ingin menimbulkan masalah baru di saat seperti ini.
Lockdown ini berlangsung selama dua tahun.
Selama dua tahun, Xuanwu Guo dan Aliansi Huofan sudah terbiasa dengan sapuan Shen Shi yang sering terjadi, fenomena ini hampir terjadi beberapa kali dalam sehari.
Mengenai alasan situasi ini, hampir semua kultivator sudah memahaminya. Senior sekte mereka pernah memperingatkan dengan serius: empat arah sama sekali tidak boleh dijelajahi.
Raja Iblis Delapan Ekstrem semakin tidak sabar menunggu. Melihat tinggal satu tahun lagi tempat itu akan terbuka, jika terlambat datang, konsekuensinya tak terbayangkan. Dalam kemarahannya, dia memutuskan untuk menunggu setengah tahun lagi. Jika setelah setengah tahun anak itu belum muncul, dia rela menyinggung Negara Kultivasi Tingkat Empat, memurnikan Xuanwu Guo sampai menjadi ampas sekalipun, demi menemukan si anak itu.
Waktu berlahan berlalu, satu bulan, dua bulan… hingga bulan kelima, raut wajah Raja Iblis Delapan Ekstrem semakin suram, aura kekerasan di wajahnya juga semakin pekat.
Wang Lin duduk bersila di dalam ruang Tianni, wajahnya bahkan lebih pucat dibanding Raja Iblis Delapan Ekstrem. Semua benda di tubuhnya telah diperiksa satu per satu. Dari setetes Darah Jiwa Shangguan Mo, ia merasakan getaran halus yang berbeda.
Pada hari ini, batas ruang Tianni telah tiba. Wang Lin samar-samar merasakan bahwa jika tidak segera keluar, mungkin ia tidak akan bisa keluar lagi seumur hidup.
Ia harus keluar dan bertahan setidaknya tiga hari sebelum bisa masuk kembali. Tapi dalam tiga hari tersebut, jika si pengejar masih berada di luar, maka bertahan dengan aman selama itu akan sangat sulit.
Wang Lin terdiam sejenak, memandang benda-benda bercahaya dalam ruang Tianni yang semakin redup. Saat cahaya itu hampir padam sepenuhnya, tubuhnya gemetar dan ia melangkah keluar dari ruang Tianni.
Begitu ia muncul, Raja Iblis Delapan Kutub yang bersemedi di empat penjuru Xuanwu Guo tiba-tiba membuka mata. Tubuhnya berkelebat dan menghilang dari tempat semula.
Tubuh Wang Lin yang semula berupa bayangan samar perlahan menguat. Serangan pusing hebat langsung menyergap, namun ia menahan sakit kepala sambil menekan antara alis. Darah Jiwa Shangguan Mo segera merembes keluar. Tanpa basa-basi, ia melemparkannya dengan cepat. Darah Jiwa itu melesat dengan kecepatan dahsyat menyusuri bawah tanah.
Bersamaan dengan itu, firasat bahaya tiba-tiba muncul. Wang Lin menyeringai dingin, tubuhnya melesat cepat ke arah berlawanan.
Pria tua berbaju hijau muncul ke permukaan mengikuti jejak Darah Jiwa. Dengan wajah mengerang, ia menampar tanah sehingga bumi bergetar. Tubuhnya segera menyelam ke bawah tanah menggunakan perahu tanah. Namun tak lama, ia muncul kembali dengan wajah muram sambil memegang tetesan Darah Jiwa Shangguan Mo di tangannya. Dalam kemarahan, ia menghancurkannya dengan menggenggam kuat.
"Kau takkan bisa kabur!" teriak orang tua itu marah. Shen Shi-nya menyebar liar, dalam sekejap menjangkau seluruh Xuanwu Guo. Tiba-tiba ia menggerutu dan segera melesat pergi.
Dalam pergerakan tanah, Wang Lin segera merasakan gelombang energi spiritual di sekeliling tanah. Ia tahu musuh telah mengejarnya. Menyadari kondisi tubuhnya saat ini tak mungkin bertahan selama tiga hari, tanpa bicara ia segera bergerak ke atas dari bawah tanah. Tak lama kemudian, ia melompat keluar ke permukaan.
Saat muncul, empat sosok identik tiba-tiba berkelebat dan muncul mengelilinginya dari segala arah.
Raja Iblis Delapan Kutub memandang dingin ke arah Wang Lin, empat sosok perlahan menyatu menjadi satu orang, suaranya berat bergema: "Anak muda, termasuk 97 hari sebelumnya, aku telah menantimu hampir tiga tahun."
Wang Lin dengan wajah muram menatap tajam ke arah pria berjubah hijau itu, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Siapa namamu?" Pria berjubah hijau itu mendengus ringan, bertanya.
"Ma Liang!" Jawab Wang Lin dengan suara berat. Tingkat kultivasi lawannya terasa seperti lautan tenang, tak terukur dalamnya.
"Ma Liang, kujatakan padamu," sorot mata pria berjubah hijau itu menyala bagai kilat, menatap Wang Lin kata demi kata, "Apakah kau menguasai ilmu kutukan maut?" Di balik matanya, terpancar aura pembunuh yang mengintai. Jika jawabannya tidak, tanpa ampun akan ia hancurkan lawannya, lalu kembali ke Kota Nandou untuk melampiaskan amuk darah dan mengekstraksi jiwa para penipu untuk bahan senjata.
Wang Lin terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. Ia bisa merasakan aura mematikan yang menyelimuti tubuh lawannya. Satu langkah salah, nyawanya akan melayang tanpa bekas.
Pria berjubah hijau menyipitkan matanya, tanpa basa-basi langsung menepuk kantong penyimpanannya. Seketika muncul seekor ular sanca berbintik hijau sepanjang lebih dari tiga zhang di tangannya.
Ular sanca itu menjulurkan lidah bercabang, mata ungu-hitamnya menatap tajam ke arah Wang Lin.
"Perlihatkan ilmu kutukan mautmu, targetnya ular ini!" Pria berjubah hijau melemparkan ular sanca ke tanah dengan suara datar.
Begitu menyentuh tanah, ular itu langsung melingkar membentuk formasi pertahanan. Kepalanya terangkat menghembuskan bau amis, mulut lebar itu menyambar. Wang Lin menunduk, kilatan merah di matanya menyala sekejap, suaranya menggema rendah: "Matilah!"
Sasaran sebenarnya Wang Lin bukanlah ular itu, melainkan sang tua. Kali ini, Shen Shi Ekstrem digunakannya hingga batas maksimal.
Saat kata "mati" meluncur dari mulutnya, tubuh Wang Lin tiba-tiba mundur. Orang tua berbaju hijau merasakan guncangan pada Shen Shi-nya. Sebuah kilat merah segera menyusup ke lautan kesadaran. Di dalam lautan kesadaran orang tua itu, air laut telah mengering. Hanya seekor gurita berkaki delapan yang berbaring diam. Begitu kilat merah memasuki lautan kesadaran, gurita itu langsung membuka mulutnya lebar-lebar. Daya hisap dahsyat langsung terpancar, menyedot kilat merah masuk ke dalam mulutnya.
Namun kekuatan Shen Shi Ekstrem tak perlu diragukan. Meski tingkat kultivasi orang tua berbaju hijau sangat tinggi, gurita berkaki delapan yang merupakan perwujudan Shen Shi di lautan kesadarannya tetap menggigil setelah menelan kilat merah.
Gigitan ini memicu reaksi berantai. Guncangan menyebar dari lautan kesadaran ke seluruh tubuh, membuat tubuh orang tua itu terhenti sejenak.
Saat mundur, Wang Lin mengeluarkan cahaya kristal dari mulutnya. Pedang Terbang berkilauan itu memotong ular sanca menjadi dua. Seketika, pedang itu menyambar seperti kilat dan menancap di antara alis sang orang tua.
Namun cincin cahaya putih terus berputar di antara alisnya. Betapapun kerasnya pedang itu ditusukkan, tak mampu menembus. Tanpa bicara, Wang Lin menarik kembali pedangnya dengan tangan kanan lalu langsung menyelam ke bawah tanah, melesat kabur secepat mungkin.
Beberapa saat kemudian, tubuh orang tua berbaju hijau bergetar. Ia menatap mayat ular sanca yang terpotong di tanah, mengusap-usap antara alisnya, lalu matanya menyala api kemarahan. Dengan senyum mengerikan, kedua tangannya membentuk segel sambil bergumam, "Pergi!"
Sekoci kristal berpendar tujuh warna muncul di depannya. Benda transparan itu memancarkan kilauan spektakuler. Begitu perintah keluar, sekoci itu melesat ke tanah, meninggalkan jejak Gelombang Cincin pelangi yang langsung memburu Wang Lin di bawah tanah.
Sepanjang jalan yang dilalui sekoci, tanah berhamburan tanpa bisa menghalangi sekoci sedikit pun. Dalam sekejap, jaraknya sudah mencapai sepuluh zhang dari Wang Lin. Bulu kuduk Wang Lin merinding, tanpa pikir panjang ia mengeluarkan Giok Jade pemberian Yang Sen dari kantong penyimpanannya.
Giok Jade ini mampu menahan serangan penuh kultivator periode Yuanying. Saat giok itu dikeluarkan, sekoci pun melesat menghampiri.
Giok Jade itu segera membesar dan menghalangi di belakang Wang Lin, bertabrakan dengan sekoci. Dentuman keras terdengar, giok itu retak berderak-derak sebelum remuk menjadi debu. Sekoci terlempar beberapa zhang ke belakang, momentumnya melambat. Bersamaan itu, gelombang cincin menyebar dari titik tumbukan, menerbangkan tanah di sepanjang jalurnya.
Jika dilihat dari langit, tampak jelas lingkaran yang membesar dari titik kecil, dalam sekejap meluas hingga 100 zhang. Tanah bergelombang naik seolah ada naga bawah tanah yang sedang menggeliat di dalamnya.
Wang Lin tersapu oleh gelombang sisa yang menyebar, seketika mulutnya menyemburkan darah segar. Tanpa pikir panjang, ia melompat keluar dari tanah dan nyaris terhindar dari Gelombang Cincin utama.
Setelah terbang keluar dari tanah, ia tak berhenti sejenak pun langsung melaju kencang.
Merasakan getaran gelombang di kakinya, pria tua berjubah hijau itu amarahnya sedikit mereda. Ia bergumam pelan: "Serangan tadi bahkan bisa membuatku tertegun sesaat. Kabar angin mengatakan ilmu kutukan maut khusus melatih Shen Shi, menggunakan Shen Shi untuk menyerang. Jika benar demikian, berarti anak ini memang menguasai ilmu kutukan maut!"
Memikirkan hal ini, tubuhnya bergerak ringan dan langsung menghilang dari tempatnya. Dada Wang Lin terasa nyeri samar. Saat terbang, ia mengambil pil penyembuh dari persediaan obat pemberian Li Mawan. Setelah menelannya, pupil matanya menyempit tiba-tiba - di depannya, gelombang energi spiritual tiba-tiba menguat. Wang Lin yang sering berinteraksi dengan periode Yuanying sangat paham ini pertanda teleportasi akan muncul. Tanpa ragu sedikit pun, ia tiba-tiba berbelok arah.
Pada saat itu, di lokasi gelombang energi spiritual, sosok orang tua berjubah hijau tiba-tiba muncul.
"Saudara Muda, Lao Fu tidak ingin melukaimu. Bisakah kau mendengarkan penjelasanku sampai selesai?"
