Wang Lin tidak berniat membasmi semua binatang kecil sekaligus, melainkan ingin mengusir mereka. Benar saja, di bawah hujaman pedang seperti hujan, kawanan itu kembali tercerai-berai. Tanpa basa-basi, tubuhnya melompat keluar menyusup celah-celah kerumunan, melesat menuju Menara Hitam. Begitu berdiri di depan pintu menara, ratusan pedang di udara berputar sekali lalu ditarik kembali ke kantong penyimpanan.
Di saat yang sama, dia memanggil Raja Iblis. Sang Raja Iblis sedang asyik menyerap Shen Shi binatang kecil, sama sekali mengabaikan panggilan Wang Lin. Cahaya Shen Shi Ekstrem berkilat di mata Wang Lin disertai dengusan dingin.
Suara ini membuat Raja Iblis gemetar ketakutan. Ia segera menghentikan penyerapan, tubuhnya mengeras menjadi asap hitam yang mengikuti Wang Lin masuk ke menara. Dengan wajah memelas, ia melayang di samping Wang Lin sambil memandangi Shen Shi binatang-binatang kecil yang kembali ke tubuh masing-masing.
Sang Raja Iblis tak mengerti: "Apa yang salah dengan otak bintang pembawa malapetaka ini? Ada banyak musuh yang bisa dibunuh, tapi malah menyuruhku kembali."
Wang Lin dengan pandangan serius berdiri di dalam menara hitam sambil menatap binatang-binatang kecil itu. Ada alasan mengapa dia tidak membiarkan Raja Iblis terus melakukan penyerapan. Masalah ini baru saja terpikir oleh Wang Lin. Dari jumlah binatang kecil yang ada, ketika mereka berkumpul, mereka membentuk angin topan. Di wilayah elemen tanah ini, yang paling banyak adalah angin topan.
Dari sini dapat dilihat bahwa jumlah binatang kecil ini tak terbayangkan. Serangan mereka dilakukan melalui gelombang suara dan Shen Shi secara bersamaan. Di sisi lain, tubuh mereka tampak sangat rapuh.
Jika jumlah mereka tidak banyak, tampaknya mudah untuk dimusnahkan, terutama dengan kemampuan Meng Tuozi yang bisa menyebarkan kabut racun dengan mudah. Tapi Wang Lin tidak bisa melupakan pemandangan yang dilihatnya beberapa hari lalu di puncak sebuah menara hitam: angin topan hitam tak berujung yang bergerak cepat terkumpul ke satu arah.
Ini adalah penerbangan yang bertujuan, dari sini terlihat bahwa binatang-binatang kecil ini memiliki metode khusus untuk memanggil bala bantuan. Begitu jumlah pembantaian melebihi batas, mereka akan memanggil kawanannya. Dan jika terjebak dalam siklus seperti ini, maka yang menantinya hanyalah kematian, angin puyuh tak berujung.
Di sisi lain, jika pembunuhan massal terlalu besar, kemungkinan besar akan memanggil kembali angin puyuh yang sebelumnya telah diarahkan oleh Meng Tuozi. Dengan demikian, alih-alih Meng Tuozi yang membuka jalan untuknya, malah dirinyalah yang membantu Meng Tuozi mengalihkan perhatian angin puyuh.
Dalam pertempuran tadi, sekitar 200 kemampuan persepsi spiritual binatang kecil telah dihancurkan oleh Wang Lin dan Raja Iblis. Kini Wang Lin dengan tatapan tajam mengamati kawanan binatang di luar. Perlahan-lahan, binatang-binatang kecil itu kembali berkumpul membentuk angin puyuh, berputar beberapa kali mengelilingi menara raksasa tempat Wang Lin berada, lalu mengabaikannya dan bergerak maju.
Setelah badai itu menjauh, Wang Lin menghela napas lega. Di dalam hatinya, rasa dingin yang menggelora muncul. Daerah elemen tanah ini sangatlah misterius, hampir bertentangan dengan logika umum. Siapapun yang dikepung oleh binatang-binatang kecil ini, setelah melihat serangan gelombang suara dan Shen Shi mereka, lalu mengetahui kerapuhan tubuh mereka, mungkin reaksi pertama adalah berusaha memusnahkan mereka secepat mungkin untuk mencegah datangnya kawanan yang lebih besar.
Namun dengan cara ini, begitu pemusnahan mencapai tingkat tertentu dan binatang-binatang kecil mulai memanggil kawanan mereka, maka kecuali memiliki tingkat kultivasi yang melawan kodrat, nasib kematian sudah tak terelakkan.
Wang Lin duduk bersila di dalam menara hitam melakukan meditasi. Setelah melakukan latihan pernafasan sebentar, matanya menatap jauh ke arah badai hitam yang terus bergerak menuju suatu titik. Ia diam sejenak, lalu memutuskan untuk tidak terburu-buru keluar, tetap tinggal di dalam menara hitam.
Ia melirik ke arah Raja Iblis. Wajah iblis itu terlihat muram, matanya memandang penuh kerinduan ke arah badai yang semakin menjauh di luar menara, seolah enggan melepas kepergiannya.
Wang Lin juga tidak menjelaskan, berkata dingin: "Gue gak peduli berapa banyak Shen Shi yang kamu telan, keluarkan setengahnya!"
Raja Iblis bergumul lama dalam hati, mengkalkulasi apakah si bintang pembawa malapetaka ini akan mengejarnya kalau dia langsung kabur. Setelah lama ragu, akhirnya Raja Iblis melirik dan melihat sorot mata Wang Lin yang tidak bersahabat. Seketika tubuhnya gemetar, lalu segera memuntahkan jiwa dan Shen Shi binatang kecil dalam jumlah besar.
Setelah memuntahkan sekitar 20, dia pura-pura lemah sambil dalam hati bersorak: "Terserah kamu sakti selevel apa, tetap harus makan sisa muntahan gue! Kalo jagoan ya jangan dimakan!"
Wang Lin tentu tidak tahu pikiran Raja Iblis ini, tapi melihat kilatan kesombongan samar di wajahnya, dia bisa menebak sebagian. Tapi urusan seperti ini tidak dia hiraukan. Seluruh perhatiannya tertuju pada 20 Shen Shi dan jiwa binatang kecil yang melayang di depannya.
Setelah mengamati sejenak, sorot mata Wang Lin berkilau. Ia langsung meraih dua puluh jiwa tersebut dan bangkit menuju tingkat atas Menara Hitam. Di suatu lapisan tengah, ia menatap sekeliling. Ukuran tempat ini cukup memadai, lalu Shen Shi Ekstrem-nya menyebar, seketika membungkus sekitarnya.
Raja Iblis terus mengikuti di belakang Wang Lin, ingin menyaksikan langsung bagaimana ia memakan jiwa-jiwa yang telah terkontaminasi ludahnya. Dalam kepuasannya, tiba-tiba ia menyadari sekelilingnya tertutup oleh Shen Shi lawan. Kilat merah yang menyiksa dan menakutkan itu terus berkeliaran, membuat seluruh tubuhnya lemas seketika. Dalam hati ia bergumam, "Habislah... Bintang pembawa malapetaka ini rupanya hendak menghabisi ku..."
Ketakutan, ia baru hendak memohon ampun ketika menyadari Wang Lin sama sekali tidak memandangnya. Wang Lin hanya mematung memandangi dua puluh jiwa binatang kecil itu. Akhirnya ia menelan kembali kata-kata permohonannya, dalam hati bersyukur atas keberuntungannya.
Wang Lin mengamati jiwa-jwa binatang kecil ini. Hewan ini memiliki Shen Shi setara dengan kultivator tahap awal Jiedan. Tidak terlalu kuat, tapi juga tidak lemah. Jika bukan karena Raja Iblis yang telah dikembangkannya memiliki karakteristik hantu pengembara, mungkin tidak akan bisa menelan begitu mudah Shen Shi yang tingkat kultivasinya hampir setara dengannya saat ini.
Justru karena keberhasilan Raja Iblis ini, Wang Lin mulai memiliki ide untuk menciptakan Raja Iblis lagi. Dia sangat menyadari kelemahan terbesarnya adalah kurangnya Magic Treasure. Sampai saat ini, hanya ada Pedang Terbang yang bisa digunakan. Sedangkan yang lainnya hanyalah Magic Treasure level rendah yang tidak terlalu berguna.
Selain Pedang Terbang, ada juga Raja Iblis ini yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan penting. Contohnya seperti tadi, jika tidak melemparkan Raja Iblis untuk menghadapi Shen Shi, mungkin Wang Lin harus mengeluarkan banyak tenaga.
Selain dua itu, masih ada otot naga dan sebuah gulungan lukisan. Sayangnya aura dari gulungan lukisan ini terlalu iblis. Wang Lin tidak berencana menggunakannya sebelum benar-benar memahami sepenuhnya.
Fokus dalam memelihara Raja Iblis terletak pada keunikan jiwa. Raja Iblis pertama itu sendiri telah memiliki potensi Yuan Ying, agak mirip dengan hantu pengembara. Di bawah pelatihan paksa Wang Lin, akhirnya memperoleh sedikit karakteristik hantu pengembara, meskipun masih jauh berbeda dengan hantu pengembara sejati yang bisa menyebabkan malapetaka di dunia makhluk hidup.
Jika itu hantu pengembara asli, mereka bisa mengabaikan tingkat kultivasi apapun. Hanya dengan sekali menerkam, bisa langsung menelan jiwa sekaligus menyerap intisari darah dan daging. Kecuali bertemu ahli ilmu besar, mereka tidak bisa dimusnahkan. Satu-satunya musuh alaminya hanyalah Tun Hun.
Sedangkan Raja Iblis yang berasal dari Xu Liguo hanya bisa menyerap yang setingkat dengannya. Jika menghadapi periode Yuanying yang lebih tinggi dan memaksakan penyerapan, kemungkinan besar akan gagal.
Yang menarik perhatian Wang Lin dari jiwa binatang kecil ini adalah sifat fusi-nya. Ini pertama kalinya ia melihat begitu banyak Shen Shi individu bisa saling melebur membentuk Shen Shi baru.
Keunikan ini membuat Wang Lin terpikir untuk menggunakannya menciptakan Raja Iblis.
Wang Lin merenung sejenak, lalu menepuk kantong penyimpanannya. Beberapa Bendera Jiwa melesat keluar dan melayang di samping tubuhnya. Di dalam bendera-bendera ini tersegel banyak jiwa—sebagian besar kultivator iblis, dan sebagian lainnya jiwa makhluk dari Laut Xiuno.
Dengan tebasan tangan kanannya, sangkar energi spiritual langsung terbentuk. Sembilan belas jiwa binatang kecil terkurung di dalamnya, hanya menyisakan satu jiwa yang diam membeku melayang sendirian di udara.
Sorot mata Wang Lin berkilau. Ia menjulurkan tangan ke Bendera Jiwa di sampingnya, menyambar satu jiwa, lalu meninggalkan jejak spiritual di dalamnya sebelum melemparkannya keluar.
Sayangnya, sama seperti Xu Liguo dulu, jiwa binatang kecil itu sama sekali tidak melakukan penyerapan, hanya memandang sekeliling dengan sedikit kebingungan. Namun Wang Lin tidak panik. Setelah mengalami proses membesarkan Raja Iblis pertama, dia paham bahwa mengubah Shen Shi jiwa normal menjadi memiliki karakteristik hantu pengembara membutuhkan waktu.
Hanya saja langkah pertama ini perlu dia picu. Kilatan listrik merah di mata Wang Lin bersinar, Shen Shi Ekstrem segera berubah menjadi jaring merah yang muncul di sekitar Shen Shi binatang kecil, perlahan menyusut.
Terdesak, Shen Shi binatang kecil segera melayang ke dalam. Melihat jaring merah semakin mendekat, ia berhenti sejenak sebelum akhirnya terbang ke arah jiwa tersebut, semakin dekat secara bertahap.
Sorot mata Wang Lin menjadi tajam, mengawasi dengan intens. Tiba-tiba, Shen Shi binatang kecil itu tiba-tiba mempercepat gerakan dan menabrak jiwa tersebut dengan keras. Bukan menyerap, melainkan menyatu dengannya. Wang Lin bisa merasakan dengan jelas bahwa Shen Shi binatang kecil itu telah menguat sedikit.
Dia cukup terkejut, awalnya mengira perlu usaha besar untuk memaksa makhluk itu menyerap, mengingat proses yang dialami Raja Iblis Xu Liguo dulu. Namun tak disangka binatang kecil ini langsung melebur secara spontan hanya dengan sedikit tekanan, meski bukan penyerapan tapi efeknya sama.
Wang Lin tanpa basa-basi menarik kembali jaring merahnya, mengeluarkan jiwa lain yang telah ditandai dengan Shen Shi-nya, lalu melemparkannya. Kali ini tanpa perlu dipaksa, Shen Shi binatang kecil itu langsung menyergap dan melebur dengannya.
Sejak itu, minat Wang Lin benar-benar tersulut. Matanya berkilat sambil kedua tangannya mengetuk Bendera Jiwa berkali-kali, memancarkan puluhan jiwa yang telah ditandai Shen Shi-nya satu per satu.
Pada detik itu juga, Shen Shi binatang kecil tiba-tiba bergerak gesit, menabrak setiap jiwa dengan kecepatan tinggi. Setiap tabrakan langsung disusul peleburan, kemudian melanjutkan ke target berikutnya.
Dalam waktu kurang dari sebatang dupa, puluhan jiwa ini telah sepenuhnya melebur dengannya. Pada saat ini, Shen Shi binatang kecil itu semakin kuat, bahkan menunjukkan tanda-tanda akan melakukan breakthrough dari tahap awal Jiedan menuju tahap menengah.
Wang Lin semakin tertarik. Tangan kanannya menggenggam Bendera Jiwa dan mengguncangnya keras-keras. Ratusan jiwa yang tersisa di dalamnya langsung beterbangan keluar. Setelah satu per satu diberi cap Shen Shi, mereka menyerbu ke arah Shen Shi binatang kecil itu.
Shen Shi makhluk ini segera mengeluarkan rangkaian teriakan keras - ini adalah pertama kalinya ia bersuara di dalam menara. Begitu teriakan itu keluar, segera berubah menjadi riak gelombang yang menyebar ke segala arah. Wang Lin menunjukkan wajah berseri-seri, matanya berkilat-kilat memandang tanpa henti.
Ia tahu, dirinya telah menemukan harta karun. Shen Shi binatang kecil ini entah mengapa sangat aneh, seolah terlahir cocok sebagai Raja Iblis. Hampir tanpa perlu dorongan, ia mulai melakukan peleburan secara mandiri. Selain itu, yang lebih mengejutkan Wang Lin adalah serangan gelombang suara yang seharusnya hanya bisa dikeluarkan oleh tubuh fisik, tak disangka Shen Shi pun mampu melakukannya.
Terlebih lagi, serangan gelombang suara dari Shen Shi ini jelas merupakan metode khusus untuk menarget jiwa. Setelah gelombang suara muncul, jiwa-jiwa yang tadinya berkerumun mendadak melambat geraknya, bahkan menunjukkan tanda-tanda akan runtuh.
Pada saat itu, Shen Shi binatang kecil melesat kilat. Dalam waktu kurang dari setengah batang dupa, ia telah menyerap habis semua seratus lebih jiwa tersebut. Kemudian, seluruh jiwa itu berdentum berubah menjadi kabut merah yang menyebar selebar satu zhang, lalu perlahan mereda.
Wang Lin memandang dengan mata berkilat, mengibaskan Bendera Jiwa. Seketika sembilan belas shen shi binatang kecil tersisa tersedot masuk ke dalam Bendera Jiwa. Setelah menyimpannya di kantong penyimpanan, Wang Lin tak berkedip memandang kabut merah. Ia bisa merasakan shen shi yang ditinggalkannya dalam jiwa-jiwa itu perlahan menyatu dengan shen shi makhluk ini selama proses peleburan.
Raja Iblis di sampingnya tertegun menyaksikan pemandangan ini, dalam hati berteriak: "Gila! Adik kecil ini terlalu garang! Aku harus bekerja keras, kalau tidak Sang Bintang Pembawa Malapetaka mungkin akan memberikanku sebagai pakan untuk adik kecil ini!" Tubuh Raja Iblis gemetar, segera mundur beberapa langkah. Tanpa bicara, untuk pertama kalinya ia duduk bersila melayang di udara, cepat-cepat mencerna jiwa-jiwa yang terkumpul dalam tubuhnya selama ini.
Selama tiga hari, kabut merah tidak mengalami perubahan sama sekali. Setiap hari, selain mengamati kabut merah, Wang Lin juga menyaksikan ribuan angin puyuh melintas dari jendela menara. Salah satu angin puyuh bahkan mencapai ketebalan 1.000 zhang, bagaikan raja angin puyuh yang menerobos melintasi sisi menara hitam.
Saat angin puyuh terbesar itu menerobos melintasi, tiba-tiba berhenti sejenak. Wang Lin segera merasakan gelombang Shen Shi yang tak terhitung jumlahnya menerjang, bukan mengarah padanya melainkan ke kabut merah di dalam menara.
Namun saat Shen Shi-Shen Shi ini menyentuh menara hitam, mereka langsung terpental kembali. Angin puyuh yang seperti raja itu diam sebentar di luar menara hitam, lalu perlahan pergi menjauh.
Wang Lin merasakan dengan jelas getaran aneh dari kabut merah saat Shen Shi angin puyuh itu datang. Menyadari hal ini, Wang Lin semakin memperhatikan dengan seksama.
Perlahan-lahan, semakin banyak angin puyuh yang muncul, semua angin puyuh ini menuju ke satu arah yang sama. Wang Lin dalam hati tertawa dingin, tanpa perlu menebak pun tahu bahwa arah itu adalah tempat dimana Meng Tuozi berada.
Wajah Meng Tuozi saat ini muram seperti air. Sebenarnya, sejak membunuh gelombang pertama binatang kecil dan langsung dikepung oleh gelombang kedua dengan jumlah sepuluh kali lipat, dia sudah menyadari kesalahannya.
Dia bertindak berdasarkan pengalaman di daerah gletser dulu, di sana juga ada makhluk serupa dengan populasi sangat banyak. Jika bertemu harus segera dibunuh, kalau tidak akan memancing lebih banyak lagi.
Tapi sialnya, daerah Tanah Xing ini justru kebalikannya. Hal ini membuat Meng Tuozi tersenyum pahit. Namun keadaan sudah sampai di titik ini, meski dia berhenti membunuh, binatang-binatang kecil ini tetap terus menggangu dengan serangan Shen Shi dan gelombang suara.
Akhirnya, sifat iblis Meng Tuozi terpicu. Ia pun melepaskan diri sepenuhnya, menyebarkan kabut racun dalam jumlah besar. Akibatnya, panggilan binatang kecil semakin intensif. Bahkan ketika ia bersembunyi di dalam Menara Hitam, kawanan hewan di luar tidak berkurang, malah semakin banyak hingga membuat bulu kuduknya merinding.
Kini ia berdiri di dalam Menara Hitam, memandang badai pasir tak berujung di luar. Hampir setiap detik, jumlah binatang kecil terus bertambah. Ia pernah mencoba menggunakan menara sebagai pijakan untuk menyebarkan racun melalui jendela, namun di dalam menara terdapat Larangan yang kuat. Meski menghalangi serangan binatang dari luar, sistem ini juga mencegah orang di dalam menara mengeluarkan mantra ke luar.
Sementara jika keluar dari Menara Hitam, Meng Tuozi kini tidak yakin. Ia percaya begitu melangkah keluar, yang menantinya adalah serangan gabungan Shen Shi dan gelombang suara dari kumpulan binatang kecil yang jumlahnya bisa mencapai ratusan juta, bahkan mungkin miliaran.
Meskipun dia berada di Tahap Transformasi Dewa yang bisa membuat jutaan kultivator di Laut Xiuno gemetar hanya dengan menghentakkan kaki, saat ini tidak ada cara untuk bertahan dari serangan Shen Shi dan gelombang suara ratusan juta binatang kecil.
Ia terdiam lama, mengusap katak di bahunya dengan ekspresi bengis. Tanpa bicara, dia menyentuh katak itu yang segera melompat ke tanah dan mengeluarkan suara gemericik.
Meng Tuozi memandang kataknya dengan raut sedih, menghela nafas sebelum menyimpannya kembali. Setelah merenung sebentar, dia mengeluarkan ular sanca merah sepanjang sepuluh zhang lebih dari kantong penyimpanan. Ular bertanduk ini langsung memancarkan aura panas begitu muncul.
“Jika menggunakan Kodok Li Tian sebagai pengganti, Lao Fu seharusnya tidak akan terluka, tapi dengan begini kodok ini pasti mati. Ah, Ular Merah Bertanduk ini berada di puncak tingkat spiritual kelas menengah. Meski bisa digunakan sebagai pengganti, Lao Fu mungkin tetap akan menderita luka.” Meng Tuozi bergumam sendiri. Ibu jarinya menggesek jari tengah, segera mengeluarkan setetes darah segar. Ia mengucapkan beberapa suara aneh, tetesan darah itu berangsur memudar warnanya hingga akhirnya berubah menjadi putih susu, lalu cepat-cepat ditempelkan di kepala ular raksasa itu.
Ekspresi Meng Tuozi tegang. Kedua tangannya merubah gerakan mantra, perlahan menekan dahinya sendiri. Secara bertahap ia mengangkat tangan, seutas benang kristal bersinar tertarik keluar dari dahinya, perlahan membekas di titik putih susu pada kepala ular raksasa itu.
Setelah waktu yang lama, Meng Tuozi menarik napas dalam-dalam, perlahan bangkit berdiri, melemparkan ular sanca besar itu ke tanah dengan acuh. Begitu ular bertanduk itu menyentuh tanah, ia segera melingkar membentuk formasi ular, merayap di sana tanpa bergerak.
Kilatan kejam terpancar dari mata Meng Tuozi. Tanpa berkata-kata, dia melangkah keluar dari menara batu. Begitu kaki menyentuh luar, raungan angin topan di luar tiba-tiba menguat berlipat-lipat. Semua binatang kecil dalam angin topan menyatukan Shen Shi mereka seketika, berubah menjadi serangkaian kilat yang menyembur dengan ganas.
Pada momen itu, langit dan bumi berubah warna. Bahkan Larangan di atas tanah elemen bumi pun bergoyang tak terkendali, mengeluarkan gemuruh guntur yang dahsyat.
Wang Lin yang tidak berada terlalu dekat dari sana tetap merasakan gelombang wibawa besar yang menyapu wilayah. Dia membuka mata dari meditasinya, memandang jauh ke arah tempat Meng Tuozi berada.
Pada saat yang sama, gerakan aneh di dalam kabut merah kembali muncul. Wang Lin segera menarik kembali pandangannya, menatap tajam ke arah kabut merah. Tangan kanannya meraih perlahan, semburan api biru perlahan muncul dari telapak tangannya.
Jika Raja Iblis di dalam kabut merah ini tidak bisa dikendalikan, Wang Lin berencana menggunakan Shen Shi bersama es api, demi menghancurkannya hingga tuntas. Jika bisa dikendalikan, tentu lebih baik.
Di saat serangan Shen Shi yang dahsyat itu datang, Meng Tuozi tidak menghindar. Dia mengibaskan kedua lengan bajunya, tumpahan awan hitam segera membanjir keluar dari dalam lengan baju.
Awan hitam ini begitu keluar langsung menyebar ke mana-mana. Binatang kecil yang tersentuh langsung terlempar dari pusaran angin, seluruh tubuhnya kejang-kejang berubah menjadi asap hitam. Asap itu naik ke udara, berubah menjadi bagian dari awan hitam.
Pada saat yang sama, serangkaian serangan Shen Shi yang penuh kekuatan penghancur datang menghantam. Meng Tuozi mendengus kesakitan, tubuhnya perlahan-lahan menjadi samar, akhirnya berubah menjadi ular sanca sepanjang puluhan zhang dengan tanduk tunggal di kepala. Setelah berguling-guling di udara sebentar, tubuhnya menjadi kaku dan hancur oleh serangan gelombang suara yang menyusul. Bahkan Nei Dan-nya pun lenyap seketika.
Di dalam menara hitam, ular raksasa yang semula melingkar tiba-tiba menjadi kabur dan berubah menjadi Meng Tuozi. Dengan wajah pucat, ia memuntahkan darah segar sambil menunjukkan senyum haus darah. Bergumam sendiri: "Racun Tiancan milik Lao Fu dijuluki racun nomor satu di Laut Xiuno. Sudah kulepaskan semuanya, tidak mungkin tidak bisa memusnahkan seluruh klan kalian!"
Awan hitam di luar menara tempatnya berdiri menyatu membentuk hamparan luas. Setiap kali angin puyuh menyentuhnya, langsung runtuh berubah menjadi kawanan binatang kecil. Kemudian, semua binatang kecil ini berubah menjadi asap hitam, menyatu dengan awan hitam tersebut.
Dengan demikian, awan hitam ini semakin membesar, kecepatan perluasannya semakin gila-gilaan.
Sementara di sisi Wang Lin, tatapannya serius menatap kabut merah. Gelombang di dalam kabut semakin padat, perlahan kabut merah mulai menyusut. Wang Lin tak berkedip sama sekali, es api di tangannya mengeluarkan suara bakar yang berirama.
Bersamaan itu, kilatan merah di matanya semakin terang. Larangan Ji Shi di sekelilingnya semakin kokoh, bahkan Raja Iblis yang sedang bermeditasi pun merasakan keanehan. Setelah sadar, ia memandang sejenak lalu dalam hati bersorak: "Rupanya si bawahan ini tak mudah ditaklukkan. Lebih baik kalian berdua saling melukai, nanti gue telan kalian berdua! Haha, ide bagus!"
Semakin dipikir, semakin bersemangat dia, matanya berkelip-kelip menatap tak henti. Raja Iblis Xu Liguo ini, meski ingatannya sudah pulih sebagian, namun hanya sehelai saja. Sisa ingatan lainnya sudah lenyap berantakan sejak berubah menjadi raja iblis. Kini, dia sama sekali tidak lagi menganggap diri sebagai kultivator, melainkan sepenuhnya mengidentikkan diri sebagai raja iblis.
Waktu berlahan berlalu, kabut merah semakin mengecil, akhirnya menyusut drastis dan mengerut menjadi bola bercahaya merah. Suara berderak-derak terdengar saat bola itu pecah, semburan gas merah tua tiba-tiba menyembur keluar. Begitu muncul, gas ini langsung berubah menjadi kepala binatang kecil dengan moncong panjang runcing, memancarkan aura menyeramkan yang mengguncang jiwa.
Begitu berubah wujud, ia langsung menghilang dari tempatnya. Wang Lin kaget dalam hati, tapi sorot matanya tetap tenang. Pandangannya tertuju ke area kosong di sebelah kanan ketika Shen Shi Ekstrem-nya melesat bagai kilat.
Raja Iblis yang berubah wujud tiba-tiba muncul di tempat yang dilihat Wang Lin, matanya menunjukkan keterkejutan, tubuhnya menghilang lagi. Shen Shi Ekstrem Wang Lin untuk pertama kalinya tidak berhasil menangkapnya!
Dari sini terlihat betapa cepatnya Raja Iblis yang berubah wujud ini. Ekspresi Wang Lin tetap tenang, matanya justru semakin dingin memancarkan kilau dingin, Shen Shi Ekstremnya tiba-tiba berkilat ke arah belakang.
Teriakan kesakitan segera terdengar. Tubuh Raja Iblis yang baru muncul itu langsung bertubrukan dengan Shen Shi, tak sempat menghindar, seketika ditembus oleh Shen Shi Ekstrem hingga ke seluruh tubuhnya.
Tubuhnya terangkat secara tak terkendali, perlahan mendekati Wang Lin. Mata iblis ini memancarkan ekspresi ketakutan, mengeluarkan suara rintihan.
Raja Iblis Xu Liguo menarik napas dalam-dalam, buru-buru membuang pikiran membangkang di hatinya. Ia tak menyangka si Bintang Pembawa Malapetaka ini begitu mudah menaklukkan anak buahnya. Setelah merenung sejenak, ia mulai menangkap jawabannya dan dalam hati mengumpat: "Licik!"
