Mata Wang Lin berkilat menatap jembatan batu hitam itu lama sekali. Selama tiga hari ini, dia terus mengamati jembatan batu tanpa pernah menginjakkan kaki di atasnya.
Dunia kelabu suram ini terasa kosong dan sepi, hanya ada jembatan batu ini yang mencolok.
Wang Lin terdiam sejenak sebelum mengibaskan tangan kanannya ke belakang. Seketika 42 angin puyuh tercerai-berai, berhenti berputar dan berubah menjadi puluhan ribu binatang kecil yang menyebar ke segala arah dengan gemuruh.
Wang Lin menutup matanya dengan perlahan, melalui persepsi Raja Iblis kedua mengamati kawanan binatang kecil tersebut. Begitu jumlah yang banyak ini berpencar, mereka langsung melaju ke segala penjuru. Gemuruh suara sayap mereka perlahan menjauh, hingga akhirnya nyaris tak terdengar.
Setelah waktu yang lama, tiba-tiba ia membuka mata. Tubuhnya melesat bagai anak panah menuju arah barat laut. Seiring penerbangannya, ribuan binatang kecil berangsur berkumpul dari delapan penjuru angin, membentuk angin puyuh raksasa di belakangnya.
Tidak lama kemudian, Wang Lin menghentikan langkah, berhenti mendadak. Di hadapannya muncul sebuah prasasti batu setinggi sekitar tiga puluh zhang. Prasasti itu berwarna kemerahan, memancarkan aura jahat. Beberapa binatang kecil sedang berbaring di atas prasasti batu, mengepakkan sayapnya sambil mengeluarkan dengungan.
Melihat Wang Lin mendekat, binatang-binatang kecil itu segera terbang menuju dirinya dan melebur ke dalam angin puyuh. Wang Lin menatap prasasti batu itu, melihat tiga huruf besar yang terukir di atasnya — Jalan Tak Kembali.
Tiga karakter ini memancarkan aura penuh sejarah. Wang Lin mengamatinya sejenak, tiba-tiba pandangannya tertuju pada sudut kanan bawah batu prasasti. Setelah memusatkan perhatian beberapa saat, ia mengibaskan lengan kanannya. Angin kencang menyapu, debu kapur beterbangan, memperlihatkan deretan karakter kecil di sudut kanan bawah prasasti.
"Hamba telah melintasi Tanah Elemen Tanah, menaklukkan Raja Binatangnya, dan memasuki Jalan Tak Kembali ini. Tempat ini cukup menarik, maka hamba tinggalkan pesan. Bagi penerus yang berjodoh, camkan baik-baik makna 'tak kembali' ini."
Ekspresi Wang Lin tetap tenang, namun hatinya berdesir. Karakter-karakter kecil ini identik dengan tulisan yang pernah ia lihat di Menara Hitam saat pertama masuk ke Tanah Elemen Tanah - jelas ditulis oleh orang yang sama.
Dari makna tersirat dalam tulisannya, Tanah Elemen Tanah tampak sangat mudah bagi orang ini. Bahkan Raja Binatang Badai Tongtian yang perkasa pun bisa ditaklukkannya.
Namun dalam sekejap, Wang Lin menyipitkan mata. Jika perkataan orang ini benar, mengapa Raja Hewan masih berada di Tanah Unsur Tanah? Ucapannya kemungkinan besar mengandung kepalsuan. Makna kata "menaklukkan" sudah jelas - hanya kata "Tarik" saja sudah menunjukkan makna mengikuti.
Tentu saja ada kemungkinan orang ini benar-benar menaklukkan Raja Hewan, namun setelah ribuan tahun, terlahir lagi raja baru di Tanah Unsur Tanah.
Apakah ini benar atau palsu, Wang Lin tidak tertarik meneliti lebih lanjut. Pandangannya kembali tertuju pada tiga karakter "Jalan Tanpa Kembali", diam membisu.
Setelah lama berdiam, ia berbalik dan terbang menuju Jembatan Batu Hitam, diikuti oleh kawanan angin puyuh di belakangnya.
Kembali ke sisi jembatan batu, Wang Lin menepuk kantong penyimpanannya. Xu Liguo si Raja Iblis segera menyembul keluar. Dengan iri ia menatap angin puyuh itu, dalam hati bergumam: "Cuma punya banyak anak buah saja, sombong apa? Nanti gue juga bakal punya pasukan pengikut!"
Wang Lin menunjuk jembatan batu, Raja Iblis Xu Liguo langsung bersemangat. Kali ini dia tidak hanya tidak menawar-nawar seperti biasanya, malah dengan congkaknya melirik angin puyuh sambil berpikir: "Lihatlah! Tuan Bintang Pembawa Malapetaka masih lebih mengandalkan gue. Kalau tidak, kenapa tidak menyuruh Lao Er yang mengerjakan ini!"
Saat melihat ke arah Wang Lin, wajahnya menunjukkan ekspresi menjilat. Tanpa bicara, tubuhnya langsung melesat ke jembatan batu. Setelah terbang cukup jauh tanpa menemui bahaya, dia berputar-putar beberapa kali di atas jembatan sebelum akhirnya kembali.
Wang Lin mengerutkan alisnya. Tangan kanannya terbuka, seekor binatang kecil langsung terbang keluar dari pusaran angin. Binatang itu merangkak di telapak tangan Wang Lin, mata kecilnya menatap tajam tanpa berkedip.
Wang Lin menghentakkan tangan kanannya. Binatang kecil itu segera melesat ke arah Jembatan Batu Hitam. Baru tiga langkah, tubuh binatang itu langsung gemetar dan berhenti. Sorot mata Wang Lin menjadi serius, tak berkedip memandangi binatang kecil itu.
Terlihat binatang kecil itu gemetar, perlahan berbalik, matanya menunjukkan ketakutan. Saat itu, di bawahnya jembatan batu tiba-tiba muncul pusaran yang langsung menelan binatang kecil itu, kemudian kembali normal.
Wang Lin terdiam sejenak. Di hatinya kini telah paham, jembatan batu ini adalah jalan wajib untuk melewati Jalan Tak Kembali ini. Setelah merenung sebentar, ia kembali menggerakkan beberapa binatang kecil terbang ke jembatan, namun hasilnya tetap sama.
Hanya ada satu hal yang diperhatikan Wang Lin: jika beberapa binatang kecil terbang bersama, hanya yang pertama akan mengalami perubahan aneh. Setelah ditelan, binatang-binatang berikutnya baru akan mengalami nasib serupa secara berurutan.
Sorot mata Wang Lin berkilat, dalam hati bergumam: "Tak Kembali... Tak Kembali... Artinya begitu melangkah, tak bisa pulang..." Ia tetap terdiam beberapa saat, masih belum berani menginjakkan kaki.
Melainkan duduk bersila di luar jembatan batu, mengeluarkan dua kantong penyimpanan dari dalam jubah. Salah satunya berwarna hitam dengan sulaman emas - ini adalah kantong penyimpanan yang dicurinya dari kerangka misterius di gua persembunyian Kuil Perang yang memahat Teknik Jalan Suci.
Sayangnya terdapat kekuatan aneh pada kantong penyimpanan ini yang menghalangi Shen Shi Wang Lin menyusup masuk, membuatnya tidak bisa membukanya. Wang Lin tahu di dalam terdapat Shen Shi milik pemilik sebelumnya, hanya dengan menghapusnya barulah bisa dibuka.
Namun Shen Shi ini sangat kuat. Setelah mencoba beberapa kali, Wang Lin menyerah. Sebagai gantinya, ia membungkusnya dengan Shen Shi miliknya sendiri, memutus kontak Shen Shi tersebut dengan dunia luar sehingga pemiliknya tidak bisa merasakan keberadaannya.
Meskipun menghapus Shen Shi di luar kemampuan Wang Lin, dalam hal menyembunyikan dan menyamarkannya - dengan Shen Shi Ekstrem miliknya, hal ini masih bisa dilakukan.
Kantong penyimpanan satunya lagi adalah hasil rampasan dari Meng Tuozi. Shen Shi di atasnya telah benar-benar lenyap, membuktikan bahwa Meng Tuozi pasti telah tewas.
Wang Lin tertawa dingin dalam hati. Saat membuka kantong penyimpanan, matanya langsung berbinar. Tak heran ini adalah akumulasi ribuan tahun kultivator Tahap Transformasi Dewa. Di dalam kantong penyimpanan, setidaknya ada 300.000 batu spirit yang bertumpuk seperti gunung. Semuanya adalah batu spirit kelas atas.
Yang lebih membuat matanya berbinar adalah dua kristal belah ketupat memancarkan aura yang tersimpan rapi. Ini jelas merupakan batu spirit ekstrem yang langka.
Jantung Wang Lin berdebar kencang. Hanya dengan dua batu spirit ekstrem ini, petualangan dan perampokannya kali ini sudah sepadan.
Selain itu, ada beberapa botol dan guci. Untuk magic treasure, hanya ada kuali kecil hijau yang pecah menjadi dua bagian. Tak ada magic treasure lain selain ini.
Wang Lin merenung sejenak lalu segera paham. Meng Tuozi yang terjebak selama berhari-hari pasti sudah menghabiskan semua magic treasure-nya.
Sebenarnya tebakannya sangat tepat. Awalnya, Meng Tuozi memiliki banyak Magic Treasure, masing-masing setara atau di atas level Bayi Yuan Ying. Namun, upaya berturut-turutnya untuk keluar dari Menara Hitam telah menghabiskan banyak Magic Treasure-nya. Terutama saat dia menggunakan puluhan hewan spiritual sebagai pengganti tubuh untuk menerobos, dia bahkan melemparkan Magic Treasure secara besar-besaran dan tak segan memicu Magic Treasure untuk meledak sendiri, demi membuka jalan darah. Sayangnya upaya itu tetap gagal.
Karena kejadian inilah, di dalam kantong penyimpanannya tidak ada Magic Treasure lain selain kendi hijau.
Selain itu, kantong penyimpanannya juga menyimpan banyak kepingan giok. Wang Lin mengambilnya satu per satu dan menempelkannya di kening untuk memeriksa. Semakin dilihat, wajahnya semakin berseri. Sebagian besar kepingan giok ini berisi catatan tentang berbagai teknik Meracik pil eliksir, pembuatan senjata, serta pengenalan hewan spiritual.
Bagi Wang Lin saat ini, materi-materi ini sangat berguna. Setidaknya dia tidak akan lagi mengalami situasi seperti sebelumnya dimana melihat bahan berharga pun tidak mengenalinya.
Dan Meng Tuozi yang mengkhususkan diri dalam meracik pil eliksir dan racun, kepingan giok dalam kantong penyimpanannya memberikan penjelasan detail di bidang ini. Setelah lama mempelajarinya, pengetahuan Wang Lin meningkat ratusan kali lipat.
Selain itu, sebuah kepingan giok hijau tua menarik perhatian Wang Lin. Di dalamnya terdapat teknik kultivasi yang dinamai hanya dengan satu karakter: Ming.
Untuk sementara sebut saja sebagai Ilham Kegelapan. Teknik ini menggambarkan kemampuan supernatural yang mampu menggemparkan langit dan bumi - menggunakan racun sebagai jalan, terbagi dalam sembilan lapisan. Menurut deskripsi teknik ini, bahkan kultivator Tahap Transformasi Dewa takkan selamat jika mencapai Lapisan keenam.
Namun teknik kultivasi ini sangat kejam. Untuk melatihnya, seseorang harus menahan penderitaan di luar batas manusia biasa, merangsang tubuh dengan berbagai racun hingga mencapai tahap "seluruh tubuh beracun".
Dan kecuali jika bisa melatih sampai tahap kesembilan kembalinya kesederhanaan, tubuh baru akan mengeluarkan racun, membentuk racun gelap sejati sehingga kembali menjadi normal. Sebelum mencapainya, tubuh akan mengalami berbagai mutasi, yang paling mencolok adalah tumbuhnya nanah.
Setelah membaca, Wang Lin terdiam sejenak lalu mengurungkan niat melatih teknik ini. Bau busuk pada tubuh Meng Tuozi pasti akibat teknik ini. Walau Wang Lin tak peduli dengan tubuh fisik, tapi kepingan giok menyebutkan: semakin dalam latihan Mingong, semakin banyak racun dalam tubuh, berpotensi menyebabkan uap racun membanjiri lautan kesadaran sehingga kehilangan kecerdasan, menjadi mayat hidup yang hanya tahu membunuh.
Inilah alasan utama dia akhirnya menghentikan latihan. Mata Wang Lin berkilau: walau teknik ini tak bisa dilatih, namun terdapat banyak ilmu sihir di dalamnya yang bisa digunakan dengan kombinasi racun.
Adapun tentang pembuatan racun, kepingan giok berisi pengalaman seumur hidup Meng Tuozi telah dipelajari Wang Lin dengan seksama, membuat hatinya bergolak.
Dia mengeluarkan botol-botol dan wadah dari kantong penyimpanan, mengidentifikasi satu per satu sesuai penjelasan dalam kepingan giok. Hampir semuanya berisi racun, hanya satu botol giok yang berisi pil penangkal racun yang pernah dikonsumsi Wang Lin.
Pil penangkal racun ini, menurut yang Wang Lin baca di kepingan giok, termasuk jenis dengan efek sedang. Hanya dengan dikombinasikan dengan mengonsumsi racun beracun ringan, efek penangkal racun bisa dimaksimalkan.
Wang Lin memindahkan semua barang dari kantong penyimpanan itu ke kantong penyimpanannya sendiri, lalu melemparkan kantong penyimpanan Meng Tuozi ke tanah. Kemudian ia mengambil satu benda dengan ekspresi wajahnya menjadi serius.
Benda tersebut adalah tungku hijau kecil milik Meng Tuozi yang merupakan harta magis vitalnya.
Meski tungku ini sudah pecah menjadi dua, energi spiritual yang luar biasa masih terpancar darinya. Hanya saja energi spiritual ini penuh racun, terutama kabut hijau yang bisa "" (menghancurkan) Shen Shi, membuat Wang Lin sangat berhati-hati saat memeriksanya.
Ia tahu, jika berbicara tentang benda paling berharga dalam kantong penyimpanan Meng Tuozi, selain kepingan giok Jurnal Ming dan batu spirit ekstrem, pasti adalah kuali hijau ini. Bagaimanapun juga, kuali ini adalah Magic Treasure nyawa Meng Tuozi yang telah mencapai Tahap Transformasi Dewa, disempurnakan dengan api tubuhnya selama ribuan tahun.
Saat memeriksa kepingan giok sebelumnya, ada penjelasan tentang kuali hijau kecil ini. Ketika Jurnal Ming dilatih sampai tahap kedua, diperlukan suatu benda beracun mematikan dalam tubuh sebagai penangkal racun.
Kuali kecil ini sebenarnya adalah replika dari Kuali Raja Obat legendaris. Meski merupakan tiruan, bahan bakunya tidak kalah dengan aslinya. Yang membedakan hanyalah esensi energi spiritual tumbuh-tumbuhan yang diserap Kuali Raja Obat selama puluhan ribu tahun.
Kuali ini awalnya merupakan harta pusaka negara kultivasi tingkat tiga. Meng Tuozi menghabiskan ratusan tahun merencanakan siasat, bergabung ke sekte tersebut, akhirnya menjadi murid pemimpin sekte berkat bakat luar biasa, baru mendapatkan kesempatan mendekati kuali ini. Kemudian ia mencuri kuali dan membunuh gurunya, melarikan diri ke Laut Xiuno, serta menjadikan kuali ini sebagai Magic Treasure-nya.
Dengan paksa mengubah Kuali Raja Obat menjadi Kuali Raja Racun. Seandainya dia tidak mati dan terus melatih Ming Jue sampai lapisan ke-9, meskipun kuali ini tetap tidak bisa menyaingi Kuali Raja Obat legendaris, namun selisihnya tidak akan jauh, layak disebut sebagai Kuali Raja Racun sejati.
Sayangnya, "tentara belum bertempur jenderal sudah tewas". Karena takdir, kuali ini kini berada di tangan Wang Lin.
Wang Lin memikirkan deskripsi kuali ini dari kepingan giok, terdiam sejenak. Harta seperti ini, jika ia juga mempraktikkan Ilham Mantra dan mencapai level tertentu, bisa ditelan menjadi senjata kehidupan. Sayangnya, Wang Lin sudah tidak berniat melanjutkan Ilham Mantra, membuat kuali hijau ini menjadi masalah.
Wang Lin merasa tidak rela jika tidak bisa menggunakan harta berharga ini. Bukankah segala upaya dilakukannya demi memperkuat diri? Meski belum saatnya penyatuan bayi rohani, dan kuali ini tidak meningkatkan proses tersebut, namun di tempat berbahaya seperti ini, kemampuan bertahan hidupnya pasti akan meningkat jika bisa memanfaatkan kuali hijau.
Wajah Wang Lin gelap bagai air keruh. Ia menatap jembatan batu hitam yang tak berujung di depan, matanya berkilat. Tanpa bicara, ia mengeluarkan pedang berkristal dari mulutnya. Pedang Terbang bercahaya kristal itu segera berputar mengelilinginya sebelum melayang di depan dada, memancarkan kilau dingin yang menusuk tulang.
Wang Lin memandang Pedang Terbang dengan ragu di wajahnya, lalu mengeratkan gigi dan langsung menamparnya dengan keras. Pedang itu langsung bergetar, mengeluarkan suara nyaring, dan pada bilahnya muncul garis-garis merah tipis.
Garis-garis ini adalah darah esensial yang Wang Lin kumpulkan menggunakan Teknik Pemurnian Darah di Negara Zhao dulu. Meskipun Pedang Terbang dan tubuh fisiknya hancur, teknik darah itu sangat kuat hingga terpahat pada Roh Pedang.
Roh Pedang awalnya adalah entitas tanpa wujud dan kesadaran. Namun setelah bertahun-tahun di lautan kesadaran Wang Lin dan mengalami evolusi Tun Hun, roh ini akhirnya mengembangkan sedikit kesadaran sehingga bisa bertahan utuh.
Baru setelah Wang Lin menggunakan seni pemurnian senjata War God's Temple untuk menyempurnakan bentuk dasar pedang, proses transfer Roh Pedang ke Pedang Terbang ini akhirnya selesai sepenuhnya.
Bisa dikatakan, Pedang Terbang ini telah mencatatkan prestasi perang yang gemilang bagi Wang Lin. Tak terhitung nyawa yang tumbang di bawahnya. Seiring waktu, aura pembunuh dalam Roh Pedang semakin menumpuk, menjadikannya senjata pembunuh yang kejam.
Wang Lin memandang dengan ekspresi serius. Tangan kanannya mengikuti alur benang darah di bilah pedang dari kejauhan, bergerak perlahan. Seiring gerakan tangannya, benang darah di bilah semakin memerah. Akhirnya, seluruh Pedang Terbang mengeluarkan suara retakan, terbelah dari benang darah dan berhamburan menjadi pecahan-pecahan yang jatuh ke tanah.
Di udara, hanya tersisa benang-benang darah yang melayang. Bayangan pedang ilusif tampak samar-samar di dalamnya.
Wang Lin menarik napas dalam-dalam. Dengan menepuk kantong penyimpanannya, reaktor meluncur keluar. Ia menunjuk ke kuali hijau, seketika dua bagian kuali hijau itu masuk ke dalam reaktor. Begitu memasuki reaktor, kabut hijau segera membungkus perangkat itu, disertai suara desisan yang terus-menerus dari dalamnya.
Di mata Wang Lin memancar kilau dingin, kedua tangannya terus menerus membuat beberapa gerakan mantra yang tercetak pada reaktor melalui kabut hijau. Badan reaktor langsung bergerak, berputar perlahan-lahan. Secara bertahap, putarannya semakin cepat hingga akhirnya kabut hijau yang membungkusnya terbawa arus, membentuk pusaran hijau.
Wang Lin mengangkat tangan besar, serpihan Pedang Terbang berkristal di tanah terkumpul di tangannya. Ia memegang salah satu serpihan, menatap reaktor yang berputar kencang. Setelah lama, tangan kanannya tiba-tiba melemparkan serpihan itu menjadi kilau kristal yang menghilang seketika, masuk tepat ke dalam reaktor berputar tinggi.
Saat masuk, serpihan itu langsung berubah menjadi cairan, menyatu ke dalam reaktor.
Wang Lin tak berkedip, tangan kanannya terus melemparkan. Dalam satu shichen, semua serpihan telah dilemparkan ke dalam. Saat ini, ia menghela napas perlahan, kedua tangan mengirim beberapa aliran energi spiritual ke reaktor.
Pada saat ini, kecepatan putaran reaktor langsung bertambah dua kali lipat, hanya bisa melihat benda berputar, tidak bisa melihat rupa detail di dalamnya. Pusaran kabut hijau di atasnya, sekilas tampak diam, tetapi jika diamati lebih teliti, akan terlihat bahwa ia bukan tidak bergerak, melainkan berputar terlalu cepat sehingga menciptakan ilusi statis.
"Masih belum cukup!" Wang Lin bergumam. Dengan Shen Shi-nya, dia bisa melihat jelas bahwa suhu tinggi yang dihasilkan putaran reaktor masih belum memadai untuk kuali hijau di dalamnya. Kuali hijau itu hanya berubah warna menjadi kemerahan, tapi belum meleleh.
Sorot mata Wang Lin berkilat. Dengan gerakan hati yang halus, beberapa benda langsung terbang keluar dari kantong penyimpanan. Tanpa melihat sekalipun, dia meraih salah satunya dan melemparkannya dengan akurat ke dalam reaktor.
Pada saat benda itu jatuh, semburan api hijau tiba-tiba menyala. Meskipun kecepatan reaktor tetap sama, suhu di dalamnya tiba-tiba meningkat dua kali lipat. Warna kuali hijau telah sepenuhnya berubah menjadi merah.
Namun tetap tidak ada tanda-tanda meleleh.
Benda yang baru saja dilempar Wang Lin adalah material khusus pembuatan senjata dari War God's Temple, disebut Batu Darah Ayam. Setelah dikatalisis energi spiritual, dapat menghasilkan suhu tinggi.
Jika Batu Darah Ayam dilempar terlalu banyak, bukannya meningkatkan suhu malah akan langsung mendingin. Oleh karena itu, setelah melempar beberapa potong lagi, Wang Lin segera menariknya kembali.
Saat ini, suhu reaktor telah mencapai tingkat yang mengerikan. Namun kuali hijau hanya memerah seluruhnya, tetap belum meleleh.
Wang Lin merenung sejenak, lalu secara berurutan melempar puluhan bahan pembuatan senjata War God's Temple seperti Ziyue Teng, Suihua Shi, Lanyue Mu. Setelah semua bahan ini dimasukkan satu per satu ke dalam reaktor, semburan asap berwarna-warni muncul dengan suara gemuruh, membentuk bayangan seperti kuali virtual.
Begitu asap berbentuk kuali virtual ini muncul, ia langsung menghancurkan pusaran kabut hijau. Anehnya, asap yang telah menyebar ini bersama kabut hijau yang tercerai-berai tiba-tiba menyusut kembali secara cepat ke dalam reaktor.
Pada momen ini, reaktor mulai mengeluarkan gemuruh. Retakan-retakan halus mulai muncul di permukaannya. Wang Lin memusatkan perhatiannya pada kuali kecil di dalamnya. Dua bagian kuali hijau itu mulai meleleh, namun proses pelelehannya sangat lambat. Jika terus seperti ini, kemungkinan reaktor akan hancur sebelum pelelehan selesai.
Wang Lin mengedipkan matanya, mengangkat tangan kanan, dan di telapak tangannya muncul semburan api biru. Begitu api ini muncul, suhu sekitar langsung turun drastis. Ini adalah Api Es Sungai Kuning yang terbentuk setelah ia mencapai kesempurnaan dalam Jurus Kenaikan Gerbang Neraka.
Api es ini telah menyatu dengan Inti Emas dalam tubuh Wang Lin, membentuk siklus regenerasi abadi. Namun penggunaan berlebihan tetap akan merusak Inti Emas-nya.
Oleh karena itu hingga saat ini, api es ini hanya ia gunakan sebagai senjata pamungkas yang jarang dikeluarkan.
Melihat reaktor tak mampu menahan tekanan dan akan segera pecah, Wang Lin langsung menggerakkan tangan kanannya. Api es melesat dan menyentuh reaktor.
Wang Lin memusatkan seluruh konsentrasinya, matanya tak berkedip. Dengan hati-hati ia mengendalikan api es mendekati reaktor, khususnya pengendalian energi spiritual yang halus. Setiap fluktuasi harus dihindari untuk mempertahankan stabilitas suhu rendah api es.
Pada saat itu, retakan pada reaktor tiba-tiba bertambah banyak, namun sebelum sempat menyebar langsung tertutup oleh es api yang membeku secara paksa.
Hanya dalam beberapa tarikan napas ini, Wang Lin sudah basah kuyup oleh keringat. Ini adalah upaya nekatnya - jika pengendaliannya baik akan membantu reaktor membeku, namun jika terjadi kesalahan justru akan mempercepat kerusakan reaktor.
Kini kondisi reaktor yang retak mulai stabil berkat penguatan es api, namun jika suhu rendah es api tidak dibatasi, pasti akan mempengaruhi proses peleburan kuali hijau di dalam reaktor. Maka Wang Lin semakin berhati-hati, berusaha keras mempertahankan keseimbangan suhu es api: cukup rendah untuk menguatkan badan reaktor tapi tidak mengganggu peleburan kuali hijau.
Perlahan-lahan, kuali hijau mulai meleleh. Sepanjang proses ini, Wang Lin tidak berani lengah sedikit pun. Entah berapa lama waktu berlalu, akhirnya kuali hijau itu benar-benar meleleh seluruhnya, berubah menjadi genangan cairan hijau tua yang terhampar di dalam reaktor.
Wang Lin menghela napas, tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya, memancarkan sinar spiritual yang langsung tercetak di permukaan reaktor. Seketika badan reaktor bergetar dan berhenti berputar. Dengan gerakan tangan menggenggam, cairan hijau dari dalam reaktor melayang keluar.
Di dalam genangan cairan tersebut, samar-samar terlihat siluet kuali kecil yang temaram. Wang Lin tahu pasti ini adalah roh kuali dari Kuali Racun Raja. Tanpa basa-basi, tangan kanannya menyapu udara, memanggil Roh Pedang yang melayang di udara untuk segera menyatu dengan cairan hijau tersebut.
Pada detik ini, roh kuali langsung bergerak dan menyatu ke dalamnya. Wang Lin memandang dengan serius. Kedua entitas spiritual yang berbeda ini tidak saling menyerang atau menyerap seperti yang dia duga, melainkan setelah beberapa saat berhadapan, roh kuali segera berubah menjadi energi spiritual hijau yang meresap ke dalam roh pedang terbang.
Keduanya dengan cepat menyatu. Pada titik ini, Wang Lin akhirnya bisa lega. Dengan beberapa gerakan jari cepat, cairan tersebut perlahan mengeras membentuk pedang kecil hijau tua sepanjang enam inci sesuai keinginannya.
Di kedua sisi bilah pedang, tumbuh deretan duri kecil yang rapat. Sinar hijau berkilatan di setiap duri, terlihat cukup mengerikan.
Kini pedang terbang telah benar-benar terbentuk. Seluruh tubuhnya berwarna hijau tua pekat, mengandung racun dari Kuali Racun Raja. Sekali tersentuh, meski tidak terbunuh oleh pedang, korban pasti akan tewas keracunan.
Bahkan pada periode Yuanying sekalipun, jika terkena tusukan diam-diam dari pedang terbang ini, mustahil bisa selamat. Pasalnya, racun yang terkandung di dalamnya berasal dari Racun Kaisar Ding milik Meng Tuozi.
Namun setelah proses penempaan ulang, Wang Lin tidak berani menelannya untuk diolah dengan Inti Emas di dalam perutnya. Bahkan saat menggunakannya, ia harus sangat berhati-hati. Sebab, sekali tertusuk, nyawanya pasti melayang.
Racun dari Racun Kaisar Ding ini sama sekali tidak memiliki penawar. Selain Meng Tuozi, tak seorang pun bisa menetralisirnya.
Wang Lin merasa sangat percaya diri, terutama pada duri-duri tajam di bilah pedang terbangnya. Itu adalah jurus pamungkasnya. Cukup dengan satu gerakan pikiran, duri-duri itu akan terlepas dan melesat menghujam, membuat lawan tak sempat menghindar.
