Tapi sekarang, lawan dengan mudah menghancurkan larangan yang dia anggap sempurna. Hal ini membuat hatinya tiba-tiba bergetar ketakutan.
Tanpa berkata-kata, raut tegas muncul di wajahnya. nya mencengkeram ke dalam , dengan paksa mengambil sepertiga dari sepanjang . Kemudian nya menepuk , seketika lorong itu dan lenyap dalam sekejap, kembali menjadi tanpa sedikit pun .
Saat ini, hati terasa perih bagai ditusuk pisau. Dengan susah payah, hanya butuh beberapa lagi ia bisa mengecilkan utuh ini hingga bisa dilewati. Namun kini terpaksa ia tinggalkan, hanya mengambil sepertiga bagian.
Begitu ini terbelah, kandungan di dalamnya akan banyak berkurang. Hanya ada satu kesempatan pengambilan - jika tidak bisa diambil utuh, hanya sebagian yang bisa diambil. Mustahil untuk .
Setelah mengambil , tanpa basa-basi ia langsung mengarahkannya ke keningnya. Tiba-tiba suara dingin menggema: "Bila kau berani menyentuhnya, akan kuminum kau untuk memperkuat -ku!"
Tian Mo San Ren tangan kanannya bergetar. Suara ini terlalu familiar baginya. Tidak heran Larangan itu dibongkar dengan mudah oleh lawan. Orang ini adalah salah satu dari Sepuluh Jenderal Lautan Darah di bawah komando sang Tuan, yang tingkat kultivasinya sudah melampaui standar tingkat kultivasi Planet Zhuque yang ada.
Tepatnya, orang ini adalah kultivator kuno yang bertahan hidup sampai sekarang karena alasan khusus tertentu.
"Bawahan menghadap Tuan Duo Mu..."
Tian Mo San Ren memaksakan senyum, tangannya tak berani bergerak sedikitpun. Dia tahu meski menyerap Kristal Es ini, dia butuh waktu untuk mencernanya. Sedangkan lawan bisa membunuhnya dalam sekejap.
Saat itu, seorang pria paruh baya berambut ungu yang mengenakan jubah merah perlahan melayang mendekat dari kejauhan. Tingginya sama dengan manusia biasa, tidak termutasi seperti Meng Tuozi atau Tian Mo San Ren, tetap mempertahankan penampilan normal.
Wajahnya biasa saja, namun memancarkan aura unik yang langsung menimbulkan ketegangan bagi yang pertama kali melihatnya.
Pria paruh baya ini pertama kali melihat bukan ke arah Tian Mo San Ren, melainkan ke sebuah kehampaan. Di lubuk hatinya timbul keraguan, di lokasi yang diamatinya ia samar-samar merasakan adanya gelombang energi spiritual.
Namun tempat ini berada di luar Qihai tubuh Dewa Kuno, adanya gelombang energi spiritual bukanlah hal yang terlalu aneh. Setelah melihat sekilas, pria ini mengamati dengan teliti sekali lagi, namun akhirnya tak menemukan apapun. Ia menarik pandangannya dan mengalihkannya ke Tian Mo San Ren.
Wang Lin gemetar ketakutan. Pada detik itu, pandangan lawan seolah menembus Mutiara Langit Terbalik dan langsung melihat ke dalam jiwanya. Ini pertama kalinya ia mengalami sensasi seperti ini.
Fakta bahwa lawan bisa mendeteksi Mutiara Langit Terbalik membuat Wang Lin terkejut. Ia menarik napas dalam-dalam, matanya berkedip-kedip penuh kewaspadaan.
Di bawah tatapan lawan, Tian Mo San Ren langsung merasa seluruh tubuhnya tertembus. Namun mengingat ia bisa bertahan hidup di lautan darah hingga sekarang, tentu memiliki cara menghadapinya. Begitu pria paruh baya itu muncul, sebuah rotasi energi spiritual aneh mulai berputar diam-diam dalam tubuhnya. Perasaan seperti tubuhnya ditembus pandang itu perlahan menghilang.
Pandangan pria paruh baya itu menyapu tubuh Tian Mo San Ren, lalu tertuju pada Kristal es di tangan kanannya. Dengan gerakan mencengkeram di belakangnya, kristal itu segera terlepas dari genggaman Tian Mo San Ren dan melayang ke tangan pria tersebut.
Meskipun hatinya seolah berdarah, raut wajah Tian Mo San Ren sama sekali tak memperlihatkan tanda-tanda. Bahkan perasaan dalam hatinya pun tertutup sepenuhnya oleh rotasi energi spiritual aneh yang terus berputar dalam tubuhnya.
"Apa ini?" Suara pria paruh baya itu datar namun mengandung wibawa yang tak terbantahkan. Ia menatap Kristal es itu, namun tak menemukan keistimewaan apapun pada benda tersebut.
Tian Mo San Ren segera menjawab dengan hormat, "Tuan Duo Mu, kristal ini adalah perwujudan seluruh tingkat kultivasi murid junior Liu Yu Mo Jun. Dulu hamba menerimanya sebagai murid semata-mata untuk mengambil kristal otaknya di kemudian hari guna meningkatkan kultivasi. Jika Tuan berkenan, anggaplah ini sebagai bentuk penghormatan junior pada senior."
Pria paruh baya itu menatap Tian Mo San Ren, menjepit kristal es dengan dua jarinya. Dengan suara datar ia berkata, "Benarkah?" Sambil mengucapkan itu, jarinya sedikit menekan. Brak! Kristal itu pecah menjadi serpihan kristal yang berhamburan dan lenyap.
Tian Mo San Ren tertegun sejenak. Wajahnya berkedut saat memandang kosong ke arah remah kristal yang menghilang, lama tak bisa berkata-kata.
"Benda rapuh seperti ini, pantas kau anggap harta karun?" Pria itu tersenyum sinis, berkata dengan nada mengejek.
Tian Mo San Ren menggeleng pahit. Seluruh tubuhnya tiba-tiba tampak menua. Ia diam membisu.
“Ikutlah aku mencari Tun Hun itu!” Pria paruh baya itu berkata sambil mencengkeram dengan tangan kanannya. Tian Mo San Ren segera merasakan kekuatan dahsyat dari segala penjuru mencengkeram tubuhnya, melesat cepat ke kejauhan.
Kristal es yang retak itu berubah menjadi titik-titik cahaya berkilauan yang menyebar ke sekeliling, perlahan menghilang. Wang Lin menatap kristal yang hampir lenyap itu, berkali-kali ingin menampakkan diri untuk memeriksa, tapi ditahannya.
Sebatang dupa kemudian, pria paruh baya itu tiba-tiba muncul di udara. Ia mengerutkan kening sambil menyapu pandangannya sekali lagi, terdiam sejenak sebelum tubuhnya menghilang.
Kristal es itu sebelumnya telah ia pindai dengan Shen Shi-nya, dan menemukan hanya mengandung sedikit energi spiritual. Alasan menghancurkannya adalah karena ia curiga mungkin ada orang lain di sini, mungkin Tun Hun itu sendiri. Gelombang energi spiritual tadi masih terasa aneh menurutnya.
Setelah waktu sekitar satu batang dupa berlalu, Wang Lin menghela napas dalam hati. Meski tidak tahu apa sebenarnya Kristal es itu, benda yang membutuhkan begitu banyak usaha dari Tian Mo San Ren untuk mendapatkannya pasti tidak akan seburuk yang dikatakan pria paruh baya itu.
Sayangnya benda itu sudah dihancurkan oleh pria paruh baya itu. Kalau tidak, Wang Lin ingin melihat apa sebenarnya benda itu.
Ia menghela napas dan tidak terburu-buru keluar dari ruang Tianni. Bagaimanapun juga, pria paruh baya itu terlalu kuat, mungkin telah meninggalkan sistem Larangan tertentu.
Namun tiba-tiba di lokasi tempat Kristal es menghilang, dari ruang kosong yang tadinya tak ada apa-apa, tanpa alasan muncul kilauan kristal kecil-kecil. Kilauan kristal ini semakin banyak hingga seperti waktu berbalik, akhirnya berkumpul kembali membentuk Kristal es.
Tiba-tiba, di ruang hampa muncul sebuah cincin cahaya keemasan. Di dalam cincin tersebut terdapat selaput tipis yang mulai muncul retakan seperti jaring laba-laba. Daya hisap halus merambat keluar dari celah itu, menarik Kristal es semakin mendekat.
Sorot mata Wang Lin berkilat. Dengan menggigit gigi, tanpa ragu ia melesat keluar dari ruang Tianni. Bayangan ilusif muncul di udara yang belum sempat menguat, tiba-tiba bergerak cepat menyambar Kristal es.
Perlahan bayangan samar itu menguat dan berwujud nyata - ternyata Wang Lin!
Setelah menangkap Kristal es, tanpa jeda ia segera melesat dengan cepat ke kejauhan. Dengan memaksimalkan seluruh energi spiritual, tubuhnya melayang bagai angin.
Terbang hampir satu shichen, kecepatannya baru melambat. Setelah menoleh sejenak, ia menatap Kristal es di tangannya dengan ragu-ragu. Tak tahu benda apa ini, selama terbang ia juga mencoba memasukkannya ke kantong penyimpanan, sayangnya benda ini terasa terlalu iblis dan tak bisa dimasukkan.
Ekspresi tegas muncul di wajah Wang Lin. Benda yang dihargai Tian Mo San Ren pasti bukan barang pin biasa. Memegang Kristal es, ia mengingat gerakan Tian Mo San Ren sebelumnya, lalu menekannya ke dahinya dengan tekad.
Begitu Kristal es menyentuh dahi Wang Lin, sebelum sempat mengerahkan tenaga, kristal itu langsung masuk sendiri. Setelah lama menunggu, Wang Lin tak menemukan keanehan apapun. Energi spiritual dalam tubuhnya tak bertambah, Shen Shi pun tetap sama.
Keraguan muncul di hati Wang Lin. Setelah memindai seluruh tubuhnya, Kristal es itu seolah menguap. Bagaimanapun ia mencari, tak ditemukan ke mana perginya.
Alisnya berkerut, apakah benda yang diperoleh Tian Mo San Ren dengan susah payah bahkan sampai mengorbankan muridnya ini benar-benar sampah seperti yang dikatakan pria paruh baya itu?
Wang Lin mengerutkan kening, tubuhnya bergerak maju bersiap melanjutkan penerbangan menuju lautan kesadaran. Tiba-tiba rasa nyeri lemah muncul dari kepalanya.
Rasa sakit ini sangat ringan, hanya muncul sebentar lalu segera menghilang. Tapi hampir bersamaan dengan hilangnya, nyeri yang lebih kuat muncul kembali. Begitu seterusnya, dalam sekejap intensitasnya melonjak gila-gilaan dari sekadar nyeri ringan menjadi dahsyat bagai ombak mengamuk.
Semua ini terjadi terlalu cepat, Wang Lin hanya terbang sejauh beberapa zhang sebelum langsung mengerang kesakitan. Tubuhnya gemetar hebat, rasa sakit itu muncul gelombang demi gelombang dengan gila, semakin lama semakin hebat. Tanpa berkata-kata, dia langsung menekan titik antara alisnya untuk masuk ke ruang Tianni dan bermeditasi. Namun dia menemukan bahwa Shen Shi-nya terhalang oleh kekuatan tiba-tiba yang muncul dari otaknya, sama sekali tidak bisa memasuki ruang Tianni.
Raut wajah Wang Lin berubah sedikit. Dia buru-buru duduk bersila dan memeriksa tubuhnya. Segera dia menemukan bahwa di luar lautan kesadarannya terbungkus oleh lapisan cahaya biru. Rasa sakit berasal dari sini. Bahkan dengan tekad baja dan pengalaman menghadapi perubahan besar berkali-kali, Wang Lin tetap sulit menahan rasa sakit ini. Dia hanya bisa mengerang dan bertahan.
Saat itu, sebuah cincin cahaya biru perlahan muncul dari atas kepala Wang Lin. Setelah muncul, sejumlah besar tentakel langsung memancar darinya. Tentakel-tentakel ini berkibar ke segala arah, semakin lama semakin banyak dan semakin panjang.
Akhirnya, semua tentakel tiba-tiba bergerak serempak, melilit tubuh Wang Lin di tengah dengan cepat. Tentakel-tentakel itu melilit tubuhnya berlapis-lapis. Seiring semakin banyak tentakel yang melilit tubuh Wang Lin, secara bertahap terbentuklah kepompong raksasa berbentuk oval di angkasa.
Bersamaan dengan itu, pancaran cahaya biru memancar keluar dari dalam kepompong. Begitu cahaya biru muncul, angkasa di sekitarnya langsung beriak seperti gelombang. Seiring riak-riak yang semakin banyak, daya hisap kuat muncul dari dalamnya, menarik kepompong raksasa itu perlahan menyatu ke dalamnya.
Seketika, kepompong raksasa itu menghilang di angkasa. Riak-riak pun berangsur memudar, tak terlihat sedikitpun keanehan.
Tak lama kemudian, seorang kultivator termutasi tiba-tiba muncul di tempat ini. Wajahnya keriput namun memancarkan aura kekerasan. Setelah muncul, ia mengamati sekeliling dengan bingung, lalu tangan kanannya meraih udara sembarangan. Seketika, beberapa celah dimensi muncul.
Tangan kanan kultivator itu terus bergerak, meraih celah dimensi di berbagai lokasi sekelilingnya satu per satu untuk diperiksa. Setelah tak menemukan apapun, barulah ia berpaling dan menghilang dari tempat itu.
