Di seluruh tubuh Dewa Kuno, di hampir semua area, para kultivator termutasi sedang mengembangkan Shen Shi mereka untuk melakukan pencarian menyeluruh. Meski wilayah Dewa Kuno sangat luas, para kultivator termutasi ini seolah sangat familiar dengan tempat ini - bahkan Meng Tuozi pun demikian - meski proses pencariannya sedikit merepotkan.
Bahkan pusaran angin energi di luar lokasi akupuntur Qihai pun tidak mereka hindari. Beberapa bahkan menyelami pusaran angin tersebut untuk melakukan pencarian.
Begitu mencari, tetap tidak menemukan hasil, namun kultivator-kultivator termutasi ini masih belum menyerah. Bagaimanapun, keberhasilan menemukan Tun Hun ini berhubungan langsung dengan masa depan mereka.
Saat tangan-tangan tentakel membungkus Wang Lin menjadi kepompong raksasa, seluruh tubuhnya memasuki kondisi aneh. Di hadapannya bermunculan bintang-bintang kecil, sekelilingnya gelap gulita.
Ia tidak bisa merasakan keberadaan tubuhnya sendiri, namun kondisi saat ini berbeda dengan saat Shen Shi meninggalkan tubuh. Dengan jelas ia merasakan dirinya bergerak maju dengan kecepatan ekstrem.
Bintang-bintang kecil di matanya semakin membesar, akhirnya berubah menjadi bola-bola raksasa. Tiba-tiba ia melihat seorang Raksasa duduk bersila di atas bola raksasa, kedua tangan menyilang membentuk gerakan mantra. Saat jari tangan kanannya disentakkan, sebuah bola di kejauhan retak berledak! Gelombang energi mengerikan menyembur dari lokasi ledakan.
Raksasa itu sama sekali tidak menghiraukan, dengan tangan kanannya memanggil setetes kecil cairan keemasan yang terbang keluar dari ledakan, mendarat di telapak tangannya. Kemudian, tangan kirinya mengusap dada, tiba-tiba cahaya pelangi tujuh warna berkilauan. Setelah cahaya menghilang, di tangan kiri raksasa itu tiba-tiba terbaring seorang bayi berukuran normal.
Dengan pandangan dinginnya, ia menjepit cairan keemasan itu dengan tangan kanan dan meneteskannya ke tubuh bayi. Lalu tubuhnya melesat ke atas, melemparkan bayi tersebut ke dalam bola tempatnya duduk sebelumnya.
Seketika bayi itu terbungkus cairan keemasan, melesat dengan kecepatan luar biasa bagai meteor emas yang langsung menghantam bola tersebut. Daya tumbukannya begitu dahsyat, terus menerjang hingga mencapai pusat bola sebelum akhirnya melambat dan berhenti.
Tanpa sekalipun melirik bayi itu, sang Raksasa langsung menghilang seketika dengan tubuhnya yang berkelebat cepat.
Wang Lin memandang pemandangan di depan matanya, sorot matanya berkedip-kedip, samar terlihat keheranan sesaat. Raksasa ini pasti adalah Dewa Kuno! Kekuatan Dewa Kuno kini benar-benar dipahami Wang Lin. Bola raksasa itu jelas merupakan "planet" bulat yang pernah disebut Situ Nan, tempat mereka tinggal sebenarnya.
Kini terlihat jelas bahwa setiap titik bintang gemintang di angkasa sebenarnya adalah planet. Hanya karena jaraknya sangat jauh, sehingga tampak kecil, padahal sebenarnya berukuran luar biasa besar.
Dengan gerakan tangan, Dewa Kuno bisa menghancurkan sebuah planet. Sungguh kekuatan yang luar biasa! Kemampuan supernatural yang tak terbayangkan!
Sorot mata Wang Lin berkilat. Tanpa perlu berpikir panjang, dia langsung paham mengapa Dewa Kuno akhirnya hampir punah. Tubuh raksasa seperti itu membutuhkan energi spiritual yang mengerikan. Jika dibiarkan berkembang, hampir semua planet akan hancur.
Wang Lin terdiam sejenak, pandangannya tertuju pada planet tempat bayi itu berada. Dengan satu gerakan pikiran, ia tiba-tiba merasa dirinya telah sampai di permukaan planet tersebut.
Di planet ini terdapat banyak cultivator. Selain beberapa cultivator tingkat tinggi yang menyadari keanehan yang ditimbulkan bayi itu, tak seorang pun mengetahuinya. Bahkan para kultivator tingkat tinggi itu akhirnya juga tidak menemukan apa-apa.
Dari pakaian mereka, terlihat perbedaan yang jelas dengan Dunia Kultivasi tempat Wang Lin tinggal.
Begitu Wang Lin bergerak, ia menyelam ke bawah tanah dan segera menemukan bayi itu. Bayi tersebut terbungkus cairan emas, berbaring tenang di inti planet ini.
Entah berapa lama kemudian, jumlah cultivator di planet itu semakin bertambah banyak, menjadi sangat makmur.
Tiba-tiba suatu hari, setelah berdiam selama ribuan tahun, bayi itu membuka matanya. Cairan emas di sekujur tubuhnya menyusut dengan cepat dan akhirnya diserap ke dalam tubuhnya. Tubuhnya pun bertumbuh perlahan, berubah menjadi seorang pemuda.
Kemudian, malapetaka pun terjadi. Setelah melihat pemuda itu tumbuh dewasa, Wang Lin menggerakkan tubuhnya. Segala tumbuhan di planet ini seketika layu, berubah menjadi aliran cairan hijau yang terkumpul di inti bumi dan diserap sang pemuda.
Proses ini berlangsung sangat lama...
Bagaimanapun para cultivator menyelidiki, mereka tetap tak menemukan petunjuk. Seolah penglihatan mereka tertutup, mereka tak bisa melacak arah menghilangnya esensi tumbuhan.
Selanjutnya, energi spiritual. Seluruh energi spiritual di planet ini menghilang dalam waktu singkat. Tak tersisa sedikitpun kekuatan cultivation di planet ini. Para kultivator pun terpaksa melakukan migrasi besar-besaran.
"Energi spiritual ini, semuanya diserap oleh sang pemuda, tubuhnya bertambah besar."
"Selanjutnya, bencana alam besar-besaran muncul di permukaan—gunung meletus, tanah terbelah. Banyak kultivator yang belum sempat bermigrasi tewas secara misterius tanpa sebab jelas, seringkali tiba-tiba kehilangan seluruh tingkat kultivasi, bahkan energi kehidupan mereka lenyap seketika."
"Bertahun-tahun kemudian, planet ini benar-benar menjadi bintang mati. Tiba-tiba tubuh pemuda di inti planet itu bergerak, dan BOOM! Planet itu meledak berkeping-keping."
"Dari ledakan planet itu, muncul sosok pemuda setinggi 1.000 zhang. Matanya dingin tanpa secercah emosi."
"Namaku adalah Tu Si!" Gumam sang pemuda sambil memejamkan mata, seolah sedang merasakan sesuatu. Setelah lama terdiam, barulah ia mengucapkannya.
Tiba-tiba, ia membuka matanya dan menatap ke arah posisi Wang Lin di ruang hampa, berkata dingin: "Aku adalah Dewa Kuno Tu Si, penerus warisan. Kau akan mewarisi sebagian ingatanku, berhati-hatilah!" Pada detik itu, pemuda beserta seluruh ruang hampa di sekitarnya tiba-tiba lenyap. Tubuh Wang Lin seolah dicengkeram oleh tangan tak kasatmata, dengan cepat ditarik kembali masuk ke dalam tubuhnya.
Ia terguncang, tiba-tiba membuka mata. Yang terlihat sekarang bukan lagi kegelapan ruang hampa, melainkan berada di dalam selaput kristal yang jernih.
"Warisan..." Matanya berkilauan. Adegan yang disaksikan sebelumnya jelas berkaitan erat dengan kristal es biru itu.
Pada momen ini, tiga karakter kuno berwarna emas muncul dalam pikiran Wang Lin. Dengan menyapu Shen Shi-nya, seolah sangat familiar dengan tulisan itu, ia segera mengenalinya.
"Jurus Dewa Kuno"
Wang Lin menutup matanya, setelah lama berselang, saat dia kembali membuka mata, senyum aneh terlihat di sudut bibirnya. Wang Lin telah memahami, bahwa Tian Mo San Ren yang telah bersusah payah merencanakan segalanya, target sebenarnya adalah warisan Dewa Kuno!
Berdasarkan informasi dari sebagian ingatan yang diperolehnya, Wang Lin telah mengetahui bahwa setiap Dewa Kuno yang mati akan menghasilkan warisan dalam tubuhnya. Siapapun yang mendapatkannya akan menjadi Dewa Kuno berikutnya.
Warisan Dewa Kuno terbagi menjadi dua bagian: satu adalah warisan kekuatan, satunya lagi adalah warisan ingatan.
Hanya jika kedua jenis warisan ini terkumpul pada satu orang, maka orang tersebut dapat langsung menjadi Dewa Kuno baru dan memperoleh segala yang dimiliki Dewa Kuno. Namun tidak semua Dewa Kuno dapat diwariskan. Hanya mereka yang tingkat kultivasinya mencapai level tertentu, dan setelah kematian tubuhnya tetap utuh tanpa kerusakan sedikitpun selama 100.000 tahun, barulah ada kemungkinan tertentu untuk menghasilkan warisan.
Secara keseluruhan, kemungkinan ini tidak besar, bahkan bisa dibilang sangat kecil. Sepanjang sejarah, jumlah Dewa Kuno yang mampu menghasilkan Kristal Pewarisan sangatlah sedikit.
Ada alasan krusial di balik ini, yaitu pewarisan Dewa Kuno selain memenuhi syarat-syarat di atas, juga membutuhkan kesediaan Dewa Kuno untuk melepaskan umur panjangnya secara sukarela. Faktanya, rentang hidup Dewa Kuno sangatlah panjang. Jika kematian terjadi secara tidak wajar, maka pewarisan mustahil terwujud.
Hanya mereka yang di puncak kejayaannya rela mengorbankan nyawa, barulah bisa menghasilkan pewarisan.
Adapun klan Dewa Kuno, metode mereka dalam membina keturunan sangatlah kejam. Biasanya mereka akan melemparkan anak-anaknya ke sebuah planet, menggunakan seluruh materi planet sebagai nutrisi pertumbuhan sang anak. Saapabila sang keturunan mencapai kedewasaan, saat itulah planet tersebut hancur.
Tentu saja metode ini memiliki risiko kegagalan. Klan Dewa Kuno adalah ras yang kejam. Hidup mati keturunan mereka sama sekali tidak dipedulikan. Ini sebenarnya juga salah satu alasan utama kelangkaan Dewa Kuno.
Wang Lin menarik napas dalam-dalam, matanya berkilauan. Berdasarkan ingatan warisan yang dimilikinya, dia sudah tahu bahwa dalam tubuh Dewa Kuno sama sekali tidak ada harta magis, apalagi limbah pil. Semua ini hanyalah karangan orang-orang yang tidak tahu kebenaran atau mereka yang punya niat jahat.
Di saat yang sama, melalui hubungan batin dengan tubuh Dewa Kuno setelah menerima sebagian ingatan warisan, dia juga mengetahui bahwa warisan kekuatan sebenarnya telah diperoleh oleh seseorang sejak puluhan ribu tahun yang lalu!
Sedangkan hal terpenting bagi Wang Lin saat ini adalah cara keluar dari tubuh Dewa Kuno. Dalam ingatan warisan itu juga ada jawabannya, namun jawaban ini justru membuat Wang Lin merasa agak frustasi.
Untuk keluar dari sini, bagi orang biasa mungkin sangat sulit, tapi bagi penerima warisan ingatan, sebenarnya sangat mudah. Hanya perlu memusatkan pikiran di laut kesadaran Dewa Kuno, maka ia bisa langsung pergi.
Jika Wang Lin memasuki laut kesadaran melalui cara normal dan memperoleh warisan ingatan secara utuh, semuanya akan berjalan mulus. Tapi kenyataannya, dia memperoleh sebagian warisan dengan cara yang tidak biasa. Karena itu, dia harus tetap pergi ke laut kesadaran.
Namun sebelumnya, Wang Lin tidak mengetahui kesulitan memasuki lautan kesadaran. Tapi sekarang, setelah menerima sebagian warisan, pemahamannya tentang lautan kesadaran bisa dikatakan tak tertandingi di seluruh Tanah Dewa Kuno ini.
Untuk memasuki lautan kesadaran, harus memperoleh warisan kekuatan Dewa Kuno terlebih dahulu guna menggerakkan sisa energi spiritual dalam tubuh Dewa Kuno, sehingga membuka wilayah lautan kesadaran.
Hanya saja terjadi beberapa masalah dalam proses ini. Dalam sebagian kenangan warisan yang diterima Wang Lin, disebutkan secara samar alasan Tu Si Dewa Kuno meninggalkan kehidupan abadi untuk mengkristalkan warisan ini.
Suku Dewa Kuno sejak zaman kuno telah mewariskan sebuah teknik supernatural misterius bernama Ilmu Transformasi Dewa Aliran Tinta.
Setelah teknik ini dikuasai, Shen Shi Dewa Kuno dapat terpisah-pisah dari satu menjadi sepuluh, dari sepuluh menjadi ribuan dan jutaan, akhirnya mencapai miliaran transformasi dewa. Setiap pecahan kesadaran memiliki tingkat kultivasi yang tidak kalah dari tubuh asli. Pencipta ilmu ini sudah tidak diketahui, namun selama ribuan tahun tak ada yang berhasil melatihnya.
Tu Si bisa dikatakan jenius langka. Setelah gagal melatih kemampuan supernatural ini, dia nekat menciptakan ide gila yaitu melakukan kultivasi terbalik, melepaskan umur panjangnya. Pada detik kematiannya, saat kesadaran spiritualnya mulai tercerai-berai, dengan teknik supernatural dia mempertahankan ribuan kesadaran terpisah agar tidak musnah, berencana melatihnya satu per satu hingga mencapai efek yang sama dengan Ilmu Transformasi Dewa Tinta.
Sayangnya, andai Tu Si diberi lebih banyak waktu mungkin dia akan sukses. Tapi muncul masalah tak terduga, yaitu seorang pria berambut merah yang tiba-tiba memasuki tubuh Dewa Kuno.
Tingkat kultivasi orang ini luar biasa. Dia merebut paksa Warisan Kekuatan, namun bertempur hebat dengan kesadaran spiritual peninggalan Tu Si. Akhirnya karena Tu Si sudah mati dan hanya menyisakan kesadaran spiritual, dia kalah dan Shen Shi-nya hancur.
Lautan kesadaran terbagi menjadi dua bagian. Sebagian berubah menjadi segel lautan darah untuk mengurung pria berambut merah, mencegahnya melarikan diri. Bagian lainnya berubah menjadi lautan kesadaran mati yang menghalangi siapapun masuk, di dalamnya tersembunyi warisan ingatan yang utuh.
Wang Lin matanya berkilauan, dengan cermat menyaring memori warisan di pikirannya. Semakin banyak informasi yang didapat, semakin jelas ia memahami alur peristiwa.
Dibandingkan informasi-informasi ini, hasil terbesar yang benar-benar dirasakan Wang Lin dari memasuki Tanah Dewa Kuno kali ini adalah Gulungan Dewa Kuno!
Tiga karakter besar dalam pikirannya, selain merekam sebagian memori Dewa Kuno Tu Si, juga membungkus sekumpulan teknik kultivasi dan kemampuan supernatural yang tidak lengkap. Gulungan Dewa Kuno ini adalah teknik spiritual yang telah ada di otak setiap Dewa Kuno sejak masa kanak-kanak dan dilatih seumur hidup.
Esensi kemampuan supernatural ini terletak pada dua kata - MERAMPAS!
MERAMPAS SEGALANYA!
Dalam ingatan yang didapat Wang Lin, hanya ada mantra dua lapisan pertama dari teknik kultivasi ini. Meski demikian, setelah mempelajarinya dengan saksama, hatinya berdesir tak menentu. Menurut teknik ini, membentuk Bayi Yuan Ying bukan lagi sekadar mimpi.
Setelah merenung sejenak, mata Wang Lin berkilat. Tangan kanannya menekan selaput di sekelilingnya, seluruh tubuhnya memancarkan pendar tujuh warna. Saat melantunkan beberapa mantra kompleks yang sulit dimengerti, tiba-tiba tubuhnya lenyap dan muncul kembali di posisi awal.
Begitu muncul, langsung terlihat gelombang energi mengaum dari kejauhan. Wang Lin yang berdiri tak bergerak dengan mata setengah terpejam, merangkai beberapa gerakan mantra dengan tangannya. Saat gelombang itu menyapu, tubuhnya menyatu dengan arus energi dan terhempas cepat ke kejauhan.
Jika sebelumnya, Wang Lin pasti tidak bisa melakukan ini, tapi sekarang, setelah mewarisi sebagian ingatan Dewa Kuno, bisa dikatakan di dalam tubuh Dewa Kuno ini, dia lebih familiar daripada siapa pun.
Bahkan bisa dibilang, jika saat ini dia ingin bersembunyi, tidak ada satu pun yang bisa menemukannya, kecuali pria berambut merah yang menerima Warisan Kekuatan bisa keluar dari lautan darah, mengandalkan tingkat kultivasinya yang mengagumkan, baru bisa menemukan.
Wang Lin yang berada di dalam gelombang energi itu matanya berkilat-kilat. Saat gelombang energi bergerak ke titik tertentu, tubuhnya melesat keluar. Dengan daya dorong gelombang itu, seketika dia sampai di ujung langit. Tangan kanannya mencengkeram udara sekeliling, tiba-tiba muncul celah di langit. Tubuhnya berkilauan lalu menyelusup masuk.
Saat muncul kembali, dia sudah keluar dari area Qihai, terbang menuju lautan kesadaran Zifu di Gerbang Leluhur. Wang Lin berencana mengamati langsung lautan kematian kesadaran yang terbelah dua ini. Jika fakta akhirnya benar sesuai ingatan yang ada, maka dia bersiap melaksanakan rencana berani.
Setelah meninggalkan Qihai, yang terlihat di depan mata adalah dunia berkilauan emas. Jika sebelumnya, di mata Wang Lin tempat ini tak berbatas, tanpa awal dan akhir, namun setelah mewarisi ingatan, tempat ini tak lagi misterius, baginya juga tak lagi terasa sangat luas.
Dalam penerbangan, ekspresi Wang Lin tenang. Seringkali tangan kanannya dengan santai meraih, membuka celah sempit, lalu menyelami masuk. Saat muncul kembali, sudah berada ribuan li jauhnya.
Ini adalah metode perpindahan khusus dalam tubuh Dewa Kuno setelah mewarisi ingatan. Sebenarnya jika dia mewarisi seluruh ingatan, cukup dengan satu gerakan pikiran, dia bisa langsung mencapai titik mana pun dalam tubuh Dewa Kuno.
Baru saja keluar dari celah sempit, tiba-tiba raut Wang Lin berubah. Senyum dingin mengembang di sudut bibirnya. Di depan matanya, ruang angkasa berdistorsi dan muncul seorang kultivator yang termutasi. Dengan tatapan liar menjilat bibir, pria itu tertawa heng heng: "Anak kecil, akhirnya Lao Fu menemukanmu!"
Sambil berkata, dia menggapai ke arah Wang Lin dengan tangan kanannya. Wang Lin tetap tenang tanpa sedikit pun panik. Tubuhnya mundur selangkah sambil melafalkan mantra pembuka yang rumit.
Seketika pemandangan sekitar terulur secara tak terbatas. Lebih tepatnya, jarak antara Wang Lin dengan kultivator itu tiba-tiba memanjang drastis. Dalam sekejap, jarak puluhan zhang di antara mereka berubah menjadi ribuan li.
Kultivator yang termutasi itu menggapai dengan tangan kanan kosong. Wajahnya langsung berubah muram. Dengan geram, ia melemparkan tangan kanannya lalu melesat maju, melangkah sejauh sepuluh ribu li untuk mengejar Wang Lin.
Wang Lin tersenyum dingin. Tangan kanannya mencengkeram udara di depannya, lalu menyelip ke dalam celah sempit dan menghilang tanpa jejak.
Kultivator termakan iblis itu kembali tertegun, matanya berkilauan. Tanpa basa-basi, Shen Shi-nya langsung menyapu sekeliling. Melalui Shen Shi, ia menghubungi rekan-rekan di sekitarnya dan segera menyebarkan kabar penemuan Wang Lin. Dalam beberapa sekejap napas, melalui penyebaran timbal balik mereka, hampir semua kultivator termakan iblis dalam tubuh Dewa Kuno bergegas menuju tempat ini.
Bersamaan dengan itu, puluhan kultivator termakan iblis yang memang sedang melakukan pencarian di sekeliling, berduyun-duyun mengembangkan Shen Shi. Setelah pencarian intensif, tak lama kemudian di suatu ruang terdeteksinya Wang Lin. Sehingga satu per satu melesat dengan kecepatan penuh untuk mendekatinya.
Setelah mewarisi sebagian ingatan Dewa Kuno, meskipun tingkat kultivasinya tidak mengalami peningkatan substansial, namun dalam tubuh dewa kuno ini Wang Lin dapat bergerak dengan bebas menerobos melintasi. Tidak ada seorang pun yang lebih memahaminya dibanding dirinya mengenai segala sesuatu di tempat ini.
Bahkan pria berambut merah yang memperoleh warisan kekuatan, dalam hal ini kalah darinya, sebab Pusaka Warisan yang dimiliki berdua sama sekali berbeda.
Ketika kultivator-kultivator termakan iblis itu menemukan Wang Lin, dan mulai meningkatkan kecepatan terbang ke arahnya sambil mengunci Shen Shi, mereka langsung terkejut menemukan bahwa sosok target tiba-tiba menghilang lagi, seolah-olah lawan ini lebih familiar dengan tempat ini daripada mereka.
Semakin banyak kultivator termakan iblis yang berkumpul di antara lokasi akupuntur Qihai dan Gerbang Leluhur, Shen Shi gabungan mereka menjadi sangat masif. Setiap sapuan Shen Shi dengan mudah menemukan Wang Lin, namun begitu terkunci, sosok itu akan langsung menghilang secara mistis. Setelah beberapa kali bolak-balik, meski mereka mencari mati-matian, jejak Wang Lin tak lagi bisa dilacak.
Senyum dingin mengembang di sudut mulut Wang Lin. Tangan kanannya merobek celah dimensi, lalu melangkah masuk dengan tenang. Saat muncul kembali, dia sudah berada di dalam Gerbang Leluhur, tepat di luar lautan kesadaran Zifu.
