Ia melirik Wang Lin, tubuhnya melayang ringan menuju celah. Wang Lin terdiam sejenak, tanpa bicara ia melesat ke depan dan menyelam masuk ke dalam celah.
Di belakang mereka, para kultivator yang termutasi itu berubah menjadi asap tipis yang melayang-layang, satu per satu mengikuti masuk.
Tepat saat mereka hendak memasuki celah, tiba-tiba celah itu menyempit dengan kecepatan ekstrem. Dalam sekejap, celah dimensi itu lenyap tanpa jejak. Hanya Wang Lin dan Duo Mu yang berhasil masuk, tak ada kultivator lain yang sempat menyusul.
Wang Lin telah menyadari celah dimensi yang menutup. Yang terbentang dihadapannya sekarang bukanlah lautan darah seperti yang dibayangkan, melainkan ruang yang memancarkan cahaya ungu-hitam samar.
Ruang di sini tidak terlalu luas, sekitar 100 zhang (sekitar 333 meter). Di setiap sudut ruangan, terdapat artefak kultivasi dengan bentuk aneh yang melayang-layang, memancarkan cahaya lembut secara perlahan.
Di samping setiap artefak, duduk bersila seorang kultivator dengan penampilan manusia seperti Duo Mu, tidak terpengaruh iblis. Setelah mengamati sekilas, Wang Lin menghitung total ada sembilan kultivator di sini selain Duo Mu.
Saat keduanya masuk, semua kultivator di dekat artefak langsung membuka mata. Kedua tangan mereka membentuk mantra dengan jari-jarinya, mengarahkan beberapa mantra spiritual ke artefak di sampingnya. Seketika cahaya ungu berkilauan dari artefak-artefak tersebut.
Duo Mu tiba-tiba berbalik, matanya berkedip-kedip menatap tajam ke arah Wang Lin.
Wang Lin mundur beberapa langkah. Pupil matanya menyempit, tangan kanannya meraih kantong penyimpanannya. Dengan waspada ia mengamati lawannya, semuanya sangat menyimpang dari perhitungan awalnya.
Saat itu, salah satu dari sembilan kultivator di sekitar artefak kultivasi itu berteriak rendah: "Duo Mu, kami tidak bisa bertahan lama! Hanya tiga batang dupa waktu tersisa, cepat jelaskan semuanya!"
Duo Mu memancarkan kilatan sinar tajam dari matanya, menatap Wang Lin sambil berkata berat: "Anak muda, sudah sembunyi mengapa masih muncul?"
Alis Wang Lin sedikit berkerut. Saat mulutnya terbuka hendak bicara, tangan kirinya tiba-tiba membentuk mantra dengan jari-jarinya. Gerakan mantra di lima jari tangan kirinya itu berasal dari ingatan Dewa Kuno, metode untuk bergerak bebas dalam tubuh Dewa Kuno.
Celah dimensi yang baru muncul di belakangnya langsung dihantam cahaya ungu dari artefak kultivasi sebelum sempat mundur, lenyap seketika.
Ekspresi Duo Mu tetap datar tanpa perubahan.
Suara Wang Lin berat: "Untuk meninggalkan Tanah Dewa Kuno!"
“Duo Mu, cara bicaramu selalu bertele-tele seperti ini! Anak muda, kuberi tahukan, begitu segel Tuo Sen terbuka, semua orang di sini akan mati, hanya dia sendiri yang bisa pergi!” Seorang kultivator berwajah merah bertubuh tinggi berteriak di samping artefak kultivasi sambil mengerutkan kening.
“Dulu kami sebelas orang datang ke planet liar ini bermaksud membuka gua persembunyian. Tak disangka kami menemukan hawa Dewa Kuno di sini. Saat menyelidiki, di luar Dewa Kuno kami bertemu kultivator bernama Tuo Sen itu! Tingkat kultivasinya sangat tinggi, bahkan jika kami bersatu pun bukan lawannya.” Suara orang tua berambut merah itu bergema keras, diucapkan dengan kecepatan ekstrem. Begitu selesai, seorang kultivator berambut terurai di sampingnya mengangkat kepala dan melanjutkan dengan suara seram:
“Tuosen tidak membunuh kami, malah mengundang kami dengan sangat tulus ke dalam Tanah Dewa Kuno ini. Orang ini memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang Tanah Dewa Kuno, hampir menguasai sepenuhnya tiga rintangan dan enam jalan di dalamnya. Menurutnya, dia telah mengamati Tanah Dewa Kuno ini sejak lama, sayangnya terhalang di gerbang terakhir.”
“Hei, dia mengajak kami bersama-sama menghancurkan rintangan ini. Meskipun ada kemungkinan sangat kecil adanya warisan dalam tubuh Dewa Kuno, godaan ini sangat besar. Walau kami tidak bisa mengalahkannya, kami masih memiliki formasi pedang gabungan yang belum digunakan. Begitu formasi ini diluncurkan, bahkan terhadapnya pun kami yakin bisa menang. Hanya saja setelah menggunakan formasi ini, tingkat kultivasi kami akan sangat menurun.”
"Sepanjang perjalanan masuk ke dalam tubuh Dewa Kuno, meski orang ini licik, kami bukanlah orang yang mudah ditipu. Meski saling berjaga-jaga, akhirnya berhasil menghancurkan rintangan yang dia sebutkan. Tapi semua ini terlalu mistis, saat mengingat rintangan yang dihancurkan itu, jelas-jelas merupakan semacam segel yang kekuatannya sangat besar, menyita banyak waktu kami. Jelas ini adalah teknik yang digunakan Dewa Kuno untuk mengurung sesuatu. Jika bukan karena orang ini yang sangat memahami segel tersebut, bahkan mengetahui celah-celahnya dengan sempurna, kami pasti takkan bisa menghancurkannya. Setelah segel hancur, kami jelas merasakan bahwa orang yang menyebut diri Tuo Sen ini mulai menunjukkan perubahan yang aneh, tapi tak bisa menjelaskan bagian mana yang berubah."
"Dengan sukses memasuki tubuh Dewa Kuno, Tu Si sang Dewa Kuno benar-benar jenius langka. Ternyata dia benar-benar meninggalkan warisan. Di lokasi akupuntur Qihai, kami menemukan warisan kekuatan. Sayangnya, warisan itu langsung menghilang sebelum sempat kami rebut, secara misterius jatuh ke tangan orang ini."
“Setelah orang ini mewarisi kekuatan Dewa Kuno, tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Tepat saat itu, lautan kesadaran Dewa Kuno berubah menjadi raksasa dan bertempur sengit dengannya. Pada momen ini, kejadian yang lebih mengerikan muncul - semua serangan dari raksasa yang merupakan perwujudan Shen Shi Dewa Kuno itu seolah sudah diketahui sebelumnya olehnya. Akhirnya raksasa itu terkalahkan, tubuhnya terbelah dua: separuh menjadi lautan mati, separuhnya lagi menggunakan teknik supranatural dahsyat.”
“Orang ini jelas asing dengan ilmu tersebut. Aku ingat dia pernah berkata, 'Tidak ada yang kau kuasai yang tidak kupahami.' Namun nyatanya, kemampuan supernatural ini tidak dia ketahui. Teknik ini secara instan membagi Shen Shi menjadi seribu bagian yang semuanya menyusup ke tubuhnya, membangun lapisan segel hingga ribuan tingkat. Akhirnya dengan paksa menariknya berubah menjadi lautan darah, mengurungnya sepenuhnya.”
"Awalnya kami mengira semuanya telah berakhir. Kami tidak berani berlama-lama di sini dan buru-buru meninggalkan tempat melalui jalan yang sama. Namun mimpi buruk justru dimulai pada saat ini. Dari sebelas orang kami, hanya satu yang berhasil melarikan diri. Sepuluh sisanya ditangkap oleh tangan-tangan yang telah berubah menjadi iblis yang muncul dari celah dimensi yang tiba-tiba terbuka, lalu diseret masuk ke dalam lautan darah."
"Tuo Sen ini benar-benar mengerikan. Ribuan lapisan segel yang seharusnya membutuhkan waktu lama untuk dipecahkan, ternyata berhasil dia temukan cara penghancurannya dalam waktu singkat. Segel-segel ini sebenarnya adalah pecahan kesadaran Dewa Kuno Tu Si. Dengan paksa dia mencabut pecahan kesadaran ini dan menanamkannya ke dalam tubuh kami sepuluh orang, masing-masing satu pecahan."
"Selama bertahun-tahun tak terhitung setelahnya, setiap seribu tahun kadang-kadang muncul kultivator yang datang ke sini. Setiap kali mereka akan ditangkap olehnya untuk dibagi-bagikan pecahan segel kesadarannya. Namun dari setiap kelompok penyusup, dia selalu menyisakan satu orang yang 'kebetulan' berhasil melarikan diri dari Tanah Dewa Kuno dengan berbagai cara, agar orang tersebut bisa kembali lagi di masa depan."
“Seiring bertambahnya jumlah kultivator, segel pada orang ini semakin berkurang. Untungnya, kultivator-kultivator yang datang belakangan jelas berbeda dengan kami. Tingkat kultivasi mereka sangat rendah sehingga tidak mampu melebur satu pecahan kesadaran. Biasanya beberapa orang harus bekerja sama untuk melebur satu pecahan. Dengan demikian, proses pembongkaran segel Tuo Sen semakin melambat.”
“Namun orang ini benar-benar jenius! Setelah melihat metode ini kurang efektif, dia menemukan cara lain untuk membongkar segel – yaitu menggunakan Tun Hun!”
“Sebelumnya, kami bahkan tidak tahu makhluk apa itu Tun Hun. Tapi dia sepertinya sudah menguasai semuanya. Dia menyuruh kami para kultivator untuk menangkap Tun Hun, lalu menggunakan Tun Hun untuk menyerap pecahan-pecahan kesadarannya yang tersegel.”
"Metode ini sangat efektif, sayangnya setelah Tun Hun menyerap jumlah tertentu, mereka harus mulai tertidur. Dengan demikian, kebutuhan orang ini tidak terpenuhi. Dia malah muncul ide untuk membesarkan Tun Hun, maka lahirlah Yang Mulia Utusan. Sebenarnya dia adalah hantu pengembara, yang melalui pemeliharaan Tuo Feng selama ribuan tahun, secara bertahap berevolusi menjadi Tun Hun."
"Awalnya, Yang Mulia Utusan membutuhkan waktu sangat lama untuk sukses berevolusi menjadi Tun Hun. Tapi sekarang, dengan kehadiranmu, semua ini mulai bermasalah."
Dari sepuluh orang ini, kecuali seorang tua berkeriput yang seperti baru keluar dari kuburan tetap diam, yang lain semua berbicara. Setelah mendengar penuturan satu per satu, Wang Lin terkejut, tapi dalam hatinya tidak sepenuhnya percaya.
"Hal terpenting, kami selalu memiliki satu pertanyaan: identitas Tuosen ini. Mengapa dia begitu familiar dengan Tanah Dewa Kuno ini? Berdasarkan pengamatan kami selama bertahun-tahun, akhirnya kami memiliki dugaan samar bahwa Tuosen bukanlah spesies sejenis kami. Sangat mungkin dia adalah makhluk jahat yang terbentuk dari kumpulan dendam dalam tubuh Dewa Kuno Tu Si setelah kematiannya!" Kalimat terakhir ini diucapkan oleh Duo Mu dengan raut wajak yang tenang, perlahan membuka mulutnya.
Seandainya Wang Lin memperoleh warisan ingatan yang lengkap, tentu dia akan mengetahui kebenaran dari semua ini. Namun sekarang, mendengar pengakuan yang begitu mengerikan ini, raut wajak Wang Lin tak bisa menahan perubahan.
“Hanya dugaan inilah yang sesuai dengan alasan mengapa dulu dia mengundang kami masuk ke tubuh Dewa Kuno, kenapa dia begitu familiar dengan semuanya, dan setelah memecahkan segel terakhir itu, kenapa kami merasa dia menjadi agak berbeda. Segel itu jelas seperti tempat penyegelan pikiran iblis dalam tubuh kita saat kultivator mempraktikkan teknik kultivasi dan memicu masuknya energi jahat. Ini juga menjelaskan mengapa semua teknik kultivasi dan kemampuan supernatural Raksasa yang merupakan perwujudan Shen Shi Dewa Kuno, semuanya dikuasai oleh orang ini dengan detail. Bagaimanapun, hanya mewarisi Warisan Kekuatan tidak ada gunanya, hanya setelah memperoleh seluruh warisan, barulah seseorang bisa benar-benar memiliki kekuatan Dewa Kuno. Semua dugaan ini akhirnya mengarah pada satu titik: identitas orang ini adalah Dewa Kuno Tu Si itu sendiri, atau mungkin lebih tepat disebut Dewa Iblis Tu Si!”
Begitu kata Duo Mu berakhir, Wang Lin menarik napas dalam-dalam. Matanya berkedip-kedip, diam membisu.
"Kami sungguh tidak perlu menipu Anda. Jika Anda gegabah memasuki lautan darah, nasib Anda akan sama seperti Tun Hun di gerbang ketiga, hanya menjadi alat pembongkar segel orang ini. Saat segel terbuka, itulah hari kematianmu."
Wang Lin terdiam sejenak lalu tertawa dingin: "Hari kematian? Saat aku tewas, itu pasti juga saat Shen Shi kalian lenyap. Jika ucapan kalian benar, begitu orang yang terkurung di lautan darah ini membuka segel, hal pertama yang dilakukannya pasti mengambil kembali semua Shen Shi yang terpisah!"
Duo Mu dan yang lain tertegun dalam diam.
Saat itu, seorang tua yang selalu diam di antara sepuluh orang tersebut batuk kecil, lalu berbicara dengan nada tenang dan perlahan: "Rekan Tao memang bijaksana. Setelah Tuo Sen berhasil melebur Warisan Ingatan dan memperoleh seluruh tingkat kultivasi Dewa Kuno, dia pasti akan menarik kembali pecahan kesadaran yang ada pada kami, agar kesadarannya menjadi utuh. Setelah bertahun-tahun berlalu, pecahan kesadaran ini telah menyatu sempurna dengan kami. Penarikan kembali itu sama saja dengan menyerap kesadaran kami! Rekan Tao, membantu kami berarti membantu dirimu sendiri. Bagaimanapun, kami tidak akan membiarkanmu membantu tanpa imbalan. Jika kau setuju, kami akan memberimu hadiah istimewa!"
Wang Lin tetap tak tergoyahkan, diam-diam merenung seberapa besar kebenaran dari perkataan mereka.
Mata Duo Mu memancarkan kilau dingin, "Junior, jangan kira kami harus memohon padamu! Lebih baik kami membunuhmu sekarang daripada meninggalkan benih malapetaka!"
"Waktunya hampir habis, semua yang perlu dikatakan sudah diucapkan. Kalau anak ini tetap keras kepala, lebih baik kita segera terapkan Larangan. Meski agak merepotkan, setidaknya mudah dikendalikan." kata kultivator berwajah seram itu sambil tertawa dingin.
Wang Lin mendengar ini, dalam hatinya muncul kilatan sindiran. Jika Larangan benar-benar efektif, yakinlah para tua-tua ini takkan bicara panjang lebar. Pasti sejak awal pertemuan langsung menerapkan Larangan untuk mengontrolnya.
Setelah merenung sebentar, Wang Lin menduga alasan mereka tidak menggunakan Larangan: mungkin tidak ada satu pun Larangan yang bisa menyembunyikan diri dari pria berambut merah bernama Tuo Sen itu.
Bahkan tujuan mereka mungkin tidak sesederhana itu, sangat mungkin memiliki maksud tersembunyi seperti Tian Mo San Ren.
"Apa yang kalian ingin aku lakukan?" tanya Wang Lin dengan tatapan tenang.
Orang tua yang wajahnya penuh keriput, setelah mendengar perkataan Wang Lin, hatinya bergetar. Dalam hati ia berpikir, orang ini tidak langsung menanyakan imbalan, malah bertanya tentang tugas yang harus dilakukan. Jelas dia adalah orang yang tenang, tidak mudah tergoda oleh hal-hal duniawi.
"Masuk ke lautan darah, setelah membuka segel, Tuo Sen pasti akan langsung memasuki Laut Mati Shen Shi. Saat dia membuka laut kematian itu, kamu harus melakukan serangkaian gerakan mantra di dalam laut kesadaran. Sesederhana itu! Mengenai gerakan mantra ini, aku juga bisa memberitahumu bahwa ini adalah teknik pengurung yang pernah digunakan raksasa jelmaan Shen Shi Dewa Kuno. Setelah bertahun-tahun kami pelajari, hanya ada 30% kemungkinan berhasil. Tapi jika kamu yang melakukannya, kemungkinannya bisa naik hingga 70%, mengingat kamu adalah Tun Hun. Saat itu nanti, semua pecahan kesadaran yang kamu serap akan secara alami tertarik oleh gerakan mantra ini." Mata orang tua itu berbinar tenang saat berbicara perlahan.
Wang Lin tertawa dingin, berkata dengan suara muram: "Dengan tingkat kultivasi Tahap Inti Pelana yang remeh seperti milikku ini, ingin mengurung Tuo Sen? Ini sama saja dengan mimpi di siang bolong!"
Orang tua tertawa terbahak-bahak, berkata: "Tentu bukan kau yang akan menyegel, melainkan menggunakan kamu untuk memicu penyerapan pecahan kesadaran itu, sehingga memicu kembali Lautan Kematian Shen Shi yang tercipta dari kesadaran Dewa Kuno. Menurut perkiraan kami, lautan kematian itu akan berubah kembali menjadi segel yang akan mengurung Tuo Sen secara total.
Jika kamu setuju, terlepas dari berhasil atau tidak, aku akan memberimu satu benda. Benda ini diperoleh dengan susah payah oleh sepuluh orang kami di masa lalu. Setelah meneliti berbagai catatan kuno, akhirnya kami mengetahui nama benda ini adalah Cincin Pengendali Binatang Hunyuan. Segala jenis binatang di dunia bisa dikendalikan dan disimpan dalam waktu singkat, namun asal-usulnya tidak jelas. Secara teori, selama energi spiritual dalam tubuhmu cukup, bahkan makhluk immortal sekalipun bisa kamu kendalikan sementara asalkan terjerat oleh cincin ini. Namun penggunaan cincin ini membutuhkan energi spiritual yang semakin besar sesuai kekuatan binatang yang dijerat. Jika ingin menjerat makhluk immortal, energi yang dibutuhkan sama sekali tidak terbayangkan. Dulu setelah kami mendapatkannya, pernah melakukan satu kali uji coba namun gagal. Sebelum sempat melakukan percobaan kedua, kami sudah dikurung oleh Tuosen di sini."
