Pusaran angin itu langsung runtuh.
Wang Lin telah mengaktifkan Warisan Ingatan melalui Shen Shi-nya, namun tiba-tiba hatinya menjadi berat. Warisan Ingatan sama sekali tidak bereaksi, meski ia berulang kali berusaha membayangkan untuk meninggalkan tempat ini, tidak ada perubahan yang terjadi.
Sorot mata Wang Lin menjadi suram. Kecurigaannya sejak awal terbukti - kegagalan Warisan Ingatan ini membuatnya sadar: tempat ini sangat mungkin bukan lautan kesadaran!
Dengan demikian, semua usaha sebelumnya di tempat ini menjadi sia-sia. Kilau dingin berkedip di mata Wang Lin, namun pandangannya segera kembali normal. Wang Lin menyadari ini bukanlah hal biasa. Menurut catatan warisan ingatan yang diperolehnya, dulu Tu Si membagi Shen Shi menjadi dua bagian - lautan darah dan lautan kematian. Hal ini adalah fakta yang tak terbantahkan.
Sedangkan tempat ini jelas-jelas adalah lautan kematian Shen Shi, tapi mengapa warisan ingatan menjadi tidak berlaku di sini?
Sorot mata Wang Lin berkilat-kilat saat menatap sekeliling. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada sebuah sisik di punggung makhluk sepanjang sepuluh ribu zhang itu, diiringi kilatan renungan dalam hatinya.
Hatinya berdesir. Ia menatap lekat-lekat sisik itu, mengingat posisinya dengan baik. Saat mengaktifkan warisan ingatan tadi, ia merasakan panggilan samar dari sisik tersebut.
Meski samar, panggilan ini mampu menggoyang warisan ingatannya. Dengan demikian, pasti ada rahasia tersembunyi di dalam sisik ini!
Wang Lin menggerakkan pandangannya, tangan kanannya tidak terangkat. Jari telunjuknya mengibas ringan di samping, seketika muncul celah kecil yang lenyap secepat kilat. Gerakan kecil ini sangat tersembunyi, ditambah kemunculan dan hilangnya celah itu hampir bersamaan, sehingga tak ada yang menyadari.
Wang Lin merasa sedikit lega di dalam hati. Kemunculan celah ini menunjukkan bahwa metode perpindahan unik dari Warisan Ingatannya masih bisa digunakan di tempat ini.
Dengan kemampuan persepsi spiritualnya, ia menyapu pandangannya ke kantong penyimpanan di tubuhnya. Di dalam hati, ia tertawa dingin. Kantong penyimpanan yang ia miliki sangat banyak, yang paling membuatnya tak tenang adalah artefak kultivasi nasib dari sepuluh orang itu serta lingkaran pengendali binatang, bahkan dua puluh buah batu spirit ekstrem pun selalu ia waspadai.
Ia sama sekali tidak percaya bahwa sepuluh tua-tua itu akan dengan begitu saja menaruh barang-barang ini padanya. Ucapannya sebelumnya hanyalah tipu muslihat untuk mengelabui orang.
Memiliki pengalaman memasuki celah ini berkali-kali, Wang Lin telah lama menyadari bahwa celah yang dibuka dengan metode warisan ingatan tidak langsung keluar dari sisi lain setelah dimasuki, melainkan terdapat pita putih yang sangat pendek di tengahnya, dipenuhi hawa kacau yang menghalangi semua Shen Shi masuk.
Dahulu dia bahkan pernah mencoba memasukkan pedang terbang yang telah ditandai Shen Shi ke dalam celah, namun pedang itu langsung hilang kontak spiritual saat masuk, baru terhubung kembali setelah keluar dari sisi lain.
Dalam hati dia merenung: Jika karakteristik celah ini dimanfaatkan dengan baik, pasti akan menghasilkan efek luar biasa!
Setelah merenung sebentar, Wang Lin dengan diam-diam menata ulang lingkaran pengendali binatang, batu spirit ekstrem, dan sepuluh artefak kultivasi secara acak ke dalam tiga kantong penyimpanan berbeda.
Tiba-tiba, masalah tak terduga muncul.
Sepuluh orang termasuk Duo Mu saling pandang, dipimpin oleh orang tua itu, masing-masing membentuk mantra dengan jari-jari mereka. Pilar-pilar cahaya muncul dari tangan mereka, membentuk pola tak beraturan yang mengurung Tuo Sen di tengah.
Tuo Sen memandang dingin ke arah Duo Mu dan sembilan lainnya, senyum sinis mengembang di bibirnya. Perlahan ia berkata, "Kalian sepuluh telah menunggu bertahun-tahun. Sekarang akhirnya menemukan kesempatan, baiklah!"
Orang tua yang bertransaksi dengan Wang Lin wajahnya muram. Tanpa bicara, jari-jarinya bergerak cepat mengubah sempalan tangan, diikuti sembilan orang lain yang gerakan mantra mereka semakin cepat.
Pola tak beraturan yang menghubungkan mereka tiba-tiba berpendar terang, bergerak serempak mendesak ke arah Tuo Sen.
Tuo Sen menarik kembali pandangannya sambil tertawa dingin, memandang makhluk raksasa sepanjang sepuluh ribu zhang itu. Perlahan ia berseru, "Ternyata kalian sudah berkomplot. Kali ini, kalian ingin menyegelku kembali!"
Makhluk setinggi sepuluh ribu zhang itu menatap Tuo Sen dengan datar, berkata, "Mengurungmu, sepuluh orang ini akan membagi warisan ingatan. Godaan sebesar ini, siapa pun akan setuju."
Tuo Sen sama sekali tidak menghiraukan pola tak beraturan yang dengan cepat menyusut ke arahnya. Tertawa terbahak-bahak, tangan kanannya menggenggam tombak lalu diayunkan ke depan. Deru udara pecah tiba-tiba, naga-naga hitam bermunculan mengelilingi, mengaum dan menerjang pola tak beraturan itu.
Tiba-tiba, pria berambut merah menunjuk keningnya dengan tangan kanan, menatap tajam orang tua pemimpin dari sepuluh orang itu, berteriak dengan suara seram: "Ledakkan!"
Wajah orang tua itu berubah. Kilau merah berkedip-kedip di tubuhnya, hawa kacau mulai menyebar dari dalam. Tubuhnya gemetar, tangan kanannya langsung menepuk perutnya sambil berteriak: "Tarik!"
Seketika kilau merah dalam tubuhnya meledak keluar. Pada saat ini, sembilan orang di sekelilingnya dengan raut wajah serius mengubah gerakan mantra mereka menjadi posisi menarik energi.
Kilau merah itu seketika terbagi menjadi sembilan, berubah menjadi sembilan aliran, satu per satu menyatu ke dalam tubuh sembilan orang. Saat itu, sembilan orang di sekelilingnya masing-masing tubuhnya langsung memancarkan kilau merah terang. Tak lama kemudian, orang tua itu segera berteriak lagi: "Bersatu!"
Seketika, kilau merah yang telah menyatu dalam tubuh sembilan orang itu cepat-cepat keluar, menyatu sembilan menjadi satu dengan cepat dan kembali ke tubuh orang tua itu. Tubuhnya goyah tak terkendali saat kilau merah kembali, menyemburkan darah hitam dari mulut. Raut wajaknya langsung pucat. Ia menatap Tuo Sen sambil tertawa bengis: "Tuo Sen, Lao Fu berani mengeksekusimu, tentu sudah punya cara menghancurkan kesadaran terpisah sejak lama. Jurusmu ini sudah tak berguna bagiku!"
Semua ini terdengar lama, tapi sebenarnya hanya beberapa sekejap napas saja.
Sudut mulut Tuo Sen menyembulkan senyuman dingin. Ia menunjuk antara alisnya sendiri, pandangannya menyapu sisa sembilan orang satu per satu, lalu bergumam: "Ledakkan!"
Sorot mata orang tua itu berkilat. Ia berteriak keras: "Li Peng!"
Tuo Sen terkejut, dua karakter "Li Peng" ini samar-samar mengingatkannya pada seseorang dari sebelas orang tahun lalu yang berhasil lolos dari penangkapannya.
Tiba-tiba, ledakan tawa menggema dari mulut makhluk setinggi sepuluh ribu zhang. Suara ini jelas bukan berasal dari makhluk tersebut sebelumnya, melainkan sosok lain. Makhluk raksasa itu membuka mulutnya lebar-lebar, menjulurkan lidahnya yang ternyata memiliki benjolan daging tumbuh di atasnya.
Benjolan daging ini menyatu dengan lidah tanpa celah, bagai parasit yang menempel. Saat benjolan itu muncul, ia terbelah dari tengah, membuka keluar, dan secara tiba-tiba memperlihatkan sebuah kepala manusia dari dalamnya!
Kepala ini memiliki wajah tampan bak sastrawan, namun kedua matanya memancarkan cahaya jahat dan janggal. Dengan tatapan dingin ke arah Tuo Sen, mulutnya mengucapkan mantra pembuka yang rumit dan tak terpahami.
Mantra itu segera berubah menjadi sepuluh cincin cahaya bulat yang langsung menyelimuti tubuh kesepuluh orang. Segala upaya Tuo Sen untuk memicu ledakan diri melalui kesadaran terpisah pun sepenuhnya kehilangan efek.
Tuosen menoleh tajam, menatap tajam kepala-kepala yang utuh di atas lidah itu, raut wajaknya menjadi muram lalu berkata perlahan: "Tampaknya alasan aku gagal menangkapmu saat peristiwa pertama, adalah karena kau diselamatkan binatang ini!"
Kepala itu membelah sudut bibir, mata memancarkan kilau jahat dan kebencian, suaranya dipenuhi kebencian yang mengalir deras, mengucapkan kata demi kata: "Dulu kau menipu kami sebelas orang untuk menghancurkan segel Dewa Kuno Tu Si, sehingga memulihkan kebebasanmu. Ini adalah kesalahan terbesar seumur hidup kami. Hari ini, kesalahan ini akan dihapuskan sepenuhnya. Baik warisan ingatan maupun warisan kekuatan, semuanya akan menjadi milik kami!"
Tuo Sen mengayunkan tombak panjang di tangannya, sorot matanya dingin, sudut bibirnya menunjukkan celaan samar. Dengan suara datar ia berkata, "Pertama sepuluh orang memberontak, lalu ada ruang dimensi lain di mulut binatang ini. Tidak mungkin hanya dua jurus ini saja. Apa lagi? Tunjukkan semuanya." Saat berbicara, matanya menyapu sekilas ke arah Wang Lin yang berada di luar medan perang dan ratusan kultivator termakan iblis yang terpaku menyaksikan adegan ini.
Kepala yang menyatu erat dengan lidah itu tertawa dingin, "Kau akan segera tahu!" Tiba-tiba, makhluk raksasa setinggi sepuluh ribu zhang itu bergerak. Tubuhnya melemparkan diri dari Laut Mati, berputar-putar membentuk formasi ular dengan Tuo Sen sebagai titik pusat.
Di dalam formasi ular ini, naga hitam hasil transformasi tombak itu membentuk pola tak beraturan yang terhalang di kejauhan puluhan zhang.
Dengan demikian, Tuo Sen terkepung rapat.
Tuo Sen memandang dengan tenang, sudut bibirnya menyembulkan ejekan samar. Ia membuka mulut dan mengeluarkan cahaya ungu, pisau sabit bulan sabit pun segera muncul, digenggamnya di tangan kiri. Dengan demikian, Tuo Sen memegang tombak di tangan kanan dan pisau di tangan kiri, saling bersilangan tiba-tiba diayunkan ke kedua sisi.
Seketika bentuk tidak beraturan yang mengurungnya bergoyang, menunjukkan tanda-tanda akan tercerai-berai.
Sorot mata Tuo Sen berkilat, kedua tangannya menghantam udara menggambar pola. Pisau sabit bulan sabit dan Tombak Penghancur Dewa bergetar hebat, bagai dua meteor yang tiba-tiba menghantam tepi pola di sekelilingnya.
Dari sepuluh orang, empat seketika menyemburkan darah segar, tubuh mereka gemetar nyaris tak terkendali.
Pada momen kritis itu, makhluk raksasa yang melingkar di luar tiba-tiba kaku. Di puncak kepalanya, tonjolan cepat membengkak. Seorang pria berselaput sisik menyeluruh muncul tiba-tiba dari tonjolan itu, matanya memiliki pupil belah ketupat yang memancarkan hawa non-manusia.
Setelah orang ini muncul, suara teriakan keras keluar dari mulutnya. Teriakan ini sangat tajam, berubah menjadi pedang-pedang tak kasatmata yang dari segala penjuru menusuk dengan ganas ke Tuo Sen yang terkepung di titik pusat.
Pada saat kritis ini, orang tua di antara sepuluh orang itu dengan raut wajah serius dan kening berkeringat—formasi grafis tak beraturan yang terhubung oleh mereka sepenuhnya bergantung pada pertahanan mereka—setiap goyangan membuat jiwa mereka bergetar hebat. Ia menoleh ke Wang Lin sambil berteriak rendah terburu-buru: "Saudara Muda! Bertindak!"
Wang Lin dengan raut wajak muram mengawasi Tuo Sen. Sejak orang tua itu pertama kali bertindak, Wang Lin terus mengamatinya. Dari awal sampai akhir, mata orang ini tetap tenang dan tidak terganggu.
Mendengar perkataan orang tua itu, tubuh Wang Lin tiba-tiba bergerak melesat ke arahnya. Orang tua itu menunjukkan ekspresi gembira, hendak berbicara, tiba-tiba arah Wang Lin berbelok tajam—menghindar seperti kilat dan melesat dengan cepat ke arah makhluk raksasa setinggi sepuluh ribu zhang di samping.
Wang Lin sama sekali tidak peduli dengan hidup mati orang lain, tujuannya hanya satu, yaitu sisik yang sangat istimewa di tubuh makhluk di depannya. Sebenarnya sejak awal, dia tidak berniat melakukan apa yang disebut penyegelan itu. Untuk hal seperti ini, Wang Lin merasa dirinya tidak memiliki kemampuan yang cukup.
Ekspresi orang tua itu langsung muram. Dia mendengus pelan, meletakkan kedua tangan di dada, menyentuhkan jari telunjuk dan ibu jari membentuk Pola Belah Ketupat, kemudian bergumam, "Artefak kultivasiku, mangsa lah!"
Bersamaan dengan gema ucapannya yang baru saja menggantung di udara, tangan kanan Wang Lin tiba-tiba menyobek udara di depannya. Sebuah celah langsung terbuka. Dengan kecepatan ekstrem, dia menyelip masuk dalam sekejap mata.
