Di Laut Xiuno, tidak ada cahaya bulan. Yang ada hanyalah remang-remang sinar bulan dan bintang yang menembus kabut tebal. Namun bagi para kultivator, setitik cahaya ini sudah cukup untuk menerangi pandangan.
Setelah keluar dari gua persembunyian, Yun Fei melesat dengan kecepatan tinggi menuju gerbang pegunungan di luar Kota Qilin. Saat melewati gerbang, tiba-tiba dia berhenti. Dari dalam gerbang muncul seseorang berbaju hitam dengan kerah jubah menutupi kepala, seluruh tubuhnya nyaris terbungkus rapat oleh pakaian.
Orang berbaju hitam itu melirik Yun Fei tanpa bicara, lalu berbalik menuju luar kota. Yun Fei ragu sejenak, tapi segera menggigit bibirnya dan mengikuti dengan erat.
Keduanya melewati gerbang kota dengan lancar tanpa hambatan dari para pengawal Kota Qilin.
Wang Lin yang mengawasi semua ini dari kejauhan melalui Raja Iblis kedua, kembali menyunggingkan tawa dingin. Tubuhnya bagaikan hantu berubah menjadi asap samar, mengikuti dari belakang dengan perlahan.
Tingkat kultivasi orang berbaju hitam itu langsung terlihat oleh Wang Lin melalui Raja Iblis kedua - hanya setingkat Pembentukan Inti tahap tengah. Jika ingin membunuh, Wang Lin cukup menggerakkan pikirannya untuk menghancurkan Shen Shi-nya hingga mati.
Namun malam ini aksi Yun Fei terlihat sangat misterius. Wang Lin ingin menyaksikan sendiri siapa yang dihadirkan Yun Fei untuk membongkar sistem Larangannya.
Setelah keluar dari gerbang pegunungan, orang berbaju hitam dan Yun Fei melesat ke arah timur. Mereka berhenti di kaki gunung yang diselimuti kabut hitam, tiga ribu li dari Kota Qilin.
"Leluhur, murid telah membawa orangnya." Orang berbaju hitam itu berlutut satu kaki, kedua tangan diletakkan di depan dada, membentuk segel menyerupai bunga teratai, raut wajahnya menunjukkan sikap hormat.
"Kembalilah!" Dari balik kabut hitam yang menyelimuti gunung, terdengar suara bergemuruh menggelegar, bergema ke segala penjuru. Kabut hitam di sekitarnya secara tak sadar berubah menjadi lapisan riak-riak, menyibak ke samping. Terlihat sebuah paviliun kecil di puncak gunung.
Orang berbaju hitam itu menunduk patuh, bangkit berdiri, lalu melesat pergi tanpa menoleh. Dalam sekejap, sosoknya telah lenyap dari pandangan.
Wang Lin yang saat ini berdiri di tebing gunung sejauh seribu li, merasakan kepergian si berbaju hitam. Jari kanannya menyentuh antara alis, seketika Raja Iblis Xu Liguo muncul dari balik kabut.
Setelah muncul, Xu Liguo yang jelas telah menerima perintah Wang Lin, terkekik-kekik beberapa kali sebelum tubuhnya melayang cepat menghilang. Arahnya persis menuju jalur yang pasti dilewati si berbaju hitam.
Mengenai Yun Fei, dia saat ini berdiri di luar kabut hitam, hatinya gelisah dan tak bisa menahan keraguannya. Sebenarnya semua yang terjadi malam ini bukanlah inisiatifnya sendiri.
Selama masa pertapaan Wang Lin, Yun Fei diam-diam mencari beberapa kultivator untuk membebaskan larangan, namun semuanya gagal. Awalnya dia sudah pasrah, namun tak disangka kemarin seorang pengawal Qilin Cheng di tahap tengah Pembentukan Inti menemukannya, menyatakan diutus seseorang untuk membawanya ke suatu tempat di sana ada yang bisa melepas larangan.
Tapi dengan pengorbanan tertentu.
Hal ini membuat Yun Fei semakin ragu. Menurutnya, bisa menggerakkan kultivator Pembentukan Inti tahap tengah sebagai budak, tentu tingkat kultivasi manusia misterius ini pasti luar biasa.
Tapi apakah benar-benar bisa memecahkan larangan Wang Lin masih dipertanyakan, mengingat dalam pandangannya, tingkat kultivasi Wang Lin sudah mencapai tingkat yang tak terbayangkan.
"Pada saat dia masih ragu-ragu, keesokan harinya yaitu pagi ini, kultivator Pembentukan Inti tahap tengah itu kembali menemui dan memberikan sebuah kepingan giok. Catatan terperinci dalam kepingan giok tentang gejala sebelum dan sesudah Larangan itu aktif membuat jiwanya terguncang hebat.
Perlu diketahui, bahkan ketika mencari orang di Kota Qilin untuk menghilangkan Larangan ini pun, dia hanya menyebutkan gejala aktivasi secara sepintas tanpa penjelasan detail. Jadi segala perubahan terkait Larangan ini bisa dikatakan hanya diketahui oleh si pelaku mantra dan dirinya sendiri.
Saat melihat kepingan giok itu, keraguan di hati Yun Fei langsung hilang. Dia memutuskan untuk mengambil risiko!
Maka terjadilah peristiwa malam ini.
Kini, Yun Fei menatap paviliun kecil di puncak gunung yang diselimuti kabut hitam. Tampak samar-samar sosok yang duduk di sana, namun kabut tebal menghalangi pandangannya untuk melihat wajah orang tersebut.
"Apakah Senior benar-benar bisa menghilangkan Larangan dalam tubuh junior ini?" Yun Fei menggigit bibir bawahnya, bertanya dengan suara lirih.
"Naiklah ke sini berbicara!" Suara bayangan itu mengandung otoritas yang tak terbantahkan. Begitu ucapannya keluar, kabut hitam di sekeliling tiba-tiba bergolak membentuk naga-naga kabut hitam yang saling bertautan sambil mengaum, membentuk jalan naga panjang yang kepalanya menyambung ke paviliun puncak gunung, sementara ekornya terbentang di bawah kaki perempuan itu.
Yun Fei menekan kegelisahan hatinya, menginjakkan kaki di atas naga kabut itu, lalu perlahan mulai mendaki.
Tak lama kemudian, ia tiba di paviliun puncak gunung. Begitu menginjakkan kaki, ia melihat jelas sosok di dalam paviliun - seorang pria paruh baya berpenampilan menawan dengan aura kebangsawanan. Ia mengenakan jubah brokat, tatapan matanya tajam, dan saat memandang Yun Fei, sorot matanya tiba-tiba berkilat terang.
"Benar-benar Larangan kuno!" batin pria itu. Namun secara lahiriah, ia tetap tenang dan berkata datar: "Aku bisa membebaskanmu dari Larangan ini, tapi kau harus memberitahu siapa yang menanamkannya padamu."
Yun Fei ragu sejenak, lalu berkata pelan, "Senior, tentang hal ini junior tidak bisa memberitahu. Bagaimana jika junior menukarnya dengan satu tungku pil sebagai syarat untuk menghilangkan Larangan ini?"
Pria paruh baya itu merenung sejenak, lalu menggeleng, "Jika kamu tidak mau bicara, maka aku tidak akan membantumu. Tambahan lagi, ketahuilah bahwa di Laut Xiuno Dalam, sangat sedikit yang bisa memecahkan Larangan tingkat ini. Pertimbangkan baik-baik."
Ekspresi Yun Fei berubah-ubah antara gelap dan terang. Setelah lama terdiam, dia mengatupkan gigi, "Baik! Mohon Senior memecahkan Larangannya terlebih dahulu. Jika berhasil, junior pasti akan memberitahu semuanya."
Pria paruh baya itu tertawa terkekeh, berdiri lalu mengayunkan tangan kanannya. Seketika muncul batu ungu berbentuk bulat dengan permukaan sangat halus di telapak tangannya.
Setelah mengeluarkan benda itu, dia segera mengirimkan beberapa mantra spiritual ke arah batu tersebut. Batu itu langsung memancarkan pendar tujuh warna, diikuti sinar merah yang menyorot tepat ke titik antara alis Yun Fei.
Tubuh Yun Fei langsung bergetar. Ia bisa merasakan begitu cahaya merah itu masuk ke tubuhnya, langsung terpecah menjadi ribuan benang halus yang segera merayap di seluruh tubuhnya.
Saat itu, ekspresi pria paruh baya itu sangat serius. Matanya menatapnya dengan tajam, mengamati setiap perubahan pada Yun Fei.
Tak lama kemudian, di antara alis Yun Fei perlahan muncul simbol samar yang memancarkan hawa kuno. Begitu melihat simbol itu, wajah pria itu langsung dipenuhi kegembiraan yang meluap-luap. Ia bergumam, "Benar-benar Larangan kuno! Tak kusangka masih ada yang menguasai teknik ini."
Matanya berkilat. Ia menggigit ujung jari kanannya hingga mengeluarkan setetes darah segar yang menetes ke batu itu. Seketika batu itu memancarkan cahaya terang, menyemburkan dua pilar cahaya hitam dan putih yang langsung menyasar simbol di antara alis Yun Fei.
Namun tiba-tiba, perubahan tak terduga terjadi. Dari sanggul rambut Yun Fei, tiba-tiba muncul bayangan yang memperlihatkan kepala binatang. Binatang ini tiba-tiba menghalangi area antara alis wanita itu, membuka mulutnya dan menelan kedua pilar cahaya hitam-putih tersebut.
Bayangan yang berubah menjadi binatang kecil ini kemudian menghirup secara drastis ke arah Yun Fei. Mata Yun Fei tiba-tiba membelalak penuh urat darah. Shen Shi-nya tanpa kendali meninggalkan tubuh jasmani dan tersedot masuk ke mulut binatang itu.
Semua ini terjadi terlalu cepat, hampir sekejap mata. Yun Fei telah binasa, shen shi-nya ditelan habis.
Sebenarnya, saat dia melangkah ke Jalan Naga, takdirnya sudah ditetapkan - hanya kematian yang menanti. Andai saja dia mematuhi perkataan Wang Lin, menunggu dengan tenang hingga Wang Lin meninggalkan Laut Xiuno, mungkin masih ada secercah harapan hidup.
Pada saat yang sama, tubuh binatang kecil itu mengembang, langsung membungkus mayat Yun Fei. Sebuah kantong penyimpanan, tungku eliksir, dan inti emas samar terbang keluar dari mayat, digulung oleh binatang itu dan hendak melesat ke kejauhan.
Pria paruh baya awalnya terkejut melihat makhluk ini. Ia tak bisa mengenali jenis binatang apa ini yang memiliki kemampuan iblis bisa menyedot Shen Shi dengan paksa.
Dalam hati, ia mulai berspekulasi: apakah binatang ini sudah lama bersembunyi di sini atau memiliki pemilik? Keraguan ini membuatnya semakin waspada.
Namun segera ia kembali tenang. Melihat binatang itu hendak kabur, matanya memancarkan kilau dingin. Kedua tangannya mengibaskan kabut hitam di sekitarnya yang berubah menjadi naga-naga kabut mengurung makhluk itu.
Lalu tangan kanannya menepuk kantong penyimpanan, mengeluarkan gendang kecil dari kulit hewan tak dikenal. Tatapannya mengunci binatang itu sambil jarinya mengetuk lembut permukaan gendang.
"Dung!" Suara dentuman bergema, kabut hitam di sekeliling langsung bergolak dan berubah menjadi prajurit-prajurit iblis berbaju zirah hitam yang membawa berbagai Magic Treasure, menyerbu ke arah binatang kecil itu.
Naga kabut di depan, prajurit iblis di belakang, mengurung Raja Iblis kedua ini rapat-rapat di pusat. Cahaya Magic Treasure berwarna-warni bagai hujan turun dari langit, berjatuhan serentak dengan gemericik.
Meskipun Raja Iblis kedua milik Wang Lin ini mungkin tidak terlalu kuat secara kekuatan, sifat buasnya sungguh tak terbayangkan. Saat Wang Lin pertama kali mencoba menaklukkannya dulu, nyaris saja dirinya dibalas makan oleh makhluk ini.
Tanpa ragu, iblis ini langsung menelan Inti Emas Yun Fei. Ukurannya langsung membesar satu lingkaran. Tiba-tiba tubuhnya berputar dan berlipatganda dari satu menjadi sepuluh, lalu dari sepuluh menjadi seratus. Seketika ratusan binatang kecil memenuhi area terkepung itu.
Pada saat yang sama, seratus binatang kecil bersamaan mengeluarkan teriakan melengking yang tajam, gelombang suara bagai ombak mengamuk menerjang ke segala arah dengan ganas. Kemudian, masing-masing dari seratus binatang kecil itu mengepakkan sayapnya dengan gesit, saling berpilin membentuk angin puyuh, lalu dengan kekuatan dahsyat menerjang ke satu arah secara tiba-tiba.
Gelombang suara membuka jalan, diikuti angin puyuh. Dengan demikian, yang pertama terkena dampak adalah beberapa naga kabut itu. Di bawah hantaman gelombang suara, tubuh naga-naga kabut itu satu per satu hancur berantakan. Bahkan langkah para prajurit iblis yang sedang menyerbu pun terhenti sejenak.
Selanjutnya, angin puyuh yang mengikuti itu mendorong sisa-sisa naga kabut yang sudah hancur dengan kekuatan dahsyat, sehingga akhirnya benar-benar menghilang dan tersedot ke dalam pusaran angin puyuh.
Pria paruh baya itu memancarkan sorot mata aneh, menatap angin puyuh itu dengan ekspresi penuh ketertarikan. Dengan tenang, tangan kanannya kembali memetik drum hewan beberapa kali.
Dong! Dong! Dong! Dong! Empat ketukan berturut-turut membuat kabut hitam tiba-tiba bergolak hebat, berubah menjadi kumpulan binatang buas berwujud aneh yang muncul di perimeter.
Binatang-binatang itu masing-masing memancarkan aura kebuasan dan haus darah pembantai, semua mata tertuju pada angin puyuh yang berlapis itu.
"Aku tak peduli siapa majikanmu, tapi tak ada hewan spiritual yang bisa lolas dari incaranku Qiu Siping. Aku tahu kau paham ucapanku. Dengarlah: sebelumnya aku hanya mengepung, tapi dalam 3 tarikan napas ini jika kau tak tunduk, serangan akan kulancarkan."
Raja Iblis kedua meraung nyaring. Segala binatang kecil yang terpencar dalam angin puyuh itu menyatukan Shen Shi-nya, membentuk kilat petir yang menyambar langsung ke arah pria paruh baya itu.
Serangan Shen Shi yang berubah menjadi kilat melaju tanpa hambatan. Kabut hitam yang menghalangi di depannya langsung menghilang satu per satu. Hampir dalam sekejap mata, serangan spiritual itu telah mendekati pria paruh baya itu.
Raut wajak pria itu berubah. Tubuhnya segera mundur sambil menggigit ujung lidah dan menyemburkan darah segar. Serangan Shen Shi yang menghujam darah langsung mengeluarkan desis, membuatnya terhenti sejenak.
Bersamaan itu, tangan kanannya dengan cepat mengeluarkan sepotong kayu hitam dari kantong penyimpanan. Dengan wajah garang, ia berteriak: "Tarik!"
Seketika, serangan spiritual binatang kecil itu langsung tertarik tak terkendali ke kayu hitam. Tepat sebelum menyentuh kayu, teriakan garang Raja Iblis kedua kembali bergema. Serangan Shen Shi tiba-tiba terpecah menjadi ratusan aliran, bagai ratusan sungai menuju lautan, secepat kilat ditarik kembali.
Kening pria paruh baya mulai berkeringat dingin. Jika gerakannya sedikit lebih lambat tadi, nyaris celaka. Namun matanya kini memancarkan kegairahan yang intens. Ia menjilat bibirnya dengan suara parau: "Bisa menggunakan serangan Shen Shi juga! Binatang langka seperti ini, meski sudah punya majikan, pasti akan Kurebut dengan paksa!"
Begitu ucapannya meluncur, sebuah suara dingin nan kejam bergema dari ujung cakrawala: "Benarkah?"
Bersamaan dengan suara itu, gemuruh menderu tiba-tiba menggema. Pria paruh baya menengadah kaget. Di kejauhan terlihat angin puyuh raksasa bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, langsung menerjang kabut hitam.
Binatang buas di luar kabut hitam hendak melawan, tiba-tiba gelombang suara nyaring keluar dari pusaran angin. Lapisan gelombang energi tercipta dari dalam angin puyuh, menerjang semua entitas kabut hitam hingga terhempas berantakan.
Pada saat yang sama, Raja Iblis kedua melolong dan menerjang keluar, menyatu dengan angin puyuh tersebut. Iblis ini jelas sangat marah. Setelah mengendalikan angin puyuh, ia segera berputar liar di kabut hitam sekitar, menghancurkan kabut-kabut itu hingga remuk berkeping-keping.
Pria paruh baya itu sama sekali tidak memandang angin puyuh tersebut. Matanya menatap tajam ke ufuk langit dengan kewaspadaan.
Seorang pria berambut putih mengenakan Jubah Hitam terlihat berjalan perlahan dari ufuk. Langkahnya tampak santai namun sebenarnya bergerak dengan kecepatan ekstrem. Hanya dalam beberapa kedipan mata, ia telah tiba di puncak gunung.
Mata Qiu Siping menyempit tajam. Tangan kanannya mengetuk genderang, membuat kabut hitam yang tercerai-berai tiba-tiba mengerut dengan cepat membentuk delapan bola kabut hitam yang melayang di sekelilingnya.
Qiu Siping mengerlingkan mata dan berkata dengan nada datar, "Tuan pastilah ahli Larangan kuno yang terkenal itu?"
Orang berambut putih ini tak lain adalah Wang Lin. Tangan kanannya mengisyaratkan, seketika dua benda terbang keluar dari angin puyuh - kantong penyimpanan dan Tungku Eliksir. Setelah mengambilnya, Wang Lin tidak memeriksa namun langsung menyimpannya di dada, baru kemudian menatap lawannya. Tingkat kultivasi pria paruh baya ini, dalam pandangan Wang Lin, telah mencapai tahap kesempurnaan akhir Pembentukan Inti, hanya selangkah lagi menuju Bayi Yuan Ying.
Asalkan bukan tingkat Yuan Ying, membunuhnya akan sangat mudah bagi Wang Lin. Matanya memancarkan kilatan dingin saat berkata dengan suara seram: "Akulah pemilik makhluk ini. Bukankah kau ingin merebutnya dengan paksa? Ayo! Kuberi kesempatan!"
Tangan kanan Wang Lin melambai. Raja Iblis kedua segera melesat keluar dari angin puyuh, melayang diam di depan lawannya.
Alis Qiu Siping berkerut. Dia bisa melihat tingkat kultivasi lawannya setara dengannya, sama-sama di tahap akhir Pembentukan Inti. Tapi sikap arogan orang ini jelas menunjukkan ada sandaran kekuatan di belakangnya.
Qiu Siping yang berwatak hati-hati, matanya berkedip samar memandang bayangan samar binatang kecil di depannya, kemudian sudut bibirnya tersenyum sambil menggeleng kepala, "Membuat Rekan Tao tertawa, ucapan Qiu sebelumnya hanyalah candaan belaka. Karena binatang ini adalah milik Rekan Tao, bagaimana mungkin hamba berani merebutnya? Segala kesalahpahaman sebelumnya, harap Rekan Tao tidak mempersoalkannya."
Wang Lin memandang dengan tenang, tangan kanannya mengangkat. Raja Iblis kedua segera terbang kembali. Bersamaan itu, kilau merah di matanya berpendar, Shen Shi Ekstrem tiba-tiba bergerak, berubah menjadi kilatan listrik merah yang seketika menyembur keluar.
Seketika tekanan aura Shen Shi yang dahsyat muncul tiba-tiba mengisi langit dan bumi.
Qiu Siping yang semula hendak berbicara, saat melihat kilau merah di mata Wang Lin, raut wajahnya langsung muram. Tak disangkanya orang ini langsung menghunuskan pembunuhan sebelum selesai bicara. Dalam hati timbul kemarahan, bergumam: "Orang ini levelnya sama denganku, sama-sama tahap akhir Pembentukan Inti. Meski kau memiliki Magic Treasure, apakah Qiu Siping tidak punya Magic Treasure juga?!"
“Dia mendengus ringan, tubuhnya cepat mundur, tangan kanannya terus-menerus mengibaskan. Delapan bola kabut di sekitarnya seketika membentuk kabut pekat.”
“Qiu Siping memancarkan kilau dingin dari matanya. Ia bertekad, karena orang ini tak mau mendengarnya sampai selesai, maka hanya dengan menangkapnya terlebih dahulu baru bisa berdiskusi.”
“Namun baru saja pikiran ini muncul, dari arah Wang Lin di sana terdengar suara berbisik bagai angin dingin dari neraka bawah tanah.”
“!”
“Shen Shi Ekstrem Wang Lin secepat kilat menyusup masuk ke dalam Kabut Hitam. Kabut ini mana bisa menyaingi Shen Shi Ekstrem? Seketika hancur berantakan, lenyap tanpa sisa.”
“Rentetan suara ledakan bergemuruh. Delapan bola kabut yang menghalangi Shen Shi semuanya hancur berkeping-keping.”
Qiu Siping akhirnya berubah pucat. Tubuhnya meledak mundur sementara kedua tangannya dengan cepat membentuk mantra dengan jari-jarinya. Ia menggigit ujung lidah dan menyemburkan beberapa kali darah segar, berusaha menghalangi kilat merah itu. Namun darah-darah itu hampir langsung menguap dengan paksa begitu muncul, berubah menjadi kabut darah yang menyebar ke segala arah.
Bahkan tidak bisa menahan sekejap napas pun.
Bayangan kematian yang sudah lama tidak dirasakannya tiba-tiba menyelimuti hati Qiu Siping seperti awan hitam. Tanpa basa-basi, ia segera mengeluarkan kayu hitam yang sebelumnya, tapi tepat saat mengaktifkannya, Shen Shi Ekstrem Wang Lin sudah menyambar dan menghantam kayu itu.
Kayu hitam itu langsung mengeluarkan suara retakan beruntun sebelum akhirnya meledak menjadi debu. Kilau merah sesaat muncul dari dalamnya lalu menyatu ke tubuh Qiu Siping.
Tubuh Qiu Siping bergetar, matanya langsung kehilangan fokus. Namun setelah memuntahkan sejumlah besar darah segar, mata yang awalnya kabur itu tiba-tiba menjadi jernih kembali. Hanya saja, kejernihan itu memancarkan ketakutan yang sangat mendalam.
Tanpa bicara sepatah kata pun, tubuhnya segera melesat dengan cepat ke belakang sambil berlari.
Wang Lin mengeluarkan suara heran. Di bawah Shen Shi Ekstrem-nya, orang ini ternyata tidak mati. Ini membuatnya agak terkejut. Perlu diketahui, Shen Shi Ekstrem-nya sebelumnya hanya pernah mengalami kejadian serupa sekali, yaitu di pinggiran Laut Xiuno saat seorang bernama Shangguan Mo berhasil lolos dari maut menggunakan Giok Jade ajaib yang menempel di tubuhnya.
Sorot mata Wang Lin berkilatan. Tubuhnya bergerak maju secepat kilat, dalam sekejap telah menyusul dan muncul di depan orang tersebut.
Qiu Siping merasa sangat ketakutan di dalam hati, ia merintih pahit, "Rekan Tao, antara kita tidak ada permusuhan yang mendalam, mengapa harus memburu sampai habis?" Saat ini hatinya dipenuhi penyesalan. Sebenarnya dengan sedikit berpikir, bisa diketahui bahwa orang yang mampu mengaktifkan Larangan Kuno pasti bukan orang sembarangan. Meskipun tingkat kultivasinya masih di tahap akhir Pembentukan Inti, serangan Shen Shi-nya bahkan tak bisa dilawannya. Jika bukan karena memiliki harta ajaib pelindung diri, mungkin tadi ia sudah tewas.
Dalam pandangannya, meski lawan ini belum mencapai periode Yuanying, namun telah memiliki serangan setara periode Yuanying. Bagaimana mungkin ia bisa melawan? Bagaimana mungkin tidak lari!
Namun menurut pemikirannya, pasti lawan memiliki Magic Treasure yang luar biasa kuat, sehingga bisa memiliki daya serang seperti itu.
Wang Lin dengan ekspresi dingin, mata berkilat sindiran, berkata datar: "Beberapa kali kau mengirim orang memanggil perempuan bermarga Mo, bukankah tujuannya untuk menemukan orang yang mengaktifkan Larangan Kuno? Sekarang setelah bertemu, mengapa malah lari?"
Qiu Siping menampakkan senyum pahit dan berkata, "Rekan Tao, hamba tidak berniat jahat, hanya..." Ia sedikit ragu, tapi segera melanjutkan, "Hanya ada keuntungan besar yang membutuhkan bantuan Rekan Tao dengan Larangan kuno!"
Qiu Siping yang memang cerdik ini, setelah mendengar perkataan Wang Lin, langsung menyadari bahwa anak buahnya yang berbaju hitam mungkin dalam bahaya. Tapi ia pura-pura tidak tahu dan sama sekali tidak bertanya.
Ekspresi Wang Lin tetap tenang, sinar merah samar di matanya berkedip. Qiu Siping menggigit gigi dalam-diam dan berkata tergesa, "Rekan Tao, kita sama-sama di tahap akhir Pembentukan Inti. Jika mau mendengarkan nasihatku, penyatuan bayi rohani dapat segera tercapai!"
Kilau merah di mata Wang Lin berangsur memudar. Ia menatap tajam ke arah orang itu dan berkata dengan suara muram, "Kesabaranku terbatas. Hanya tiga kalimat kubicarakan. Jika tiga kalimatmu tak sanggup menggugahku, jangan salahkan Wang yang tak berperasaan."
Qiu Siping dalam hati mengumpat, namun ekspresinya tidak menunjukkan sedikit pun. Ia menarik napas dalam dan berkata, "Rekan Tao pasti juga tahu, perbedaan antara Pembentukan Inti dan Bayi Yuan Ying sangat besar. Jika ingin menyatukan bayi rohani, meski menemukan daerah dengan energi spiritual pekat, tingkat kegagalan tetap sangat tinggi."
Ekspresi Wang Lin tetap datar, "Kalimat pertama!"
Qiu Siping sedikit tersendat, namun segera melanjutkan, "Kecuali ada obat ajaib yang bisa meningkatkan peluang penyatuan bayi rohani, energi spiritual yang dibutuhkan untuk proses ini sama sekali tidak akan tercukupi."
Wang Lin memandangnya, "Kalimat kedua!"
"Meski Qiu tidak memiliki obat ajaib, aku tahu sesuatu yang jauh lebih berharga berlipat-lipat kali. Jika bisa menelan dan menyerap benda ini, penyatuan bayi rohani bukanlah hal sulit. Benda itu adalah Bayi Yuan Ying dari kultivator periode Yuanying! Aku tahu suatu tempat yang menyimpan minimal dua Bayi Yuan Ying dalam keadaan dorman!" Kalimat terakhir ini diucapkan Qiu Siping hampir tanpa mengambil napas.
