Wang Lin tetap tenang, namun hatinya berdesir. Istilah "Guixi" sebenarnya merujuk pada keadaan ketika kultivator tingkat Yuan Ying diserang roh jahat luar (waimo) selama meditasi, sehingga roh jahat itu terperangkap dalam Yuan Ying-nya. Hal ini menyebabkan Yuan Ying tak bisa meninggalkan tubuh jasmani, sementara tubuh fisik berada dalam kondisi mirip tidur.
Inilah yang disebut Guixi!
Satu-satunya cara mengatasi masalah ini adalah menempatkan kultivator tersebut di area yang terisolasi energi spiritual, membiarkannya mengusir roh jahat luar secara mandiri hingga sadar. Bantuan dari luar hanya efektif jika tingkat kultivasi penolong jauh melampaui si kultivator Guixi - bahkan harus melebihi satu tahap besar. Jika tidak, semua upaya akan sia-sia.
Jika kultivator Guixi tak kunjung sadar dalam waktu lama, Yuan Ying-nya akan sepenuhnya terkontaminasi roh jahat luar, lalu lenyap berantakan. Tubuh jasmaninya pun akan membusuk.
Namun umumnya, sebagian besar kultivator dalam keadaan Guixi bisa bangun sendiri meski tingkat kultivasinya turun. Masih lebih baik daripada kehilangan nyawa.
Keadaan Gui Xi ini sebenarnya tidak terlalu umum di Dunia Kultivasi, setidaknya hingga saat ini Wang Lin belum pernah mendengar adanya kultivator yang berada dalam kondisi Gui Xi.
Setelah selesai berbicara, Qiu Siping segera menatap tajam Wang Lin, berusaha menangkap sedikit petunjuk dari ekspresinya. Sayangnya, sikap Wang Lin tidak menunjukkan perubahan sama sekali, tetap tenang dan terkendali sejak awal hingga akhir.
Wang Lin merenung sejenak, kilau merah di matanya sedikit mereda. Ia menatap Qiu Siping sepanjang waktu, lalu berkata perlahan: "Bagaimana kamu tahu tentang keberadaan kultivator dalam keadaan Gui Xi?"
Qiu Siping dalam hati menghela napas lega. Pertanyaan Wang Lin menandakan perjanjian tiga kalimat sebelumnya telah dicabut. Ia sama sekali tidak meragukan bahwa jika tiga kalimatnya tadi gagal mempengaruhi lawan bicara, orang ini pasti akan segera membunuhnya tanpa ragu.
Meski sama-sama berada di tahap akhir Pembentukan Inti, perbedaannya sangat mencolok. Qiu Siping dalam hati tersenyum getir, perasaan tidak puas menggelayut. Menurutnya, pasti ada Magic Treasure yang sangat hebat pada lawannya. Tanpa itu, mustahil serangannya memiliki kekuatan sedemikian dahsyat yang Bisa membuatnya bahkan tak berdaya melawan.
Mendengar pertanyaan Wang Lin, ia segera berkata: "Rekan Tao, kisah ini cukup panjang. Bagaimana jika kita duduk dan aku akan menceritakannya secara perlahan?"
Wang Lin memandangnya sejenak lalu mengangguk ringan.
Qiu Siping segera melesat ke depan. Kabut hitam tipis mengalun di kakinya, membawanya menuju paviliun di puncak gunung.
Setelah Qiu Siping berjalan lebih dulu, tubuh Wang Lin melayang ringan mendarat di paviliun kecil. Lengan bajunya melemparkan angin sepoi yang menghilangkan debu halus dari batu duduk. Dengan gerakan anggun, ia menyingkap ujung jubah dan duduk.
Meski bergerak belakangan, dia masuk ke paviliun bersamaan dengan Qiu Siping. Wajah Qiu Siping tetap biasa, namun dalam hati dia tertegun. Sorot matanya menyempit sesaat sebelum cepat kembali normal.
Dia tahu ini pasti peringatan dari lawan: biarpun mencoba trik kabur, mustahil melepaskan diri dari pengejaran.
Memang begitulah maksud Wang Lin. Perkara yang disebut Qiu Siping sangat menarik perhatiannya—segala hal terkait penyatuan bayi rohani saat ini bisa menyedot fokusnya.
Bagaimanapun, tingkat kultivasi Wang Lin kini telah mencapai tahap akhir Pembentukan Inti. Penyatuan bayi rohani adalah agenda mendesak yang harus segera dipersiapkan.
Begitu dia berhasil mencapai penyatuan bayi rohani, yang menantinya adalah kembali ke Negara Zhao, mengobrak-abriknya hingga langit gelap gulita, membantai hingga sungai mengalirkan darah. Akan diubahnya langit Zhao menjadi merah darah, tanah Zhao menjadi bubur merah. Semua cultivator Zhao takkan pernah melupakan hari berdarah itu. Semua musuhnya di Zhao akan mempersembahkan darah segar mereka sebagai persembahan pada leluhur marga Wang!!
Seluruh klan Teng akan dibasminya, mulai dari orang tua hingga keturunan, bahkan semua yang terkait - takkan tersisa sedikit pun!
Yimo Laoren akan dibuatnya mati tanpa kuburan. Semua muridnya akan merintih kesakitan berbulan-bulan sebelum tewas.
Semua yang diam-diam membantu klan Teng akan dihukum. Mereka semua harus membayar pengorbanan yang tak tertanggungkan untuk perbuatan ini!
Yang terpenting, Teng Huayuan akan diambil jiwanya, dikuliti, dipisahkan tulangnya, dileburkan uratnya, dipotong-potong dagingnya! Singkatnya, semua metode yang bisa dibayangkan akan digunakan untuk membalas penderitaan dan kebencian selama 400 tahun lebih ini!
Qiu Siping membalikkan tangan kanannya, sebuah teko dan cangkir muncul di tangannya. Setelah menuangkan dua cangkir sendiri, ia mengambil cangkirnya dan meneguk sedikit sambil tersenyum: "Rekan Tao, ini adalah anggur dari Laut Iblis Utara yang difermentasi dari Buah Can Yun. Setelah mencicipi satu tegukan, rasa setelahnya tak terhingga. Silakan cicipi."
Wang Lin tidak terburu-buru meminta jawaban. Ia melirik cangkir anggur itu, lalu mengangkatnya dan mengamati dengan cermat, seolah ada sesuatu yang sangat menarik di dalamnya.
Anggur dalam cangkir ini berwarna hijau kebiruan, tampak jernih dan transparan, sangat indah dipandang.
Qiu Siping terus meneguk anggurnya cukup lama, namun menyadari Wang Lin sepertinya tidak tertarik dengan topik ini. Ia menghela napas, meletakkan cangkirnya, lalu berkata perlahan: "Rekan Tao, jika orang lain yang bertanya, Qiu pasti tidak akan menjawab. Tapi Rekan berbeda. Kita sama-sama berada di tahap akhir Pembentukan Inti. Mungkin impian terbesar kita dalam hidup ini adalah bisa menyatukan bayi rohani, menjadi kultivator periode Yuanying yang terhormat.
Adapun apa yang Qiu Mou sebutkan sebelumnya tentang Bayi Yuan Ying yang beristirahat, sebenarnya salah satunya adalah shifu hamba sendiri!"
Setelah berkata demikian, Qiu Si Ping mengarahkan pandangannya ke Wang Lin.
Wang Lin kembali mengamati cangkir itu beberapa saat baru meletakkannya, lalu berkata datar: "Membunuh shifu ya, bukan hal besar. Hamba pun pernah melakukannya di masa lalu."
Qiu Si Ping tertawa terbahak-bahak, "Terus terang saja, Rekan Tao. Shifu hamba dulu menerima hamba sebagai murid bukan dengan niat baik. Dia dan Saudara Senior hamba, keduanya adalah kultivator periode Yuanying. Tiga puluh tahun lalu saat mereka sedang retret, hamba menyabotase secara diam-diam. Menurut perhitungan hamba, mereka kini sudah berada di ambang disintegrasi oleh iblis eksternal. Inilah saat tepat untuk merebut Bayi Yuan Ying mereka. Nanti, kita bisa membagi satu-satu Bayi Yuan Ying mereka, menelannya untuk proses penyatuan bayi rohani. Peluang keselamatan pasti akan meningkat drastis."
Wang Lin mengangkat alis tipis, merenung sejenak sebelum bertata pada Qiu Si Ping: "Lalu apa hubungannya ini dengan Larangan Kuno?"
Qiu Siping mendengar itu tersenyum masam, mengambil gelas anggur dan meneguknya habis, baru kemudian menghela napas dan berkata: "Tempat pertapaan guruku sebenarnya adalah sebuah gua persembunyian kuno. Dulu dia tidak sengaja menemukannya lalu mengklaim sebagai miliknya sendiri.
Alasan aku bisa menyabotase mereka saat bertapa, sebenarnya sudah mempersiapkan selama bertahun-tahun. Aku mempelajari berbagai Larangan di gua itu lama sekali, baru bisa melakukan serangan mendadak dengan sukses.
Tapi setelah gua itu tertutup, jika aku membukanya lagi akan sangat rumit. Terlalu banyak Larangan di dalamnya. Aku tidak menyangka, hanya memicu satu Larangan pemanggil iblis luar, langsung menyebabkan reaksi berantai. Akhirnya tidak mendapatkan apa-apa, sangat tidak sepadan."
Wang Lin mengerutkan kening, mulai merenung.
Qiu Siping menggebrak kantong penyimpanan dengan tangan kanannya, seketika beberapa kepingan giok muncul di tangannya. Ia meletakkan giok-giok tersebut di atas meja dan berkata, "Di dalamnya terdapat simbol-simbol Larangan kuno yang kuterapkan dari sana. Rekan Tao boleh melihatnya, dengan keahlian Laranganmu, pasti bisa menganalisis keasliannya."
Wang Lin mengambil salah satu kepingan giok dan menyapunya dengan Shen Shi. Setelah beberapa saat, ia mengambil kepingan lainnya. Lama kelamaan, semua giok telah diperiksanya. Catatan dalam giok-giok itu berisi Larangan kuno yang tampaknya termasuk jenis pertahanan, mungkin dipasang untuk melindungi gua persembunyian.
"Bagaimana pendapatmu, Rekan Tao?" tanya Qiu Siping yang berdiri di samping.
Wang Lin merenung sejenak, lalu menatap Qiu Siping dan bertanya, "Apa tahap kultivasi kedua kultivator tingkat Yuan Ying itu?"
Qiu Siping segera menjawab: "Guru saya berada di tahap awal Yuan Ying. Adapun Saudara Senior saya, dia baru saja menyelesaikan proses penyatuan bayi rohani. Jika Rekan Tao bisa membuka larangan, maka Yuan Ying guru saya akan menjadi milikmu."
Wang Lin terdiam sejenak, kemudian berkata dengan suara berat: "Masalah ini tidak bisa kuputuskan segera. Biarkan aku mempertimbangkannya beberapa hari sebelum memutuskan bersamamu!"
Qiu Siping tidak mempermasalahkan, mengangguk dan berkata: "Memang seharusnya begitu. Saya juga perlu beberapa hari untuk mempersiapkan beberapa Magic Treasure. Rekan Tao, kini kita bisa dikatakan telah mengubah permusuhan menjadi persahabatan. Untuk segala kesalahpahaman sebelumnya, saya di sini menyampaikan permintaan maaf yang mendalam." Begitu berkata, pria ini berdiri dan mundur beberapa langkah sambil membungkuk hormat kepada Wang Lin.
Ekspresi Wang Lin tetap biasa saja, namun dalam hati ia terus menjaga kewaspadaan. Sandiwara yang ditunjukkan orang ini, dalam pandangannya, cukup menunjukkan kemampuan untuk melepaskan dan menerima keadaan.
Namun dengan kecerdikannya, Wang Lin tentu tidak akan tertipu oleh fenomena permukaan tersebut. Ia tersenyum tipis sebagai balasan, lalu bangkit dan menyatukan tinju, berkata, "Rekan Tao, jika demikian, mari kita tentukan tujuh hari lagi di tempat dan waktu yang sama. Hamba akan memberikan jawaban."
Qiu Siping tersenyum ramah sambil mengangguk, juga menyatukan tinju sebagai balasan.
Tubuh Wang Lin segera melesat, berubah menjadi cahaya panjang yang menghilang di ufuk langit.
Setelah kepergian Wang Lin, senyum Qiu Siping langsung pudar. Kilau dingin berkedip di matanya beberapa kali sebelum tubuhnya tiba-tiba bergerak melesat ke arah berlawanan dari Wang Lin.
Namun ia sama sekali tidak menyadari bahwa di samping paviliun gunung itu, terdapat benda yang sepenuhnya transparan yang telah merekam ekspresinya tuntas. Saat ia pergi, benda itu mengikuti diam-diam dari belakang.
Tidak lama kemudian, Wang Lin telah kembali ke Kota Kylin. Melalui Raja Iblis Xu Liguo, ia bisa memantau gerak-gerik Qiu Siping secara intensif. Wang Lin tidak peduli apakah pernyataan sebelumnya tentang Bayi Yuan Ying yang Tenang milik gurunya itu benar atau tidak, asalkan bisa dipastikan bahwa Bayi Yuan Ying yang Tenang benar-benar ada di dalam gua kuno kultivator itu, itu sudah cukup.
Alasan menunda tujuh hari justru karena ia bersiap mengatur Xu Liguo untuk memata-matai diam-diam, memverifikasi kebenaran keberadaan Bayi Yuan Ying yang Tenang tersebut.
Setelah kembali ke gua persembunyian di dalam sisik Kylin, Wang Lin segera duduk bersila. Tangan kanannya mengusap kantong penyimpanan, seketika muncul dua benda.
Salah satunya adalah kantong penyimpanan Yun Fei, sedangkan benda lainnya adalah Tungku Eliksir yang cukup misterius.
Wang Lin pertama-tama menyapu kantong penyimpanan Yun Fei dengan Shen Shi. Banyak benda campuran di dalamnya, Wang Lin hanya melirik sekilas lalu mengabaikannya. Ia mengambil beberapa kepingan giok dari dalamnya dan memeriksanya satu per satu.
Setelah membaca beberapa saat, ekspresi Wang Lin berubah halus. Di dalam kepingan giok ini tercatat penjelasan detail tentang serangkaian proses meracik pil eliksir, bisa dikatakan sebagai panduan lengkap ilmu meracik pil.
Saat mengambil sepotong kepingan giok putih dan memasukkan Shen Shi-nya, dia terkejut. Ternyata di dalam kepingan giok ini terkandung sebuah Larangan yang mencegah penyusupan pihak luar.
Rasa penasaran Wang Lin terpancing. Dengan menggenggam kepingan giok ini, Shen Shi Mata-nya yang mampu menembus Larangan langsung aktif. Kedua matanya memancarkan cahaya iblis, pupilnya menyempit membentuk oval. Berbagai simbol Larangan berkilatan cepat dalam pandangannya.
Setelah lama berkonsentrasi, tangan kanannya bergerak. Jari telunjuk menunjuk ke angkasa, lalu membuat beberapa titik berturut-turut di sekitarnya. Tiba-tiba, benang tipis muncul menghubungkan semua titik tersebut, membentuk pola mirip dua segitiga yang saling bersilangan.
Begitu pola itu terbentuk, tangan kanannya mencengkram udara. Dengan gerakan menghantam udara, dia seketika menempelkan pola tersebut ke permukaan kepingan giok.
Seketika, kepingan giok memancarkan cahaya terang yang semakin lama semakin intens. Setelah mencapai puncak ke-Ekstrem-annya, tiba-tiba cahaya itu meredup. Warna kepingan giok yang sebelumnya putih berubah menjadi hitam.
Wang Lin menyapu pandangan Shen Shi-nya. Kali ini, ia dengan mudah melihat isi kepingan giok itu. Setelah membaca sebentar, hatinya tertawa dingin. Dalam hati ia bergumam: Yun Fei benar-benar pantas mendapat Pembunuhan. Saat pertemuan pertama sebelumnya, perempuan itu pernah mencoba menawarkan kepingan giok berisi resep pil yang tertera sebagai pengorbanan untuk menebus nyawanya.
Kepingan giok itu sempat dilihat Wang Lin, namun tidak dihiraukannya. Meski beberapa pil di dalamnya cukup menggugah minatnya, seandainya ini terjadi sebelum ia memperoleh Gulungan Dewa Kuno, mungkin ia akan bertindak. Namun setelah mendapatkan Gulungan Dewa Kuno, Wang Lin berpikir: Daripada repot mencari tanaman spiritual untuk meracik pil, lebih baik langsung Telan saja bahan-bahan itu dan memurnikannya dengan Gulungan Dewa Kuno. Efeknya pun kira-kira sama.
Namun sekarang, setelah melihat kepingan giok asli, ia langsung menyadari perbedaan antara keduanya. Pertama, dalam resep pil, meski bahan-bahannya sama, proporsi di dalamnya sedikit berbeda.
Perubahan kecil ini bisa menjadi titik fatal yang menentukan hidup matinya sang pemakai.
Selain itu, dalam kepingan giok asli ini, selain resep pil, terdapat juga beberapa deskripsi tentang pil. Melalui deskripsi ini, Wang Lin tertegun menyadari bahwa meracik pil eliksir jelas berbeda dengan penyerapan langsung.
Pemikirannya sebelumnya sepenuhnya salah. Bahkan dengan bahan yang sama di depan mata, jika ia menelannya mentah-mentah versus meraciknya menjadi pil, hasilnya akan sangat berbeda.
Seni meracik pil ini mengutamakan harmonisasi berbagai bahan untuk menciptakan suatu perubahan, sehingga memicu khasiat lain.
Sebenarnya wajar Wang Lin tidak paham. Dewa Kuno jarang meracik pil, bahkan jika pun melakukannya, mereka hanya mencampur berbagai bahan lalu menelan bulat-bulat.
Dan berbagai pengalaman sebelumnya juga sama sekali tidak pernah menyentuh tentang meracik pil eliksir. Hanya saat Li Mawan bersamanya dulu, pernah membahas teknik meracik pil eliksir. Namun saat itu Wang Lin sepenuhnya fokus ingin mencapai tahap Pembentukan Inti, sehingga tidak menanyakan hal ini secara mendalam.
Dengan penuh hormat menyimpan kepingan giok ini, sorot mata Wang Lin berkilau. Ia telah memutuskan, bahwa seni meracik pil eliksir ini harus benar-benar dikuasainya!
Ia menarik napas panjang, memandang tungku eliksir beberapa saat lagi, lalu mengeluarkan kantong penyimpanan. Dicobanya memasukkan tungku itu ke dalamnya, namun menemukan bahwa bagaimanapun caranya, tungku tersebut tidak bisa masuk ke kantong penyimpanan. Hal ini memicu rasa penasaran Wang Lin.
Setelah mengamati sebentar, Wang Lin tidak gegabah bertindak. Ia menyimpan tungku eliksir di dalam dekapan bajunya. Tangan kanannya menepuk kantong penyimpanan, seketika muncul sebuah bendera kecil putih di tangannya.
Ia mengaktifkan bendera ini, sambil terus menyempurnakan Bendera Larangan. Melalui Xu Liguo, ia mengamati dengan cermat setiap gerak-gerik Qiu Siping.
Xu Liguo saat ini sangat bersemangat, menurutnya posisi pentingnya di hati sang tuan telah jauh melampaui Lao Er, hal ini membuatnya tak bisa menahan kesombongan.
Perlu diketahui, kemunculan Lao Er memberinya perasaan krisis. Sifat buas Lao Er terkadang membuatnya sendiri merasa waspada. Namun dia yakin sebagai Raja Iblis pertama yang mengikuti sang tuan, tak boleh kalah oleh Lao Er.
Jika tidak, dia sungguh khawatir suatu hari nanti mungkin akan muncul Raja Iblis ketiga, keempat, kelima bahkan kesembilan puluh. Jika satu per satu bisa mengalahkannya, itu lebih menyiksa daripada membunuhnya.
Xu Liguo diam-diam bertekad takkan membiarkan hal itu terjadi. Sebagai kakak tertua, posisi ini harus dipertahankan selamanya. Dengan ambisi besar ini, iblis ini menjadi lebih patuh dari sebelumnya. Hampir semua perintah Wang Lin akan dikerjakan dengan gigih sampai titik darah penghabisan.
Diam-diam iblis ini juga menghapus sikap malas sebelumnya, menjadi sangat rajin, tidak lagi pilih-pilih makanan. Asalkan ada Shen Shi, langsung diserbu dan direbut habis-habisan.
Bersamaan itu, bagian yang harus diserahkan ke Wang Lin setiap kali selesai merampok Shen Shi, semakin membuatnya merasa seperti sedang dicabik-cabik jantung dan hatinya, seolah-olah sedang mencabik-cabik dagingnya sendiri.
Tapi secara keseluruhan, iblis ini sekarang jauh lebih taat berkali-kali lipat dibandingkan sebelumnya.
Sekarang dia membuntuti Qiu Si Ping dengan ketat. Berapapun cepatnya kecepatan lawan, dia bisa dengan mudah mengejar sambil terus mengingat-ingat kelezatan orang berbaju hitam tadi.
Orang berbaju hitam itu adalah kultivator tingkat Pembentukan Inti tahap tengah. Memerlukan usaha ekstra untuk menelannya. Inti Emas-nya, karena tuannya tidak bertanya, diam-diam disimpan dan dimakan sendiri.
Ia menatap Qiu Siping di depannya, rasa serakah tak tertahan muncul di hatinya. Dalam hati ia bergumam, "Andai tuan mau memukul kultivator tahap akhir Pembentukan Inti ini setengah mati dan menghadiahkannya padaku, pasti bagus sekali."
Menurut pengamatannya, pria ini cukup licik. Alih-alih berjalan lurus, ia terus berputar-putar bahkan sesekali berhenti sambil menatap tajam ke belakang. Justru dengan cara begini, pengejarannya jadi tidak terlalu sulit. Menyaksikan gaya berjalannya yang aneh, perlahan Xu Liguo mulai mendapat pencerahan. Dalam hati ia berseru, "Ternyata terbang bisa punya begitu banyak variasi! Gue baru sadar sekarang. Nanti kalau kompetisi dengan Lao Er, gue pasti pakai trik ini!"
Tiba-tiba di depan, tubuh Qiu Siping berhenti mendadak. Kecepatannya segera melambat. Ia mendarat di tanah sambil memandang sekeliling. Area sekitar adalah padang tandus, hanya diselimuti kabut khas Laut Xiuno yang pekat tanpa objek lain.
Begitu mendarat, ia segera tertawa dingin dan berteriak, "Rekan Tao, sudah lama bersembunyi, keluarlah sekarang!"
Raja Iblis Xu Liguo langsung terkejut. Saat ini dia berdiri tepat di belakang Qiu Siping. Teriakan tiba-tiba ini membuatnya kaget, dalam hati berteriak sial—ternyata sudah ketahuan!
Dia segera ingin mundur, tapi tiba-tiba berhenti. Karena sekarang Qiu Siping sudah berbalik badan, matanya menatap tajam ke arahnya.
Xu Liguo memperlihatkan wajah garang. Dalam hati dia membatin "gue bakal tembak lu! Kalau bisa nelen Inti Emas lu, kekuatan gue pasti nambah. Lagian kalau tuan nanya, gue punya alasan—dia yang maksa, gue terpaksa telan!"
Saat dia hendak bergerak, tiba-tiba berhenti lagi. Ternyata Qiu Siping malah berbalik melihat ke arah lain, tetap berteriak: "Rekan Tao, kalau tidak mau muncul, Qiu terpaksa bertindak!"
Raja Iblis Xu Liguo sangat bingung. Dalam hati dia bergumam: "Gue kan di sini! Tadi lu kan udah liat? Kok masih bilang gue belum muncul sih?"
Dia kesal dalam hati, tubuhnya melayang mendekati Qiu Siping sekali lagi. Jarak mereka kurang dari satu zhang. Xu Liguo bergumam dalam hati: "Seranglah! Asal kau menyerang, gue akan telan kau! Sekalipun gak bisa telan seluruhnya, setengahnya harus gue lahap! Cepat serang!"
Tapi setelah menunggu sebentar, Qiu Siping malah berbalik lagi.
Kali ini, Xu Liguo yang lamban bereaksi akhirnya menyadari keanehan. Tubuhnya melayang di depan Qiu Siping, mengamati sejenak lalu dalam hati memaki-maki habis-habisan: "Dasar brengsek! Lu bahkan gak ngeh gue ada di sini, cuma pura-pura aja!"
Setelah menunggu beberapa saat, Qiu Siping akhirnya yakin tak ada orang di sekitar. Meski begitu, dia tetap waspada. Duduk bersila di tanah, menunggu waktu berlalu.
Xu Liguo melayang kesal di sampingnya, memandang Qiu Siping dengan mata penuh kebencian. Dalam hati dia bergumam: "Haruskah gue nekat serang orang ini, sekalipun nanti dimarahi tuan?"
Orang ini terlalu menjengkelkan, berani mempermainkan dirinya, Xu Liguo yang agung, membuatnya hampir tidak bisa menahan diri.
Namun setelah berpikir panjang, akhirnya ia menahan amarahnya, bergumam dalam hati bahwa ini saat krusial. Jika membuat kesalahan, pasti akan disalip oleh Lao Er. Lebih baik menunggu sampai posisinya kokoh, baru tidak akan menerima perlakuan menyebalkan seperti ini.
Dua hari berlalu dengan cepat. Wang Lin tidak meninggalkan gua persembunyiannya sama sekali. Terus-menerus menyempurnakan Bendera Larangan, mencetak ribuan larangan di atasnya. Bendera putih yang melayang di depannya kini telah dipenuhi titik-titik hitam tak terhitung.
Sekilas melihat, jumlahnya mungkin mencapai dua hingga tiga ratus.
Setiap sembilan larangan membentuk satu kelompok, masing-masing kelompok sama sekali tidak memiliki kesamaan fungsi. Proses pembuatan Bendera Larangan sebenarnya tidak terlalu sulit, selain bahan bakunya yang langka.
Bahkan kultivator biasa yang bisa menggunakan larangan pun bisa membuatnya.
Hanya saja, ilmu di dalamnya sangatlah besar. Jika kultivator biasa yang membuatnya, maka kekuatan Larangan yang ditempelkan pada bendera pasti tidak akan terlalu besar. Dengan demikian, meskipun akhirnya berhasil dibuat, Bendera Larangan ini tidak akan terlalu kuat.
Selain itu, sebenarnya Bendera Larangan ini ibarat formasi - tergantung pada konsepsi si pengguna. Jika pengguna berhasil menempatkan 999.999 Larangan serangan secara berurutan, dengan setiap kelompok tidak memiliki kesamaan sama sekali, maka jika berhasil, bendera ini akan menjadi Magic Treasure yang menakutkan bagi semua orang. Serangan yang terkandung di dalamnya benar-benar sulit dibayangkan kekuatannya.
Sebaliknya, jika menempatkan 999.999 Larangan pertahanan secara berurutan, maka efek pertahanan bendera ini pun akan mencapai tingkat yang membuat orang tercengang.
Demikian pula, jika memilih atribut tunggal untuk mengurung musuh, maka setelah mencapai kualitas tertinggi 990.000 pin, kekuatan di bidang ini bisa disebut mengerikan.
Jadi, kekuatan akhir dari pembuatan Bendera Larangan sepenuhnya bergantung pada keinginan sang pembuat. Meski terdengar sederhana, kenyataannya tingkat kesulitan pembuatannya hampir setara dengan mendaki langit.
Sebagai contoh, 999 larangan dianggap sebagai pencapaian dasar. Setiap 9 larangan membentuk satu kelompok, artinya diperlukan 99 kelompok larangan yang sepenuhnya berbeda.
Jika ingin mengambil jalur ekstrem dengan tipe tunggal, menyusun 99 jenis larangan serangan atau pertahanan yang benar-benar berbeda memang memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Namun bagi yang menguasai larangan secara mendalam, hal ini bukan mustahil.
Namun untuk kualitas kedua dengan 9.999 larangan yang harus terbagi dalam 999 kelompok, tingkat kesulitannya melonjak sepuluh kali lipat. Mereka yang mampu membuat bendera serangan atau pertahanan murni menjadi sangat langka.
Apalagi kualitas ketiga, 99.999, tingkat kesulitannya seratus kali lipat dari kualitas pertama. Dengan demikian, hampir tidak ada orang di dunia yang mampu menguasai begitu banyak Larangan atribut tunggal yang sepenuhnya berbeda.
Sedangkan untuk kualitas tertinggi 990.000, dengan kesulitan yang meningkat seribu kali lipat, ini sudah bisa dikategorikan sebagai Magic Treasure legendaris. Setidaknya dalam ingatan Dewa Kuno yang dimiliki Wang Lin, meskipun ada catatan tentang Magic Treasure dengan kualitas tertinggi, namun Bendera Larangan dengan kualitas tertinggi yang khusus bertahan atau menyerang sama sekali tidak pernah tercatat.
Bendera Larangan dengan fokus khusus pada serangan atau pertahanan, paling tinggi hanya mencapai kualitas ketiga. Meski termasuk kualitas ketiga, daya penghancurnya sebanding dengan Magic Treasure kualitas tertinggi biasa yang mencapai 990.000, bahkan dalam aspek tertentu justru lebih unggul.
Oleh karena itu, proses pembuatan Bendera Larangan memang sederhana, namun untuk memperoleh kekuatan yang dahsyat - itu merupakan tantangan yang luar biasa sulit.
Bendera Larangan yang dibuat Wang Lin ini tidak mengambil jalur ekstrem. Ia memadukan sebagian besar Larangan seperti serangan, pertahanan, perlindungan, pencarian benda, dan pengurungan musuh.
Hanya dengan cara ini dia bisa menyelesaikan Bendera Larangan dengan cepat. Wang Lin tahu di Laut Xiuno ini, krisis hidup-mati bisa datang kapan saja. Karena itu, dia harus membuat satu bendera larangan secepat mungkin, menguji kekuatannya terlebih dahulu sebelum memutuskan apakah perlu menghabiskan waktu lama untuk membuat bendera larangan atribut tunggal.
Lagipula, di dalam kantong penyimpanannya ada tiga Batu Mojian yang bisa dibuat menjadi tiga Bendera Larangan!
Wang Lin memusatkan energi, kedua tangannya bergerak lincah menambahkan lapisan Larangan lagi. Tiba-tiba pikiran spiritualnya bergetar - melalui Raja Iblis Xu Liguo, dia merasakan gerakan Qiu Siping.
Qiu Siping yang telah duduk diam selama dua hari tiba-tiba menghilang di tempat. Xu Liguo yang terkejut segera menyelam ke bawah tanah, akhirnya menemukan siluet Qiu Siping di kedalaman bumi.
Di bawah padang gurun ini, terdapat sebuah gua persembunyian yang tidak terlalu besar namun tersembunyi sangat dalam. Xu Liguo berhasil menyusup ke dalam gua tersebut, sementara berbagai Larangan di bagian luarnya sama sekali tidak berpengaruh padanya.
Setelah memasuki gua, dia segera melihat Qiu Si Ping sedang memeriksa literatur di sebuah ruang batu. Ruangan ini hampir menyerupai lautan buku, dengan rak-rak yang dipenuhi puluhan ribu literatur kuno. Sebagian besar bukan berupa kepingan giok, melainkan terukir di atas bambu.
Ekspresi Qiu Si Ping terlihat sangat serius. Dengan hati-hati ia membalik halaman-halaman literatur, memegangnya dengan lembut. Beberapa saat kemudian, raut wajaknya tiba-tiba berseri. Ia membawa sebuah gulungan bambu besar ke meja batu di sampingnya, lalu membukanya perlahan sambil fokus mempelajari isinya.
Xu Liguo hendak mendekat, namun tiba-tiba muncul lapisan cahaya lembut di dalam ruang batu yang menghalanginya. Kilauan cahaya ini membuat Qiu Siqing segera menegakkan kepala, menyapu seluruh area dengan Shen Shi-nya. Setelah tidak menemukan apa pun, raut keraguannya semakin jelas, matanya terus menjelajahi sekeliling tanpa henti.
Setelah lama, barulah ia menunduk kembali melanjutkan pemeriksaan gulungan bambu. Namun tangan kanannya tetap membentuk gerakan mantra, siap menyerang kapan saja.
Terhalang cahaya lembut itu, Xu Liguo tidak bisa mendekat. Ia pun terus mengintip ke dalam dari luar. Dari posisinya, hanya terlihat beberapa aksara kecil pada gulungan bambu: "Larangan Kuno..."
Setelah tiga batang dupa, alis Qiu Siqing berkerut. Ia menyatukan gulungan bambu sambil merenung, lalu meletakkannya kembali di rak buku. Setelah mencari cukup lama, ia akhirnya membawa dua kepingan giok abu-abu tanah keluar dari ruang batu.
Di ruang batu sebelah, ia duduk bersila, mengambil sebuah kepingan giok dan menempelkannya di dahi sambil merenung dengan mata terpejam.
Waktu berlalu cepat, lima hari telah lewat dari tujuh hari yang ditentukan. Saat tengah hari ini, Qiu Sipping tiba-tiba membuka mata, menyimpan kepingan giok ke dalam kantong penyimpanan, lalu membentuk segel dengan tangan kanan. Seberkas sinar spiritual terpancar dan menyentuh dinding samping, seketika seluruh permukaan dinding berderak-derak dan bergeser ke kedua sisi, menampakkan sebuah platform cekung di dalamnya.
Di atas platform tersebut terpajang tiga patung lilin. Di tengah-tengah berdiri sosok berambut putih yang berkibar samar, dengan mata terbuka lebar memancarkan aura kewibawaan.
Di kedua sisinya berdiri sepasang pria dan wanita. Pria itu bermata suram dengan raut wajah klasik yang tampak berusia sekitar dua puluhan. Wanitanya bersinar cerah dengan gigi putih bersih, tubuh anggun, dan mata yang menyiratkan kesedihan halus, membuat keseluruhan penampilannya terlihat sangat hidup.
Qiu Siping memandangi tiga patung lilin dengan tenang. Tatapannya terpaku pada sosok perempuan, mata menampakkan kelembutan. Namun ketika melihat lelaki tua dan pria di sampingnya, matanya memancarkan kebencian yang mendalam.
"Orang tua bangka, Saudara Senior, akhirnya kutemukan ahli Larangan Kuno! Tak menyangka, kan? Setelah bertahun-tahun, akhirnya aku bisa kembali ke sana untuk berkumpul dengan kalian. Kali ini, harta itu akan jadi milikku!"
Qiu Siping tertawa terbahak-bahak dengan kegilaan di suaranya. Perlahan ia mengulurkan tangan kanan, meraba wajah patung perempuan itu. "Akan kuhidupkanmu kembali," bisiknya lirih, "meski harus mengorbankan seluruh Laut Xiuno, aku rela menerimanya!"
Ia menarik napas panjang, menarik kembali tangannya. Setelah mundur beberapa langkah, semburan sinar spiritual kembali dikeluarkan. Dinding-dinding sekeliling berderak-derak menyatu kembali.
Wang Lin duduk bersila di dalam gua persembunyian, melalui Xu Liguo, dengan jelas melihat semua ini. Ia merenung sebentar, sorot matanya berkilat, dan keputusan telah bulat dalam hatinya.
Tengah malam hari kedua, Wang Lin menambahkan set terakhir Larangan ke dalam bendera. Seketika bendera kecil itu bergerak tiba-tiba, titik hitam di permukaannya perlahan membesar, akhirnya membungkus seluruh permukaan bendera. Bendera yang awalnya putih itu kini sepenuhnya berubah menjadi hitam.
Hawa kuno merembes keluar dari bendera ini. Larangan demi Larangan terus berpendar di permukaan kain, akhirnya berubah menjadi simbol-simbol keemasan samar yang berkilauan keluar dari kain bendera. Simbol-simbol itu berputar dan merambat mengelilingi tongkat bendera, dengan cepat memenuhi seluruh Bendera Larangan dengan jumlah yang tak terhitung.
Saat ini, masih banyak simbol yang muncul dari permukaan bendera. Sebuah garis yang terbentuk dari kumpulan simbol mulai melingkar mengelilingi Bendera Larangan, membentuk lingkaran yang terus melebar.
Pada saat yang sama, di atas Kota Qilin di Laut Xiuno Dalam, melalui kabut tebal yang membentang hingga puluhan ribu meter ke atas, di atasnya terhampar langit berbintang.
Tiba-tiba, di langit berbintang itu terkumpul awan-awan merah yang terus mengembang, semakin besar, hingga akhirnya mencapai hampir 100 li.
Dari awan merah itu merembes gas-gas keruh. Kabut tebal di Laut Xiuno di bawahnya langsung berdesis seperti besi panas yang menyentuh salju saat bersentuhan dengan gas keruh ini.
Di bagian timur Laut Xiuno Dalam, dari sebuah gunung yang tersusun dari tumpukan tengkorak, muncul sosok yang seluruh tubuhnya diselubungi aura kematian, wajahnya tak terlihat jelas.
Dia mengangkat kepala, memandang kabut pekat di atasnya. Sorot matanya seolah mampu menembus kabut itu, melihat awan merah di atasnya. Ia bergumam pelan, "Tian Jie? Tidak mungkin. Sejak Dunia Kultivasi Kuno hancur dalam bencana besar, Tian Jie sudah tidak ada lagi. Kultivator zaman sekarang semua melakukan kultivasi secara diam-diam melawan langit, bagaimana bisa memicu Tian Jie? Jangan-jangan ada kultivator kuno yang tidak mati? Jika benar, itu akan jadi suplemen terbaik!" Setelah berkata demikian, tubuhnya tiba-tiba bergerak melakukan teleportasi menuju sumber awan merah tersebut.
Di wilayah Ekstrem Barat Laut Xiuno, terdapat sebuah cekungan raksasa. Anehnya, di cekungan itu terdapat air laut. Padahal saat ini bukan musim kabut berubah menjadi laut. Keberadaan air laut di tempat ini benar-benar sulit dipercaya.
Air laut saat ini bergolak hebat, dari pusatnya tiba-tiba muncul banyak percikan ombak. Seorang pria berjubah biru perlahan naik menginjak ombak, matanya memancarkan keheranan sambil berbisik: "Tianjie? Kapan ada kejadian seramai ini di Laut Xiuno? Munculnya Tianjie ini mungkin akan menarik keluar semua monster tua yang bersembunyi sangat dalam." Senyum tipis mengembang di bibirnya. Tubuhnya melayang dari permukaan laut, tangan kanannya mencengkeram ke bawah. Tiba-tiba air laut di cekungan itu menggemuruh perlahan mulai terangkat.
Pemandangan ini sangat memukau. Setelah air laut di cekungan terangkat, pria itu segera melebur ke dalam air. Di dalamnya, tangan kanannya menunjuk ke depan. Seketika air laut itu bergerak dengan kekuatan dahsyat, melesat dengan kecepatan tinggi ke depan.
"Jika berbicara tentang kecepatan, ini bahkan beberapa kali lipat lebih cepat daripada teleportasi kultivator periode Yuanying, dan kecepatannya semakin meningkat. Dengan dentuman suara halilintar, ia menghilang dalam sekejap mata."
Di wilayah paling selatan Laut Xiuno, di lantai tiga toko Sekte Pembuat Artefak sebuah kota biasa, seorang lelaki tua berambut putih dengan wajah berkerut sedang memegang tulang binatang, terus-menerus membual kepada seorang kultivator Tahap Fondasi Bangunan.
"Saudara, benda ini benar-benar harta karun. Biar saya jelaskan kegunaan ketujuh puluh empat-nya, dengarkan baik-baik..."
Wajah kultivator Tahap Fondasi itu menghitam. Jika bukan karena larangan berkelahi di Paviliun Pemurnian Senjata, ia sudah lama membelah lelaki tua yang mengganggunya dari lantai satu sampai tiga ini. Menurut perkiraannya, tua bangka ini hanya berada di sekitar lapisan tujuh delapan Periode Konsentrasi Qi.
Yang paling tidak bisa dia tahan adalah cipratan air liur orang tua ini saat berbicara, membuatnya hampir tak bisa mengendalikan diri untuk mengeluarkan Magic Treasure.
Akhirnya dia benar-benar kesal, menyapu lengan bajunya lalu buru-buru meninggalkan Paviliun Pemurnian Senjata. Namun si orang tua tetap memaksa mengikuti. Melihat banyak orang memperhatikan, kultivator Tahap Fondasi Bangunan ini melemparkan spirit stone kualitas rendah, mengambil tulang binatang itu lalu pergi dengan tertawa dingin tanpa menoleh.
Dia sudah bertekad, malam ini pasti akan memberi pelajaran pada si tua brengsek ini!
Si tua berambut putih dengan senyum merekah mengambil spirit stone itu, meniupnya lalu menyimpannya di dada. Tiba-tiba raut wajaknya berubah drastis, matanya menatap tajam ke arah lapisan awan.
