Tahun 134.500 Kalender Vermilion Bird, di negara kultivasi tingkat tiga - Chu, cahaya pelangi muncul selama tiga hari sebelum menghilang. Seluruh sekte di Chu mengirim murid-murid untuk menyelidiki, namun hanya menemukan gua persembunyian yang terbengkalai.
Beredar kabar bahwa harta legendaris telah muncul di lokasi tersebut dan telah diambil orang.
Sebagian kultivator meragukan rumor ini, tapi sebagian lain mempercayainya. Lokasi kemunculan cahaya itu berada dalam jarak sepuluh ribu li dari Sekte Langit Awan, sehingga tersebarlah desas-desus bahwa harta tersebut telah direbut oleh sekte tersebut.
Pada tahun yang sama, Sekte Langit Awan berhasil menyempurnakan pil Tian Sun. Kualitas pil ini mencapai 5 pin tahap awal, dengan khasiat yang dapat segera memulihkan tubuh fisik kultivator periode Yuanying yang nyaris tercerai-berai, sehingga menghindari kebutuhan untuk mengambil alih tubuh orang lain demi kelahiran kembali.
Kemunculan pil ini langsung membuat nama Sekte Langit Awan yang sudah termasyhur semakin melambung. Semua negara kultivasi tingkat tiga di sekitarnya memperhatikan dengan saksama. Akhirnya, negara kultivasi tingkat empat klan Raksasa menukar pil ini dengan perjanjian rahasia. Sebelum pergi, mereka memasang formasi ajaib di gerbang sekte yang kekuatannya begitu dahsyat, bahkan negara kultivasi tingkat empat biasa pun sulit untuk menerobosnya.
Pada bulan terakhir tahun itu, Sekte Langit Awan membuka gerbang sekte secara luas untuk upacara penerimaan murid selama 10 hari yang diadakan setiap 30 tahun sekali.
Berbagai keluarga kultivasi di wilayah Negara Chu ramai-ramai mengirim keturunan langsung mereka ke Sekte Langit Awan, berharap dapat langsung diterima sebagai anggota sekte untuk memuliakan leluhur dan meningkatkan status keluarga.
Namun, proses penerimaan murid Sekte Langit Awan memiliki syarat yang sangat aneh. Tidak seperti sekte lain yang mengutamakan bakat dan Akar Spiritual (Linggen), sekte ini lebih menekankan pada konsep takdir dan jodoh.
Akibatnya, dalam setiap Upacara Penerimaan Murid yang diadakan tiap 30 tahun, paling banyak hanya sepuluh orang yang diterima. Jumlah ini sangat kecil dibandingkan ribuan orang yang selalu berduyun-duyun datang.
Popularitas besar Sekte Langit Awan dan kelangkaan penerimaan murid ini akhirnya membuat hampir semua Kultivator Independen memimpikan bisa menjadi murid sekte tersebut.
Di puncak tertinggi Pegunungan Langit Awan, terdapat deretan paviliun megah berukir indah yang penuh aura immortal. Tempat ini merupakan gerbang sekte tersebut. Sebenarnya, bagian yang terlihat hanyalah sebagian kecil saja. Lebih banyak bangunan lain yang disamarkan oleh kemampuan supernatural, sehingga dari kejauhan hanya terlihat rimbunnya pepohonan hijau dan hamparan bayangan kebiruan.
Tiga karakter hijau raksasa, bagaikan lentera yang tergantung tinggi, dikendalikan oleh ilmu supernatural, melayang tak bergerak di angkasa di atas bangunan berukir.
Tiga karakter ini adalah "Yun Tian Zong".
Setiap tiga puluh tahun sekali, ketika upacara penerimaan murid selama sepuluh hari dimulai, tiga karakter besar ini akan muncul di langit. Setelah sepuluh hari berlalu, karakter-karakter ini akan menghilang.
Dengan demikian, seluruh Kultivator Independen dan keluarga kultivasi di wilayah Negara Chu telah mengetahui bahwa kemunculan tiga karakter "Yun Tian Zong" di langit menandakan dimulainya upacara penerimaan murid, dimana sekte ini membuka pintu selebar-lebarnya untuk murid dalam negeri Chu. Begitu tiga karakter itu lenyap, itu menandakan berakhirnya upacara penerimaan murid.
Suatu pagi yang cerah dengan langit tak berawan dan hamparan hijau membentang, cahaya-cahaya pedang melesat dari segala penjuru dengan cepat menuju Yun Tian Zong. Pada jarak seribu li dari sekte, cahaya pedang itu mulai mendarat, menampakkan para pemuda dan gadis tampan nan cantik di dalamnya. Mereka semua berusia muda, ada yang datang sendiri dengan mengendarai pedang terbang, ada pula yang ditemani senior.
Untuk menunjukkan rasa hormat pada Sekte Yun Tian, semua calon murid pada dasarnya berhenti terbang di jarak 1.000 li, kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Jika dilihat dari langit saat ini, akan terlihat jelas bahwa dalam radius 1.000 li di sekitar gerbang Sekte Yun Tian, berduyun-duyun pria dan wanita berjalan kaki sambil berkelompok.
Di depan gerbang Sekte Yun Tian, berdiri tiga kultivator muda yang bertugas mengatur para calon murid yang datang.
Pada jarak 500 li dari gerbang Sekte Yun Tian, sepasang kultivator pria dan wanita sedang berjalan. Pria berusia sekitar 27-28 tahun itu tenang dengan tatapan teduh, di kerah bajunya terdapat sulaman pedang terbang ungu - tanda bahwa ia adalah Murid Dalam Sekte Pedang Qi.
Di sampingnya, seorang gadis berusia dua puluh tahun mengenakan gaun ungu dengan pita warna sama di pinggang. Siluet tubuhnya yang menggairahkan memancarkan daya tarik yang memikat.
Melihat ke atas, wajah gadis ini cukup memikat, bahkan bisa dikatakan "memalukan bulan dan membuat malu bunga". Saat ini, bibir merahnya sedikit mengerut sambil mengusap kedua pahanya, lalu merajuk: "Kakak, apa bagusnya Sekte Langit Awan ini? Kenapa harus menyuruhku datang ke sini? Aku tidak suka meracik pil eliksir, aku lebih suka Sekte Energi Pedang!"
Pria itu tetap tenang, memandangi sang gadis lalu mengetuk dahinya sambil tersenyum: "Sekte Energi Pedang terlalu banyak pembantaian, tidak cocok untukmu. Ketahuilah, Sekte Langit Awan adalah pemimpin semua sekte di Negara Chu. Bahkan jika Negara Chu dilanda bencana besar, sekte ini takkan tersentuh. Jika kau bisa bergabung di sini, Kakak akan merasa lega. Pasti Ayah dan Ibu di alam baka pun akan tersenyum bahagia."
"Wanita itu mendengar kakaknya menyebutkan orangtua, ekspresinya langsung muram. Setelah terdiam sejenak, dia mengangguk patuh sambil memandangi sang kakak, suaranya merdu seperti burung bulbul: "Kakak, kalau aku bisa masuk Sekte Yun Tian, aku akan khusus meracik pil untukmu saja. Bagaimana? Nanti saat tingkat kultivasimu sudah tinggi, kita pulang ke keluarga dan perlihatkan pada para tetua itu. Kakak bisa menghajar mereka dengan baik!"
Pria itu mendengar perkataan ini, memalingkan wajah. Matanya memancarkan kilau dingin. Demi melindungi adiknya dari pukulan emosional, dia tidak menceritakan kejadian tahun lalu secara detail.
"Kakak lihat orang itu, pakaiannya aneh sekali." Wanita itu membelalakkan matanya, menatap seorang pemuda di depan sambil menutupi mulutnya yang terkekeh.
Sang kakak mengangkat pandangan. Terlihat di depan sejauh 200 zhang, seorang pemuda berbaju kasar berjalan perlahan. Perlu diketahui bahwa para pendatang yang mencari guru di Sekte Yun Tian ini umumnya adalah kultivator independen atau dari keluarga kultivasi. Sama sekali tidak ada orang biasa yang bisa mencapai tempat ini.
Jadi, dalam hal pakaian, hampir tidak pernah terlihat penampilan seperti ini - jelas sekali ini adalah gaya seorang pemuda desa pegunungan biasa.
Seolah mendengar suara gadis itu, pemuda itu menoleh memandangi mereka sejenak, lalu menarik kembali pandangannya tanpa ragu dan terus berjalan maju.
Mata pria itu berkedip penuh keheranan. Dia tahu wajah adik perempuannya cukup mempesona, sepanjang perjalanan semua kultivator yang mereka temui pasti melirik. Terutama setelah memasuki wilayah 1000 li sekitar Sekte Yun Tian, setiap orang yang melihat adiknya pasti akan memperhatikannya lebih lama. Namun pemuda ini berbeda, pandangannya tenang seperti air, sama sekali tidak menunjukkan gejolak saat melihat adik perempuannya.
Pria itu menyapu pemuda tersebut dengan Shen Shi-nya. Tingkat kultivasi pemuda itu hanya sekitar lapisan dua atau tiga Periode Konsentrasi Qi. Setelah melirik sekilas, dia menarik kembali pandangannya.
Gadis itu menatap si pemuda dengan mata berbinar penuh rasa ingin tahu, bergegas mendekat sambil berseru: "Hei, kamu juga datang untuk berguru?"
Alis pemuda itu berkerut. Dia mengabaikan gadis itu dan terus berjalan maju.
Gadis itu mendengus ringan, tubuhnya melompat dengan gesit melebihi pemuda itu, mendarat di depannya, lalu berkata kesal: "Kau bisu? Aku tanya, kau juga datang untuk mendaftar murid?"
Pemuda itu meliriknya, lalu menjawab pasrah: "Bukannya ini pertanyaan sia-sia?" Usai berkata, ia menggeleng dan berjalan memutari gadis itu.
Pipi gadis itu memerah. Ia merenung, pertanyaannya tadi memang konyol. Orang ini sudah sampai di sini, masak dia masih bertanya apakah ia datang untuk mendaftar.
Kakak laki-laki gadis itu tersenyum tipis. Ia tidak merasa tersinggung dengan jawaban pemuda itu. Justru, seringkali saat adiknya mengajukan pertanyaan, ia pun merasakan hal serupa.
Gadis itu menghentakkan kaki, kembali mengejar dan berjalan sejajar dengan pemuda itu: "Pertanyaanku jelas bukan omong kosong! Pakaianmu ini sama sekali tidak seperti calon murid. Lihat orang lain sana, mana ada yang berpakaian sepertimu? Harus kau tahu, Sekte Yun Tian menerima murid..."
Pemuda itu kembali mengerutkan kening. Dalam hati ia menghela nafas, gadis ini di matanya hanyalah seorang gadis kecil yang menjengkelkan, bahkan sangat menyebalkan.
Seandainya tingkat kultivasinya tidak terlalu rendah, pasti sudah lama ia mengibaskan lengan dan pergi meninggalkan gadis cerewet ini.
Waktu berlalu cepat, tak terasa hari telah sampai sore. Sinar matahari di langit semakin terik, keringat mengucur dari dahi pemuda itu. Dalam hati ia tersenyum getir, merasakan sensasi lelah seperti orang biasa yang sudah lama tak dialaminya.
Tiba-tiba, gadis di sampingnya menggerakkan tangan kanan ke kantong penyimpanan, mengeluarkan beberapa buah leci. Setelah mengupasnya, ia menatap si pemuda sambil menyodorkan buah itu: "Mau makan?"
Pemuda itu bahkan tidak melirik, hanya menggelengkan kepala sebelum melanjutkan langkah.
Gadis itu mendengus kecil lalu kembali ke sisi kakak laki-lakinya, menumpahkan semua leci ke tangan sang kakak.
Dua shichen kemudian, gerbang sekte Yun Tian Zong sudah di depan mata. Sorot mata pemuda itu menunjukkan sedikit kekaguman. Memandang gedung megah di hadapannya, pikirannya tanpa sadar melayang ke ingatan tentang Sekte Hengyue di masa lalu.
Pemuda ini adalah Wang Lin!
Lebih tepatnya, ini adalah tubuh kedua Wang Lin. Dengan mempelajari Teknik Jalan Suci, ia berhasil memisahkan satu tubuh kedua dari tubuh aslinya. Tubuh kedua ini memiliki darah dan daging seperti tubuh asli.
Hanya saja masa hidupnya terbatas hanya tiga puluh tahun.
Ini adalah satu-satunya metode yang berhasil ia temukan: tidak perlu menghapuskan kekuatan Ekstrem sekaligus bisa mencapai breakthrough dalam tingkat kultivasi. Sedangkan tubuh aslinya disembunyikan di suatu tempat dekat Sekte Yun Tian Zong.
Gua persembunyian yang dulu telah ia tinggalkan. Penyebabnya adalah saat tubuh kedua muncul, tiba-tiba muncul fenomena langit aneh berupa cahaya kemerahan yang terus bersinar tanpa pudar.
Karena hal ini, ia terpaksa segera meninggalkan gua persembunyiannya dan mencari tempat baru untuk memulai retret panjang.
Tubuh asli menjalani retretasi, sementara tubuh kedua berubah wujud dan menetap di desa kaki gunung Sekte Yun Tian selama beberapa bulan. Ketika Sekte Yun Tian membuka penerimaan murid, Wang Lin merenung sejenak sebelum memutuskan untuk mencoba.
Maka terciptalah adegan ini. Sebenarnya, rencana awal Wang Lin adalah menunggu cairan spiritual hampir habis, lalu tubuh asli akan menangkap murid Sekte Yun Tian untuk menyusup dan mencuri obat-obatan.
Kini karena bertepatan dengan masa penerimaan murid, Wang Lin mencoba saja. Jika berhasil menjadi murid, tak perlu lagi menculik orang untuk menyusup.
Semua yang datang ke Sekte Yun Tian untuk berguru akan dibawa ke kamar samping di gunung luar untuk beristirahat. Setelah 10 hari, semua kultivator yang datang akan diseleksi serentak.
Gadis yang bersama Wang Lin dibawa masuk ke gerbang sekte oleh murid Sekte Yun Tian. Kakak laki-lakinya pun pergi, namun sebelum pergi sempat melirik Wang Lin beberapa kali.
Wang Lin memandang dengan tenang. Meskipun tingkat kultivasinya sudah hilang, pengalamannya tetap ada. Menurut penilaiannya, tingkat kultivasi pemuda ini jelas tidak mencapai Tahap Inti Pelana, paling tinggi hanya Tahap Akhir Pembangunan Fondasi. Bagi kultivator level seperti ini, tubuh asli Wang Lin bisa membunuhnya tanpa kesulitan.
Setelah tinggal beberapa hari di Sekte Langit Awan, tiga karakter raksasa di langit perlahan menghilang dan akhirnya lenyap tanpa jejak. Dengan ini, upacara penerimaan murid Sekte Langit Awan dianggap selesai.
Selanjutnya, dari semua calon murid yang datang ke Sekte Langit Awan dalam sepuluh hari ini, akan dipilih maksimal sepuluh murid. Sisanya akan dipulangkan keluar dari Pegunungan Langit Awan.
Pada hari itu, di platform besar di kaki gunung Sekte Langit Awan, ribuan calon murid duduk bersila sambil menunggu ujian. Di antara mereka terdapat pria-wanita, tua-muda. Tingkat kultivasi tertinggi sudah mencapai Tahap Inti Pelana, sedangkan yang terendah selevel Wang Lin, hanya Kondensasi Qi lapisan 2-3.
Di sekeliling platform, berdiri puluhan murid Sekte Langit Awan yang mengenakan jubah putih. Ekspresi dingin terpancar dari wajah mereka, disertai aura kesombongan yang samar. Bagaimanapun, status mereka sebagai anggota Sekte Langit Awan sudah jelas lebih tinggi daripada para calon murid ini.
Tak lama kemudian, seorang pria paruh baya mengenakan jubah putih dengan tiga sulaman Dan Ding di lengan bajunya, turun melayang dari puncak Sekte Langit Awan. Dari udara, ia memandang ke bawah sambil berkata dengan suara berat: "Bergabung dengan Sekte Langit Awan berarti status senioritas akan diturunkan sepuluh tingkat. Jika tak bersedia, pergilah sekarang."
Usai kata-katanya, tak satu pun dari ribuan orang di platform yang beranjak pergi. Mereka semua menatapnya dengan pandangan penuh tekad. Di antara kerumunan, beberapa kultivator Tahap Inti Pelana yang jumlahnya bisa dihitung jari, menyadari bahwa perkataan pria paruh baya itu terutama ditujukan kepada mereka.
Setelah menunggu sebentar, pria paruh baya itu menggerakkan tangan kanannya. Tiba-tiba dorongan kuat muncul dari batu altar, mendorong para calon murid beberapa langkah ke belakang hingga membuka area kosong seluas lebih dari sepuluh zhang di atas batu altar.
Secara bersamaan, tiang kabut hitam pekat tiba-tiba muncul dari sana. Asap dan kabut bergulung-gulung di dalamnya membentuk pemandangan yang megah. Tiang kabut raksasa ini bagai lengan penopang langit dan bumi, menjulang dari tanah menuju langit tanpa terlihat ujungnya dari bawah.
"Semua orang - tak peduli metode apa yang kalian gunakan - asalkan bisa merasakan substansi apa pun di dalam tiang ini, maka kalian lulus ujian ini! Waktu yang diberikan enam shichen!" Suara pria paruh baya itu bergema. Setelah berkata demikian, tubuhnya melesat dan mendarat di samping sambil memandang tiang kabut hitam itu.
Wang Lin ekspresinya biasa saja, tatapannya tenang menatap pilar kabut hitam, merenung dalam-dalam. Meski merupakan tubuh kedua, dan saat memadatkan tubuh kedua ini, Shen Shi serta tingkat kultivasi sang tubuh asli sama sekali tidak tersisa dalam tubuh kedua, namun selain tingkat kultivasi dan Shen Shi, semua ilmu serta ingatan Dewa Kuno yang dikuasainya tertransfer sepenuhnya tanpa ada yang terlewat.
Saat ini sorot mata Wang Lin berkilat samar, otaknya terus menganalisis. Perlahan-lahan, senyum tipis mengembang di matanya. Pilar ini menurutnya jelas-jelas merupakan seni Larangan tertentu, dimana fungsi Larangan ini adalah memberikan semacam pembatasan pada semua yang mengamatinya.
Diduga Sekte Yun Tian ingin menggunakan metode ini untuk menyaring murid-murid yang ingin berguru. Namun dalam hal ini Wang Lin masih memiliki pertanyaan: di bagian mana sebenarnya efek pembatasan dari Larangan ini terutama terwujud?
Dengan kata lain, kriteria murid seperti apa yang sebenarnya ingin dicari oleh Sekte Yun Tian melalui Larangan ini!
Menurut pemahaman Wang Lin tentang Larangan, Larangan di depan mata ini bagi manusia biasa bisa dibilang mustahil untuk dibongkar. Dengan demikian, dari ribuan orang di atas batu altar ini, hampir tidak ada yang bisa menembusnya.
Jika Wang Lin menunjukkan kemampuannya menembus Larangan ini, itu akan terlihat terlalu mencolok dan bertentangan dengan niatnya untuk tetap low profile di Sekte Yun Tian. Namun yang lebih penting, Wang Lin khawatir jika dia tidak sepenuhnya memahami kriteria murid seperti apa yang ingin dicari Sekte Yun Tian melalui Larangan ini, lalu nekat menggunakan teknik Larangan-nya sendiri untuk membongkarnya, hal itu pasti akan menarik perhatian sekte. Jika sampai terjadi demikian, kerugian akan lebih besar daripada keuntungan.
Karena itu, Wang Lin tidak langsung membongkar Larangan tersebut. Dia menunggu dengan tenang. Dia tidak percaya Sekte Yun Tian yang menggelar ritual besar-besaran seperti ini hanya untuk mengumpulkan semua orang lalu mengumumkan tidak ada yang lulus.
Jika analisisnya benar, tidak lama lagi pasti akan ada orang yang menemukan jawaban dari teka-teki ini untuknya.
Waktu berlalu sedikit demi sedikit, dalam sekejap, tiga shichen telah lewat. Beberapa orang di atas batu altar mulai gelisah. Mereka telah mencoba menyelidiki dengan Shen Shi, namun setiap kali Shen Shi menyentuh kabut hitam, langsung ditolak oleh gaya dorong yang memantulkannya kembali dengan paksa. Segala upaya mereka tetap tidak membuahkan hasil.
Akhirnya, salah satu dari mereka tiba-tiba menepuk kantong penyimpanannya, mengeluarkan sebuah ukiran kayu sambil mengucapkan mantra. Setelah mempersembahkannya, dia segera melemparkannya ke dalam pilar kabut hitam.
Menanggapi aksi ini, pria paruh baya yang bertugas merekrut murid sama sekali tidak berkomentar, hanya memandang pilar batu dengan tenang. Namun Wang Lin dengan cermat memperhatikan bahwa meskipun ekspresi pria itu tenang, beberapa murid Sekte Yun Tian di sekitarnya menunjukkan kilatan ekspresi aneh yang sekilas muncul di mata mereka.
Begitu ukiran kayu itu muncul, ia segera membesar dan berubah menjadi seekor elang emas raksasa. Elang itu meneriakkan suara melengking sebelum menerjang ke dalam pilar hitam. Namun tepat saat elang menyentuh kabut hitam, sebuah tangan besar tiba-tiba muncul dari dalam, mencengkeram elang itu dan menariknya masuk ke dalam kabut.
Murid yang melepaskan elang emas itu langsung berubah raut wajahnya. Ia bangkit berdiri tergesa-gesa, lalu membalikkan badan sambil berkata panik kepada pria paruh baya dari Sekte Langit: "Junior menyerah, harap Senior mengembalikan Magic Treasure! Ini adalah harta penting keluarga junior, Senior!"
Pria paruh baya itu meliriknya sebentar, lalu berkata perlahan: "Ukiran Kayu Berlapis Emas, harta warisan keluarga Gongsun. Tentunya sekte kami tidak akan menahannya. Karena kau sudah menyerah, kami akan mengembalikannya saat kalian semua berangkat nanti."
Ekspresi murid itu langsung rileks. Matanya memancarkan rasa syukur sebelum ia turun dari batu altar.
"Seperti yang kukatakan sebelumnya, kalian bisa gunakan segala cara yang bisa kalian pikirkan! Asal bisa melihat benda di dalamnya, langsung lulus!" Pria paruh baya itu kembali menekankan aturannya.
“Tapi, kalau kita bisa melihat jelas, bukankah saat diucapkan orang lain juga akan tahu?” Saat itu, seorang pemuda di atas batu altar bertanya dengan hati-hati.
“Tidak! Jika ada di antara kalian yang bisa menembus kabut ini, maka secara alami akan mengetahui misteri di dalamnya.” Pria paruh baya itu tersenyum tipis sambil menjawab.
Saat tangan besar muncul dari kedalaman kabut hitam, mata Wang Lin tiba-tiba berkilauan. Ia terus mengamati perubahan pada Larangan. Pada detik kemunculan tangan itu, terlihat celah sempit yang memungkinkan Mata Shen Shi-nya melihat beberapa butir pil mengambang di dalam!
Ekspresi Wang Lin tetap tenang, namun hatinya berdesir. Ia menahan diri untuk tidak bertindak gegabah. Di atas batu altar, banyak yang sudah tidak sabar mengeluarkan Magic Treasure mereka, berusaha menghilangkan kabut hitam itu.
Seiring semakin banyak murid yang mengeluarkan Magic Treasure, setiap kali sebuah tangan besar muncul dari pilar dan menyambar Magic Treasure tersebut sebelum menariknya kembali. Jika bukan karena perkataan pria paruh baya itu, para calon murid mungkin tidak akan berani menggunakan Magic Treasure mereka. Namun karena Perkumpulan Yun Tian telah menjanjikan pengembalian Magic Treasure bagi yang mengundurkan diri, semua keraguan pun hilang. Cahaya berbagai Magic Treasure seketika bermunculan di udara bagai gelombang.
Wang Lin memanfaatkan celah sempit antara serangan Magic Treasure terhadap Kabut Hitam untuk mengamati pemandangan di dalamnya dengan jelas. Bagaimanapun, ia memiliki Shen Shi Mata yang mampu menembus Larangan.
Di dalamnya terdapat sebelas butir pil, sebelas kepingan giok, dan sebelas Token yang terukir Tungku Eliksir.
Untuk apa ketiga benda ini masing-masing mewakili, Wang Lin tidak tahu. Namun tiba-tiba di atas kabut hitam memancarkan cahaya emas, disusul kilauan keemasan yang muncul dari dalam kabut. Cahaya ini berputar cepat di udara sebelum berubah menjadi kepingan giok yang melesat cepat dan mendarat di tangan seorang gadis yang sedang kebingungan di atas batu altar.
Saat itu, pria paruh baya dari Sekte Yun Tian matanya berbinar. Ia bergerak cepat mendekati gadis itu, mengambil kepingan giok dari tangannya dan berkata, "Kamu lulus!" Sambil menggerakkan tangan kanannya, seorang murid Sekte Yun Tian segera datang menghampiri.
"Bawa dia ke atas gunung!" Pria paruh baya itu tersenyum pada gadis tersebut sebelum mengibaskan lengan bajunya dan kembali ke posisi semula, menunggu peserta berikutnya yang lulus.
Gadis itu masih dalam kondisi linglung ketika ditarik oleh murid Sekte Yun Tian dan terbang menuju gerbang sekte di atas gunung.
Melihat ada yang berhasil lolos, orang-orang di atas batu altar langsung ramai berbisik-bisik. Terhadap hal ini, para anggota Sekte Langit Awan sama sekali tidak menghiraukan.
Wang Lin matanya berkilat. Dari tadi ia melihat dengan jelas, bukan gadis itu yang menembus kabut hitam, melainkan kepingan giok dalam kabut hitam itu yang secara otomatis memilih sang gadis!
Sedangkan pria paruh baya itu, setelah melihat giok jatuh ke tangan gadis, tidak langsung mengumumkan kelulusannya. Ia mendekat dan memeriksa giok tersebut terlebih dahulu sebelum mengumumkan. Melalui hal ini, Wang Lin menyimpulkan bahwa pria itu pasti sedang memverifikasi apakah giok benar-benar memilih gadis tersebut. Dari sini terlihat, jika tadi ia gegabah bertindak, pasti akan membuka celah.
Wang Lin dalam hati tertawa dingin. Upacara penerimaan murid Sekte Langit Awan ini memang unik.
Tiba-tiba, cahaya keemasan kembali berkilauan dalam kabut hitam. Wang Lin matanya berkedip, tangan kanannya diam-diam melemparkan sebuah Larangan. Dengan energi spiritual dalam tubuhnya saat ini, ia hanya bisa mengeluarkan Larangan sederhana, tidak bisa membentuk lingkaran Larangan.
Namun meski begitu, teknik Larangan yang dikuasainya berasal dari zaman kuno, keajaibannya jauh melebihi kultivator biasa.
