Sebelum memasuki ruang Tianni, Wang Lin telah memasang beberapa Larangan rahasia di halaman untuk mencegah gangguan. Ditambah lagi, begitu masuk ke dalam Tianni, dirinya akan menghilang sepenuhnya. Bahkan jika ada yang memeriksa, tidak akan menemukan jejak.
Mengingat bahkan Raja Iblis Delapan Ekstrem Duanmu Ji di Tahap Transformasi Dewa pun tak mampu mendeteksi keberadaan ruang Tianni di masa lalu, apalagi para tetua Yun Tian Zong yang maksimal hanya mencapai Tahap Akhir Bayi Yuan Ying. Mustahil mereka bisa merasakan keanehan.
Wang Lin di dalam ruang Tianni, setelah memberi penghormatan pada arwah orangtua dan Situ Nan, ia menenangkan napas dan duduk bermeditasi. Setelah beberapa saat latihan pernafasan, ia mengeluarkan botol giok putih dari dalam jubahnya, menuangkan sebutir Pil Pembangunan Fondasi yang memancarkan aroma obat misterius, lalu menaruhnya di mulut.
Pil itu langsung meleleh di lidah, berubah menjadi aliran energi spiritual yang seketika berputar dalam tubuhnya. Dengan tenang dan fokus, Wang Lin mulai menjalankan Gulungan Dewa Kuno.
Di bawah kendalinya, energi spiritual yang diserap Gulungan Dewa Kuno tidak dialirkan ke tubuh fisik, melainkan seluruhnya terkonsentrasi di perut membentuk pusaran energi.
Saat aliran terakhir energi dari Pil Pembangunan Fondasi terserap ke pusaran, tiba-tiba pusaran itu membesar secara dramatis dan bergerak liar ke atas seperti awan badai.
Kini Wang Lin bukan lagi pemula dalam dunia kultivasi. Ia paham betul: jika pusaran ini bisa menyebar ke seluruh tubuh, itu berarti Pembangunan Fondasi berhasil. Bila bakat akar spiritual dalam tubuhnya cukup, pusaran akan secara alami mengaliri seluruh meridian.
Namun jika bakat tidak cukup, seolah-olah ada beberapa rintangan tak kasat mata yang menghalangi, membuat pusaran ini sulit bergerak ke seluruh tubuh.
Pusaran dalam tubuhnya berputar semakin cepat, segera menyebar ke seluruh tubuh bagai pohon besar yang tumbuh liar, menggunakan tubuh Wang Lin sebagai tanah subur, dengan cepat menyebar ke segala arah.
Sayangnya terlalu banyak hambatan dalam tubuh Wang Lin. Pusaran ini bagai ombak besar menghantam karang. Meski awalnya berhasil menghancurkan banyak rintangan, akhirnya perlahan berhenti. Alih-alih terus menyebar, malah mulai menunjukkan tanda-tanda menyusut kembali.
Wang Lin menarik napas dalam. Tanpa bicara, ia menelan Pil Pembangunan Fondasi lagi. Pusaran yang menyusut itu langsung mendapat tenaga baru, kembali melancarkan serangan gencar.
Waktu berlahan berlalu, Wang Lin dalam proses Pembangunan Fondasi telah kehilangan hitungan hari. Saat pil kedelapan ditelannya, pusaran dalam tubuhnya akhirnya berputar mengaliri seluruh tubuh. Setiap bagian tubuhnya memancarkan cahaya redup, sementara cairan hitam pekat perlahan merembes keluar dari pori-porinya.
Setelah lama, Wang Lin tiba-tiba membuka mata. Matanya berkilat seperti kilat. Setelah mengamati kondisi internal, ia segera menemukan bahwa meridian dalam tubuhnya hampir transparan bagai kristal, dan setidaknya puluhan kali lipat lebih besar dari sebelumnya. Perubahan ini bahkan tidak tercapai saat tubuh aslinya menggunakan Seni Merampas Fondasi dulu.
Wang Lin terdiam sejenak. Ia tidak tahu apakah semua ini berkaitan dengan Gulungan Dewa Kuno yang dilatihnya. Bagaimanapun, Gulungan Dewa Kuno adalah teknik kultivasi yang mengandalkan penyerapan energi spiritual, sepenuhnya bergantung pada kuantitas energi. Sedangkan Pil Pembangunan Fondasi sebenarnya hanyalah varian kuat dari Pill Penguat Yuan, hanya efek farmakologisnya ribuan kali lipat lebih besar.
Mengandalkan ledakan energi spiritual yang tiba-tiba ini untuk membersihkan seluruh tubuh, sehingga mengubah tubuh menjadi fisik yang paling cocok untuk seni immortal. Inilah asal mula Pembangunan Fondasi.
Hanya saja perubahan ini bersifat internal. Sedangkan penataan ulang tubuh Dewa Kuno merupakan manifestasi eksternal. Sebenarnya keduanya tidak jauh berbeda, hanya saja perubahan eksternal Dewa Kuno bertujuan agar tubuhnya lebih mudah menyerap energi spiritual, sehingga menjadi semakin kuat.
Perubahan internal cultivator bertujuan untuk lebih mudah terhubung dengan alam semesta, merasakan energi spiritual di sekitarnya. Tujuannya juga untuk menjadi semakin kuat.
Keduanya, satu berlatih internal, satu memurnikan eksternal. Jalan berbeda, namun hasilnya sama.
Tubuh asli Wang Lin, meski berulang kali mencegah tubuh fisik menyerap energi spiritual dan mengalihkannya ke Inti Emas dalam tubuh, sebenarnya setelah mengalami penataan ulang tubuh pertama kali dan munculnya bintik bintang ungu di antara alisnya, ia telah melangkah di jalan pemurnian tubuh Dewa Kuno. Dengan kata lain, tanpa disadarinya, ia telah membentuk pemurnian eksternal.
Sedangkan tubuh keduanya, karena tubuh fisiknya masih utuh, tidak dilakukan penataan ulang tubuh. Selain itu, sejak tahap awal Wang Lin sudah memperhatikan hal ini, sehingga jalan kultivasi tubuh kedua ini menjadi lebih ortodoks, mengikuti rute kultivasi internal.
Wang Lin mengambil botol giok putih yang masih berisi lima butir pil Pembangunan Fondasi. Setelah merenung sejenak, ia melemparkan sekaligus kelima pil tersebut ke dalam mulutnya dan kembali melakukan meditasi serta latihan pernafasan.
Waktu berjalan perlahan. Energi spiritual yang terkandung dalam lima pil Pembangunan Fondasi itu tiba-tiba meledak dengan gemuruh. Bila orang biasa yang mengalami ini, tubuh mereka pasti tidak akan tahan menghadapi serbuan energi sebesar itu. Sekalipun tidak mati, energi spiritual dalam tubuh akan kacau dan meninggalkan tubuh hingga tewas.
Namun Wang Lin yang mempelajari Gulungan Dewa Kuno justru menguasai teknik kultivasi kuno yang sangat kejam. Teknik ini justru tidak takut terhadap energi spiritual, bahkan semakin banyak semakin baik. Energi spiritual dari pil Pembangunan Fondasi yang baru saja mulai merusak tubuh, langsung diserap habis oleh penyerapan Gulungan Dewa Kuno sebelum sempat menimbulkan bahaya.
Tingkat kultivasi Wang Lin juga melonjak dari baru saja mencapai Pembangunan Fondasi, langsung sampai ke puncak tahap awal Pembangunan Fondasi.
Hanya saja Wang Lin masih belum puas. Ia merenung sejenak, lalu mengeluarkan sebuah tungku eliksir dari kantong penyimpanannya. Tungku ini terlihat sangat biasa, hanya di bagian mulutnya terdapat segel kertas kuning.
Tungku ini persis yang didapat Wang Lin dari Yun Fei. Kala itu Yun Fei dengan penuh misteri mengambil benda ini dari dalam Gua Kylin, awalnya bermaksud menjadikannya sebagai pengorbanan untuk membongkar larangan. Sayangnya akhirnya seluruh gerak-geriknya terpantau jelas oleh Raja Iblis yang dikendalikan Wang Lin, hingga berujung pada kematiannya sendiri.
Alhasil, tungku ini secara alami jatuh ke tangan Wang Lin.
Kala itu ia sempat meneliti, namun karena waktu yang terbatas, tidak menggali terlalu dalam. Kini semua pilnya telah ditelan habis. Jika ingin bertapa lagi, kecuali keluar untuk membuat ulang, hanya tersisa tungku inilah satu-satunya pilihan.
Memandang Tungku Eliksir, sorot mata Wang Lin berkilat. Sebelumnya ia memperkirakan bahwa kertas kuning ini bukanlah benda biasa, hanya beberapa karakter vermilion di atasnya saja sudah memancarkan aura yang membuat jantung berdebar.
Wang Lin terdiam sejenak, menggoyang perlahan tungku elixir tersebut. Dari dalam terdengar beberapa dentuman redup, jelas ada sesuatu di dalamnya.
Berdasarkan suara itu, isinya kemungkinan hanya satu benda. Yang disimpan dalam tungku elixir pastilah bukan barang sembarangan, sangat mungkin berupa sebutir pil.
Tapi pil jenis apa yang perlu ditempeli kertas kuning pada tungku? Apa fungsi sebenarnya kertas kuning ini? Alasan Wang Lin tidak terburu-buru bertindak adalah karena belum memahami fungsi kertas ini. Jika hanya sebagai penyegel, membukanya dengan paksa bisa memicu serangkaian masalah tak terduga.
Setelah merenung sejenak, Wang Lin membalikkan tangan kanannya, ujung jarinya memancarkan kilatan cahaya spiritual. Ia mengumpulkan energi dan fokus, kemudian menjentikkan tangan kanannya dengan ringan. Kilatan cahaya itu langsung melesat dan mendarap di kertas kuning.
Tiba-tiba, fenomena iblis terjadi. Begitu kilatan cahaya menyentuh kertas kuning, kecepatannya tiba-tiba meningkat drastis hingga tak terlihat mata telanjang, lalu menghilang tanpa jejak.
Sorot mata Wang Lin berkilat. Ia meletakkan Tungku Eliksir di tanah, lalu menyatukan kedua tangannya membentuk segel di depan dada sambil berteriak: "Tarik!"
Seketika, kilatan cahaya spiritual bagai bintang-bintang kecil berhamburan dari kedua tangannya. Kilatan-kilatan itu mulai bergerak mendekati Tungku Eliksir, namun sebelum sempat mendekat, tiba-tiba kecepatan tak terkendali meningkat drastis. Persis seperti kilatan sebelumnya, mereka langsung menempel di kertas kuning dan lenyap.
Alis Wang Lin sedikit berkerut, kertas kuning ini terlihat aneh, seolah dirancang khusus untuk menyerap energi spiritual.
Tiba-tiba sebuah ide terlintas di benaknya. Ia menatap Tungku Eliksir itu, lalu perlahan menggerakkan tangan kanannya menyentuh kertas kuning. Saat jarinya menyentuh permukaan, tak ada reaksi aneh. Namun ketika ia mencoba merobeknya, tiba-tiba muncul gaya tarik dahsyat dari kertas itu! Energi spiritual Wang Lin langsung mengalir tak terkendali ke arah kertas kuning.
Untungnya Wang Lin sudah siaga sejak awal. Begitu mendeteksi keanehan, ia segera menarik kembali tangan kanannya.
Setelah merenung sejenak, Wang Lin memilih untuk tidak gegabah. Dengan hati-hati ia mengangkat Tungku Eliksir dan menyimpannya kembali ke kantong penyimpanan. Mengenai tungku ini, ada keanehan lain: sebelumnya ketika pertama kali mendapatkannya, benda ini tidak bisa dimasukkan ke kantong penyimpanan. Namun setelah tubuh keduanya berhasil terbentuk, entah mengara tiba-tiba bisa disimpan kembali.
Berbagai keanehan tungku eliksir ini cukup membingungkan Wang Lin.
Setelah menyimpan benda ini, Wang Lin berdiri dan meninggalkan ruang Tianni.
Begitu muncul di halaman, Wang Lin segera merasakan sesuatu yang tidak beres. Udara di sekeliling mengeluarkan aroma darah samar. Matanya menyapu sekeliling sebelum akhirnya tertuju pada pintu gerbang - sumber bau darah itu berasal dari sana.
Dengan tatapan tenang, Wang Lin perlahan berjalan mendekat. Di sudut dinding dekat gerbang, ia melihat mayat kera rohani.
Kera itu matanya terbuka lebar dengan pandangan suram. Tubuhnya penuh luka pedang, sementara bagian perutnya memiliki luka sebesar mangkuk. Tidak ada darah yang mengalir lagi, hanya aroma anyir darah yang terus menyebar dari lukanya.
Wang Lin berjongkok dan menyentuh kaki kanan hewan spiritual ini. Seketika, terlihat bahwa seluruh kaki kanannya telah patah di beberapa tempat. Jelas, hewan ini adalah kera spiritual yang beberapa hari lalu mengantarkan kepingan giok dan pernah mengangkut Cheng Xian ke Dong Yuan.
Mata Wang Lin berkedip samar. Luka di perut kera spiritual ini jelas terbentuk akibat dicabik-cabik dengan paksa menggunakan tangan. Tujuannya tak lain adalah mengambil inti spiritual (Nei Dan) dari kera ini!
Wang Lin sendiri telah banyak melakukan hal serupa. Sekilas ia langsung mengenalinya. Setelah menganalisis sejenak, jawaban yang gamblang pun terungkap dalam pikirannya.
Hanya saja, ia tidak tahu apakah Cheng Xian terlibat dalam hal ini. Selama lebih dari setahun terakhir, Cheng Xian selalu bersemangat membantu dan memiliki ikatan yang sangat erat dengan kera spiritual ini. Mengingat sebelumnya Cheng Xian tidak mengantarkan kepingan giok secara langsung, Wang Lin sudah bisa menerka arah kasus ini.
Setidaknya, atas jasanya membawakan resep pil eliksir Fondasi (Zhu Ji Dan Fang) untuk Wang Lin, ia tidak mungkin tinggal diam.
Ia menghela napas pelan, sama sekali tidak melirik jenazah kera spiritual itu, lalu berbalik menuju kamar. Di dalam kamar, kedua tangan Wang Lin tiba-tiba bergerak. Kali ini, tanpa meminum cairan spiritual, dia langsung mengeluarkan lingkaran larangan.
Bayangan larangan menyentuh tanah, seketika berubah menjadi gelombang energi. Di dalam riak-riak itu, seorang pria berambut putih dengan wajah dingin perlahan muncul. Kehadirannya langsung membuat sekeliling dipenuhi energi Yinhan yang menusuk tulang, seolah memasuki tiga musim dingin.
