Wang Lin terbang dengan kecepatan ekstrem bagai kilat. Tak lama kemudian, ia tiba di formasi teleportasi kuno yang pernah digunakan saat pertama kali datang ke Negeri Chu. Dulu sebelum pergi, ia telah memasang larangan penyamaran di sini. Setelah memeriksa dengan cermat dan memastikan tidak ada kelainan, kedua tangan Wang Lin menyusun segel dan segera melemparkan larangan.
Seketika pemandangan di depannya berubah seperti batu yang jatuh ke danau, memunculkan riak-riak berlapis. Perlahan, formasi teleportasi kuno pun terungkap.
Wang Lin melesat, menghilang dari tempatnya. Saat muncul kembali, dia sudah berdiri di dalam formasi teleportasi. Dengan menepuk kantong penyimpanannya, dia mengeluarkan beberapa bahan dan meletakkannya di formasi, menyambungkan kembali bagian yang pernah dia bongkar dulu.
Kemudian, dia menatap ke arah Yun Tian Zong dengan pandangan penuh tekad. Mengeluarkan batu spirit ekstrem berbentuk belah ketupat, dia menarik napas dalam dan meletakkannya perlahan di tengah formasi.
Tiba-tiba formasi itu bergetar. Cincin-cincin cahaya berkelap-kelip dari dalamnya. Batu spirit ekstrem itu dengan cepat memancarkan energi spiritual sebelum akhirnya retak dengan suara keras, hancur menjadi debu.
Bersamaan dengan itu, siluet Wang Lin dalam cincin cahaya itu langsung kabur, menghilang tanpa jejak dalam sekejap mata.
Setelah waktu yang lama, formasi itu perlahan kembali tenang.
Laut Xiuno Dalam, sebuah wilayah liar yang sepi dari manusia. Di permukaan tanah, terdapat area reruntuhan. Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar dari bawah tanah. Batu-batu runtuhan tersapu kekuatan dahsyat, berhamburan ke segala penjuru dengan gemuruh. Di tengah debu yang mengepul, Wang Lin muncul dengan pandangan dingin.
Ia menatap tanah yang familiar ini, menghela napas dalam-dalam. Tubuhnya melayang ke udara, berhenti sejenak sebelum melesat cepat ke arah timur.
Target Wang Lin adalah mencari formasi teleportasi kuno dan peta Planet Zhuque. Saat di Negeri Chu, ia telah mengumpulkan banyak informasi di Yun Tian Zong, namun tak pernah menemukan lokasi Negara Zhao.
Setelah menganalisis, Wang Lin menduga lokasi Negara Zhao kemungkinan berada di seberang Laut Xiuno.
Di tengah penerbangan, ekspresi Wang Lin berubah. Senyum samar mengembang di bibirnya. Shen Shi-nya yang setara dengan kultivator Tahap Transformasi Dewa telah mendeteksi seorang kenalan lama dalam sapuan persepsinya.
Sejak munculnya Tian Jie di Laut Xiuno, kabut yang menyelimutinya telah menghilang sepenuhnya. Hujan hitam yang turun bertahun-tahun membuat seluruh Laut Xiuno terekspos di bawah langit biru, selubung misteri yang selama ini ada telah lenyap tanpa jejak.
999 kota utama dan padang gurun luas di sekitarnya menjadi tempat berkumpulnya para penjahat paling berbahaya dari Planet Zhuque. Mereka semua adalah buronan dari negara masing-masing yang akhirnya mencari perlindungan di Laut Xiuno.
Menghilangnya kabut memicu reaksi berantai. Pertama-tama, beberapa Negara Kultivasi Tingkat Empat yang selama ini mengintai, mulai mengarahkan pandangan mereka ke Laut Xiuno.
Kemudian, berbagai sekte besar-kecil dan keluarga kultivasi mulai mengirim murid-murid mereka untuk menyelidiki situasi di Laut Xiuno. Sebuah badai besar segera akan datang.
Adapun hujan hitam yang turun dari langit, dipindahkan oleh beberapa ahli ilmu besar. Jika tidak, Laut Xiuno tidak akan bisa dihuni. Air hujan ini mengandung sejenis racun yang awalnya tidak menimbulkan efek aneh, namun seiring waktu, berbagai wabah melanda. Meski para kultivator biasanya kebal terhadap penyakit, wabah ini luar biasa ganas. Dalam beberapa tahun singkat, telah membunuh banyak kultivator tingkat rendah.
Akhirnya, beberapa kultivator dengan kekuatan besar di Laut Xiuno bersatu padu mengusir hujan hitam. Namun akibat peristiwa ini, Laut Xiuno mengalami kerugian besar.
Hujan hitam ini bagaikan makhluk buas zaman purba bagi kultivator manusia, tapi bagi makhluk spiritual iblis asli Laut Xiuno, justru menjadi sumber nutrisi. Di bawah guyuran hujan hitam, kekuatan makhluk-makhluk ini terus meningkat, bahkan muncul makhluk purba!
Meskipun kekacauan Hujan Hitam telah teratasi, kerusuhan hewan spiritual semakin menghebat, sehingga Laut Xiuno yang luas menjadi lebih gersang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di luar kota utama, hampir tak terlihat siluet kultivator.
Bersamaan dengan itu, muncul profesi baru yang khusus berburu inti spiritual hewan. Kelompok kultivator ini biasanya beroperasi dalam tim kecil, masing-masing memiliki tingkat kultivasi tertentu, hidup dengan memburu hewan dan menjual intinya.
Pada suatu hari di luar Kota Xuandi di Laut Xiuno Dalam, seorang kultivator berbaju putih berdiri tegak di atas tembok kota, memandang jauh ke horizon. Lelaki paruh baya ini berpenampilan gagah, mengenakan jubah brokat dengan sorot mata yang bijaksana.
Setelah lama berdiam diri, alisnya berkerut. Dengan gerakan mengibaskan lengan bajunya, tubuhnya melayang perlahan menyusuri tembok kota turun ke bawah.
Begitu dia mendarat, tiba-tiba dua orang keluar dari dalam kota. Seorang pria sedikit bungkuk dengan batuk terus-menerus, penampilannya lesu dan murung, bahkan langkah kakinya terlihat berat.
Perempuan di sampingnya justru menjadi kontras total. Selain cantik mempesona, aura kepahlawanannya memancar kuat layaknya perempuan perkasa.
Keduanya mengenakan jubah biru, menunjukkan mereka berasal dari sekte yang sama.
Melihat mereka keluar, pria paruh baya berbaju putih merenggangkan alisnya dan tersenyum: "Ada masalah apa?"
Perempuan itu mendengus, melirik pria sakit di sebelahnya: "Dia ini! Aku sudah menemukan pedagang yang mau membeli Nei Dan hewan spiritual kelas rendah dengan harga tinggi. Tapi dia malah menukarnya dengan sarung pedang usang. Sungguh menyebalkan!"
Pria paruh baya itu berseru pelan, menatap pria lesu itu: "Saudara Li, sarung pedang apa? Bolehkah Qiu Mou melihatnya?"
Pria bermarga Li tersenyum getir, menggerakkan tangan kanannya hingga muncul sarung pedang kuno di genggamannya: "Menurutku sarung ini cukup aneh, seolah mengandung hawa yang berbeda. Karena itu aku nekat membelinya. Biarlah, semua kerugian ini kutanggung sendiri. Potong saja dari pembagian Nei Dan berikutnya."
Perempuan itu kembali mendengus, melirik sarung pedang: "Sarung compang-camping macam apa ini? Masak sampai menukar Nei Dan hewan spiritual kelas rendah!"
Pria paruh baya bermarga Qiu menggerakkan tangan kanannya, sarung itu langsung berpindah ke genggamannya. Setelah mengamati sejenak, ia mengangguk: "Memang ada keanehan pada sarung ini. Saudara Li tidak sepenuhnya merugi." Ia lalu melemparkan sarung itu kembali ke pemiliknya.
"Baiklah, ayo pergi, Saudara Qiu. Aku tanya sekali lagi, apakah kau yakin di sana ada hewan gurita berkaki delapan?" Perempuan itu menatap pria bermarga Qiu dengan nada serius.
Pria bermarga Qiu tersenyum tipis dan mengangguk.
Tangannya kanan menepuk kantong penyimpanan, tiba-tiba sebuah perahu raksasa meluncur keluar. Tubuhnya melompat ke atasnya dan duduk tegak, diikuti dua orang lainnya yang juga segera naik dan duduk di dalam.
Perahu itu melesat dengan kecepatan dahsyat, berubah menjadi cahaya panjang yang dalam sekejap telah menempuh jarak jauh dan menghilang di ujung cakrawala.
Selama penerbangan, selain pria bermarga Qiu, kedua rekannya menutup mata untuk meditasi. Meski bukan pertama kali naik perahu ini, mereka tetap harus berkonsentrasi melakukan latihan pernafasan untuk menstabilkan energi spiritual. Jika tidak, mustahil menahan kecepatan seperti ini.
Pria bermarga Qiu menyipitkan mata dengan tatapan merendahkan. Meski keduanya memiliki tingkat kultivasi tahap akhir Pembentukan Inti, fondasi mereka terlalu lemah. Dulu saat dirinya masih di tahap akhir Pembentukan Inti, ia bisa duduk tenang di perahu ini tanpa masalah.
Saat masih di tahap akhir Pembentukan Inti dulu, bahkan di antara kultivator setingkatnya, hampir tak ada yang mampu melawannya. Bagaimanapun juga, baik Shen Shi maupun teknik kultivasinya jauh melampaui orang lain, apalagi Magic Treasure-nya yang nyaris tak tertandingi, ditambah pengalaman tempur yang kaya. Dia pernah menganggap diri sendiri sebagai nomor satu di bawah level Bayi Yuan Ying.
Semua ini berubah saat dia bertemu seseorang! Seorang pria berambut putih dengan aura dingin dan tegas!
Matanya berkilat saat bayangan pria itu muncul di pikirannya. Setelah lama terdiam, senyum dingin menguar di bibirnya sambil bergumam dalam hati: "Saudara Wang, setelah menyelesaikan penyerapan Bayi Yuan Ying, aku telah berhasil menyatukan bayi rohani. Entah apakah kau berhasil... Jika gagal, saat kita bertemu lagi, Qiu Mou pasti akan menebus aib masa lalu!"
Empat hari kemudian, perahu berhenti di atas padang gurun. Pria bermarga Li dan wanita gagah itu membuka mata. Sorot mata wanita itu memancarkan kilau dingin saat mengerutkan kening: "Saudara Qiu, di mana monster berkaki delapan itu?"
Qiu Siping menarik napas dalam-dalam, tanpa banyak bicara mengeluarkan kantong penyimpanan. Dari dalamnya ia mengeluarkan gumpalan tanah sebesar telapak tangan. Dengan mengalirkan energi spiritual, seketika bau anyir menyengat mulai memancar dari gumpalan tanah itu.
Aroma ini sangat menyengat, perlahan menyebar meski angin berhembus tak mampu mengusirnya. Tak lama kemudian, bau tersebut semakin meluas. Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara jeritan mirip tangisan bayi. Qiu Siping segera memfokuskan pandangannya, kecepatan perahu seketika meningkat. Gadis itu tersenyum lega, "Lumpur di tangan Saudara Qiu ini benar-benar ajaib! Memang ada Gurita Delapan Cakar di sini!"
Qiu Siping tetap tenang, "Qiu Mou sudah mengincar monster ini selama berbulan-bulan. Tentunya saya paham kebiasaannya. Andai tingkat kultivasi saya belum mencukupi, pasti sudah lama saya tangkap. Kali ini saya mengandalkan bantuan kalian berdua."
Gadis itu mendongakkan dagu, "Tentu. Tingkat kultivasimu baru mencapai Pembentukan Inti tahap tengah. Urusan menangkap dan membunuh monster ini serahkan saja pada kami."
Sambil berkata, tubuhnya melompat keluar dari perahu. Sementara pria bermarga Li yang terlihat lesu itu hanya tersenyum getir dan segera menyusul.
Qiu Siping dalam hati tertawa dingin. Sebagai kultivator tahap awal Yuan Ying, menyembunyikan tingkat kultivasinya di hadapan dua junior Tahap Inti Pelana adalah hal mudah. Jika bukan karena metode membunuh monster ini harus menggunakan racun yang harus dibuat dari air liurnya secara langsung, dia takkan membawa keduanya ke sini.
Dengan santai dia mengikuti dari belakang. Tak lama terdengar teriakan wanita dari depan disertai kilatan-kilatan cahaya harta magis yang bermunculan.
Monster Delapan Cakar sebenarnya adalah gurita raksasa dari Laut Xiuno. Hewan ini memiliki tingkat kultivasi yang cukup tinggi, ditambah nutrisi dari hujan hitam yang membuka kecerdasannya, telah mencapai tingkat hewan spiritual kelas rendah.
Hanya saja, gurita delapan lengan ini cukup unik. Bahkan kultivator periode Yuanying biasa yang bertemu makhluk ini seringkali merasa pusing. Meski kemampuan supernaturalnya hanya tingkat bawah dan tidak sulit dihadapi, kulit dan dagingnya telah mencapai level spiritual menengah. Dengan demikian, kecuali kultivator tahap akhir Yuanying, hampir tidak mungkin melukainya.
Oleh karena itu, para kultivator yang memburu binatang spiritual biasanya enggan berurusan dengan makhluk ini. Begitu melihatnya, mereka akan segera pergi.
Namun, Nei Dan gurita delapan lengan ini sangat menarik. Berbeda dengan binatang spiritual lain, ia memiliki delapan Nei Dan. Ditambah dengan efek ajaib Serbuk Korosi dari Istana Racun Iblis terhadap makhluk ini, maka perburuan gurita ini menjadi aktivitas eksklusif Istana Racun Iblis. Para murid di istana tersebut biasanya sangat antusias melakukannya.
Qiu Siping sudah bulat tekadnya. Setelah dua junior Jiedan itu menyelesaikan racun dan membunuh makhluk tersebut, dia akan melakukan pembunuhan dan perampasan Nei Dan.
Hanya saja, tiba-tiba sebuah Shen Shi yang sangat besar tiba-tiba menyapu dari kejauhan. Pria dan wanita yang sedang bertarung dengan Gurita Delapan Cakar untuk mengambil lendir bahu mereka segera menunjukkan raut wajah yang berubah drastis, menampakkan ekspresi bingung dan ragu.
Yang lebih iblis adalah, di bawah sapuan Shen Shi ini, bahkan Gurita Delapan Cakar pun seluruh tubuhnya gemetar. Sebagai hewan, ia memiliki kepekaan alami. Dari Shen Shi ini, ia segera merasakan aura kekerasan yang mengerikan, membuatnya langsung mendengking beberapa kali, seluruh tubuhnya menyusut ke dalam gua di permukaan tanah, tubuhnya gemetar takut mengeluarkan diri.
Perasaan Qiu Siping adalah yang paling tajam, mengingat tingkat kultivasi tahap awal Yuan Ying yang sudah dimilikinya. Saat Shen Shi itu menyentuhnya, ia langsung merasakan sensasi seolah seluruh tubuhnya terbaca hingga ke tulang sumsum, bagaikan kaca yang transparan. Tidak hanya itu, Yuan Ying-nya bahkan mulai bergerak tak terkendali, seakan ingin melepaskan diri dari tubuh. Perasaan ini membuat raut wajaknya berubah drastis, hati gemetar ketakutan. Seketika itu juga ia teringat beberapa Monster Tua Tahap Transformasi Dewa yang muncul saat pemindahan hujan hitam di Laut Xiuno tahun silam.
Pria bermarga Li itu buru-buru mundur beberapa zhang, menarik kembali Magic Treasure-nya dengan sikap sangat hormat. Bahkan sang perempuan yang biasanya tak kenal takut, kini berperilaku patuh, berdiri di samping pria tersebut dengan ketundukan total.
"Rekan Tao Qiu, lama tak berjumpa!"
Seberkas pikiran spiritual yang megah merambat dari kejauhan. Qiu Siping tertegun, lalu bertanya dengan nada penuh keheranan: "Senior mengenal hamba?"
Bersamaan dengan itu, seorang pemuda berambut putih perlahan mendekat dari kejauhan. Meski terlihat tidak cepat, dalam sekejap mata ia telah menempuh jarak dan muncul di depan ketiga orang tersebut dalam jarak lebih dari sepuluh zhang.
Qiu Siping menatapnya dengan pandangan kosong, menarik napas dalam-dalam lalu berteriak kaget: "Kau!"
Orang ini tak lain adalah Wang Lin. Matanya menyapu pria bermarga Li dan perempuan itu sejenak sebelum akhirnya tertuju pada Qiu Siping dengan senyum samar. Dengan kecerdikannya, ia langsung mengetahui niat jahat Qiu Siping.
"Saudara Qiu benar-benar punya selera unik. Dengan tingkat kultivasi periode Yuanying, malah menemani dua junior ini bermain-main. Sungguh menghibur!" Kata Wang Lin yang berbicara perlahan, namun terdengar seperti petir di telinga sepasang pria-wanita itu hingga membuat jiwa raga mereka gemetar.
Kedua orang ini juga bukan orang yang kecerdasannya biasa-biasa saja. Mendengar perkataan Wang Lin, raut wajah mereka segera berubah sangat pucat. Setelah saling bertukar pandangan, pandangan mereka ke arah Wang Lin dipenuhi rasa terima kasih. Dengan sedikit menyatukan tinju, mereka segera mundur dan berubah menjadi dua cahaya panjang yang melesat pergi.
Qiu Siping tersenyum pahit, kilau dingin berkedip di matanya. Tanpa banyak bicara, ia menepuk kantong penyimpanannya. Seketika sebuah genderang kecil muncul di tangannya. Setelah ditepuk perlahan, dua serat hitam yang hampir tak kasat mata segera melesat pergi.
Benang hitam itu bergerak dengan kecepatan ekstrem. Saat hampir menyusul kedua orang itu, semburan cahaya hijau tiba-tiba muncul di belakang mereka. Benang hitam segera terperangkap dalam cahaya hijau. Saat cahaya itu menghilang, kedua orang tersebut telah kabur tanpa jejak.
Wajah Qiu Siping tampak sangat muram. Meski dalam hati membenci Wang Lin sampai ke tulang sumsum, secara lahiriah ia menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan senyum getir: "Rekan Tao, sudah lama tidak bertemu."
