Kera Rohani iblis berubah menjadi bayangan ilusif yang menerjang. Sayap monster itu mengibas keras, kecepatannya tiba-tiba berlipat ganda. Dalam sekejap, Kera Rohani iblis tertinggal jauh.
Dari belakang, Wang Lin mengamati dengan jelas. Ditepuknya kantong penyimpanan, sebuah cermin kuno perunggu muncul di tangannya. Setelah diaktifkan, gerakan mantra kedua tangannya berubah. Cahaya hijau tiba-tiba memancar dari cermin, menyinari tubuh monster di kejauhan.
Tubuh monster itu seketika terhenti, namun segera, seberkas asap abu-abu menyebar dari dalam tubuhnya. Cahaya hijau yang menyinarinya, begitu menyentuh asap itu, secara mengerikan langsung membatu dalam sekejap mata.
Xu Liguo merasa ngeri dalam hati, bergumam dalam hati bahwa makhluk ini memang mengerikan. Untunglah tadi dia tidak maju. Saat Wang Lin tidak memperhatikannya, dia diam-diam mundur beberapa langkah. Dalam hati dia bertekad, selama Wang Lin tidak memerintahkannya secara paksa, dia sama sekali tidak akan maju dan mencari masalah sendiri.
Sorot mata Wang Lin berkilat, minatnya pada monster itu semakin membara. Dia mengganti gerakan mantranya, tangan kanannya memancarkan sinar spiritual yang jatuh di cermin perunggu kuno. Seketika cermin itu berbalik dengan cepat, sisi belakangnya menghadap ke arah pelarian monster, berkedip-kedip memancarkan cahaya hijau. Tak lama kemudian, makhluk yang identik dengan monster itu mulai muncul di permukaan belakang cermin. Hanya dalam beberapa sekejap napas, makhluk yang muncul itu mengaum keras dan secara mengejutkan menerjang keluar dari dalam cermin!
Begitu makhluk ini muncul, ia langsung membesar tertiup angin, hampir identik dengan monster yang melarikan diri. Jika keduanya diletakkan bersama, sangat sulit membedakan mana yang asli.
Raungan keras makhluk ini menarik perhatian monster itu. Tubuhnya yang melesat dengan cepat tiba-tiba melambat, berbalik dan menatap makhluk hasil transformasi cermin kuno. Mulut raksasanya seketika memerah. Alih-alih kabur, ia justru terbang kembali sambil meraung dan menyerang.
Kedua monster segera bertarung sengit. Di antara gelombang gas abu-abu yang menyebar, keduanya saling menghindar. Sementara itu, mulut raksasa mereka terus berusaha menusuk ke dalam tubuh lawan.
Wang Lin berdiri tak jauh dari situ, mengamati cara bertarung monster ini dengan saksama. Jelas bahwa gas abu-abu adalah semacam kemampuan supernatural monster itu, sedangkan mulut tajamnya merupakan senjata utama.
Merenung sejenak, Wang Lin dengan satu gerakan pikiran mengusap cermin perunggu kuno menggunakan tangan kanannya. Seketika makhluk ilusi dari cermin itu memperlambat kecepatannya. Monster itu menyambar kesempatan, tubuhnya berkelebat sementara alat mulut tajamnya menusuk dalam ke tubuh makhluk tersebut. Dengan hisapan kuat, makhluk itu menjerit kesakitan sebelum berubah menjadi sinar biru dan menghilang sepenuhnya.
Monster itu terlihat bingung sejenak, namun segera meraung beberapa kali. Ia berbalik menatap Wang Lin dengan mata penuh kebencian, alat mulut panjangnya kembali memerah. Namun setelah ragu sejenak, alih-alih menyerang, monster itu malah berbalik dan kabur lagi.
Wang Lin matanya berkilat, berteriak: "Binatang terkutuk, kau pikir bisa kabur?!" Sambil menggerakkan tangan kanannya, sebuah benda segera muncul di genggamannya. Benda itu adalah bendera kecil berwarna hitam pekat, aura pembunuhan menyebar deras dari bendera tersebut. Inilah Bendera Larangan dengan Larangan atribut tunggal. Benda ini merupakan Magic Treasure paling mematikan milik Wang Lin saat ini. Bahkan ia sendiri tidak berani menyempurnakan bendera ini hingga mencapai tahap kecil 99 lapisan Larangan. Sebab jika jumlah Larangan mencapai 99, Tian Jie akan segera turun. Tanpa perlindungan kabut Laut Xiuno, bendera ini mungkin akan musnah dalam tribulasi langit itu.
Karena itu, bendera larangan ini hanya ia rakit sampai lapisan ke-98 sebelum menghentikan prosesnya.
Monster itu yang telah memiliki kecerdasan, matanya dipenuhi ketakutan saat melihat Bendera Hitam muncul. Sayapnya mengepak cepat, kecepatannya bertambah drastis hingga nyaris berubah menjadi kilat yang melesat dengan cepat.
Wang Lin matanya tenang, tangan kanan menggenggam Bendera Larangan, tiba-tiba mengayunkannya. Seketika kain bendera bergerak tanpa angin, seberkas energi larangan berkilat dari dalamnya bagai meteor yang melesat melintasi langit, mendarat dengan gemuruh.
Hampir sekejap mata, telah berhasil mengejar binatang itu. Mata makhluk ini dipenuhi panik menggantikan ketakutan, abu-abu keluar terus-menerus dari tubuhnya. Namun asap ini tak berarti bagi serangan Bendera Larangan, tanpa hambatan, langsung menghantam tubuhnya.
Binatang itu seketika menggigil, jatuh dari udara. Diperangkap oleh cengkeraman udara Wang Lin, mendarat di telapak tangannya.
Wang Lin sudah sangat berhati-hati mengontrol kekuatan Bendera Larangan, hanya menggunakan dua persen saja. Namun tetap meremehkan kekuatan Larangan atribut tunggal. Dua persen saja sudah membuat binatang setara kultivator tahap akhir Pembentukan Inti terluka parah.
Makhlak ini berbaring di telapak tangan Wang Lin, tubuhnya penuh luka yang mengalirkan darah ungu. Bahkan organ mulutnya retak-retak, matanya suram tanpa cahaya, jelas berada di detik-detik terakhir hidupnya.
Dengan wajah tenang, Wang Lin menggigit ujung jari kanannya hingga berdarah, menjentikkan setetes darah segar ke antara mata makhlak itu. Kemudian ia menepuk kantong penyimpanannya, mengeluarkan beberapa butir pil Yun Tian Zong dan memberikannya pada makhlak tersebut.
Setelah menelan pil-pil itu, tubuh makhlak itu bergetar dan memancarkan cahaya abu-abu. Perlahan-lahan, luka-lukanya sembuh dengan cepat, pecahan garis di organ mulutnya pun berangsur menghilang. Tak lama kemudian, ia telah pulih sepenuhnya. Mengepakkan sayapnya, makhlak itu terbang dari genggaman Wang Lin, mengitarinya beberapa kali sambil mengeluarkan raungan pasrah.
Wang Lin menepuk kantong penyimpanannya dan melemparkan sebuah Nei Dan. Mata hewan itu langsung bersinar, alat mulut besarnya tiba-tiba bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi menusuk Nei Dan tersebut. Nei Dan itu menyusut dengan cepat yang terlihat oleh mata, hingga akhirnya menghilang sepenuhnya.
Tubuh hewan ini menggeliat beberapa kali, terlihat jelas membesar cukup banyak.
Wang Lin mengusap dagunya, memandangi hewan ini sejenak lalu tiba-tiba mengeluarkan sebuah kantong penyimpanan. Satu per satu Nei Dan dikeluarkannya dan terus-menerus dilemparkan ke hewan tersebut.
Sorot mata hewan itu segera menjadi agak gila. Setiap kali menyerap sebuah Nei Dan, tubuhnya akan membesar satu lingkaran. Terutama saat menelan Nei Dan hewan spiritual kelas pin tengah, tubuhnya bahkan terus membesar lebih dari dua kali lipat.
Setelah memakan puluhan Nei Dan secara berturut-turut, tubuh makhluk ini telah berubah menjadi sebesar anak sapi biasa. Dengan demikian, bulu-bulu halus di tubuhnya yang berwarna hijau kehitaman terlihat jelas, sementara sayap besarnya mencapai panjang lebih dari satu zhang (≈3.3m). Kibasan sayapnya menciptakan angin kencang.
Terutama organ mulut yang semakin menipis dari pangkalnya, memberikan kesan yang sangat menyeramkan. Bahkan Wang Lin yang melihatnya sekilas pun tak bisa menahan bulu kuduknya berdiri.
Wang Lin bisa memastikan, selama perjalanan ini belum pernah bertemu dengan makhluk iblis seperti ini.
Saat tubuhnya kecil, gas abu-abu yang dikeluarkannya jelas menjadi metode serangan utamanya. Tapi sekarang dengan ukuran tubuh yang membesar, Wang Lin merasa organ mulut tajam itulah senjata sejati makhluk ini.
Dengan senyum tipis, Wang Lin melompat ke punggung makhluk itu. Setelah mengirimkan pikiran spiritual, sayap makhluk itu tiba-tiba mengepak dan melesat seperti kilat dengan kecepatan ekstrem, menghilang dari tempat itu dalam sekejap mata.
Wang Lin dapat merasakan angin kencang menghantam wajahnya, jelas bahwa setelah binatang ini memakan Nei Dan dan tubuhnya membesar, kecepatannya juga meningkat drastis.
Wang Lin sebelumnya cukup iri dengan perahu transportasi Qiu Siping. Meskipun dia memiliki angin puyuh yang dibentuk dari binatang kecil dari Tanah Dewa Kuno, kecepatannya tidak terlalu tinggi dan tidak bisa menyaingi perahu tersebut. Namun sekarang, dengan tunggakan monster yang terlihat sangar ini, kecepatannya telah melebihi perahu Qiu Siping, bahkan hampir menyamai kecepatan terbang Wang Lin sendiri.
Chapter 230: Pembunuhan dan Pengambilan Lencana
Wang Lin menginjak tubuh monster ini, melaju cepat seperti angin. Setiap bertemu monster, selama bukan tingkat spiritual pin atas, akan ditusuk oleh alat mulut monster tunggangannya untuk menyedot Nei Dan dari tubuh mereka.
Sambil terbang, Wang Lin merenung dalam hati, mengais semua ingatannya, dan akhirnya menemukan dalam ingatan Dewa Kuno tentang makhluk kuat bernama hewan nyamuk. Meski ukuran dan kekuatan keduanya berbeda jauh, ada satu kemiripan mencolok: alat hisap panjangnya.
Dalam ingatan Tu Si sang Dewa Kuno, dia hanya pernah melihat hewan nyamuk sekali, di sebuah galaksi sepi yang nyaris tak dihuni kultivator, diselubungi gas abu-abu.
Tu Si datang ke sana setelah melintasi beberapa galaksi untuk mencari material pembuatan senjata. Di galaksi tandus itu, bahkan kekuatan Dewa Kuno pun hampir menjadi penyebab kematiannya.
Penyebabnya adalah hewan nyamuk beralat hisap panjang. Awalnya hanya ada beberapa ekor dengan tingkat kultivasi setara makhluk purba kelas atas. Dengan mudah dia menghancurkannya. Tapi semakin dalam ke galaksi, jumlahnya semakin banyak, akhirnya membentuk lautan yang begitu padat hingga tak terhitung jumlahnya.
Jika kekuatan hewan ini hanya satu, mungkin masih bisa diatasi. Tapi begitu jumlahnya banyak, seolah ada hubungan misterius di antara mereka, bahkan kemampuan supernatural mereka berlipat ganda. Akibatnya, Dewa Kuno itu cukup kewalahan menghadapinya. Setelah melarikan diri dari galaksi tersebut, dia ragu-ragu lama dan tak pernah kembali.
Karena saat melarikan diri, dia memperhatikan bahwa dari planet-planet tak terhitung di galaksi itu, muncul kembali kawanan Nyamuk Gaib yang jumlahnya tak terkira. Sekilas pandang saja sudah membuat bulu kuduk Tu Si merinding.
Wang Lin mengamati hewan di bawah kakinya, terutama fokus pada alat penghisapnya. Dalam hati dia berpikir, bahkan jika ini bukan Nyamuk Gaib yang dimaksud, pasti ada hubungan kekerabatan. Bagaimana mungkin memiliki alat penghisap yang sama?
Dengan pemikiran ini, sepanjang perjalanan Wang Lin jarang turun tangan. Bahkan saat beberapa kali hewan ini menghadapi musuh kuat yang hampir menjadi penyebab kematiannya, Wang Lin tetap diam mengamati. Hanya saat krisis hidup-mati terakhir barulah dia membantu.
Dengan demikian, meski perjalanan agak tertunda, agresivitas hewan nyamuk ini terus meningkat.
Delapan hari kemudian, Wang Lin menginjakkan kaki di atas makhluk ini dan akhirnya tiba di Kota Lianmo.
Kota Lianmo memiliki skala yang cukup besar, dengan paviliun dan rumah-rumah besar kecil tersebar di seluruh kota. Banyak kultivator berkeliaran, terutama di sekitar beberapa formasi teleportasi yang tak henti-hentinya didatangi para praktisi.
Perlu diketahui bahwa Laut Xiuno saat ini dipenuhi monster, hanya mereka yang memiliki tingkat kultivasi tertentu yang berani menjelajah di alam liar, atau kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari tiga hingga lima orang.
Sebagian besar kultivator memilih menghabiskan sedikit batu spirit untuk menggunakan formasi teleportasi, setidaknya keamanan mereka bisa terjamin.
Saat Wang Lin terbang mendekat dengan mengendarai hewan nyamuknya, beberapa penjaga di atas tembok kota langsung tertegun memandang makhluk mengerikan itu, serentak menarik nafas dalam-dalam.
Wang Lin menginjak makhluk ini tanpa sedikitpun berhenti, langsung terbang masuk ke dalam kota. Begitu memasuki gerbang kota, tiga pancaran Shen Shi langsung menyapu ke arahnya dari dalam kota.
Wang Lin mengerutkan kening, tubuhnya tiba-tiba menghilang dari tempatnya dan muncul kembali di dalam kota. Adapun Nyamuk Raksasa, telah dimasukkannya ke dalam kantong penyimpanan khusus makhluk hidup. Tingkat kultivasinya sengaja disembunyikan hingga tampak seperti Tahap Menengah Pembangunan Fondasi. Dengan kekuatan Shen Shi-nya yang luar biasa, hanya mereka yang mencapai Tahap Transformasi Dewa yang bisa menembus penyamarannya.
Begitu tubuhnya menghilang, tiga sosok tiba-tiba muncul di udara. Wajah mereka hampir identik, hanya berbeda dalam warna pakaian: hitam, putih, dan merah.
Orang tua berbaju hitam itu dengan ekspresi serius mengamati sekeliling, lalu berkata dengan suara berat: "Rekan Tao periode Yuanying ini jelas tidak ingin menampakkan diri. Asalkan dia tidak membuat masalah di Kota Lianmo, kita tidak perlu mencari-cari masalah dengannya."
Kedua orang lainnya saling memandang, tubuh mereka berkedip dan menghilang dari tempat itu.
Mereka tidak tahu bahwa sejak awal, Shen Shi Wang Lin telah mengunci pada ketiganya. Baru setelah mereka menghilang, Wang Lin menarik kembali Shen Shi-nya dan berjalan santai di Kota Lianmo.
Banyak toko di dalam kota. Wang Lin melihat sekeliling sambil berjalan terhenti-henti, namun tak menemukan penjual peta Laut Xiuno. Tak lama kemudian, langkahnya terhenti, senyum samar mengembang di bibirnya. Di hadapannya berdiri gedung tiga lapisan bertuliskan tiga karakter besar: Paviliun Pemurnian Senjata.
Hingga kini, ingatan Wang Lin masih segar tentang pria tua yang mengendarai binatang Taotie itu. Kini setelah bertahun-tahun, mungkin pria tua itu telah menemukan binatang kecil pembawa Larangan yang dipindahkannya.
Wang Lin tertawa dingin dalam hati, tidak memasuki paviliun ini, melainkan langsung melewatinya. Terhadap orang tua yang mengendarai binatang Taotie itu, Wang Lin yakin dengan tingkat kultivasinya saat ini, meski mungkin tidak bisa menandingi, tapi jika harus melarikan diri untuk menyelamatkan diri, itu seharusnya lebih dari cukup. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang bahkan tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri.
Saat sedang berjalan, mata Wang Lin tiba-tiba berkedip. Ia menatap toko kepingan giok di sudut gang depan, di papan nama di luar toko tersebut terdapat jejak energi spiritual yang samar.
Jejak energi spiritual ini sangat tipis, hanya bisa terdeteksi setelah mencapai periode Yuanying. Bagi yang di bawah periode Yuanying, sama sekali tidak akan melihat keanehan apa pun.
Berdasarkan pengalaman Wang Lin di Laut Xiuno, dia pernah mendengar bahwa di beberapa kota utama, selain pasar yang terbuka untuk semua kultivator, ada juga lokasi transaksi yang disebut pasar rahasia.
Pasar rahasia ini biasanya membatasi tingkat kultivasi pedagangnya. Hanya mereka yang mencapai tingkat tertentu yang bisa masuk ke dalamnya.
Wang Lin melihat beberapa saat, hendak melangkah pergi. Tiba-tiba ekspresinya berubah. Seorang pemuda berlari kencang menghampiri. Pemuda ini berparas tampan, namun tampak panik. Sambil berlari ia menoleh ke belakang. Di belakangnya, seorang pria paruh baya dengan wajah garang mengejar dalam beberapa langkah. Tangannya menyambar bahu pemuda. Pemuda itu menghindar tergesa, nyaris menabrak Wang Lin.
Wang Lin menggeser tubuhnya, menghindar dari samping.
Pemuda itu terhuyung beberapa langkah dan terjatuh. Dari dalam dekapanannya, terjatuh sebuah bongkahan giok ungu sebesar kepalan tangan, terlihat jernih dan bening.
Wajah pemuda itu dipenuhi ketakutan. Ia segera meraih giok ungu itu, menggenggamnya erat-erat.
Pria paruh baya itu kini telah mendekat. Mungkin posisi Wang Lin yang menghalangi jalannya, pria ini mengayunkan tangannya hendak menyapu Wang Lin.
Wang Lin mengerutkan alis, mundur selangkah menghindari lengan yang diayunkan lawannya.
Pria paruh baya itu matanya menyipit penuh keheranan, tapi masih menggeram: "Berani menghalangi jalan Kakek? Enyahlah dari sini!"
Wang Lin memandangnya dengan tenang. Tingkat kultivasi pria ini hanya sebatas Tahap Akhir Pembangunan Fondasi yang dipaksakan, energi spiritual dalam tubuhnya pun kacau-balau - jelas didapat dari konsumsi obat peningkat.
Melihat Wang Lin diam, pria itu mendengus kesal lalu menatap tajam pemuda yang menggenggam giok ungu: "Dasar anak kurang ajar! Berani-beraninya kau mencuri giok Kakek!"
Tubuh pemuda itu gemetar. Meski ketakutan, ia tetap membalas: "Itu... itu pusaka keluarga kami!"
Pria paruh baya itu tertawa terbahak. Kakinya menyepak tubuh pemuda itu hingga terpelanting. Tangan kanannya menyambar dengan sangat mudah merampas giok ungu, lalu mengejek: "Gue suka ya ambil, mau apa? Ini gue beli, bukan rampok! Ambil!" Sebuah spirit stone kualitas rendah dilemparkannya ke tanah.
Pemuda itu, setelah ditendang oleh pria paruh baya, terjatuh keras ke tanah. Ia memuntahkan darah segar dalam jumlah besar, wajahnya pucat, dengan sepasang mata memancarkan kebencian yang menusuk sambil menatap lawannya dengan tajam.
Saat itu, beberapa pejalan kaki di sekitarnya mulai memperhatikan dengan saksama. Namun begitu melihat pria paruh baya tersebut, raut wajah mereka langsung berubah. Mereka segera menunduk berpura-pura tidak melihat dan buru-buru pergi.
Wang Lin melirik sekilas lalu tidak lagi menghiraukan. Ia berbalik menuju toko yang tercap jejak Yuan Ying. Giok ungu milik pemuda itu dikenali Wang Lin sebagai salah satu material pembuatan senjata bernama Kristal Ungu. Batu ini mirip giok tapi bukan giok, bernilai sangat tinggi. Sebesar kepalan tangan ini minimal bisa dijual seratus spirit stone kualitas menengah.
Adapun kata-kata kotor yang diucapkan pria paruh baya tadi, jika di masa lalu dengan wataknya, Wang Lin pasti tidak akan membiarkannya begitu saja. Namun seiring tingkat kultivasinya yang semakin meningkat, terhadap orang kecil seperti ini Wang Lin benar-benar tidak tertarik untuk menghukum.
Namun, meskipun Wang Lin enggan mencari masalah, sang pria paruh baya itu justru semakin menjadi-jadi. Setelah merebut Giok Ungu, mungkin karena merasa jumawa, arogannya semakin menjadi. Melihat punggung Wang Lin yang berbalik pergi, matanya berkedip licik lalu berteriak: "Kau berhenti untuk gue! Barusan gue suruh kau minggat, bukan pergi biasa!"
Sambil melangkah besar, tangan kanannya menyambar ke arah kepala Wang Lin.
Langkah Wang Lin terhenti. Saat menoleh dan menatapnya, pria paruh baya itu langsung jantungnya berdebar kencang. Telapak tangannya yang sedang menyambar terpaksa ditarik paksa, keringat dingin mengucur deras di dahinya.
"Enyahlah!" Suara Wang Lin datar. Usai berkata, ia kembali berbalik menuju toko.
Saat itu, dari dalam toko keluar seorang tua berkeriput. Matanya yang redup menyapu Wang Lin sekilas lalu mengabaikannya, sibuk mengelap papan nama dengan kain lap.
Pria paruh baya itu wajaknya pucat kemerahan, melirik sekeliling. Melihat banyak pejalan yang memperhatikan, ia menggigit gigi dan menepuk kantong penyimpanan. Seketika pedang terbang melesat keluar. Ia menunjuk punggung Wang Lin sambil berteriak: "Serang!"
Pedang terbang itu cepat seperti kilat, ditambah jarak yang dekat, hampir seketika menyambar Wang Lin. Namun sebelum menyentuhnya, pedang itu tiba-tiba krak! terbelah dua secara iblis di tengahnya, jatuh ke tanah.
Wang Lin berbalik. Kali ini niat membunuhnya muncul. Tangannya kanannya menggerakkan larangan bayangan yang seketika tercap di dahi pria paruh baya itu.
Tubuh pria itu bergetar. Dengan teriak mengerikan, seluruh badannya seketika berubah menjadi genangan darah. Hanya tersisa kantong penyimpanan dan giok ungu yang belum sempat dimasukkannya.
Pemuda di samping itu matanya terpaku pada giok ungu di genangan darah, menggigit gigi lalu menerjang ke depan, mengambil batu giok itu dan menyimpannya di dada, menatap Wang Lin sekilas dengan cermat sebelum buru-buru lari menjauh.
Pejalan kaki di sekeliling langsung menunjukkan ekspresi terkejut, tanpa bicara mereka segera bergegas pergi menjauhi tempat itu. Bahkan orang tua di dalam toko pun mengerutkan kening, melihat Wang Lin dengan tenang berjalan mendekat, ia segera maju menghadang dan berkata: "Toko ini tidak melayani tamu, Rekan Tao harap pergi."
Raut wajak Wang Lin menjadi gelap, menunjuk tanda Bayi Yuan Ying pada papan nama itu lalu perlahan berkata: "Jika tidak melayani tamu, untuk apa tanda ini?"
Orang tua itu tertegun sejenak, segera bersikap hormat dan berkata: "Senior jangan marah, silakan masuk, mari kita bicara di dalam."
Setelah memasuki toko tersebut, orang tua itu menunjukkan raut wajah bermasalah, seolah ingin berbicara tapi mengurungkan diri, akhirnya menghela napas dan berkata: "Senior, tempat ini adalah salah satu pasar rahasia Bayi Yuan Ying di Kota Lianmo, tapi baru akan dibuka tiga hari lagi. Sebagai junior, saya menyarankan Senior lebih baik tidak menunggu dan segera pergi dari sini."
Wang Lin tetap tenang, duduk dengan anggun sambil berkata dengan suara datar: "Apakah orang yang saya bunuh tadi memiliki latar belakang penting?"
Orang tua itu terlihat serba salah, ragu-ragu sejenak lalu mengangguk, tidak berkata-kata lagi.
Tiba-tiba, dari bagian timur kota terdengar gema Shen Shi yang luar biasa kuat menyapu seluruh kota, meninggalkan jejak pikiran spiritual: "Bajingan yang membunuh muridku, enyahlah!"
Wajah orang tua di toko itu berubah pucat, ia memandang Wang Lin dengan pandangan memohon sambil berkata getir: "Senior, kasihanilah hamba tua ini. Mohon segera pergi. Jika orang itu marah, hamba tua takkan sanggup menanggungnya. Lagi pula, semua Token untuk pasar rahasia Bayi Yuan Ying kali ini sudah habis dibagikan. Meskipun Senior kembali tiga hari lagi, tetap tak akan diizinkan masuk."
Wang Lin berdiri, pandangannya tetap tenang, bertanya: "Apakah orang yang baru saja mengeluarkan pikiran spiritual itu memiliki Token?"
Orang tua itu terkejut, secara refleks mengangguk. Namun seketika itu juga, raut wajaknya berubah drastis. Ketika menoleh kembali, Wang Lin sudah menghilang dari tempatnya.
Di atas Kota Lian Mo, berdiri tegak seorang pria botak bertubuh besar yang dililit ular sanca raksasa. Alisnya tebal, wajahnya penuh daging bergelambir, sorot matanya gelap menyimpan amarah.
Di tubuhnya tergantung berjejer kantong penyimpanan berbagai ukuran. Setiap kantong mengeluarkan tekanan aura energi spiritual yang berdenyut-denyut.
Pria ini adalah salah satu Pelindung Yuan Ying Kota Lian Mo. Sebelumnya sedang bertapa, namun merasakan hilangnya Darah Jiwa muridnya yang jelas terbunuh. Dalam kemarahan besar, ia keluar dari tempat bertapa untuk menuntut pertanggungjawaban.
Untuk mencegah lawan melarikan diri, dia bahkan telah mengerahkan orang untuk menutup seluruh Kota Lian Mo. Ditambah deskripsi dari para kultivator yang menyaksikan pembunuhan muridnya, dia sudah mengetahui ciri-ciri pelaku. Dengan Shen Shi tingkat periode Yuanying-nya, dia mulai melakukan pencarian besar-besaran di dalam kota.
Namun semakin dia mencari, semakin bingung hatinya. Sudah beberapa kali dia menyisir seluruh Kota Lian Mo, tapi orang itu seolah menguap, menghilang tanpa jejak.
Bahkan toko pasar rahasia pun telah dia deteksi dengan Shen Shi, tapi tetap tidak menemukan keberadaan orang tersebut.
Akhirnya dalam kemarahan yang memuncak, dia menyebarkan pikiran spiritual. Dalam bayangannya, pelaku pasti telah kabur menggunakan Teknik Rahasia tertentu. Menyebarkan pikiran spiritual hanyalah bentuk pelampiasan amarah belaka.
Namun yang tak disangkanya, hampir seketika setelah pikiran spiritualnya terpancar, tiba-tiba muncul seorang pemuda berambut putih yang dingin dan garang, persis identik dengan deskripsi pembunuh dari para saksi, berada di depan dirinya sejauh lebih dari sepuluh zhang.
Pupil pria botak itu tiba-tiba menyempit. Ia mundur beberapa langkah sambil menatap lawannya, amarahnya hampir langsung mereda. Meski penampilannya kasar, hatinya sangat berhati-hati. Jika tidak, mustahil ia mencapai tingkat kultivasi dan status sekarang.
Pemuda di hadapannya ternyata muncul melalui teleportasi. Ditambah fakta bahwa Shen Shi-nya tak bisa menemukannya sekian lama, dua hal ini hanya punya satu penjelasan: tak hanya ini kultivator periode Yuanying, tapi tingkat kultivasinya jauh melampaui dirinya.
Setelah muncul, Wang Lin langsung menepuk kantong penyimpanannya tanpa basa-basi. Bendera Larangan jatuh ke tangannya. Kilau dingin berkedip di matanya saat ia berteriak rendah: "Tarik!"
Seketika Bendera Larangan bergerak cepat, berubah menjadi tirai hitam raksasa yang nyaris menutupi langit dan matahari. Dengan ganasnya tirai itu menyapu ke segala penjuru, dalam sekejap membungkus seluruh Kota Lianmo. Langit pun mendadak gelap gulita.
Wajah pria botak itu berubah, hatinya merintih pilu. Tanpa ragu, dia membuka kantong penyimpanan di tubuhnya berturut-turut. Berbagai jenis serangga dengan bentuk berbeda segera terbang keluar, membentuk jalinan rapat yang membungkusnya.
Sambil itu dia buru-buru berkata: "Rekan Tao, ini semua salah paham..."
Wang Lin tak memberinya kesempatan menyelesaikan ucapan. Dengan dengus dingin, jari kanannya menyentuh Bendera Larangan. Suara desisan muncul, sembilan aliran energi larangan bagaikan naga hitam tiba-tiba menyembur dari bendera, mengaum menghampiri.
Bersamaan itu Wang Lin menepuk kantong penyimpanannya. Cermin kuno perunggu muncul di tangannya, dipersembahkan hingga memancarkan cahaya hijau.
Energi larangan itu daya penghancurnya luar biasa. Sembilan naga hitam dari berbagai arah bergemuruh menghujam. Hampir seketika, serangga-serangga di sekitar pria itu satu per satu menghilang.
Pria kekar itu merasa ngeri dalam hati, dengan tingkat kultivasi tahap awal Yuan Ying, di bawah pengaruh Magic Treasure aneh milik lawan, ia merasakan sensasi tercekik. Kekuatan Magic Treasure itu membuatnya ketakutan.
Tanpa pikir panjang, ia segera menggigit ujung lidah dan menyemburkan darah segar, lalu berubah menjadi bayangan darah yang melesat dengan cepat mundur. Ia sadar jika terus berada di bawah tirai hitam Magic Treasure lawan, mustahil menang. Saat ini satu-satunya cara adalah menerobos keluar dari tirai hitam itu, baru merencanakan serangan balik di luar.
Saat hampir berhasil keluar dari tirai hitam, matanya bersinar kegirangan. Namun tiba-tiba, sembilan jalur energi larangan muncul lagi dari Bendera Larangan, berkumpul dari segala penjuru seperti sangkar.
Bersamaan dengan itu, Wang Lin yang sudah mengantisipasi gerakan ini, menggerakkan cermin perunggu kuno di atas kepalanya. Cahaya hijau segera menyinari tubuh pria itu. Bayangan darah yang sedang melesat tiba-tiba terhenti tak terkendali. Di saat jeda ini, sembilan energi larangan menghujam dengan gemuruh ke tubuhnya.
Dalam momen kritis ini, pria besar itu menyemburkan trisula dari mulutnya. Setelah menggenggamnya dengan raut wajah yang garang, ia menyapu lingkaran sehingga sembilan energi larangan satu per satu menghilang.
Namun siluetnya tertahan sejenak oleh hal ini, membuat gerakannya melambat. Meski akhirnya berhasil lolos dari cahaya hijau, seluruh tubuhnya terus mengeluarkan asap hijau dengan ekspresi yang sangat lesu.
Hampir bersamaan dengan lolosnya dari cahaya hijau, tiba-tiba ia memuntahkan darah segar. Bayi Yuan Ying-nya keluar panik dari ubun-ubun dan segera melarikan diri. Dari dada tubuh fisiknya, muncul Pedang Terbang hitam yang aneh, menyemburkan darah segar.
Wang Lin yang berada di kejauhan menyunggingkan senyum dingin. Tangan kanannya menggerakkan isyarat, Pedang Terbang hitam itu langsung menghilang dan muncul melalui teleportasi di depannya, berhenti diam.
Semua ini terjadi dalam waktu yang sangat cepat, dari kemunculan Wang Lin hingga Yuan Ying pria besar itu meninggalkan tubuh jasmani, hanya memakan waktu beberapa sekejap napas. Pada saat yang sama, beberapa kultivator tingkat Yuan Ying di Kota Mo yang terus memantau pertarungan ini menunjukkan raut wajah berubah drastis. Tiga orang tua berjuluk perlindungan yang juga berada di tingkat Yuan Ying segera melakukan teleportasi, tidak berani memasuki tirai hitam itu, melainkan bersiap membantu Yuan Ying pria besar di luar.
Yuan Ying pria besar itu melesat dengan cepat dengan wajah panik. Ia melihat tiga rekannya yang akrab. Asalkan sampai di dekat mereka, ia yakin bisa lolos dari malapetaka ini. Ia sama sekali tidak menyangka akan menghadapi bintang pembawa malapetaka seperti ini yang langsung mengeluarkan jurus mematikan tanpa basa-basi. Ia lupa bahwa niat awalnya sendiri adalah membunuh lawan untuk membalas muridnya. Hanya setelah mengetahui lawannya memiliki tingkat kultivasi periode Yuanying, barulah timbul keraguan dalam hatinya. Seandainya Wang Lin bukan kultivator Yuan Ying, mungkin sudah lama menjadi korban kebengisannya.
Hampir berhasil keluar dari tirai hitam, Bayi Yuan Ying sang pria kekar menunjukkan kegembiraan di matanya. Namun tiba-tiba ketiga rekan sejawatnya menunjukkan ekspresi terkejut dan menyergap ke arahnya.
Pria kekar itu tertegun. Namun seketika ia merasakan hembusan angin kencang di sekelilingnya. Secara refleks ia menengadah, melihat sosok mengerik seukuran pedet muncul tiba-tiba di atas kepalanya dengan membawa angin puyuh. Yang paling mencolok dari makhluk ini adalah alat penusuk raksasa yang semakin meruncing.
Saat itu, 99 aura larangan memancar dari Bendera Larangan, membentuk barikade di depan tiga kultivator tingkat Yuan Ying yang sedang menyergap.
Figur ketiganya terhenti sejenak. Aura larangan hitam yang menyambar cepat itu pun lenyap secepat datangnya. Dalam sekejap mata, aura menghilang dan mempertontonkan pemandangan yang akan melekat selamanya dalam ingatan mereka.
Terlihat alat mulut mengerikan makhluk menakutkan itu menusuk dalam ke kepala Bayi Yuan Ying sang pria besar. Di bawah sorotan cahaya hijau, Bayi Yuan Ying itu gemetar semakin mengecil, hingga akhirnya seluruh bayi yuan ying tersebut ditelan habis oleh monster mengerikan itu.
Tubuh hijau-hitam monster ini perlahan memancarkan garis emas. Dengan tatapan dinginnya yang menyapu ketiga orang, ia mengibaskan sayapnya dan menghilang secepat kilat, kembali ke sisi Wang Lin yang berada di kejauhan.
Wang Lin menggerakkan tangan kanannya, menarik kembali Bendera Larangan dan cermin kuno. Bersamaan dengan itu, kantong penyimpanan di tubuh pria besar serta trisula berujung tiga jatuh satu per satu ke tangannya.
Dengan menyapu menggunakan Shen Shi, Wang Lin mengeluarkan sebuah token dari kantong penyimpanan. Di atasnya tertulis karakter "" berwarna hitam. Setelah mengambil benda ini, ia melirik ke arah trio di kejauhan, lalu tanpa sepatah kata pun melangkah menghilang dari tempatnya.
Pertarungan ini disaksikan oleh banyak penonton di Kota Lianmo, termasuk beberapa kultivator tingkat Yuan Ying yang sengaja datang untuk menghadiri pasar rahasia. Cara Wang Lin menghabisi pria berotot dengan cepat dan efisien meninggalkan kesan mendalam, terutama serangkaian Magic Treasure yang tak terduga dan binatang buas pemakan Yuan Ying di akhir pertarungan. Meski mereka berpengalaman luas, tak satu pun bisa mengenali asal-usul makhluk itu.
Bahkan tiga orang tua yang sama-sama menjabat sebagai perlindungan dengan pria berotot itu, setelah terdiam sejenak, memilih tidak menghadapi Wang Lin. Di Laut Xiuno, kekuatan adalah segalanya. Keputusan akhir tentang masalah ini harus mereka laporkan kepada pemimpin Kota Lianmo.
Hanya saja sang pemimpin kota yang selalu bertapa sepanjang tahun. Kemungkinan besar masalah ini akan ditunda, mengingat tingkat kultivasi pemuda berambut putih itu sebanding dengan kultivator Yuan Ying tahap pertengahan hingga akhir.
Ketiganya saling memandang, sama-sama menghela napas dalam hati sebelum menghilang dari tempat kejadian.
Saat Wang Lin muncul kembali, dia berada di dalam toko Pasar Rahasia. Melempar token kepada orang tua yang menatapnya dengan terpana, dia berkata dengan tenang: "Sekarang, ada token."
