Kereta bunga berwarna-warni itu sangat mencolok, terutama di bawah terpaan sinar matahari, seolah berasal dari dunia dewa. Yang lebih menakjubkan, semua bunga di atas kereta ternyata merupakan tanaman spiritual langka yang jarang ditemui di wilayah Negara Zhao.
Selain itu, di atas kereta terdapat begitu banyak titik cahaya yang berkilauan. Bintik-bintik kristal yang berkerlap-kerlip ini begitu padat memenuhi seluruh kereta. Saat diterpa sinar matahari, kilauannya bagai bintang gemerlap, bahkan jika sudut pandang tepat, kilauannya begitu menyilaukan hingga membuat mata perih.
Bahkan hati Wang Lin yang teguh pun tertegun sejenak. Material berkilauan itu ternyata seluruhnya adalah spirit stone kualitas rendah.
Bukan berarti spirit stone ini sangat berharga atau jumlahnya luar biasa besar. Sejujurnya, jika Wang Lin mengumpulkan semua spirit stone miliknya dan dihamparkan di kereta, setidaknya bisa memenuhi hampir seratus kereta.
Hanya saja, sepanjang hidup Wang Lin yang sudah melewati begitu banyak pengalaman, ini pertama kalinya ia menyaksikan seseorang yang berfoya-foya hingga tingkat seperti ini...
Di sekitar kereta bunga, para pemuda dan gadis terlihat sangat tampan dan cantik. Pada tubuh mereka, hanya terdapat gejolak energi Periode Konsentrasi Qi lapisan 2-3. Namun, ekspresi mereka menunjukkan kesombongan yang luar biasa, bahkan melebihi kultivator periode Yuanying yang lebih rendah profil.
Saat kereta bunga mendekat, sorot mata Wang Lin tetap tenang. Ia mengamati dengan sikap santai.
"Yang Mulia Yimo Da Xian sedang melakukan perjalanan, segera minggir kalian para pengganggu!" Suara agak melengking kembali terdengar dari seorang pemuda. Matanya melotot menatap Wang Lin, sama sekali tidak mempedulikan mayat-mayat yang berjejal di belakangnya.
"Yimo..." Wang Lin merenung sejenak. Dua karakter ini terasa familiar, seolah pernah didengarnya di suatu tempat. Tiba-tiba matanya berkilat, menatap kereta bunga itu perlahan berkata: "Yimo Laoren?"
"Kurang ajar!" Hampir semua pemuda berseru serentak dengan suara yang cukup kompak, jelas telah dilatih berkali-kali. Mungkin karena jumlah mereka yang banyak, teriakan serempak ini memiliki sedikit nuansa mengintimidasi.
Namun bagi Wang Lin, hal ini sama sekali tidak berarti.
"Kurang ajar, mundur kalian!" Suara serupa yang agak melengking terdengar dari dalam kereta bunga. Kemudian, bagian depan kereta perlahan membuka ke dua sisi, memperlihatkan sebuah ranjang mewah di dalamnya.
Di atas ranjang itu terbaring seorang pria gemuk bak gunung daging. Wajahnya berminyak, tubuhnya begitu gemuk hingga nyaris tak berbentuk manusia. Di tubuhnya terbalut selimut bertabur ratusan spirit stone kualitas menengah.
“Kau mengenal Lao Fu?” Si gemuk melirik mayat-mayat yang berjejal di belakang Wang Lin, alisnya berkerut. "Rekan Tao, apakah orang-orang biasa ini mengganggumu? Mengapa kau membunuh sembarangan." Di matanya, Wang Lin setara dengannya di tahap awal Yuan Ying. Meski binatang buas di bawah kakinya terlihat menyeramkan, ia tidak menganggapnya ancaman.
Yimo telah merajalela di Negara Zhao selama bertahun-tahun. Sejak mencapai periode Yuanying, kecuali beberapa Monster Tua di tahap akhir Yuan Ying yang ia hindari, kultivator biasa sama sekali tak dianggapnya. Ini terkait erat dengan teknik kultivasinya, Dark Light Art, yang fokus pada pembuatan boneka. Meski tingkat kultivasinya hanya tahap awal Yuan Ying, di kantong penyimpanannya tersimpan banyak boneka mayat kuno.
Sebenarnya Yimo Laoren telah mendalami jalan ini selama bertahun-tahun. Ia kerajaan mencari makhluk jahat seperti mayat iblis untuk dimurnikan dengan teknik kultivasinya.
Wang Lin menunjukkan senyum kejam di sudut bibirnya, tangan kanannya menggerakkan otot naga di belakangnya yang melemparkan sebuah kepala manusia. Dengan tenang dia berkata: "Orang ini, kau kenal?"
Yimo Laoren tertegun. Tadinya dia tidak memperhatikan detail, mengira hanya bertemu kultivator yang suka membunuh orang biasa. Setelah melihat lebih seksama, raut wajak kepala itu yang penuh kesakitan sebelum mati sulit dikenali. Tiba-tiba matanya membelalak, teriaknya: "Teng Gao?"
Teng Gao ini adalah tokoh tertinggi klan Teng di Lembah Wufeng, calon Pemimpin Sekte berikutnya. Bahkan di klan Teng sendiri, dia sangat dihargai oleh Teng Huayuan. Negara Zhao yang kecil membuat tokoh sebesar ini pasti pernah dilihat Yimo Laoren.
Kemudian dia menyapu area menggunakan Shen Shi-nya. Kali ini pengamatannya ekstra detail. Perlahan raut wajaknya berubah sangat suram. Di matanya sekarang, mayat-mayat ini memiliki makna yang sama sekali berbeda.
Ia hampir-hampir menarik napas dalam-dalam, menatap Wang Lin dan perlahan berkata: "Apakah semua orang ini anggota klan Teng?" Kali ini ia mengerahkan kewaspadaan penuh, dalam hati tak lagi meremehkan lawan. Meskipun tingkat kultivasi anggota klan Teng ini tidak tinggi, tetapi mampu membunuh sebanyak ini dan mengikat mayat-mayat di belakangnya—jika bukan termasuk golongan orang bodoh, pastilah kesombongan yang tidak takut Sang Leluhur klan Teng datang membalas dendam. Dengan demikian, Yimo Laoren secara alami menjadi sangat berhati-hati.
Dalam hati ia segera memutuskan: orang ini bukanlah sosok yang bisa ia ganggu dengan mudah. Perlu diketahui bahwa Teng Huayuan telah mencapai Tahap Akhir Bayi Yuan Ying, ditambah banyaknya ahli sejati di klannya. Tindakan orang ini jelas menunjukkan ketidakhormatan terhadap klan Teng. Terhadap orang gila seperti ini, Yimo sungguh tak ingin terlibat.
Wajahnya segera dipenuhi senyuman, berkata: "Bagus, pembunuhan yang bagus. Lao Fu sejak lama sudah tidak suka dengan klan Teng. Rekan Tao membunuh dengan baik, ini... Rekan Tao silakan lanjutkan, Lao Fu masih ada urusan, permisi duluan." Sambil berkata demikian, ia segera berusaha mengendalikan kereta bunga untuk mundur, menjauhi bintang pembawa malapetaka ini secepat mungkin.
Sorot mata Wang Lin semakin dingin, perlahan berkata: "Apakah kamu tahu mengapa aku membunuh anggota klan Teng?"
Tubuh Yimo Laoren kaku sejenak, firasat buruk muncul dalam hatinya. Setelah ragu sebentar, ia menggelengkan kepala: "Tidak ingin tahu, Rekan Tao, saya mohon diri!" Begitu selesai bicara, tanpa ragu sedikit pun kereta bunga itu segera melesat dengan cepat ke belakang, bahkan para remaja putra-putri itu pun tak sempat dibawa.
Wang Lin tidak menghalangi. Ia menepuk kantong penyimpanannya, segera Bendera Larangan muncul di tangan. Dengan sekali kibasan, radius 1.000 li segera diselubungi tirai hitam.
“Raut wajak Yimo Laoren langsung berubah buruk, ia berbalik tajam dan menatap Wang Lin dengan tatapan tajam, berkata keras: "Rekan Tao, urusanmu dengan klan Teng, aku sama sekali tidak berniat ikut campur. Apa maksudmu sekarang? Tingkat kultivasimu setara denganku, jangan sungguh-sungguh mengira Lao Fu takut padamu!"
Wang Lin memandang tenang ke arah Yimo Laoren, senyum sinis mengembang di sudut bibirnya, berkata datar: "Empat ratus tahun yang lalu, murid bungsumu meninggal secara tak terduga. Apakah kau masih ingat?"
Mendengar ini, Yimo Laoren tertegun sejenak, namun segera ia menatap Wang Lin tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Murid bungsumu itu kubunuh. Ia memiliki seorang murid bernama Zhang Hu yang memiliki hubungan persaudaraan sebagai sesama anggota sekte denganku." Suara Wang Lin tetap tenang dan berirama lambat.
Daging pipi Yimo Laoren berkedut, ia tersenyum sinis sambil berkata: "Bunuh saja, urusan 400 tahun lalu, lao fu sudah lama lupa." Meski mulutnya berkata demikian, tangan kanannya sudah menekan kantong penyimpanan. Seketika empat helai asap hitam muncul dari dalamnya, masing-masing mengalir di sekelilingnya.
Empat asap hitam yang bergelombang ini memperlihatkan empat mayat kering di dalamnya. Yimo Laoren jarang menggunakan ilmu andalannya ini saat bertarung. Fakta bahwa ia langsung mengeluarkan empat mayat kering sebelum pertempuran dimulai, jelas menunjukkan rasa waspadanya terhadap Wang Lin.
Setiap dari keempat mayat kering ini memiliki tingkat kultivasi yang mendekati tahap awal Yuan Ying. Namun Wang Lin bahkan tidak meliriknya, melanjutkan: "Kemudian, aku dan Zhang Hu di Kota Keluarga Teng dikejar-kejar oleh Teng Li, cicit Teng Huayuan. Kurasa, Anda seharusnya sudah mengingat kejadian tahun itu."
Yimo Laoren wajahnya berganti-ganti antara pucat dan merah. Setelah lama terdiam, ia menghela napas dan berkata: "Sebenarnya Zhang Hu itu, aku..." Belum sempat menyelesaikan kalimat, matanya berkedip cepat. Tubuh gemuknya yang seperti gunung daging segera melesat dari ranjang bunga, mundur cepat sementara tangan kanannya berulang kali menjentikkan empat tetes darah segar ke masing-masing mayat kering.
Keempat mayat kering itu segera membuka mata, memancarkan kilau merah sambil mengeluarkan auman seperti binatang buas, lalu menerjang Wang Lin.
Wang Lin memandang tenang. Tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya sambil berteriak rendah: "Larangan!"
Seketika, delapan energi larangan tiba-tiba muncul dari tirai hitam, melilit keempat jenazah itu. Bersamaan itu, tubuh Wang Lin bergerak mengejar Yimo Laoren tanpa terburu-buru maupun lambat.
Meski tubuh Yimo Laoren sangat gemuk, kecepatannya tidaklah lambat. Ia melesat dengan cepat, terkadang bahkan melakukan teleportasi. Namun, siluet Wang Lin bagai sumsum yang menembus tulang, terus mengikutinya dari belakang. Bagaimanapun ia berusaha kabur, tak bisa melepaskan diri.
Yimo mengeratkan gigi, tubuhnya langsung berhenti. Kedua tangannya membentuk mantra dengan jari-jarinya, seketika tubuhnya bergetar hebat. Lapisan lemak di tubuhnya mulai bergerak secara iblis, perlahan seolah diserap lalu mengkerut cepat. Bersamaan itu, hawa energinya semakin dahsyat. Rambutnya berkibar tanpa angin, tekanan energi spiritual menyebar dari dalam tubuhnya. Tingkat kultivasinya, seiring mengkerutnya seluruh lemak tubuh, telah naik secara gila-gilaan dari tahap awal Yuan Ying ke Tahap Pertengahan Bayi Yuan Ying.
Akhirnya, yang terlihat di depan Wang Lin adalah seorang pria paruh baya yang sangat atletis. Wajahnya cukup tampan dengan alis tebal, mata besar, dan garis wajah tegas yang memancarkan aura keagungan yang megah.
Tingkat kultivasinya telah melonjak ke puncak Tahap Pertengahan Bayi Yuan Ying, hanya selangkah lagi menuju tahap akhir.
Ia menatap Wang Lin dengan suara berat, "Kau patut merasa terhormat. Sejak Lao Fu menyelesaikan penyatuan bayi rohani, kaulah orang pertama yang melihat wajah asliku. Ah, di dunia ini terlalu sedikit yang bisa bertahan dari ilmu sejati yang kugunakan. Sulit mencari ahli sejati. Lao Fu agak enggan membunuhmu. Jika diberi waktu 100-80 tahun lagi, mungkin kau akan berkembang. Baiklah, potonglah satu lenganmu sendiri. Atas dasar penghargaan terhadap jerih payahmu dalam kultivasi, Lao Fu berjanji tidak akan membunuhmu dalam 100 tahun. Semoga dalam 100 tahun kau bisa memiliki kekuatan untuk bertarung denganku. Lao Fu tak sabar menantikan hari itu."
Ji Mo mengangkat wajahnya ke langit dengan sikap angkuh, kedua tangannya bersedekap di belakang. Seluruh tubuhnya memancarkan hawa superioritas yang menguasai langit dan bumi, namun di baliknya tersembunyi kesepian yang mendalam.
Setelah menghela napas, ia menatap Wang Lin dalam-dalam, lalu berbalik dan terbang perlahan. Begitu mencapai sekitar 100 zhang, kecepatannya tiba-tiba melesat tanpa menoleh sedikit pun.
Di mata Wang Lin terpancar kilau aneh. Kilau merah sekilas muncul di matanya saat Shen Shi Ekstrem tiba-tiba bergerak, berubah menjadi rentetan kilat merah yang melesat keluar.
Tanpa hambatan, mata Jimo redup menampakkan ekspresi tak percaya. Tubuhnya limbung terjatuh dari udara, lalu hancur berkeping-keping oleh gemuruh energi larangan. Bersamaan itu, sebuah kantong penyimpanan melesat dari daging hancur dan mendarat di tangan Wang Lin.
Tubuh Wang Lin berkelebat menghilang, muncul kembali di samping empat mayat kering yang langsung membeku saat Jimo menghembuskan napas terakhir.
Wang Lin melihat beberapa saat, lalu merenung sebentar. Dengan menggunakan Shen Shi, ia menyapu kantong penyimpanan Jimo dan mengeluarkan beberapa kepingan giok. Setelah memeriksanya satu per satu, ia menemukan metode meracik boneka di salah satu kepingan giok.
Setelah membaca kepingan giok, Wang Lin membentuk mantra dengan jari-jari tangan kanannya sesuai instruksi. Beberapa sinar spiritual terpancar dan mencap empat titik antara alis boneka. Seketika, keempat boneka berubah menjadi asap hitam dan masuk ke dalam kantong penyimpanan.
Wang Lin dengan gesit menyimpan kantong penyimpanan di balik bajunya. Ia melompat ke punggung Nyamuk Gaib dan melesat menuju Sekte Hehuan.
Di Sekte Hehuan, Leluhur Pertama Yin Yang sedang mondar-mandir di Aula Utama dengan raut wajah muram. Kedua tangannya terkepal di belakang punggung saat ia bergumam dalam keraguan, belum bisa memutuskan pilihan.
Di dalam aula utama, terdapat tiga orang duduk mengelilingi. Mereka terdiri dari satu pria dan dua wanita. Pria tersebut tampan, sementara kedua wanita memiliki pesona memikat. Semuanya memiliki tingkat kultivasi periode Yuanying. Saat ini ketiganya juga mengerutkan kening, jelas menunjukkan beban pikiran yang berat.
"Saudara Senior, benarkah kultivator iblis itu memiliki tingkat kultivasi Tahap Transformasi Dewa? Adik Junior agak sulit percaya!" Ujar salah satu wanita yang mengenakan sutera kuning dengan suara penuh daya tarik memikat.
Pakaian wanita itu melekat erat, memperlihatkan lekuk tubuh yang menggoda. Seandainya bukan karena kerutan kekhawatiran di wajahnya, niscaya dia akan terlihat sangat mempesona dan menggairahkan.
Yin Yang Laoren mendengus keras, menghentikan langkahnya lalu berkata dengan suara berat: "Huang Dashan dari Sekte Tiandao yang berada di tahap awal Yuan Ying, tewas seketika hanya dengan tatapan orang itu. Level kultivasi seperti ini, bahkan jika dikatakan Tahap Transformasi Dewa pun masih kurang!"
Wanita berbaju kuning itu langsung terdiam, kerutan di dahinya semakin dalam.
“Saudara Senior, bagaimana jika kita menyerahkan murid klan Teng? Dengan begitu, kultivator iblis itu pasti tak akan mengganggu Sekte Hehuan kami.” Pria paruh baya yang selama ini diam akhirnya berbicara dengan suara berat.
Yinyang Laoren mengusap antara alisnya sambil menggeleng, "Kalau begitu bukankah kita justru akan bermusuhan dengan klan Teng? Tingkat kultivasi Teng Huayuan sudah mencapai tingkat dewa. Meski kita sama-sama di Tahap Akhir Bayi Yuan Ying, aku tahu batas kemampuanku jika benar-benar bertarung."
Ruangan hening sejenak. Setelah beberapa saat, cahaya berkilat di mata Yinyang Laoren menandakan keputusan telah bulat. Dengan suara muram ia perlahan berkata, "Park Namja si tua licik sampai sekarang belum juga muncul. Pasti ada masalah di sini. Sudahlah, sifat dendam kesumat Teng Huayuan sudah terkenal. Jika hari ini kita serahkan anggota klan Teng, suatu hari nanti bila dia Tak mati, masalah akan terus menghantui. Adik Seperguruan, sampaikan perintah: buka semua Formasi pelindung gunung! Aku sendiri yang akan memimpin untuk menghalau kultivator iblis itu di luar!"
Pria paruh baya mengangguk, ragu sejenak lalu berkata: "Saudara Senior, bagaimana jika si tua licik Teng... akhirnya mati?"
Yin Yang Laoren sorot matanya berkilat, tersenyum sinis: "Adik Seperguruan, jangan remehkan Park Namja. Orang itu pasti akan bertindak menghalangi. Meski tingkat kultivasinya tak cukup, apakah yang di Menara Tongtian juga tak cukup?"
Pria paruh baya itu tertegun, namun segera sorot matanya menunjukkan pencerahan. Ia segera membenarkan.
Pada saat ini, di dalam Sekte Hehuan, seorang pria paruh baya dengan wajahnya penuh kelelahan sambil batuk-batuk tergesa keluar dari sebuah bangunan. Tangannya memegang setumpuk pakaian, tubuhnya membungkuk sambil berjalan perlahan ke luar.
Meski usianya baru paruh baya, rambutnya telah memutih. Langkahnya tertatih-tatih. Tiba-tiba gemuruh lonceng rendah bergema di Sekte Hehuan. Lonceng berbunyi sembilan kali, menandakan semua murid Sekte Hehuan harus berkumpul di lapangan Aula Utama dalam setengah batang dupa. Jika terlambat sekejap napas, akan dihukum berat.
Mendengar suara lonceng, pria ini awalnya tidak terlalu memperhatikan. Namun ketika lonceng berbunyi untuk kesembilan kalinya, tubuhnya berhenti sejenak. Ia menolehkan kepala ke arah aula utama di kejauhan, wajahnya menunjukkan ekspresi keterkejutan. Selama bertahun-tahun di Sekte Hehuan, ini pertama kalinya ia mendengar lonceng berbunyi sembilan kali.
Setelah ragu sebentar, ia menggenggam pakaian di tangannya dan berlari ke arah aula utama. Sayangnya kondisi tubuhnya terlalu lemah. Baru beberapa langkah berlari, napasnya sudah terengah-engah. Ketika akhirnya tiba di aula, hampir semua murid Sekte Hehuan telah duduk bersila di luar bangunan.
Seluruh lapangan dipadati oleh lautan murid yang duduk rapat. Bahkan beberapa paviliun di sekitarnya juga telah dipenuhi oleh murid-murid sekte.
Di bawah tubuh setiap murid, terpancar cincin cahaya samar.
Pria paruh baya itu buru-buru menemukan area bercincin cahaya di sebuah sudut lalu duduk bersila. Setelah mengambil beberapa napas dalam, tiba-tiba ia mendengar teriakan terkejut dari sesama anggota sekte di sekelilingnya. Ia segera melihat ke sekeliling dan menyadari semua orang sedang menatap langit. Tanpa sadar ia pun mengangkat kepala, langsung seluruh tubuhnya membeku.
Tiba-tiba di udara di atas Sekte Hehuan, muncul seekor iblis berwujud sangat mengerikan. Makhluk ini memiliki mulut raksasa dengan tali yang terikat di ujungnya, mengikat begitu padatnya mayat-mayat tak terhitung jumlahnya.
Di atas kepala iblis itu berdiri seorang berambut putih tertiup angin. Meski rupanya biasa saja, aura pembunuhan yang pekat menyebar dari tubuhnya.
Pria paruh baya ini melihat orang tersebut, tiba-tiba mengerutkan kening. Ia merasakan firasat, bagai pernah melihat orang ini di suatu tempat, namun bagaimana pun ia berusaha mengingat, tetap tak bisa teringat.
Wang Lin memandang gerbang sekte Hehuan di bawah kakinya. Ia bisa merasakan bahwa di atas Hehuan Sect terdapat formasi pelindung gunung yang kekuatannya puluhan kali lipat lebih dahsyat daripada Tiandao Sect dan Wufeng Valley. Formasi pertahanan besar ini memiliki kekuatan luar biasa, kecuali tingkat kultivasimu benar-benar mencapai Tahap Transformasi Dewa, sangat sulit untuk menembusnya dalam waktu singkat.
Kunci formasi ini terletak pada energi spiritual ribuan murid Hehuan Sect di dalam tubuh mereka. Selama mereka duduk di dalam cincin cahaya, mereka akan secara otomatis menjadi penyambung energi untuk formasi ini. Dengan demikian, menghancurkan formasi ini hampir setara dengan bertarung langsung melawan ribuan kultivator ini.
Murid klan Teng berada di dalam aula utama. Jelas, Hehuan Sect berniat bertahan sampai akhir. Wang Lin menyapu pandangannya dengan tenang ke permukaan tanah, akhirnya berhenti pada seorang tua yang berada tepat di tengah lapangan. Dengan suara perlahan ia berkata: "Jika formasi ini tidak dibuka, tempat ini akan menjadi lautan darah."
Orang tua itu adalah Elder Yin Yang. Begitu melihat Wang Lin, keningnya semakin berkerut. Mendengar perkataan lawannya, ia segera berseru: "Rekan Tao, ada keperluan apa gerangan datang ke sini?"
Wang Lin menyunggingkan senyum dingin di sudut bibirnya, kilat merah berangsur muncul di kedua matanya. Walau formasi ini kuat, tapi jika penjaganya tewas, formasi ini akan hancur dengan sendirinya.
Shen Shi Ekstrem berkedip sekejap, berubah menjadi kilat merah yang tiba-tiba menghujam formasi pertahanan. Bahkan tak goyang sedikitpun, membuat Orang Tua Yin Yang tertegun.
Namun seketika, belasan murid di aula utama mendadak menjerit kesakitan. Tujuh lubang di wajah mereka mengucurkan darah sebelum roboh tak bernyawa. Saat ajal menjemput, cincin cahaya di bawah tubuh mereka menyala terang sesaat lalu meredup dan lenyap.
"Buka atau tidak?" Suara Wang Lin membeku, diucapkan perlahan.
Orang Tua Yin Yang tetap membisu dengan senyum dingin.
Shen Shi Ekstrem Wang Lin bergerak lagi. Kali ini sepuluh kilat merah menghantam formasi. Seketika, lebih dari seratus murid di dalam formasi memuntahkan darah segar, tubuh kejang beberapa kali sebelum tumbang tak bergerak.
Sebuah perasaan panik segera menyebar di antara murid-murid yang tersisa.
"Buka atau tidak?" Wang Lin menatap Yin-Yang Laoren dengan tenang, berkata.
Yin-Yang Laoren dengan raut wajak muram duduk bersila di tanah, seluruh tubuhnya mengalirkan energi spiritual yang menyatu dengan formasi, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tiga kultivator tingkat Yuan Ying di sampingnya juga menggemeretakkan gigi dan duduk bersila.
Tiba-tiba, ratusan kilat merah yang terwujud dari Shen Shi Ekstrem nyaris membentuk rantai panjang, bergemuruh menghujam formasi pertahanan. Bersamaan dengan itu, di seluruh lapangan dan sekelilingnya, hampir seribu murid tiba-tiba meledak sendiri berubah menjadi lapisan kabut darah. Pada saat ini, tak ada satu pun murid yang tersisa berani tetap duduk. Mereka semua mengabaikan teriakan senior sekte, bangkit ketakutan dengan gemetar.
"Buka atau tidak?" Suara Wang Lin bagaikan tanda kematian yang mengintai, bergema perlahan.
Yin-Yang Laoren memuntahkan darah segar dari mulutnya, raut wajak berubah antara hijau dan merah sambil berjuang keras dalam hatinya. Satu pria dan dua wanita di sampingnya bahkan sudah terjatuh ke samping, menunjukkan tanda-tanda terluka.
Wang Lin menarik napas dalam-dalam, menepuk kantong penyimpanannya lalu mengeluarkan botol giok secara acak. Setelah diremas, tiga gumpalan esensi Yuan Ying melayang keluar. Di hadapan tatapan terbelalak semua orang, ia menelan semuanya satu per satu. Kilau dingin berkedip di matanya yang dipenuhi cahaya merah, tangan kanannya perlahan terangkat. Di telapak tangannya, mulai terbentuk bola petir berwarna merah menyala.
Bola petir ini sepenuhnya terbentuk dari energi Ekstrem. Perlahan-lahan, ukurannya membesar hingga hampir sebesar kepalan tangan sebelum akhirnya melayang turun dari genggamannya.
Mata Yin-Yang Laoren memancarkan ketakutan. Sepanjang hidupnya, ini pertama kali ia menyaksikan seseorang menelan Yuan Ying seperti pil obat. Memandang bola petir yang terus turun itu, ia hampir langsung berteriak: "Rekan Tao hentikan! Aku buka, segera kubuka formasi ini! Urusan klan Teng, Lao Fu tidak mau ikut campur lagi!"
Sambil berkata, ia segera bangkit berdiri, dengan cepat mengambil sebuah kepingan giok. Setelah mengaktifkannya, dia memasukkan sebuah mantra spiritual. Tiba-tiba formasi Sekte Hehuan berguncang hebat, dan tepat saat bola petir itu hendak jatuh, menghilang sepenuhnya.
Yin Yang Laoren menyeka keringat dinginnya. Setelah membuka formasi, ia sudah pasrah dan segera bersikap hormat, "Senior, anggota klan Teng semuanya ada di dalam aula utama tanpa kurang satu pun."
Wang Lin bahkan tidak sekalipun menoleh padanya. Ia berbalik memasuki aula utama. Tak ada suara yang terdengar dari dalam, hanya bau anyir darah yang mulai menyebar keluar.
Setengah batang dupa kemudian, Wang Lin keluar dengan wajah datar. Gerakan tangan kanannya yang cepat membuat otot naga di mulut Nyamuk Gaib di udara segera menyusup ke dalam aula, menggulung ratusan mayat ke luar.
Di wajah mayat-mayat itu terpancar kebencian mendalam dan ketakutan yang mengerikan.
Usia mereka tidak terlalu tua, semuanya masih muda. Jika Wang Lin tidak muncul, dalam beberapa tahun ke depan, pasti akan muncul kultivator Tahap Inti Pelana bahkan kultivator periode Yuanying dari antara mereka.
Namun, seharusnya mereka tidak bermarga Teng.
Atau lebih tepatnya, Teng Li dulu seharusnya tidak mengejar-kejar Wang Lin. Langkah pertama yang salah akan diikuti langkah-langkah salah berikutnya. Jika arwah Teng Li di alam baka mengetahui, mungkin dulu tidak akan memilih jalan pengejaran.
Atau mungkin, Teng Huayuan seharusnya tidak memulai tindakan memusnahkan seluruh klan Wang. Jika tidak, hari ini Wang Lin tidak akan datang membalas dendam karena sebenarnya tidak ada permusuhan!
Ia membunuh Teng Li sekali, Teng Huayuan membunuhnya sekali. Semua permusuhan ini sebenarnya sudah terhapus. Yang dilakukan Wang Lin sekarang bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk orangtuanya.
Saat Wang Lin hendak pergi, tiba-tiba terdengar panggilan lembut dari lapangan: "Wang... Wang Lin?" Suara ini sangat pelan, nadanya penuh ketidakpastian.
