Dari dua orang yang tersisa, salah satu melarikan diri ke arah Zhou Wutai. Sedangkan yang lain kabur ke arah berlawanan.
Sorot mata Wang Lin dingin membeku. Dengan mudah ia melirik Zhou Wutai, lalu melangkah. Satu langkah... dua... tiga... empat... sepuluh langkah!
Sepuluh langkah, satu nyawa!
Wang Lin hanya membutuhkan sepuluh langkah untuk mengejar orang berbaju hitam yang melarikan diri dalam ketakutan. Sorot mata aneh muncul di matanya saat dia berdesah pelan, "Mengganggu keadaan hatiku, hanya ada satu akhir: mati!" Sambil berkata demikian, jari kanannya dengan santai menjentik ke depan. Seketika, Ekstrem berubah menjadi Magic Treasure, berubah menjadi kilat merah yang dalam sekejap menyusul sang kultivator dan masuk ke dalam tubuhnya.
Bahkan erangan kesakitan pun tak sempat keluar. Tubuh orang itu gemetar tiba-tiba sebelum jatuh terjungkal dari langit. Saat mendarat, tepat terhempas di tumpukan salju dalam di depan toko peralatan besi Da Niu.
Bayi Yuan Ying-nya tak sempat melarikan diri, telah dihancurkan oleh Ekstrem.
Meskipun Ekstrem Wang Lin belum bisa mencapai breakthrough tanpa harta nasional Planet Zhuque, sehingga tak mampu membunuh kultivator tingkat Transformasi Dewa, namun untuk kultivator tingkat Yuan Ying, ini lebih dari cukup!
Setelah membunuh tiga orang berturut-turut, Wang Lin berbalik tubuh, memandang ke arah posisi Zhou Wutai.
Meskipun raut wajak Zhou Wutai tetap tenang, punggungnya di bawah jubah jerami sudah basah oleh keringat. Melihat pandangan Wang Lin mengarah ke sini, tanpa ragu ia mengangkat tangan kanan ke depan, langsung menghalangi orang berbaju hitam yang mencoba kabur ke arah ini.
Orang berbaju hitam itu dengan wajak panik berteriak lantang: "Zhou Wutai, apa maksudmu?!"
Zhou Wutai memandangnya dengan tenang, tersenyum tipis sambil berbisik pelan: "Kalian berempat telah menyinggung Saudara Wang, mana mungkin Zhou membiarkanmu pergi?" Sambil berbicara, tangan kirinya membentuk sempalan tangan iblis, cahaya ungu tiba-tiba muncul di telapak tangannya. Pada momen ini, perbedaan antara kultivator Tahap Akhir Bayi Yuan Ying dengan kultivator Transformasi Dewa palsu yang hampir mencapai tahap itu, terlihat jelas.
Tingkat kultivasi Zhou Wutai hanya selangkah di bawah Wang Lin, juga termasuk mereka yang satu kaki telah memasuki Tahap Transformasi Dewa dan menguasai sedikit Lapisan. Saat sempalan tangannya terurai, kultivator Yuan Ying itu tertegun sejenak. Ia merasakan sensasi seolah kembali ke masa remaja, melihat Guru yang dulu membawanya masuk ke sekte-sekte kultivasi.
Meski tahu semua ini palsu, sensasi itu terasa nyata tak tertandingi. Sebuah kesadaran yang tak tertahankan tiba-tiba menyebar ke seluruh tubuhnya. Saat ia tersadar, tangan kanan Zhou Wutai telah menempel di ubun-ubunnya. Energi spiritual menyembur, membuat mulut pria itu berdarah lalu roboh tak bernyawa.
Adapun Bayi Yuan Ying-nya direngkuh Zhou Wutai, lalu diremukkan di hadapan Wang Lin. Dengan tindakan ini, ia menyatakan pada Wang Lin: dirinya tak terlibat dalam insiden hari ini, dan takkan ada yang tahu di kemudian hari. Buktinya, ia bahkan turun tangan menghabisi semua saksi.
Wang Lin membunuh tiga orang berturut-turut dengan begitu cepat dan bersih, membuat orang sombong seperti Zhou Wutai tertegun tak percaya. Dari empat orang berbaju hitam itu, jika hanya satu lawan satu, dia yakin bisa membunuh. Bahkan melawan dua sekalipun, dengan susah payah masih bisa menang.
Tapi jika melawan tiga, maksimal hanya bisa seri. Jika empat, hanya ada satu pilihan: kabur. Namun Wang Lin justru membunuh tiga orang sekaligus dengan mudah seperti itu. Bagaimana Zhou Wutai tidak terkejut?
Tubuh Wang Lin perlahan turun dari udara. Saat menyentuh salju, seluruh tubuhnya tiba-tiba lunglai. Dari bintang pembawa malapetaka, kembali berubah menjadi manusia biasa, bahkan seperti orang tua yang uzur.
Dia merapikan kerah jubahnya, meminum dari kendi anggur lalu melemparkannya ke Zhou Wutai. Berbalik menuju tokonya, saat ini tak ada bedanya sama sekali dengan orang biasa.
Zhou Wutai menerima kendi anggur itu, terdiam lama. Matanya melirik penuh kewaspadaan ke arah rumah Wang Lin, di dalam hati telah memutuskan: Orang ini harus dijadikan sekutu, bukan musuh!
Dengan melambaikan lengan bajunya, mayat empat orang berbaju hitam di jalanan segera berubah menjadi abu dan menghilang sepenuhnya. Kemudian tubuhnya bergerak cepat meninggalkan jalanan itu.
Dari keluar toko hingga kembali, Wang Lin hanya membutuhkan waktu sangat singkat. Ditambah upaya sengajanya, tak ada satu pun orang biasa di sekitar yang menyadari kejadian ini.
Kini duduknya di kursi dekat tungku perapian, seluruh tubuhnya langsung diselimuti aura kemerosotan yang pekat. Kedua tangannya diulurkan menghangatkan diri di atas api.
Duduk tenang di dalam toko, pikirannya dengan cepat mencari-cari ingatan Dewa Kuno Tu Si. Perlahan informasi tentang Gerbang Immortal Angin, Awan, Petir, dan Kilat semakin jelas terpahat di hatinya.
Pada saat itu, tiba-tiba suara badai salju di luar berhenti seketika. Pintu toko berderit kreek terdorong oleh hembusan angin salju, diikuti aroma ayam panggang yang langsung menyergap hidung.
Bersamaan dengan itu, muncul kembali orang tua brengsek yang sudah lama tak terlihat. Dengan tubuh menggigil, ia bergegas masuk sambil mengaitkan kaki kanannya ke belakang untuk menutup pintu. "Jam segini masih ada anak-anak nakal berantem! Ada bajingan yang jatuh menimpa tubuhku. Aku yang sudah susah payah cari tempat tidur!" gerutnya sambil menghampiri tungku di sebelah Wang Lin.
Wang Lin tersenyum kecut. Tangan kanannya bergerak lincah mengeluarkan kendi anggur lain yang langsung disodorkan ke orang tua itu.
Si orang tua menerimanya sambil terkekeh. Dari pelukannya ia mengeluarkan separuh ayam panggang, "Kau memang anak muda yang tahu diri. Ayam panggang ini kubagi setengah untukmu!"
Setelah selesai bicara, dia mengamati Wang Lin dengan seksama, sorot matanya memancarkan kekaguman, lalu melanjutkan: "Lumayan, anak muda, tingkat kultivasimu semakin meningkat. Masa Transformasi Dewa sudah di depan mata. Patung kayu yang kamu janjikan padaku, jangan sampai lupa. Kalau sampai lupa, sekalipun kamu lari ke ujung dunia, aku yang tua ini pasti bisa mengejarmu!"
Wang Lin tersenyum ringan, berkata: "Janji pada Senior tentu tidak akan kulupakan."
Si tua menyobat sebuah paha ayam, menggigitnya sambil bergumam: "Anak muda, Aliansi Empat Sekte akhir-akhir ini kacau. Cepatlah mencapai Transformasi Dewa. Dengan tingkat kultivasimu sekarang, sulit mendapat keuntungan di sini."
Hati Wang Lin berdesir. Dia menatap si tua dan bertanya: "Apakah Senior tahu penyebab kekacauan Aliansi Empat Sekte?"
Si tua dengan bangga mengangkat dagu, melirik Wang Lin: "Di dunia kultivasi ini, tidak ada hal yang tidak kuketahui. Masalahnya cuma ada anak muda dari Aliansi Empat Sekte yang entah bagaimana mendapatkan Rain Cauldron dari kultivator Snow Region. Negara Snow Region tentu tidak terima, lalu mereka datang merebutnya. Sesederhana itu."
"Rain Cauldron..." Wang Lin merenung sejenak, tiba-tiba teringat perselisihan antara kultivator bertelinga besar Zhou Wutai dengan Pangeran Muda lebih dari sepuluh tahun lalu, di mana istilah Rain Cauldron pernah disebutkan!
"Mengenai Rain Cauldron ini, sebenarnya harta magis ini bukan hanya satu. Entah berapa jumlah pastinya aku tak tahu. Tapi siapa pun yang memegang cauldron ini, bisa memasuki Empat Gerbang Periode Angin, Awan, Petir, dan Kilat saat Jalan Langit terbuka. Makanya rebutan terjadi. Namun, percuma saja kedua pihak ini berebut - begitu negara cultivation tingkat lima atau enam turun tangan, benda ini akhirnya akan jatuh ke tangan mereka juga." Orang tua itu menghabiskan paha ayam dengan cepat, menyobek leher ayam sambil mengunyah dan berkata.
Wang Lin merenung sejenak lalu perlahan berkata: "Konon Empat Gerbang Periode Angin, Hujan, Petir, dan Langit menghubungkan ke Ancient Immortal Realm. Pantas saja banyak yang berebut."
Orang tua itu terkekeh, berkata: "Kenapa, anak muda, tertarik? Tapi para dewa purba kuno sudah lama mati dalam pertempuran di zaman kuno. Sekarang, dunia dewa kuno sudah kosong."
Wang Lin tertegun, dalam ingatan Tu Si tidak ada catatan seperti ini. Ia ragu sejenak lalu bertanya: "Semuanya mati?"
Orang tua itu menghabiskan leher ayam dalam dua tiga gigitan, menyobek sepotong besar daging ayam sambil mengunyah: "Tentu saja semuanya mati! Kalau tidak, kau pikir kenapa kultivator tingkat Bayi Yuan Ying ke atas masih terjebak di dunia ini? Karena... tidak ada tempat lain untuk pergi."
Wang Lin gemetar dalam hati. Meski sejak lama tahu kultivator kuno mati dalam malapetaka besar yang melahirkan Aliansi Kultivasi, ia tak menyangka bahkan para dewa di dunia dewa kuno pun musnah seluruhnya.
Orang tua itu melihat keterkejutan Wang Lin, tampak cukup bangga. Setelah menghabiskan daging ayam, ia bersendawa lalu meneguk arak. Kedua tangannya mengusap pakaian seenaknya, "Hehe, terkejut ya? Dewa Kuno sudah mati semua, Dewa Purba juga punah. Kultivator kuno tinggal sedikit. Karena itu baru muncul Aliansi Kultivasi, berkembang dengan sistem wilayah bintang."
Wang Lin terdiam sejenak mencerna rahasia menggemparkan yang diungkapkan orang tua itu. Setelah lama, ia mengerutkan kening, "Jika demikian, mengapa masih ada empat gerbang dewa angin, hujan, petir, dan langit?"
Orang tua itu terkekik, "Meski Dewa Purba mati, dunia dewa ini masih ada. Hanya saja dipenuhi badai yang tak terkendali. Seluruh Dunia Dewa Kuno terpecah jadi banyak bagian. Empat gerbang dewa itu cuma terhubung ke satu bagian saja. Tapi di dalamnya masih banyak barang berharga, yang terpenting adalah energi dunia dewa di sana!"
“Aura Kahyangan?” Ekspresi Wang Lin berubah.
Orang tua itu menggerakkan bibirnya dengan penuh perasaan, berkata: "Ya, benda itu jauh lebih enak daripada ayam panggang..."
Wang Lin seketika tersenyum getir.
"Untuk mencapai terobosan dari tahap Transformasi Dewa menuju Bayi Yuan Ying, kecuali memiliki Pil Transformasi Bayi yang langka, harus menyerap cukup Aura Kahyangan. Tanpa itu, mustahil untuk terobos.
Di zaman kuno, begitu tingkat kultivasimu mencapai Transformasi Dewa, secara alami akan naik ke Kahyangan. Di sana, dengan menyerap cukup Aura Kahyangan, bisa melanjutkan latihan. Tapi sekarang... selain petualangan ke Kahyangan, tak ada cara lain!" Pria tua itu menjilat bibirnya, melanjutkan.
Wang Lin terdiam sejenak, lalu tersenyum: "Kalau begitu, Rain Cauldron ini benar-benar layak diperebutkan. Terutama para kultivator Transformasi Dewa, baik untuk peningkatan pribadi maupun level negara, pasti mati-matian merebutnya! Apakah tiga cauldron lainnya juga akan muncul?"
Orang tua itu mengambil kendi anggur, meneguk besar, berkata: "Empat kaisar angin, hujan, petir, dan kilat ini, setiap beberapa tahun akan terlahir dari rahim langit dan bumi. Mereka yang berhasil mendapatkannya tentu memiliki nasib luar biasa. Empat Gerbang Surgawi hampir mencakup seluruh wilayah Aliansi Kultivasi. Setiap planet kultivasi, tergantung jaraknya dengan gerbang mana yang dekat, akan melahirkan kaisar berbeda."
