Wang Lin tetap berdiri di tempat itu lama sekali, mengantar kepergian Da Niu dan istrinya. Tiga puluh tahun silam, Da Niu masih seorang pemuda belia. Sekilas mata, kini ia telah menikah, punya anak, dan memasuki usia paruh baya.
Persis seperti Lapisan Hidup-Mati yang telah dipahaminya, segala hal di dunia ini pada akhirnya takkan luput dari siklus kehidupan dan kematian.
Wang Lin tersenyum kecut, jari tangan kanannya menyentuh tirai cahaya. Dalam kilauan cahaya pelangi, tirai cahaya pun menyatu. Wang Lin menengok ke sekeliling, merenung sejenak. Ia belum segera meninggalkan wilayah Empat Sekutu, karena masih ada satu tujuan yang belum tercapai.
Yaitu Rain Ding!
Bagi Empat Sekutu, Rain Ding adalah sumber malapetaka sekaligus harta karun. Artifak ini merupakan jalur efektif bagi Kultivator Transformasi Dewa untuk mencapai tahap Bayi Yuan Ying.
Bagi Wang Lin, Rain Ding juga menjadi kunci bagi masa depan cultivation-nya. Semakin ia merasakan kedatangan tahap Transformasi Dewa, semakin jelas ia menyadari bahwa energi spiritual langit dan bumi... tidak lagi sebersih dulu!
Seolah-olah energi spiritual ini telah terkontaminasi. Bukan berarti energi langit-bumi berubah dalam beberapa tahun terakhir, melainkan peningkatan tingkat cultivation dan Lapisan spiritual Wang Lin memungkinkan seluruh tubuhnya mendeteksi masalah dalam energi spiritual ini.
Energi spiritual di antara langit dan bumi, jika dilatih melalui pernapasan di bawah tahap Transformasi Dewa, masih bisa ditoleransi. Bagaimanapun, kultivator level itu tidak bisa merasakan kotoran dalam energi spiritual.
Namun, jika sudah mencapai tahap Transformasi Dewa dan ingin naik ke level berikutnya, kemurnian energi spiritual menjadi faktor kritis. Adapun embun energi spiritual yang dikumpulkan Mutiara Langit Terbalik, mungkin karena ketidaklengkapan Lima Elemen, meski sedikit lebih murni tetap masih kurang.
Masalahnya, mengumpulkan Lima Elemen itu sangat sulit. Selain atribut air, elemen lainnya seperti atribut api membutuhkan makhluk purba berelemen api untuk mengisinya sepenuhnya.
Elemen-elemen lain yang tidak utuh juga membutuhkan roh makhluk purba dari elemen masing-masing. Inilah alasan mengapa Wang Lin selama 400 tahun lebih belum bisa melengkapinya.
Memasuki Gerbang Surgawi untuk memperoleh energi immortal adalah tujuan mutlak Wang Lin. Karena itu, fokusnya tertuju pada Rain Ding.
Saat ini jelas bukan waktu yang tepat untuk mengambil Rain Ding. Momen kritis yang sebenarnya akan terjadi ketika kultivator Snow Region berperang melawan Aliansi Empat Sekte.
Memikirkan ini, cahaya ketenangan terpancar dari mata Wang Lin. Ia menemukan puncak salju yang menjulang tinggi ke awan, lalu perlahan-lahan tubuhnya mulai tenggelam ke dalamnya.
Saat tubuhnya menyusut ke dalam salju, Bendera Larangan dikeluarkannya dari kantong penyimpanan. Dengan mengaktifkannya untuk melingkupi area sekeliling, seketika tubuh Wang Lin pun menghilang sepenuhnya dari puncak salju.
Wang Lin tidak tahu kapan kultivator Wilayah Salju akan tiba. Oleh karena itu, ia bertekad memanfaatkan setiap detik untuk mempercepat langkah terakhir Transformasi Dewa-nya. Dengan demikian, peluangnya untuk mendapatkan Rain Ding akan semakin besar.
Sekelip mata, setahun telah berlalu. Entah karena efek formasi di langit yang mulai bekerja, atau mungkin kedatangan kultivator Wilayah Salju yang semakin dekat, salju lebat pun berangsur mereda.
Seluruh wilayah Aliansi Empat Sekte telah diselimuti es dan salju. Dalam setahun terakhir, orang biasa berjatuhan seperti lalat. Meski mayat-mayat tak terlihat di permukaan, setiap langkah menginjakkan kaki justru menekan lapisan salju yang bercampur bangkai beku. Dunia fana Aliansi Empat Sekte telah berubah menjadi penjara kematian.
Sebenarnya, Empat Sekte telah terbagi menjadi dua bagian: satu pihak berniat menghindari masalah, sementara pihak lain bersikeras melawan sampai akhir. Bagaimanapun, ini bukanlah pertarungan seimbang, Negara Salju hanyalah negara kultivasi tingkat empat!
Pada hari itu, dari celah-celah raksasa di angkasa yang mencapai sepuluh ribu li, tiba-tiba menyebar hawa dingin biru tua dalam jumlah besar. Dari celah tepat di pusat wilayah Aliansi Empat Sekte, muncul seorang perempuan.
Perempuan ini mengenakan jubah putih yang lebih putih dari salju. Wajahnya tidaklah sangat cantik, namun memancarkan kedinginan bagai musim dingin yang ekstrem, seolah-olah salju sekalipun tak mampu menyaingi kedinginannya walau sepersepuluh ribu pun.
Dengan gerakan lembut ia melangkah keluar dari celah, memandang ke bumi dari ketinggian, lalu mengangkat tangan kanannya dan menyentuh angkasa dengan santai. Seketika, retakan-retakan halus muncul tanpa suara di udara, dengan cepat menyebar ke segala arah.
Suara berderak-derak seperti kaca pecah tiba-tiba menggema di seluruh wilayah Aliansi Empat Sekte. Pada saat yang sama, formasi yang menutupi badai salju di langit berubah menjadi lapisan-lapisan serpihan, jatuh dari udara bagai badai salju, menyelimuti setiap sudut di kedua sisi wilayah empat sekte.
Kemudian, dari semua celah itu muncul ribuan kultivator berbaju putih. Semua kultivator ini memiliki kesamaan: raut wajak Yin Han yang dingin. Aura dingin dari tubuh mereka dalam sekejap memenuhi setiap sudut Aliansi Empat Sekte.
Aura pembunuhan menyelubungi wilayah Aliansi Empat Sekte.
Namun secara iblis, tak satu pun kultivator dari Aliansi Empat Sekte muncul, membiarkan kultivator Salju Darat keluar satu per satu dari celah-celah itu.
Perlahan, jumlah kultivator Salju Darat semakin banyak, namun semua diam membisu. Pandangan mereka terpusat pada sosok perempuan berbaju putih di tengah formasi.
Bahkan yang berada sangat jauh, pandangan mereka tertuju pada arah di mana wanita itu berada.
Sorot mata wanita itu dingin, tangan kanannya menunjuk ke bawah. Gerakan sederhana ini langsung membangkitkan niat membunuh semua kultivator Salju. Seluruh tubuh mereka berubah menjadi semburan cahaya putih, bergemuruh jatuh dari langit.
Begitu mereka bergerak, seketika memicu serangkaian reaksi berantai. Dalam sekejap, seluruh kultivator Salju di langit Aliansi Empat Sekte berjatuhan.
Namun, tepat saat mereka mulai jatuh dari ketinggian, di empat penjuru Aliansi Empat Sekte (timur, selatan, barat, utara), empat pilar cahaya raksasa menyembur ke langit.
Pilar langit berwarna hijau, merah, ungu, dan putih bagaikan penopang langit dan bumi. Tiba-tiba muncul, dan di atas pilar-pilar itu segera terkumpul beberapa bayangan raksasa ilusif yang dengan cepat menguat, berubah menjadi manusia purba berbaju kulit.
Raksasa purba ini, jika diamati lebih teliti, akan terlihat bahwa di dalam dada mereka yang besar terdapat seorang kultivator yang duduk bersila. Meski tingkat kultivasinya tidak terdeteksi, jelas bukan kultivator tingkat rendah.
Satu per satu manusia purba raksasa materialisasi dari empat pilar cahaya, melangkah, mengaum, dan menyerbu ke arah kultivator Salju yang turun dari langit.
Jumlah manusia purba ini sangat banyak. Ketika mereka melangkah bersama, seolah-olah seluruh langit dan bumi berguncang.
Setelah para manusia purba ini bergerak, dari posisi Sekte Baiyun di timur, terdengar suara geraman. Sebuah batu hitam raksasa melayang tinggi, di atasnya duduk seorang orang tua yang seluruh tubuhnya diikat oleh sembilan rantai dengan paksa.
Orang tua ini berwajah pucat kurus, seluruh tubuhnya diselimuti aura kematian. Hampir telanjang, hanya ditutupi sobekan kain untuk menutupi aurat.
Rambutnya kacau balau, pandangan matanya redup menatap kultivator Salju di udara. Ia menjulurkan lidah, menjilati bibirnya.
Lidahnya sangat panjang, saat dijulurkan seperti siluman yang membuat orang bergidik ngeri.
Tak ketinggalan, dari arah Gerbang Shui Mo di selatan terdengar suara mengaum. Sebuah kuali perunggu raksasa perlahan terangkat dari gunung belakang gerbang tersebut. Di permukaan kuali itu terukir mantra-mantra kuno tak terhitung, semburat aura primodial perlahan menyebar keluar.
Seorang lelaki tua berbaju panjang merah duduk di atas kuali perunggu, memandang langit dengan tenang.
Di barat, Tebing Qingmu tak mau kalah. Saat perubahan aneh terjadi di timur dan barat, genangan lumpur hitam selebar 100 zhang (sekitar 333 meter) mengeluarkan bau busuk menyengat, mengambang dari tebing. Dari dalam lumpur hitam ini sesekali muncul gelembung-gelembung, terkadang menampakkan wajah-wajah penuh penderitaan.
Kehadiran lumpur hitam ini seakan membuat angin dan salju di sekitarnya bergemetar.
Pada saat berikutnya, dari Sekte Hitam Jiwa di utara, dalam teriakan teratur yang bertalu-talu, seorang pemuda tampak sangat lemah perlahan melayang ke angkasa. Raut wajaknya agak pucat, seolah baru sembuh dari sakit parah.
Saat tubuhnya melayang hingga ketinggian, tangan kanannya menggerakkan ke bawah. Seketika, di seluruh area Sekte Hitam Jiwa di bawah, muncul gas hitam tak terhitung jumlahnya.
Gas-gas ini saling bertautan membentuk kuas hitam. Begitu kuas ini muncul, cuaca langsung berubah drastis. Bahkan orang tua berbaju merah di atas tungku tembaga dan sosok kurus yang terbelenggu sembilan rantai besi di Batu Hitam, sama-sama menunjukkan ekspresi terkejut seolah merasakan sesuatu.
Kuas yang tampak biasa ini perlahan jatuh ke tangan pemuda itu. Saat menggenggam kuas tersebut, muncul sedikit kemerahan sehat yang aneh di wajaknya.
Selama lebih dari setahun ini, mungkinkah empat sekte tidak melakukan persiapan sama sekali? Faktanya, mereka telah lama mempersiapkan diri dengan gigih. Dalam perang penghancuran negara ini, mereka telah mengeluarkan harta pusaka masing-masing sekte yang disimpan rapat-rapat!
Dengan ini, mereka melakukan serangan balik!
Bagaimanapun, sebagian besar kultivator di aliansi empat sekte ini tumbuh di tanah air mereka sendiri. Meskipun sebelumnya terjadi perbedaan pendapat karena kedatangan kultivator Salju, pada akhirnya mereka bersatu sepenuhnya untuk melawan musuh bersama.
Karena mereka tidak ingin menjadi anjing kehilangan rumah, tidak ingin bahkan kampung halaman sendiri pun tak bisa mereka lindungi.
Manusia tak boleh tanpa rumah. Kultivator pun adalah manusia.
Ini adalah pertempuran hidup-mati!
Kecuali satu pihak bisa dimusnahkan sepenuhnya, jika tidak, pertempuran akan berlanjut sampai titik darah penghabisan!
Wanita berjubah putih di udara itu memandang dengan dingin, berkata perlahan: "Hapus mereka. Di sini akan menjadi lokasi baru negara para kultivator Salju kita!"
Begitu kata-katanya terdengar, kultivator Snowlandia serentak mengaum gemuruh. Suara gemuruh ini perlahan menyatu menjadi satu, mencapai puncak tertinggi. Wanita itu menggerakkan tangan kanannya membentuk segel, tiba-tiba cahaya pelangi memancar dari telapak tangannya.
Cahaya pelangi itu segera berubah menjadi lima sosok wanita yang identik dengannya. Namun kelima sosok ini bukanlah tubuh kedua!
Di saat yang sama, Wang Lin berada di kaki gunung salju wilayah Aliansi Empat Sekte. Shen Shi-nya telah menyebar ke lokasi ini. Saat melihat lima tubuh kedua ini, Mutiara Langit Terbalik yang menyatu dalam Shen Shi-nya tiba-tiba bergetar hebat.
Di langit yang dipenuhi oleh ribuan Shen Shi, tak ada yang memperhatikan Shen Shi milik Wang Lin.
Wang Lin membuka matanya di bawah gunung salju, sorot matanya memancarkan cahaya aneh. Ia bergumam pelan: "Roh Lima Elemen!"
Dulu Mutiara Langit Terbalik hanya menelan satu Roh Api, atribut api langsung mencapai kesempurnaan. Saat Wang Lin melihat Roh Lima Elemen ini, hatinya tiba-tiba bergejolak. Namun segera ia membuang pikiran itu. Perempuan itu entah apakah sang Putri Langit Negeri Salju yang disebut Zhou Wutai.
Tapi, meski bukan, perempuan ini memiliki tingkat kultivasi setidaknya Transformasi Dewa tahap menengah, jauh melampaui kemampuan lawannya saat ini.
