Wang Lin menyembunyikan diri di puncak salju sambil mengerutkan kening. Jika kultivator Snowland hanya memiliki kemampuan sebatas ini, jelas Aliansi Empat Sekte akan memenangkan pertempuran. Namun, dia selalu diliputi perasaan krisis yang tak bisa dijelaskan.
Ia terdiam sejenak, tiba-tiba matanya berkilat. Shen Shi-nya merasakan di jarak sepuluh ribu li ke arah Sekte Jiwa Hitam, Roh Tanah Lima Elemen yang seluruh tubuhnya memancarkan Gas Hitam pekat sedang terbang cepat ke sini. Di belakang roh tanah itu, pemuda bertongkat kuas masih mengejar dengan mata terpejam, sesekali mengayunkan kuasnya membuat tubuh roh tanah langsung gemetar dan Gas Hitamnya semakin pekat.
Wang Lin yang melihat ini hatinya langsung bergejolak. Setelah beberapa saat, matanya berkilat. Tanpa bicara, tubuhnya segera menyelinap keluar dari puncak salju dan melesat ke arah kedatangan Roh Tanah Lima Elemen.
Semakin dekat... Delapan ribu li, tujuh ribu li, lima ribu li, tiga ribu li...
Saat mencapai tiga ribu li, tubuh Wang Lin tiba-tiba lenyap dari tempatnya. Ketika muncul kembali, sudah berada dua ribu li lebih dekat. Begitu muncul, ia menepuk keningnya lalu memuntahkan sebuah cap hitam besar dari mulutnya.
Segera setelah cap ini muncul, aura pembunuh langsung menyebar. Jiwa-jiwa yang terfragmentasi mulai mengkristal dalam aura tersebut. Wang Lin menggerakkan tangan kanannya, dan cap hitam itu perlahan naik ke udara lalu menghilang.
Pada saat yang sama, Wang Lin menarik napas dalam-dalam. Kedua tangannya dengan cepat membentuk gerakan mantra. Lapisan demi lapisan Larangan langsung terpancar dari tangannya, menyebar ke sekeliling. Kemudian ia menepuk kantong penyimpanan, mengeluarkan Bendera Larangan. Dengan sekali kibasan, kabut hitam segera menyebar, namun dalam sekejap kabut itu lenyap tanpa jejak.
Tak lama setelah ini selesai, dari kejauhan, Roh Tanah Lima Elemen telah tiba.
Roh tanah itu terlihat sangat compang-camping. Saat melihat Wang Lin, ia sama sekali tidak menganggapnya berarti. Dengan tingkat kultivasinya yang setara dengan puncak tahap akhir Transformasi Dewa, meski terluka parah, membunuh seorang kultivator tahap akhir Bayi Yuan Ying baginya semudah membalik telapak tangan.
Dalam pandangannya, Wang Lin tidak punya kualifikasi yang patut diwaspadai!
Pada saat terbang mendekat, Roh Tanah mengangkat tangan dan mengayunkan, tiba-tiba aura tanah pekat menyembur menghadang. Begitu bersentuhan, tenggorokan Wang Lin langsung terasa manis, memuntahkan darah segar.
Bayi Yuan Ying dalam tubuhnya bergetar hebat, nyaris tercerai-berai.
Roh Tanah mengerutkan kening, tubuhnya terus melaju tanpa henti. Namun saat itu juga, darah segar yang dimuntahkan Wang Lin segera berubah menjadi kabut darah, menghilang di cakrawala.
Bersamaan dengan itu, tiba-tiba muncul kabut hitam pekat di sekeliling. Energi larangan mengaum keluar dari kabut hitam, mengitari tubuh Roh Tanah. Delapan lingkaran larangan berpendar cahaya hitam muncul di sekelilingnya, bergabung dengan energi larangan dan Bendera Larangan membentuk sangkar raksasa yang mengurung Roh Tanah di dalamnya.
Wang Lin segera mundur, sorot mata berkilat. Dia tahu tingkat kultivasinya tidak mampu melawan Tu Ling ini. Namun sejak awal dia tidak berniat bertarung langsung, hanya perlu menahan sebentar sambil menunggu pemuda pemegang kuas menyusul. Hasil akhir pasti akan terlihat.
Tu Ling jelas menyadari niat Wang Lin. Dengan mengaum keras, tubuhnya menghantam Larangan kabut hitam secara gemuruh. Energi larangan yang mengaum di sekitarnya sama sekali tidak dihiraukannya.
Fakta membuktikan energi larangan itu hampir langsung lenyap begitu masuk ke dalam tubuh Tu Ling, seolah ditelan hidup-hidup.
Pada hantaman pertama Tu Ling, kabut hitam yang berasal dari Bendera Larangan langsung menyusut lebih dari separuh. Dari dalamnya terdengar suara berderak-derak tajam.
Wang Lin langsung merasa sakit hati. Dia tahu pasti ada retakan di Bendera Larangan tersebut.
Roh tanah yang gagal menerobos langsung mengamuk, kembali menabrak. Kali ini, kabut hitam langsung menghilang seketika. Meski Bendera Larangan tidak patah, retakan di permukaannya semakin banyak.
Pandangan Wang Lin berkilat. Saat roh tanah hendak melakukan tabrakan ketiga, pemuda pengguna kuas akhirnya tiba. Matanya tetap terpejam, tangan kanannya digerakkan kuas untuk menusuk ke depan - tampak lambat namun sebenarnya berkecepatan ekstrem.
Seketika roh tanah menjerit kesakitan. Asap hitam dari tubuhnya menyembur gila-gilaan. Seluruh tubuhnya langsung lunglai. Sorot mata penuh ketidakrelaan terpancar saat hendak menabrak Bendera Larangan lagi.
Wang Lin menghela napas dalam hati. Jari kanannya menunjuk angkasa, tiba-tiba cap besar hitam muncul dan menghunjam ke bawah dengan dahsyat. Aura pembunuh menyembur bercampur jiwa-jiwa tak terhitung, bagai langit runtuh yang menghunjam.
Wajah Roh Tanah tampak mengerikan, seluruh tubuhnya tiba-tiba berubah menjadi gumpalan tanah hitam yang membungkus Segel Hitam.
Saat itu, pemuda itu membuka matanya, sorot matanya memancarkan cahaya aneh. Kuas di tangannya bergerak lagi, seketika tanah hitam yang merupakan wujud Roh Tanah langsung berkurang lebih dari separuh, gerakannya pun terhenti sejenak.
Segel Hitam segera menghantam. Roh Tanah kembali menjerit kesakitan. Tanah hitam itu mengembun bersama dan kembali berubah wujud manusia, namun kini tubuhnya sudah semi-transparan seolah akan menghilang ditiup angin.
Matanya memancarkan keputusasaan. Melihat pemuda itu mengangkat lengannya hendak mengayunkan kuas, Wang Lin segera melesat masuk ke dalam Bendera Larangan. Jarinya menyentuh antara alis, daya hisap dahsyat langsung menyebar dari sana. Roh Tanah terhisap masuk ke antara alis Wang Lin.
Tertarik masuk ke Tian Ni, Wang Lin tidak sempat memeriksa. Dengan sekali tarikan napas besar, Cap Hitam kembali ke tubuh. Bersamaan dengan itu, dengan satu gerakan pikiran, Bendera Larangan menghilang dan dimasukkan ke dalam kantong penyimpanannya.
Semua ini diselesaikan dalam kecepatan ekstrem. Tanpa keraguan, ia berteriak: "Junior dari Sekte Baiyun, guru saya Qing Song!" Sambil berkata demikian, pikiran spiritualnya mengontrol patung orang tua berbaju hijau dalam kantong penyimpanan. Seketika aura waktu muncul dari tubuhnya saat ia berbalik dan melarikan diri.
Pemuda itu memandang dingin ke arah Wang Lin. Kuas di tangannya tidak diayunkan. Setelah lama berdiam, ia pun berbalik dan pergi.
Wang Lin terbang panik sejauh sepuluh ribu li sebelum akhirnya berhenti. Merasakan pemuda itu telah pergi, ia menghela napas lega.
Kemakmuran dicari dalam bahaya, kali ini Wang Lin mengambil risiko besar dan akhirnya berhasil merebut roh tanah dari celah lawannya. Dia memutuskan untuk tidak lagi mengambil risiko mencari roh Lima Elemen lainnya, karena ini terlalu berbahaya. Sedikit kesalahan bisa berakibat kematian.
Selain itu, kerusakan pada Bendera Larangan juga benar-benar membuatnya sakit hati.
Bersembunyi di sebuah puncak salju, Wang Lin memeriksa Mutiara Langit Terbalik dan menemukan bahwa atribut tanah telah benar-benar sempurna. Sekarang hanya tersisa atribut logam dan kayu agar Mutiara Langit Terbalik bisa melengkapi Lima Elemen!
Tiba-tiba tanah bergetar hebat, disusul oleh kemunculan patung-patung es berkepala manusia dan berbadan ular yang mencuat dari tanah dengan gemuruh dahsyat.
Patung-patung es ini persis seperti benda aneh yang sebelumnya terdeteksi Wang Lin tersembunyi di kedalaman 5.000 zhang bawah tanah.
Sebuah demi sebuah patung es berdiri tegak menembus lapisan salju, langsung berdiri kokoh di atas timbunan salju. Jika dilihat dari langit, dapat ditemukan bahwa ribuan patung es ini membentuk sebuah pola.
Bentuk pola ini identik dengan sosok manusia berkepala ular bertubuh ular yang ada di atas patung-patung es tersebut!
Setelah patung-patung es muncul, segera memancarkan kilauan terang. Bersamaan dengan itu, patung-patung es tiba-tiba melesat ke atas dari tanah. Di seluruh wilayah Aliansi Empat Sekte, semua patung es dengan kecepatan yang sulit dibayangkan hampir sekejap mata telah melayang di udara. Celah-celah di langit kecuali celah besar di pusat, semuanya menghilang tanpa suara.
Kemudian dari celah besar di pusat, menyembur keluar hawa biru tua pekat yang langsung menyebar dengan cepat, menyelimuti radius sepuluh ribu li sekitarnya.
Beberapa kultivator Aliansi Empat Sekte yang tidak sempat menghindar, saat tersentuh hawa biru tua ini langsung berubah menjadi patung es dan terjatuh dari udara. Bahkan bayi Yuan Ying dalam tubuh mereka terkikis hawa biru tua ini, membeku seketika tanpa bergerak.
Adegan secara iblis ini langsung membuat kultivator Empat Sekte di sekitarnya gempar.
Selanjutnya, patung-patung es yang melayang di udara mulai meleleh secara misterius. Hanya dalam beberapa sekejap napas, semuanya menghilang sepenuhnya seolah tak pernah ada.
Saat mereka lenyap, dari dalam celah besar di tengah hawa biru tua itu, tekanan aura dahsyat perlahan menyebar. Sesosok makhluk bertubuh ular sebesar bukit kecil perlahan merayap keluar dari celah.
Kehadiran makhluk ini membuat hawa biru tua semakin pekat, mengalir dan menyebar ke segala penjuru. Segala materi yang tersentuh hawa ini langsung membeku menjadi es.
Wang Lin menarik napas dingin, tanpa berkata-kata tubuhnya kembali melesat keluar dari puncak gunung salju. Dengan desahan lirih, ia meluncur dengan cepat. Tak sampai 3 tarikan napas setelah tubuhnya meninggalkan gunung salju, puncak tersebut telah terbungkus hawa biru tua yang menyebar, berubah menjadi gunung es.
Saat ini, makhluk bertubuh ular itu telah turun setengah badannya. Terlihat jelas dari pinggang ke atas berbentuk manusia. Sebenarnya Wang Lin sudah menebak sejak monster ini turun, bahwa inilah binatang yang terukir pada Patung es tersebut.
Meskipun ia sudah melaporkan hal ini kepada Zhou Wutai melalui kepingan giok, apakah pihak tersebut mengambil tindakan atau tidak, itu sudah bukan urusan Wang Lin lagi.
Tubuh Wang Lin bergerak cepat di atas tanah, baru berhenti setelah hawa biru tua itu berhenti menyebar. Dengan raut wajak muram, ia menatap ke langit sambil tetap membisu.
Saat itu, Zhou Wutai yang berdiri di atas naga azure mendengus pelan. Seketika naga di bawahnya menggerakkan tubuhnya tiba-tiba. Dengan gemuruh bergema, tubuh sepanjang sepuluh ribu zhang itu langsung terbang ke udara dari tanah. Membuka mulut raksasa yang seolah bisa menelan langit-bumi, menyergap makhluk berbadan ular berkepala manusia yang sedang turun.
Hawa biru tua itu sama sekali tidak berpengaruh pada naga azure, langsung ditembusnya.
Namun, tepat saat naga ini hendak menelan makhluk manusia-ular, suara dingin nan jernih bergema dari celah dimensi di langit: "Utusan Besar, Negara Zhuque telah berjanji akan membantu kami sekali. Sekarang, mohon Tuan bertindak dan bunuh naga azure ini!"
Bersamaan dengan ucapannya, seorang perempuan berbaju layar putih dengan rambut hitam legam berkilau perlahan keluar dari celah. Gigi gadis ini seputih cangkang kerang, tubuhnya anggun. Meski tak mengeluarkan hawa dingin berlebihan, sorot mata penuh tekad di matanya menunjukkan keteguhan hati yang luar biasa.
“Sekalipun orang yang paling bodoh sekalipun, bisa langsung melihat perbedaan yang terlalu besar antara dirinya dengan wanita yang dibunuh Aliansi Empat Sekte sebelumnya. Bisa dikatakan seperti perbandingan bulan purnama dengan kunang-kunang.”
Setelah muncul, wanita ini segera mengangkat tangan kanannya. Seketika dari empat arah Aliansi Empat Sekte (timur, selatan, barat, utara), tiba-tiba muncul empat gumpalan cahaya yang masing-masing mewakili logam, kayu, air, api - Empat Roh Lima Elemen!
"Kurang satu?" Wanita itu mengerutkan kening.
