Namun, terlambat!
Sejak awal memanggil boneka Yuan Ying, Wang Lin telah mengambil keputusan. Ia tahu ini adalah krisis hidup-mati. Lawannya jelas bukan Transformasi Dewa tahap awal, melainkan puncak tahap menengah. Orang seperti ini pasti menyertakan Lapisan dalam ilmunya. Jika tersentuh, nyawanya pasti terancam!
Lagipula perbedaan tingkat kultivasi terlalu besar. Bahkan jika melarikan diri, mustahil bisa lebih cepat darinya.
Di mata Wang Lin terlihat kilatan ketegasan. Pertarungan ini tak boleh berlarut-larut, jika tidak akan menarik perhatian lebih banyak kultivator Snowland. Jika sampai terjadi, dirinya pasti takkan bisa lolos.
Selesaikan dengan cepat! Manfaatkan momentum sebelum lawan menganggapmu serius, serang secepatnya!
Wang Lin hampir tak ragu sedikit pun. Setelah melemparkan boneka Yuan Ying, ia segera menarik napas dalam-dalam dan mengangkat tangan kanannya. Di telapak tangan itu, perlahan merayap seutas serat halus.
Serat halus tribulasi langit!
Sebenarnya, masuk ke ruang Tianni untuk menghindar juga merupakan metode lain. Tapi Wang Lin lebih memilih menggunakan serat tribulasi langit daripada memamerkan rahasia Tianni di depan wanita tua itu, kecuali dalam kondisi terpaksa.
Tianni adalah rahasia terbesarnya yang sama sekali tak boleh terbongkar! Tentu saja, jika serat tribulasi langit habis, pilihan pertama Wang Lin pasti masuk ke Tianni!
Memanfaatkan momen ketika wanita tua itu masih linglung akibat serangan Ekstrem, serat tribulasi langit ini untuk pertama kalinya dikerahkan oleh Wang Lin!
Serat halus tribulasi langit ini merupakan senjata pamungkas terakhir di tangan Wang Lin. Ia telah membantu Wang Lin melewati berbagai krisis. Hari ini, demi bertahan hidup, Wang Lin dengan tegas menggunakannya.
Bukan tidak terpikir olehnya untuk menggunakan ini sebagai ancaman, namun terlalu banyak kultivator Snowland di sini. Meski bisa mengancam seorang wanita tua, namun jika lawan kabur dan memberi tahu kultivator lain, nasib Wang Lin akan sangat berbahaya.
Lebih baik menyelesaikan masalah dengan cepat sekarang - menggunakan serat halus tribulasi langit untuk menghancurkan orang ini. Inilah metode terbaik.
Meski agak sakit hati, Wang Lin bukan orang yang ragu-ragu. Begitu memutuskan, tak ada keraguan. Serat halus itu berkilauan menembus langit, langsung membentuk lapisan-lapisan awan merah di angkasa.
Awan ini muncul terlalu iblis, hampir sekejap mata, awan merah sudah turun dalam skala besar, begitu padat dan terhubung menjadi satu. Adapun hawa biru tua, jika dibandingkan dengan awan merah ini, jelas tak berarti. Saat awan merah turun, hawa biru tua di sekitarnya langsung membuka jalan, tak berani menghalangi sedikitpun.
Inilah pemandangan yang dilihat wanita tua setelah memulihkan kecerdasannya dan menghancurkan gejolak ledakan boneka Bayi Yuan Ying.
Dia tidak mengenali apa ini, tapi dalam hatinya, saat pertama kali melihat awan merah ini, timbul kepanikan kuat. Maka tanpa ragu, dia langsung menyelamatkan diri ke menara es-salju.
Pada saat ini, di pusat Aliansi Empat Sekte, Hong Die si perempuan berjubah putih menatap awan merah di kejauhan puluhan ribu li dengan cahaya aneh di matanya.
Berdiri di belakangnya, pria paruh baya dari Negara Zhuque yang selama ini terlihat sakit, tiba-tiba mengalami perubahan aura, menghilangkan kesan sakitnya, kedua matanya menunjukkan ekspresi terkejut, menatap tajam ke arah awan merah.
Tanpa berkata-kata, tubuhnya berkelebat, ia malah mengabaikan tugas melindungi Hong Die, meninggalkan wanita itu di tempat, dan sendiri melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi menuju awan merah.
Wang Lin wajahnya pucat pasi, tangan kanannya gemetar. Melihat wanita tua itu masuk ke Menara Es Salju dan telah terbang jauh, matanya berkilat, dengan sepenuh hati mengendalikan serat halus tribulasi langit itu, tangan kanannya diayunkan keras ke arah menara es yang sedang melarikan diri.
Langsung, di langit dari dalam awan merah, muncul sehelai benang petir merah. Kecepatan benang petir ini sudah tidak bisa digambarkan. Hampir seketika setelah muncul, ia langsung menghujam menara es di kejauhan. Bersamaan dengan itu, di dalam awan merah seolah tertarik oleh benang petir ini, tiba-tiba muncul ribuan benang petir yang saling bersilangan membentuk petir ungu-merah sebesar lengan. Dengan gemuruh yang menggelegar, petir itu menghujam dari langit!
Wanita tua yang berada di dalam menara es hendak menghindar, tapi segera menyadari bahwa ruang di sekitarnya terikat oleh kekuatan penghancur. Ia sama sekali tidak bisa bergerak.
Ekspresi putus asa membanjiri wajahnya. Bagaimana mungkin memburu seorang junior sekadar di Tahap Akhir Bayi Yuan Ying bisa memicu munculnya Tian Jie ini!
Ya, sekarang, meski sebodoh-bodohnya dia, sudah bisa ditebak bahwa inilah bencana langit yang legendaris itu, Tian Jie!
Tianjie Ungu-Merah jatuh dengan gemuruh, menghantam Menara Es dan Salju. Tanpa hambatan apapun, menara beserta wanita tua di dalamnya lenyap dari dunia, seolah tak pernah ada.
Wang Lin menarik napas dalam-dalam. Menyaksikan Tianjie lagi, hatinya bergejolak. Tapi ia tahu ini bukan saatnya merenung. Tanpa ragu, ia berbalik dan lari.
Baru berlari 100 zhang, ia langsung merasakan Shen Shi mengerikan yang menyapu tubuhnya. Topi jerami di kepalanya tiba-tiba memancarkan cahaya keemasan pekat. Shen Shi itu terhenti sejenak lalu mundur.
Tiba-tiba aliran panas memancar dari topi jerami. Saat masuk ke tubuhnya, bayangan sarjana paruh baya yang menghancurkan Naga Langit muncul di pikirannya - sedang mendekat dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Wang Lin merasa ngeri di dalam hati. Ia tak sempat memikirkan keajaiban topi jerami itu. Tanpa banyak bicara, tangan kanannya dengan cepat menekan titik antara alis. Seketika, seluruh tubuhnya langsung menghilang dari tempat semula dan masuk ke dalam ruang Tianni.
Tian Jie Ungu-Merah dengan mudah menghancurkan menara es wanita tua itu, lalu berangsur menghilang. Awan merah di langit perlahan meredup. Namun tiba-tiba, sosok sarjana paruh baya dari Negara Zhuque muncul di udara. Matanya menyala dengan kegilaan sambil menatap Tian Jie yang hampir lenyap. Dengan teriakan keras, kedua tangannya terangkat cepat. Seluruh tubuhnya memancarkan hawa dahsyat yang sulit dibayangkan.
Seketika, awan merah yang hampir meredup itu tiba-tiba mengalir deras seolah ingin berkumpul kembali. Sayang sekali, tanpa adanya serat halus tribulasi langit sebagai pemicu, awan merah ini tak lagi bisa membentuk kristalisasi.
Pria paruh baya di udara bahkan lebih panik dibanding awan merah Tian Jie. Dia sangat paham, bencana langit ini merupakan kesempatan langka baginya. Jika melewatkan momentum ini, entah seumur hidupnya masih bisa menemukan keberuntungan sebesar ini!
Namun, awan merah yang tak bisa membentuk ini perlahan menghilang. Perasaan ini ibarat menyaksikan gunung emas dan perak di depan mata, tapi saat hendak diraup, terhalang parit lebar yang tak tertembus. Hanya bisa mematung menyaksikan harta karun itu sirna sebutir demi sebutir.
Dalam kepanikan, sarjana paruh baya itu menggigit jari telunjuk hingga berdarah, lalu mulai melukis di udara. Simbol-simbol berdarah bermunculan di hadapannya, masing-masing langsung melesat ke langit dan menyatu dengan awan merah.
Semakin banyak simbol darah yang tenggelam ke dalam awan merah, proses penghilangannya pun melambat. Baru saja sarjana itu hendak lega, tiba-tiba raut wajaknya berubah pucat.
Terlihat awan merah saat ini sangat meredup, seolah bisa menghilang kapan saja. Dengan menggunakan kemampuan supernatural, dia baru saja berhasil memperkuat awan merah tersebut. Namun hawa biru tua di sekitarnya justru semakin menyebar dengan cepat karena kondisi yang saling mengalahkan ini. Terkena hempasan hawa biru tua itu, awan merah langsung bergerak dan mempercepat proses penghilangannya.
Menyaksikan awan merah hampir lenyap sekejap mata hingga hanya tersisa secuil, sang sarjana paruh baya menggeram marah. Dengan mengeratkan gigi, tubuhnya melesat tiba-tiba dan langsung menyusup masuk ke dalam sisa-sisa awan merah yang terakhir.
Saat tubuhnya masuk ke dalam awan merah, helai-helai tipis petir Ungu-Merah segera merasuk ke dalam tubuhnya. Wajahnya menunjukkan ekspresi campuran antara penderitaan dan kenyamanan. Namun perasaan ini tidak bertahan lama, karena sisa awan merah terakhir itu... akhirnya benar-benar menghilang.
Pria paruh baya itu menatap kosong ke langit dengan ekspresi muram. Sebelumnya, Shen Shi-nya telah menyapu sekilas area sekitar, namun selain Menara Es-Salju, tak ditemukan kultivator lain. Hanya ada gumpalan cahaya emas yang membuat Shen Shi-nya tersengat nyeri hingga spontan menarik diri. Saat diamati kembali, cahaya emas itu telah hilang secara iblis tanpa jejak.
Setelah diam sejenak, ia menyatukan tinju dan berseru lantang: "Rekan Tao yang memicu Tian Jie, hamba adalah Ou Zhi dari Negara Zhuque. Mohon bantuan Rekan Tao memanggil kembali Tian Jie! Ou pasti akan membalas budi dengan besar!"
Setelah lama menunggu tanpa respon, pria itu menghela napas. Tangannya menggenggam udara, disusul jeritan sakit dari kejauhan. Sebuah lengan tebal berdarah biru terbang mendekat. Begitu digenggamnya, lengan itu seketika hancur menjadi debu!
Makhluk berkepala manusia dan bertubuh ular yang hanya menyisakan satu lengan, berdiri di atas kepalanya dengan wanita berjubah putih Hong Die yang pandangannya tenang namun menyembunyikan setitik kemarahan.
"Jika bukan karena binatang ini merusak rencanaku, hari ini teknik rahasia Ou Mou pasti bisa mencapai kesempurnaan. Mengambil satu lengannya sudah termasuk kemurahan hatiku, Hong Die, pikirkan baik-baik nasibmu!" pria paruh baya itu mendengus dingin dan berkata perlahan.
Hong Die tidak menjawab, ketujuh pengikut di belakangnya juga hanya bisa marah tetapi tidak berani berbicara.
Pria paruh baya itu bergerak, muncul kembali di belakang Hong Die dan kembali ke penampilan lemah dan sakitnya.
Sebagian besar kultivator Aliansi Empat Sekte tewas dalam operasi penumpasan selama setahun berikutnya, hanya segelintir yang menyamar dan mengasingkan diri, bersembunyi di wilayah baru Negara Snow Domain.
Waktu berlalu perlahan, musim semi berganti musim gugur. Setelah setahun tinggal di Negara Snow Domain yang baru, Hong Die pergi ke Negara Zhuque bersama pria paruh baya itu.
Mengenai Rain Ding, kultivator Snowland melakukan pencarian luas, namun akhirnya tetap tidak menemukannya. Mereka menganalisis bahwa benda itu seharusnya berada di tangan mantan kultivator Aliansi Empat Sekte yang masih bersembunyi.
Wilayah bekas Aliansi Empat Sekte ini, sejak diduduki kultivator Snowland, menyaksikan migrasi besar-besaran penduduk biasa Snowland. Angin dan salju yang terus-menerus berhembus membuat Negara Snow Domain yang baru ini senantiasa diselimuti dingin.
Menara es dan salju khas kultivator Snowland satu per satu menjulang di dataran ini. Tiga tahun kemudian, wilayah ini sepenuhnya berubah menjadi Negara Snow Domain yang baru.
Waktu berlalu cepat. Lima tahun kemudian, di sebuah dataran es yang terletak 30.000 li di utara perbatasan Snowland, pendar tujuh warna berkilauan menyertai proses materialisasi bayangan ilusif yang perlahan menguat...
