Setelah menyimpan kendi, Wang Lin menatap ke kejauhan dimana terlihat pusaran raksasa. Satu per satu kultivator menghilang dalam pusaran itu.
Tubuh Wang Lin melesat ke pusaran. Seketika, seluruh tubuhnya lenyap di dalamnya.
Dia merasakan sensasi seperti jatuh dari langit, pandangannya dipenuhi cahaya menyilaukan yang terus menerus, namun dengan gigit gigi, matanya tetap terbuka lebar menyaksikan pemandangan yang takkan pernah bisa dilupakannya seumur hidup.
Di bawah kakinya terhampar serpihan-serpihan kristal yang tersusun dalam formasi melingkar, persis seperti gambaran cermin yang dihancurkan dan tercecer di tanah.
Cermin ini ibarat dunia dewa yang perkasa di masa lalu. Kini dunia dewa telah hancur menjadi berkeping-keping serpihan, energi dunia dewa di dalamnya pun telah lenyap sama sekali, hanya menyisakan sisa-sisa di beberapa serpihan tertentu.
Tubuh Wang Lin terus meluncur turun dengan cepat, serpihan-serpihan itu pun semakin membesar dalam pandangannya. Akhirnya, dengan jelas Wang Lin merasakan dirinya mendarat di sebuah serpihan di pinggiran.
Begitu kaki menyentuh tanah, Wang Lin segera menepuk kantong penyimpanannya. Sebuah lonceng tembaga muncul di tangannya - salah satu dari tiga harta kultivator kuno dari Tanah Dewa Kuno yang telah dimurnikannya, bisa berubah ukuran dan mengurung musuh.
Setelah mendarat, Wang Lin menatap sekelilingnya dengan pandangan kosong, hatinya dipenuhi perasaan terkejut.
Tidak ada tanda kehidupan di tempat ini. Tanah dipenuhi rerumputan kering di mana-mana. Di kejauhan terlihat sebuah gunung besar, namun puncaknya kini hanya tersisa separuh. Bidang potongannya sangat halus, jelas terbelah dengan tenaga gaib secara paksa.
Di kaki gunung tersebut, terdapat beberapa istana yang telah sepenuhnya runtuh menjadi reruntuhan. Separuh bagian lain gunung itu kini menghancurkan istana-istana tersebut. Dari kejauhan, kedua bagian gunung itu terlihat seperti induk dan anak yang saling terhubung.
Di permukaan tanah, terlihat jelas lubang-lubang besar tak berdasar di mana-mana. Bahkan di beberapa area, asap putih tipis mengepul ke udara.
Ini adalah dunia yang mati sunyi!
"Di sini... adalah dunia dewa?" Wang Lin terdiam sejenak, lalu bergumam pelan.
Meski sudah tahu bahwa dunia dewa telah hancur, namun saat berdiri di sini, Wang Lin masih merasa sulit percaya. Pada zaman kuno, kultivator yang mencapai tahap Transformasi Dewa bisa merasakan Panggilan dunia dewa, lalu masuk ke sana untuk berlatih kultivasi. Bagi semua kultivator, dunia dewa ini adalah tanah suci!
Suci dan tak boleh dinodai!
Tapi sekarang, sambil memandang sekeliling, Wang Lin tak bisa menghindari keheningan. Setelah lama, dia menarik napas dalam-dalam, mengarahkan pandangannya ke kompleks istana di kejauhan, lalu melesat ke depan.
Meski terlihat dekat, dalam penerbangan Wang Lin menemukan adanya hambatan tak kasatmata di langit yang membuat kecepatan terbang sulit mencapai tingkat optimal.
Setelah waktu yang lama, barulah Wang Lin tiba di lokasi kompleks istana ini. Melihat reruntuhan dari dekat, hatinya terpana luar biasa.
Dari reruntuhan ini, Wang Lin bisa membayangkan betapa makmurnya dunia dewa di masa lalu. Bahan-bahan yang digunakan membangun istana ini ternyata semuanya adalah batu spirit!
Meskipun paviliun yang sepenuhnya terbuat dari batu spirit pernah dilihat Wang Lin sebelumnya, seperti tempat tinggal Li Mawan di Negeri Chu dulu yang dibangun dengan batu spirit, namun jika dibandingkan dengan reruntuhan di hadapannya sekarang, bagai langit dan bumi berbeda.
Melihat luas kompleks istana dari kejauhan, Wang Lin tak bisa melihat batasnya. Walau kini hanya reruntuhan, namun bisa dibayangkan betapa menakjubkannya tempat ini di masa kejayaannya.
Hanya saja setelah melewati waktu yang sangat panjang, semua batu spirit ini telah kehilangan fungsi. Bahkan di banyak area, cukup disentuh kaki saja akan segera hancur menjadi debu dan menghilang sepenuhnya.
Wang Lin menghela napas pelan: "Inikah yang disebut dunia dewa..."
Berjalan di antara reruntuhan, Wang Lin tak bisa menahan kesedihan. Di sini tak ada energi dunia dewa yang dicarinya, yang ada hanyalah aura kesedihan yang menyelimuti.
Di pusat kompleks istana, Wang Lin menghentikan langkahnya. Ia menatap ngeri ke depan, di mana area luas terbenam dalam cekungan dalam. Setelah diamati, ternyata itu adalah cap telapak tangan raksasa!
Wang Lin terguncang. Saat melihat cap tangan ini, pikirannya langsung melayang ke segel tangan di Gerbang Surgawi Hujan.
Dengan satu telapak tangan, radius ribuan li langsung ambruk. Jika di Planet Zhuque, Wang Lin yakin bisa melakukannya. Tapi ingat, ini adalah dunia dewa!
Segala sesuatu di dunia dewa jauh lebih kokoh daripada Dunia Kultivasi. Lagipula penghuni sini adalah kultivator kuat di atas level Transformasi Dewa yang menghirup energi dunia dewa. Maka cap tangan ini sungguh mengerikan.
Wang Lin berjongkok di tepi cap tangan. Telapak tangan kanannya menekan permukaannya. Seketika energi kematian menyebar tiba-tiba, mengalir deras melalui lengannya.
Lapisan kehidupan dan kematian Wang Lin langsung mengalir deras. Setelah waktu yang lama, ia menarik napas dalam-dalam. Sorot matanya memancarkan ketakutan yang semakin pekat.
Tadi ia menemukan di dalam cap tangan itu masih ada sisa-sisa hawa yang tersisa, lalu mencoba merasakannya langsung. Namun semakin dalam pemahamannya, semakin ia menyadari kedahsyatan sang penyerang.
Wang Lin berdiri, sorot matanya berkilat. Ia mengangkat tangan kanan dan menekan udara ke arah cap tangan tersebut. Setelah lama, ia menggeleng halus dan menghindari tempat ini, melanjutkan penjelajahan di reruntuhan.
Setelah berhari-hari menjelajahi reruntuhan, Wang Lin menemukan prasasti batu retak yang terbelah. Di permukaannya terukir beberapa huruf besar.
"Raja Dewa Kelima Hujan menganugerahkan Imortal Dewa Tianhua……"
Isinya panjang lebar, kira-kira menceritakan bahwa Imortal Dewa Tianhua telah berjasa besar, sehingga Raja Dewa Kelima Hujan menggunakan kemampuan supernatural untuk membangun kompleks istana ini sebagai hadiah. Istana ini dibuat berdasarkan sebuah formasi, di dalamnya saat berlatih kultivasi dapat menyerap seluruh energi dewa dalam radius 100.000 li di sekitarnya, menghasilkan efek dua kali lipat dengan setengah usaha.
Setelah membacanya, Wang Lin kembali tergetar dalam hati. Meski tidak tahu posisi Imortal Dewa dalam hierarki dunia dewa, jelas mereka tidak setara dengan Raja Dewa. Seorang imortal biasa saja bisa memiliki kompleks istana sebesar ini, lalu seperti apa pondok tempat tinggal seorang Raja Dewa...
Saat hendak pergi, tiba-tiba matanya berkilat. Ia berbalik cepat dengan tatapan menancap ke arah prasasti batu itu. Setelah mengamati lagi, prasasti ini terlihat sangat biasa tanpa keunikan apapun.
Namun pandangan Wang Lin, satu per satu menyapu setiap aksara di sana. Mengapa Ahli Immortal Tianhua membangun istana di tempat ini? Lagipula batu prasasti ini seharusnya termasuk kategori monumen peringatan yang dibuat untuk dilihat orang luar, mengapa diletakkan di sini?
Tempat ini termasuk bagian dalam reruntuhan, kehadiran batu prasasti di sini terasa tidak selaras.
Wang Lin mengerutkan kening. Ia mengangkat tangan kanan, menghantam udara dengan jari. Seketika semburan energi jari melesat dan menghantam batu prasasti, membuat celah di permukaannya semakin melebar.
Wang Lin menepuk kantong penyimpanannya. Seketika Pedang Terbang muncul, dikendalikan oleh pikiran spiritualnya dengan gesit mengukir permukaan prasasti. Suara logam bertabrakan terus bergema dari batu tersebut. Meski telah bertahun-tahun berlalu dan menderita kerusakan akibat sisa kekuatan telapak tangan itu, batu prasasti ini masih menunjukkan kekokohan yang mengagumkan.
Setelah waktu yang lama, batu prasasti itu akhirnya diratakan oleh Pedang Terbang. Wang Lin menunduk melihat ujung prasasti yang tertancap dalam di tanah, keningnya berkerut. Benda ini tampak biasa saja, tapi Wang Lin merasakan keanehan.
Sorot matanya berkilat. Tangan besarnya mencengkeram prasasti itu dan menarik dengan keras. Gemuruh bergemuruh terdengar, prasasti itu perlahan terangkat dengan tenaga penuh Wang Lin.
