Sekarang, ilusi kembali berubah. Banyak dewa dari berbagai ruang di bumi melesat ke angkasa. Wajah mereka dipenuhi amarah.
Namun tiba-tiba, telapak tangan yang telah menghancurkan pedang dewa itu berputar perlahan lalu menekan ke bawah. Seketika, bumi gemetar. Dari telapak tangan itu, kilau perak tiba-tiba muncul, menyambar turun dari langit dengan kecepatan luar biasa.
Wang Lin tenggelam dalam ilusi ini, jiwanya terguncang hebat. Saat cahaya perak muncul, hati kecilnya memunculkan kewaspadaan. Raut wajaknya berubah, tangan kanannya dengan cepat melemparkan lingkaran pengendali binatang yang berubah menjadi katak petir, menyemburkan bola petir yang bertabrakan dengan cahaya perak itu.
Gemuruh dahsyat menggema di langit dan bumi. Katak petir menggeram sambil mundur ratusan zhang. Wang Lin dengan raut wajak muram melayang ke udara, menginjak kepala katak petir itu, menatap tajam ke arah sosok wanita di balik cahaya perak!
"Hong Die!" ucap Wang Lin satu persatu suku katanya.
Sebelumnya ia terlalu terhanyut dalam ilusi itu. Wanita ini entah sejak kapan muncul, tiba-tiba langsung menyerang diam-diam. Jika bukan karena kemampuan persepsi spiritual Wang Lin sudah mencapai tahap akhir Transformasi Dewa, pasti ia akan mengira cahaya perak itu bagian dari ilusi, dan terbunuh di tempat oleh wanita ini.
Hong Die wajahnya dingin bagai es, tatapannya tanpa emosi. Ia memandang sekilas ke arah Wang Lin lalu berkata pelan: "Kau memang mengenaliku. Katakan, siapa sebenarnya dirimu!"
Wang Lin memandang tenang ke arah wanita itu, tersenyum: "Putri Langit dari Negeri Snow Domain, siapa yang tidak mengenal."
Hong Die tetap tenang, berkata datar: "Tidak mau bicara? Maka hari ini, engkau akan tinggal di sini!" Sambil berkata demikian, wanita itu mengangkat tangan kanannya, cahaya perak muncul di telapak tangannya, ia menatap dingin ke arah Wang Lin.
Wang Lin tertawa terbahak, sorot matanya berkilat: "Konon Hong Die berhasil berlatih dari orang biasa hingga tahap akhir Transformasi Dewa dalam 100 tahun. Seratus tahun mungkin singkat, tapi bagi manusia biasa itu seumur hidup. Apakah orangtua Hong Die masih hidup?"
Alis Hong Die berkerut, cahaya perak di tangannya tiba-tiba disabetkan. Seketika, seluruh langit dipenuhi kilau perak yang menghujani Wang Lin.
Wang Lin menepuk punggung katak petir. Perut katak itu langsung mengembung dan melontarkan bola petir. Saat bola petir masih di udara, terdengar teriakan Wang Lin: "Ledakkan!"
Seketika, bola petir meledak sendiri secara dahsyat, berubah menjadi aliran petir yang bersilangan dengan kilauan perak. Dengan hambatan ini, tubuh Wang Lin langsung mundur dan melesat pergi menjauh.
Sedangkan katak petir itu, setelah mengeluarkan bola petir, segera mengikuti Wang Lin untuk menarik diri.
"Hong Die, apakah orangtuamu punya anak lain selain dirimu? Jika tidak, bukankah tak ada yang akan memakamkanmu? Sungguh tidak berbakti, itu kesalahan pertamamu!" Teriak Wang Lin sambil menjauh.
Kening Hong Die kembali berkerut. Dengan tatapan dinginnya pada Wang Lin yang terus menjauh, tubuhnya tiba-tiba melesat mengejar. Sambil bergerak, tangan kanannya mengayun dan sebilah Pedang Terbang muncul di atas kepalanya. Dengan gerakan jari, pedang itu segera berubah menjadi cahaya panjang yang melesat dengan kecepatan berlipat ganda.
Pedang Terbang itu membawa kekuatan Lapisan yang penuh kesan tanpa ampun. Dalam lintasannya, kepingan salju bermunculan dan berhamburan di sekelilingnya.
Wang Lin mengedipkan matanya, menepuk kantong penyimpanan, dan mengeluarkan Bendera Larangan. Dengan menggoyangkannya, kabut hitam segera menyelimuti sekelilingnya. Pada saat yang sama, energi larangan dari kabut hitam itu mengaum keluar, berubah menjadi naga-naga jahat yang menerjang pedang terbang.
Alih-alih mundur, tubuh Wang Lin justru menghilang dalam kabut hitam. Saat muncul kembali, dia sudah berada puluhan zhang di belakang Hong Die. Kedua tangannya membentuk mantra, dan semburan energi spiritual dari dalam tubuhnya membentuk pusaran hitam-putih di depannya.
Lapisan kehidupan dan kematian mulai menyebar dari pusaran tersebut.
Hong Die kembali mengerutkan keningnya. "Berani sekali kau!" hardiknya sambil mengangkat tangan kanan ke belakang. Lima aliran udara beku melesat dari ujung jarinya, membesar di udara hingga berubah menjadi lima gunung salju raksasa yang bergemuruh menghujam ke bawah.
"Salju ini, lahir dari langit, mati di bumi!" Di bawah putaran pusaran, pandangan Wang Lin tenang. Meskipun lawannya berada di tahap akhir Transformasi Dewa, namun karena berniat membunuhnya, Wang Lin juga akan bertarung habis-habisan!
Pusaran Lapisan kehidupan dan kematian langsung membesar. Lima gunung salju itu, saat turun, langsung meleleh. Saat akhirnya menyentuh pusaran, ukurannya telah menyusut lebih dari setengah.
Pada detik gunung salju bersentuhan dengan pusaran, Lapisan tanpa belas kasihan menerobos masuk ke dalam tubuh Wang Lin. Raut wajaknya langsung pucat, memuntahkan darah segar yang seketika berubah menjadi balok es.
Wang Lin merasakan tubuhnya diselimuti hawa dingin ekstrem langit dan bumi. Ingatan akan orangtua dan keluarga di pikirannya mulai memudar. Namun hatinya tetap tenang. Ia tahu, jika semua ikatan kekeluargaan dalam ingatannya benar-benar menghilang dan terkontaminasi oleh konsep tanpa ampun ini, maka sejak saat itu ia akan menjadi pembantai tanpa emosi. Lebih parah lagi, konsep kejam itu akan menjadi bibit yang membuat hidup-matinya bergantung pada kehendak Hong Die.
Lapisan kehidupan dan kematian seketika berputar dalam tubuhnya. Adegan Transformasi Biasa, kematian orang tua Da Niu, serta kehidupan sebagai orang biasa, semua terpusat dalam hatinya.
Memanfaatkan kewarasan sesaat, Wang Lin berteriak keras:
"Seratus tahun waktu, hidup sebagai orang biasa, orangtua tercinta—mana mungkin Jalan Langit bisa menghapusnya?! Hong Die, bahkan setelah orang tuamu masuk siklus reinkarnasi, mereka tetap mengawasimu dari belakang! Beranikah kau menoleh ke belakang!"
Hong Die meski raut wajak tetap tenang, namun Wang Lin dengan jelas merasakan Lapisan Tanpa Emosi ini sedikit melonggar. Lapisan kehidupan dan kematian dalam dirinya seketika berputar gila-gilaan. Bersamaan itu tubuhnya lenyap dari tempat semula, muncul kembali di atas kodak petir ratusan zhang jauhnya, melesat dengan cepat.
Sedangkan Bendera Larangan, diraupnya dengan cepat. Dengan menggoyangkannya, ratusan energi larangan berbentuk naga jahat terbang keluar menghantam Hong Die.
Wang Lin membutuhkan beberapa sekejap napas untuk akhirnya memaksa keluar sisa Lapisan Tanpa Emosi itu. Seluruh tubuhnya terasa lega tanpa gangguan lagi. Raut wajaknya kini muram, insiden barusan sungguh berbahaya. Sedikit saja kecerobohan, pasti akan menjadi makhluk siklus reinkarnasi dan kehilangan kualifikasi melawan kodrat.
"Lapisan tahap akhir Transformasi Dewa, memang dahsyat!" Wang Lin menarik napas dalam-dalam. Sebenarnya sejak Hong Die melakukan serangan mendadak, pertarungan antara mereka berdua telah dimulai.
Wang Lin pernah membaca Bing Qing Jue. Teknik kultivasi ini mengharuskan penggunanya menyebarkan semua emosi, lalu meremas hingga hancur satu per satu, memurnikan semua perasaan diri hingga mencapai keadaan "hati sejernih es".
Inilah Hati Jalan Hong Die!
Sejak pertama kali melihat Bing Qing Jue, Wang Lin selalu berpikir: Hong Die baru berlatih 100 tahun. Di satu sisi ini menunjukkan bakat luar biasanya, namun di sisi lain justru menjadi celah yang tak terhapuskan!
Tanpa waktu yang cukup untuk memadatkan, Hati Jalan-nya sekuat apapun tetap tak bisa menyaingi monster tua berusia ratusan tahun. Dengan durasi 100 tahun, semua emosi duniawinya pasti belum sepenuhnya lenyap.
Karena itu, pernyataan Wang Lin tentang orangtua sebelumnya bertujuan membangkitkan kenangan wanita ini, meruntuhkan Hati Jalan-nya. Hanya dengan cara ini dia punya secercah kesempatan menang.
Namun Hati Jalan wanita ini cukup kokoh, beberapa kali Wang Lin menggunakan kata-kata provokatif, wanita ini sama sekali tidak menunjukkan celah. Hingga akhirnya, di bawah Lapisan kehidupan dan kematian Wang Lin, lapisan spiritual wanita ini terhenti sejenak. Wang Lin tahu, ucapannya berhasil.
Meski kata-katanya tidak banyak dan efeknya tidak terlalu nyata, namun telah menanam benih dalam hati wanita ini. Selama benih ini tidak hancur, wanita ini pasti takkan bisa mencapai tahap Bayi Yuan Ying.
Wang Lin menarik napas dalam-dalam. Ia tahu, dengan bakat Hong Die, benih ini pasti tidak akan tersembunyi lama. Tapi jika dirinya berulang kali memprovokasi dan membuktikan bahwa Lapisan kehidupan dan kematian-nya adalah Jalan Agung sejati, sementara Lapisan tanpa emosi tidak benar-benar tanpa perasaan, maka wanita ini takkan lagi menakutkan!
Hong Die sama sekali mengabaikan naga-naga jahat dari energi larangan yang menyerbu. Saat naga-naga itu menyerbu, Jiwa Yuan Shen dalam tubuhnya segera keluar. Dengan gerakan kedua tangan, riak biru menyebar seketika. Energi larangan itu berubah menjadi patung es dan jatuh dari udara.
Dia menatap arah Wang Lin yang melarikan diri, pandangannya semakin dingin. Tujuan pria ini langsung ia pahami. Seharusnya sama sekali tidak bisa menggoyahkan Hati Jalannya, namun Lapisan spiritual pria ini sungguh iblis, ternyata merupakan pemahaman hidup dan mati dari Jalan Langit Samsara.
Saat lima gunung salju menabrak pusaran, ia merasakan dengan jelas Lapisan hidup dan mati ini menyentuhnya. Pikiran tiba-tiba muncul sedikit ingatan masa kecil. Meski ingatan itu segera dihapuskan, tapi tepat saat itu, pria itu mengucapkan kalimat: "Bahkan jika masuk siklus reinkarnasi, orangtua tetap mengawasimu!"
Begitu kata-kata itu terucap, ingatan Hong Die sedikit kacau balau, tanpa sadar terhenti sejenak. Meski segera dihapus paksa, kesempatan membunuh lawan sudah hilang.
"Sekadar Transformasi Dewa tahap awal, cukup menarik. Berani merusak Hati Jalanku, orang ini tak boleh dibiarkan hidup!" Mata Hong Die berkilat, kembali normal, lalu mengejar Wang Lin.
Saat berjalan, Wang Lin meraih dengan tangan kanannya dan menyimpan kodok petir. Namun, teknik teleportasi tahap akhir Transformasi Dewa jauh lebih unggul dibandingkan tahap awal. Belum sempat ia melangkah jauh, hawa dingin mulai merambat dari belakang.
Wang Lin menarik napas dalam-dalam, bersiap menyelam ke tanah. Tiba-tiba pikirannya menjadi jernih, mengingat cap tangan raksasa di kompleks istana serpihan Jejak Dewa.
Ia pernah mencoba memahaminya, namun akhirnya gagal.
Kini, dalam pelariannya, ingatan tentang cap tangan itu semakin membekas di benaknya. Perlahan, ia teringat ilusi yang baru saja dilihat: telapak tangan yang menghancurkan pedang dewa lalu menekan ke bumi.
Ilusi telapak tangan ini bersatu dengan cap tangan di kompleks istana dalam pikirannya. Dengan pencerahan tiba-tiba, tubuh Wang Lin melesat ke angkasa, terus meninggi.
Hong Die yang mengejar dari belakang tertawa dingin, dalam hati berkata: "Baik naik ke langit maupun melarikan diri, kau takkan luput dari tribulasi ini!"
Wang Lin yang berada di ketinggian tiba-tiba berhenti, menatap ke bawah ke arah bumi. Seolah mendapat pencerahan, tanpa sadar tangan kanannya terulur menekan ke bawah!
Seketika langit menggelap. Berbagai energi misterius berkumpul dari segala penjuru, membentuk cap tangan raksasa di bawah tubuh Wang Lin.
Dengan tiba-tiba, cap tangan itu mengarah ke Hong Die dan menekan ke bawah.
Untuk pertama kalinya, raut wajah Hong Die berubah drastis! Ia ingin mundur, namun cap tangan yang sangat besar itu telah menyentuh tubuhnya. Menembus badannya, mencetak ke bumi dan menghempaskan gelombang energi yang berpencar ke segala arah.
Ia tertegun sejenak, merasakan tubuhnya namun tak menemukan kelainan. Tak disadarinya, cap tangan itu hanyalah manifestasi pemahaman sepintas Wang Lin - tanpa kekuatan serangan, hanya ilusi belaka.
Chapter 300 Giok Suci
Setelah menyalurkan telapak tangan itu, energi spiritual di seluruh tubuh Wang Lin langsung menghilang sepenuhnya. Beruntung, karena pengaruh lingkaran pengendali binatang, ia sangat berpengalaman menghadapi hal seperti ini. Segera ia mengambil pil dan menelannya, lalu tanpa menunggu pil itu meleleh sepenuhnya, melemparkan kepingan giok untuk membuka formasi. Dengan memilih serpihan lokasi secara acak, ia menghilang dari dunia fana.
Saat Hong Die mengangkat kepala, sosok Wang Lin telah lenyap. Sorot matanya memancarkan kilau dingin.
"Mampu mengaktifkan formasi teleportasi... Tampaknya identitas orang ini sangat luar biasa. Teknik kultivasinya unggul, berani namun cermat, Lapisan iblis, harta magisnya pun tak ada habisnya. Pasti ia murid elit yang dibina penuh oleh negara cultivation tingkat lima di Planet Zhuque..." Kilatan tekad muncul di mata Hong Die. Setelah terdiam sejenak, ia berpaling dan terbang menjauh untuk mencari energi dunia dewa.
Wang Lin kali ini memilih serpihan Jejak Dewa tanpa melihat detailnya, hanya asal memilih satu. Saat muncul, ia terkejut. Tempat ini seperti dunia api, di mana tanah dipenuhi magma merah gelap. Sesekali gelembung panas muncul, mengeluarkan bau menyengat.
Langit suram, sesekali terlihat celah dimensi seperti bilah tajam melintas.
Wang Lin berada di udara. Ia melihat sekeliling, serpihan Jejak Dewa ini jelas berbeda dengan dua sebelumnya. Lebih tepatnya, tempat ini seolah bisa collapse total kapan saja. Terutama celah dimensi yang muncul sesekali di langit, bagai mulut iblis pemangsa yang mengerikan.
Wang Lin mengerutkan kening. Ia tak mengerti mengapa formasi teleportasi Sekte Daruo selalu dibangun di daerah berbahaya. Apakah semakin ekstrim lingkungannya, energi dunia dewa justru semakin melimpah?
Dengan membawa pertanyaan, Wang Lin terbang keluar dari formasi. Shen Shi-nya menyebar, berusaha menghindari celah dimensi sambil perlahan turun ke bawah. Selama perjalanan turun cukup aman, namun saat jaraknya kurang dari 100 zhang dari tanah, tiba-tiba sebuah celah muncul tanpa suara di sampingnya.
Wang Lin langsung terkejut. Meski Shen Shi-nya tidak mendeteksi apapun, sebagai praktisi kultivasi yang berpengalaman, reaksinya berkecepatan ekstrem. Hampir bersamaan dengan munculnya celah itu, tubuhnya menyamping beberapa zhang.
Celah itu muncul dan menghilang secepat kilat. Hampir langsung lenyap setelah terlihat.
Keringat membasahi dahi Wang Lin. Ia menatap pakaian di bagian kiri tubuhnya - sebagian besar kain di sana telah hilang seolah diserap.
Dengan penuh kewaspadaan ia mengamati sekeliling. Kini di matanya, tingkat bahaya serpihan dunia ini telah setara dengan Tanah Dewa Kuno.
Celah dimensi ini muncul terlalu misterius, sama sekali tidak bisa dideteksi sebelumnya. Wang Lin terdiam sejenak, lalu turun perlahan-lahan dengan sangat hati-hati. Dengan segala kewaspadaan, ia membutuhkan waktu sebatang dupa baru berhasil mendarat di ketinggian sepuluh zhang di atas tanah.
Di sini, relatif termasuk zona ketinggian yang aman. Selain jarang celah dimensi, uap magma dari permukaan tanah juga dampaknya minimal. Namun kewaspadaan Wang Lin sama sekali tidak berkurang. Ia terbang perlahan ke depan, ingin menyelidiki mengapa sekte Da Luo memasang formasi teleportasi di tempat ini.
Sekeliling tidak sepenuhnya sunyi. Sesekali terdengar gemuruh dari bawah tanah, diselingi suara gelembung pecah saat api menyala-nyala. Semua suara ini bertautan, memicu sensasi panas yang menyengat dari dalam hati tanpa disadari.
Saat terbang, Wang Lin perlahan memahami topografi serpihan wilayah ini. Serpihan ini tidak besar, tepatnya merupakan yang terkecil dari tiga serpihan yang pernah ia lihat. Di arah tenggara serpihan ini, terdapat lubang besar yang cekung ke dalam. Selain itu, tidak ada keanehan lain di tempat ini.
Setelah waktu yang lama, Wang Lin terbang hingga di atas lubang besar itu. Melihat ke bawah, di dalam lubang besar itu hanya terlihat hitam pekat tanpa cahaya sama sekali.
Ia merenung sejenak, tidak langsung masuk. Selama beberapa hari, dengan sangat hati-hati ia menyisir seluruh fragmen ruang ini. Setelah memastikan tidak ada keanehan, Wang Lin kembali ke atas lubang besar itu.
Sorot matanya berkilat, hendak memasuki lubang. Namun tiba-tiba di langit muncul cahaya berkedip-kedip. Sebuah formasi teleportasi muncul di udara.
Wang Lin menunjukkan kegembiraan di matanya. Ia sedang ragu-ragu memasuki tempat ini. Kebetulan ada yang datang, jika ada orang lain yang membuka jalan di depan, risikonya pasti akan berkurang. Tubuhnya langsung menghilang dari tempat semula.
Saat itu, dalam formasi teleportasi di udara, muncul dua siluet. Keduanya sama-sama membawa pedang legendaris di punggung. Setelah keluar dari formasi, salah satu langsung berkata: "Adik Keenam, ini pertama kalimu ke sini, harus selalu perhatikan celah dimensi di sekeliling! Tempat ini sangat berbahaya! Jalankan Mantra Mi Xun terus-menerus!"
Orang di sampingnya segera menunduk mengiyakan. Dengan penuh kewaspadaan, keduanya perlahan terbang menuju lubang besar.
Sepanjang jalan, beberapa celah muncul di sekitar mereka. Namun seolah bisa merasakan sebelumnya, keduanya selalu menghindar tepat sebelum celah terbentuk. Dengan ketegangan namun selamat, kecepatan mereka puluhan kali lipat lebih cepat dari Wang Lin sebelumnya, akhirnya tiba di mulut lubang.
Tingkat kultivasi kedua orang ini berada di tahap awal Transformasi Dewa. Tentu mereka tak mampu mendeteksi keberadaan Wang Lin yang tingkat Shen Shi-nya sudah mencapai tahap akhir Transformasi Dewa.
"Kakak Ketiga, apakah ini kediaman Makhluk Abadi zaman dulu?" Adik Keenam itu menatap lubang di bawahnya sambil bertanya ragu.
"Benar, tempat ini dulunya adalah salah satu dari 16 kediaman Makhluk Immortal di dunia dewa. Ini ditemukan secara kebetulan oleh Yang Mulia Leluhur setelah memasuki dunia dewa beberapa kali. Tapi sepertinya banyak yang tahu lokasi ini. Saat terakhir kali saya datang, sudah ada tiga kelompok orang yang mencari sisa roh Makhluk Immortal di sini." Kakak Senior Ketiga mengangguk, kemudian seolah teringat sesuatu, dia mengingatkan: "Setelah masuk ke dalam, teknik teleportasi tidak bisa digunakan. Jadi harus sangat berhati-hati."
Sambil berbicara, tubuh mereka turun dan masuk ke dalam lubang besar itu.
Siluet Wang Lin muncul di luar. Tubuhnya berkelebat, menyusup masuk diam-diam dari belakang sambil menyebarkan Shen Shi-nya. Dia terus mengawasi sekeliling dengan waspada sambil memantau kedua orang di depannya.
"Kakak Senior Ketiga, setelah sekian lama, apakah masih ada sisa roh Makhluk Immortal yang tersisa? Bahkan jika ada, dengan kekuatan kita berdua, mungkin sulit untuk mendapatkannya."
“Adik keenam, kamu belum tahu. Jika memang ada sisa roh Makhluk Immortal yang bertahan selama bertahun-tahun tanpa energi dunia dewa yang menyuburkan, pasti mereka sangat lemah. Begitu kita menemukan satu dan membawanya kembali ke sekte untuk dipelihara, kita akan dianggap berjasa besar! Dulu Leluhur kita mendapatkan roh Qilin Immortal di sini, sehingga bisa menyatukan Bintang Tundun dan membangun reputasi agung Sekte Daluo.”
Wang Lin mendengar percakapan mereka, hatinya bergetar. Dalam hati ia bergumam: Ternyata ini lokasi Kediaman Makhluk Immortal dunia dewa. Meski tak paham apa itu Kediaman Makhluk Immortal, dari nama dan obrolan kedua orang itu, ia mulai menebak-nebak.
Tempat ini seharusnya merupakan habitat Makhluk Immortal dunia dewa. Tribulasi di masa lalu tidak memusnahkan semua Makhluk Immortal. Masih ada sisa-sisa yang tersisa di sini, sedang mengalami transformasi.
Inilah alasan mengapa ada formasi teleportasi di tempat ini.
Wang Lin mata berkilat, mengikuti di belakang. Saat kedua orang itu terus menurun, lubang besar ini tidak terlalu dalam. Tak lama kemudian, mereka sampai di dasar. Kedua saudara seperguruan itu begitu mendarat, langsung terbang ke depan.
Wang Lin menyapu sekilas dengan Shen Shi-nya, hati gemetar. Dasar tempat ini adalah gua persembunyian yang sangat luas. Sekelilingnya seperti sarang lebah, dipenuhi pintu masuk-keluar yang begitu padat.
Ia merenung sejenak, lalu terbang menuju salah satu pintu masuk. Lubang ini persis yang dimasuki kedua saudara seperguruan tadi.
Saat terbang, tiba-tiba mata Wang Lin membeku. Melalui Shen Shi, ia melihat kedua saudara seperguruan itu berhenti 100 zhang di depan. Di hadapan mereka, ada patung batu setinggi puluhan zhang.
Patung batu itu menggambarkan burung raksasa dengan sayap yang sangat besar.
"Dulu Leluhur Agung menemukan Xian Qishou di sini. Adik Seperguruan, kau jaga perlindungan. Aku akan mengumpulkan energi dunia dewa."
Adik Seperguruan Keenam segera menyentuh pedang legendaris di punggungnya. Pedang itu langsung melayang di atas kepalanya, matanya awas mengawasi sekeliling. Begitu ada tanda-tanda bahaya sekecil apapun, dia pasti akan segera turun tangan.
Kakak Senior Ketiga memandang sang junior dengan puas. Menarik napas dalam-dalam, entah menggunakan teknik supernatural apa, urat-urat di tangannya langsung menonjol. Dengan teriakan rendah, kedua tangannya tiba-tiba menekan patung batu itu. Gemuruh bergema saat patung perlahan bergeser ke samping. Wajaknya pucat pasi sambil mundur beberapa langkah. Gerakan mantra diubah-ubah, angin kencang langsung bertiup menghantam patung batu.
Patung batu itu bergeser lagi sedikit, memperlihatkan lubang hitam sebesar kepalan tangan di bawahnya. Helai-helai energi dunia dewa mulai menyebar keluar dari dalamnya.
Orang itu segera menepuk kantong penyimpanannya. Sebuah labu kecil berwarna hijau dikeluarkan. Segera energi dunia dewa itu diserap masuk ke dalam labu.
“Adik Seperguruan Keenam, kali ini kita mendapat hasil yang bagus. Energi dunia dewa ini cukup untuk membentuk dua butir kristal. Kita berdua masing-masing satu butir, sudah memenuhi persyaratan minimum sekte.” Kakak Senior Ketiga tertawa lebar, kedua tangannya menekan patung batu sambil perlahan mengembalikannya ke posisi semula.
Adik Seperguruan Keenam mengangguk, menatap labu itu sambil berkata: "Ini pastilah Labu Pencuci Rohani yang terkenal itu."
Kakak Senior Ketiga mengeluarkan pil, menelan satu butir kemudian menggoyang-goyangkan labu di tangannya dengan bangga: "Benar! Ini adalah Labu Pencuci Rohani yang diracik langsung oleh Leluhur. Seluruh sekte hanya memiliki tiga buah. Dengan harta ini, kita tak perlu repot memadatkan energi. Dengan begitu, penyerapan energi dunia dewa bisa dilakukan dengan kecepatan maksimal."
Melalui Shen Shi-nya, Wang Lin menyaksikan pemandangan ini. Tanpa sadar perhatiannya tertuju pada labu tersebut. Hatinya berdegup kencang - labu ini pasti merupakan harta legendaris. Jika bisa memilikinya, waktu pemadatan yang terbuang pasti bisa dipangkas, memungkinkannya mendapatkan lebih banyak energi dunia dewa.
Dia menyunggingkan senyum dingin. Dari pakaian, kedua orang ini jelas adalah murid Sekte Pedang Daluo. Karena sudah bermusuhan dengan sekte ini, lebih baik mencari cara untuk merebut harta karun tersebut.
Kedua orang ini berada pada tahap awal Transformasi Dewa, namun Murid Keenam jelas baru saja mencapai Transformasi Dewa dengan tingkat kultivasi yang belum stabil. Meski demikian, mereka pasti memiliki Magic Treasure yang kuat. Merebutnya cukup sulit. Wang Lin merenung sejenak, tidak bertindak gegabah, menunggu kesempatan.
Kedua saudara seperguruan ini, setelah menyimpan labu, berdiskusi sebentar lalu terbang menuju lubang gua di samping.
Tempat ini berliku-liku seperti labirin. Jika bukan karena Shen Shi Wang Lin yang mengunci target mereka, pasti mudah kehilangan jejak. Setelah berjalan cukup lama, tiba-tiba Kakak Senior Ketiga berhenti, menatap ke kejauhan dengan ekspresi aneh.
Di tempat yang dituju pandangannya di kejauhan, terdapat rangka yang bersandar pada dinding gua. Di tangannya terdapat gumpalan cahaya yang memancarkan sinar peleburan.
