Di platform besar di bawah pusaran ini, 10.000 hantu pengembara mengeluarkan deru melengking yang pilu, berputar-putar di sekeliling. Pandangan mengerikan mereka sesekali mengarah ke beberapa orang yang berdiri di platform.
Hantu-hantu pengembara ini adalah benar-benar arwah dari Medan Perang Luar Wilayah. Wang Lin telah berusaha mati-matian untuk membawa mereka keluar, baru bisa melewati gangguan Hukum Kemusnahan dengan keberuntungan.
Sebenarnya selama bertahun-tahun di Medan Perang Luar Wilayah, dia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 hantu pengembara. Namun yang akhirnya berhasil dibawanya keluar hanya 10.000 saja.
Perbedaan antara hantu pengembara dengan Raja Iblis terletak pada keberanian mereka untuk tanpa takut menerjang lawan apapun tingkat kultivasinya, sekalipun diri mereka sendiri akan termurnikan.
Apakah serangan bersama 10.000 hantu pengembara bisa membunuh kultivator Tahap Transformasi Dewa? Wang Lin belum pernah mengujinya. Ini masih misteri, karena kecuali terpaksa, dia tak ingin menghabiskan semua hantu pengembara yang susah payah dibawanya.
Namun Wang Lin masih ingat, di masa lalu Gu Di pernah kehilangan tubuh fisiknya akibat serangan tiada henti dari hantu-hantu pengembara yang tak berawal maupun berakhir.
Di antara hantu pengembara ini, terdapat satu sosok yang jelas berbeda. Meski penampilannya mirip, matanya memancarkan kilatan kecerdasan. Makhluk ini tak lain adalah Raja Iblis Xu Liguo.
Di tengah kerumunan hantu, dia merasa sangat bangga. Dalam hati, dia berpikir sang tuan masih memperhatikannya. Lao San, Lao Si, dan Lao Wu sudah mati, sementara dia selamat dengan selamat dikelilingi para senior hantu pengembara. Pasti keamanannya terjamin di masa depan.
Pusaran hantu pengembara ini sangat besar. Beberapa orang di platform itu menatap tajam ke arah sini. Salah satunya memiliki sorot mata tajam dengan bekas kapak berkedip-kedip di dahinya.
Orang ini ternyata anggota klan Raksasa dari Planet Zhuque yang satu asal dengan Wang Lin.
Dia langsung mengenali Wang Lin. Matanya berkedip sesaat sebelum memilih tetap membisu.
Saat itu, seorang pria paruh baya berbaju abu-abu di sebelahnya, dengan sorot mata yang mengerikan dan hidung sedikit bengkok berpenampilan suram, melirik ke arah Wang Lin sebelum mengangkat langkah dan melangkah ke depan.
Pria dari klan Raksasa meliriknya sejenak tanpa berkata-kata, sementara kilatan ejekan terlihat di matanya. Menurut penilaiannya, tingkat kultivasi orang ini bahkan belum mencapai Transformasi Dewa, hanya berada di tahap kesempurnaan akhir Bayi Yuan Ying. Dengan kemampuan seperti ini ingin mencabut nyawa kultivator Transformasi Dewa, bagaikan telur menabrak batu.
Pria berbaju abu-abu itu dengan hati-hati maju mendekati kumpulan hantu pengembara. Ia mengangkat tangan kanan sambil menggumamkan mantra, perlahan membentuk gumpalan Semburan Api hitam di telapak tangannya.
Munculnya Semburan Api hitam ini langsung menciptakan gelombang panas di sekitarnya.
Dengan pandangan penuh keserakahan tertuju pada Wang Lin, ia melemparkan semburan api itu ke depan menggunakan tangan kanannya.
Pada saat itu, hantu-hantu pengembara yang berputar-putar di sekitar Wang Lin tiba-tiba berhenti sejenak. Pandangan mereka terkonsentrasi seragam ke arah pria ini, membuat pria berjubah abu-abu itu segera mundur beberapa langkah.
Tiba-tiba hantu-hantu tersebut mengeluarkan teriakan melengking yang menusuk. Seketika mereka berpencar ke segala arah - sekitar sepertiga dari mereka menyerbu bola api itu, sementara dua pertiga sisanya (ribuan hantu) bergerak memburu pria berjubah abu-abu dengan momentum yang mengerikan.
Wajak pria berjubah abu-abu itu berubah drastis. Tangannya kanannya menggerakkan Pedang Terbang, lalu dengan gerakan jari telunjuk, pedang itu menyapu horizontal ke arah hantu-hantu yang menyerbu.
Namun, hantu-hantu ini bukanlah Raja Iblis biasa. Mereka memiliki resistensi tertentu terhadap ilmu dan kemampuan supernatural. Meski cahaya pedang itu berhasil memperlambat kecepatan beberapa hantu di depan, ribuan hantu di belakang justru menerobos dengan ganas, dalam sekejap sudah menyergap tubuh pria berjubah abu-abu itu.
Di antaranya, tujuh atau delapan hantu pengembara telah menerobos masuk ke tubuh pria berjubah abu-abu. Seketika raut wajaknya berubah. Ia menggigit ujung lidah hingga berdarah dan memuntahkan darah segar. Darah itu segera berubah menjadi semburan api yang membungkus seluruh tubuhnya. Pria itu langsung duduk bersila dengan keringat membasahi kening, melakukan meditasi dan latihan pernafasan untuk mengusir hantu-hantu dalam tubuhnya.
Di luar semburan api yang membungkus tubuhnya, ribuan hantu pengembara telah mengepungnya rapat-rapat. Mereka terus mencoba menerobos masuk. Perlahan, semburan api di sekitar tubuh pria itu mulai goyah, seolah-olah bisa padam kapan saja.
Adapun bola api yang dilemparkannya sebelumnya, kini semakin meredup di bawah serangan tanpa takut dari hantu-hantu pengembara. Meskipun beberapa hantu akhirnya binasa, bola api itu berhasil dipadamkan tepat di depan Wang Lin, tiga zhang jaraknya.
Hantu-hantu yang tersisa tidak mendekat, melainkan berputar-putar di sekitar Wang Lin. Mereka menunjukkan pandangan mengerikan ke arah beberapa orang di platform.
Pria berjubah abu-abu itu menggerutu dalam hati, menyesali tindakannya yang terburu-buru. Meski dia tahu setiap kultivator yang bisa memasuki dunia dewa pasti memiliki kemampuan supernatural hebat dan merupakan yang terbaik dari planet kultivasi masing-masing,
tapi tak disangka lawannya yang terluka parah ini tetap sulit ditaklukkan. Makhluk-makhluk aneh yang dikeluarkannya saja sudah membuatnya kewalahan. Jika tingkat kultivasi lawan itu pulih, mungkin hari ini nyawanya akan melayang di sini.
Melihat nyala api di sekelilingnya yang hampir padam sementara jumlah makhluk aneh itu masih banyak, pria berjabat abu-abu itu menggigit gigi. Tangan kirinya mengeluarkan guci kecil sambil memancarkan pandangan enggan, bersiap membukanya untuk kembali ke planet kultivasi miliknya.
Tepat saat hendak membuka guci, Wang Lin yang dilindungi hantu pengembara tiba-tiba membuka mata. Tangan kanannya menghantam udara, guci kecil itu langsung terlepas dari genggaman pria tersebut dan dalam sekejap mata sudah berpindah ke tangan Wang Lin.
Pria berjubah abu-abu itu seketika berubah pucat pasi, keringat dingin membasahi dahinya.
Wang Lin menyeringai dingin, tangan besarnya kembali meremas seolah menghancurkan gelembung. Api redup di sekitar pria itu pun padam seketika.
Saat api padam, pria itu menjerit histeris dan langsung teleportasi keluar pusaran, berusaha menerobos masuk. Dalam pikirannya, hanya dengan masuk ke serpihan Jejak Dewa mungkin ada harapan selamat.
Tapi terlambat. Hantu pengembara bergerak lebih cepat. Begitu pria itu muncul, lautan hantu langsung menerobos masuk ke tubuhnya. Ia gemetar, menjerit-jerit sebelum jatuh ke platform. Tubuhnya kejang-kejang lalu tewas seketika.
Perlahan, daging di tubuhnya menyusut hingga hanya menyisakan tengkorak. Di tulang-belulang itu, hantu-hantu bergembira berlalu-lalang.
Wang Lin mata berkilat, tekadnya sedikit bergerak. Hantu pengembara di sekitarnya satu per satu terbang kembali, menyusup ke dahi Wang Lin dan menghilang.
Saat itu, pria dari klan Raksasa yang telah lama mengamati tertawa lebar, maju beberapa langkah dan berkata lantang: "Rekan Tao, masalah apa yang kau hadapi sampai terlihat compang-camping begini? Bahkan kultivator periode Yuanying berani mengincarmu."
Wang Lin melirik pria ini, dengan mudah menjawab: "Serpihan Jejak Dewa collapse total."
Pria klan Raksasa langsung tertegun, matanya memancarkan cahaya aneh: "Rekan Tao berhasil kabur dari collapse total serpihan Jejak Dewa?" Baru mengucapkannya, ia tersenyum getir menyadari pertanyaan bodohnya. Ia menyatukan tinju: "Rekan Tao, yang bisa lolos dari collapse total serpihan Jejak Dewa pasti bukan orang sembarangan. Aku Chi Hu dari klan Raksasa, salut! Boleh tahu nama Rekan Tao?"
Wang Lin menggelengkan kepala dan berkata, "Hanya kebetulan saja, saya Zeng Niu!" Mengingat kejadian serpihan yang collapse total, Wang Lin tak bisa menahan rasa takut. Jika bukan karena dia nekat menelan kristal energi dewa, mungkin sekarang dia sudah terkubur di kehampaan.
"Zeng Niu..." Chi Hu berpikir sejenak, tiba-tiba matanya menyipit dan berkata, "Apakah Rekan Tao berasal dari keluarga Zeng di Negara Tianhun, negara cultivation tingkat lima di selatan Planet Zhuque?"
Wang Lin terkejut, menggeleng tanpa bicara.
Chi Hu berpikir lama, di seluruh Planet Zhuque, kultivator tingkat tinggi bermarga Zeng hanya ada di Tianhun ini. Meskipun lawannya tidak mengaku, dia tidak percaya bahwa Zeng Niu berlatih sendiri. Menurutnya, Zeng Niu pasti adalah Murid Inti yang dibina oleh negara cultivation tingkat lima tertentu.
Jika tidak, jika dia berasal dari Negara Kultivasi Tingkat Empat, tentu dia tidak akan tidak tahu.
Perlu diketahui bahwa klan Raksasa hanyalah negara kultivasi tingkat empat. Terhadap sosok jenius dari negara setingkat, tentu mereka sangat memperhatikan. Sikap Chi Hu langsung berubah. Namun dengan tingkat kultivasinya, tentu dia tidak akan memperlihatkannya.
"Teman Zeng, bisakah kita berbicara lebih lanjut?" Chi Hu ragu sejenak, tiba-tiba berkata.
Wang Lin memandang tenang, menatap pria ini, sedikit mengangguk.
Chi Hu segera mendekat, bersama Wang Lin menuju tepi platform. Tangan kanannya mengayun santai di samping tubuh, langsung membentuk tirai cahaya.
Wang Lin tidak menunjukkan perubahan ekspresi, diam-diam waspada.
"Teman Zeng, kita sama-sama berasal dari Planet Zhuque. Tolong bantu aku!" Chi Hu langsung membuka topik.
"Oh? Ada masalah apa, Teman Chi Hu? Silakan bicara." Wang Lin tersenyum.
Chi Hu menggigit gigi, mengeluarkan kepingan giok dan melemparkannya ke Wang Lin, "Teman pasti akan paham setelah melihat ini!"
Wang Lin menerima kepingan giok itu. Shen Shi-nya menyapu sekilas, bahkan dengan ketenangannya yang biasa, ekspresinya langsung berubah. Pada kepingan giok itu terekam gambar yang direkam dengan pikiran spiritual. Gambar itu memperlihatkan tempat dengan kicauan burung dan harum bunga, dikelilingi pegunungan hijau dan air jernih yang sangat indah.
Yang paling mencolok adalah sebuah kolam. Di atas kolam itu mengambang sebuah peti mati giok.
Di peti mati tersebut tertancap tiga pedang surgawi. Bentuk pedang-pedang ini sangat mirip dengan pedang yang dipegang kerangka yang pernah dilihat Wang Lin sebelumnya.
Hal lain yang membuat pupilnya menyempit adalah material peti mati giok itu. Jika tidak salah lihat, seluruh peti ini terbuat dari Giok Surgawi!
Selain itu, di permukaan kolam juga mengambang beberapa tanaman seperti mutiara, jelas-jelas bukan barang sembarangan!
Wang Lin terdiam sejenak sebelum menyerahkan kembali kepingan giok itu pada Chi Hu, tetap membisu.
“Kakak Zeng, benda ini ditemukan oleh jenius klan Raksasa generasi kami yang memasuki dunia dewa bertahun-tahun lalu. Ia tak sengaja memasuki tempat ini yang dijaga Makhluk Immortal dan dipenuhi Lapisan Larangan. Dengan kekuatan sendiri, ia tak bertindak gegabah, tapi diam-diam merekam lokasinya lalu kembali.” Chi Hu memandang Wang Lin sambil berbisik.
“Setelah bertahun-tahun berlalu, tempat ini mungkin sudah ditemukan orang.” Wang Lin merenung sejenak lalu berkata.
“Tidak mungkin, Kakak Zeng. Saya jamin tempat ini pasti belum ditemukan. Mohon Kakak Zeng memaafkan, ada alasan tertentu yang belum bisa saya jelaskan sekarang.” Chi Hu tersenyum.
