Tanah tandus tanpa tumbuhan, dipenuhi lubang-lubang dalam tak berdasar. Langit retak-retak, beberapa celah kadang menyatu lalu menghilang.
Reruntuhan bangunan juga terlihat tersebar di beberapa tempat.
"Benar, di sinilah tempatnya. Kakek Buyut pernah mendeskripsikan lapisan pertama ini secara detail." Mata Chi Hu berbinar saat tiba di lokasi.
Ia lalu menunduk menghitung sambil melebarkan Shen Shi-nya, seolah mencari suatu ruang tertentu.
Wang Lin mengerutkan kening sambil memandang sekeliling, tiba-tiba bertanya: "Saudara Chi Hu, lapisan keberapakah lokasi yang tercap pada kepingan giok itu?"
Hong Die yang sudah lama diam mendengus pelan: "Jelas lapisan kedua! Di dunia dewa ini, keberadaan dua serpihan yang tumpang tindih sudah luar biasa!"
Wang Lin mengeraskan pandangannya: "Bodoh!"
Disebut bodoh lagi, mata Hong Die langsung memancarkan niat membunuh ke arah Wang Lin.
Chi Hu tersenyum getir, mengangkat kepala dan buru-buru berkata: "Saudara Zeng, memang benar lapisan kedua. Namun leluhur klan kami pernah berspekulasi, di bawahnya mungkin masih ada lapisan ketiga."
Hong Die tertegun, matanya berkilat, merenung dalam diam.
Wang Lin tetap tenang. Ia terus merasakan keanehan. Sejak awal, ia telah mendeteksi kesan adanya seseorang yang mengikuti dari belakang. Perasaan ini sangat misterius, tidak terkait dengan tingkat kultivasi, melainkan intuisi akan bahaya yang diasah dari tahun-tahun pembantaiannya.
"Ketemu! Ikut aku!" Setelah lama, tubuh Chi Hu bergerak maju terbang.
Tak lama, ketiganya berhenti di sebuah ruang di arah timur laut.
"Di sini! Leluhur dulu meninggalkan tanda bunga plum beserta metode kalkulasi eksplorasinya. Tidak salah!" Chi Hu dengan wajah berseri jatuh di tepi lubang dalam.
Wang Lin menunduk memandang. Lubang-lubang di sekeliling memang membentuk pola bunga plum.
Chi Hu melompat masuk ke lubang. Hong Die melirik Wang Lin, lalu menyusul dari belakang.
Wang Lin Shen Shi-nya menyapu sekilas, lubang ini dalam tak terlihat dasarnya. Ia merenung sejenak, lalu melompat masuk.
Tak lama setelah ketiganya memasuki gua ini, pria paruh baya yang memegang Labu muncul di tepi lubang. Orang ini meneguk arak, kemudian mengeluarkan sebuah pagoda dari tangannya. Mayat wanita berjubah putih kembali terbang keluar dan dipeluknya.
Ia menatap mayat itu sambil menggeleng lemah, bergumam: "Ting'er, para junior ini mungkin akan pulang dengan tangan hampa. Peti mati Giok Surgawi itu sudah lama kubuat menjadi pagoda. Sayang, peti Giok Surgawi ini ternyata hampir habis kau serap selama ribuan tahun ini. Tenang Ting'er, aku akan mencari lebih banyak Giok Surgawi. Di Tingkat Ketiga, seharusnya ada Giok Surgawi."
Sambil berkata demikian, ia mencium lembut Antara Alis mayat itu. Tapi tiba-tiba raut wajahnya berubah. Kedua tangannya bergerak cepat, mayat bersama pagoda langsung lenyap. Ia menengadah memandang langit.
Di langit terdengar gemuruh, dari sambungan celah-celah dimensi muncul seorang pria beruban dengan wajah berkeriput. Dengan kecepatan ekstrem, ia melesat keluar dari celah tersebut dalam sekejap.
"Untuk apa semua ini? Tempat terkutuk ini! Lao Fu sudah menjelajahi hampir semua serpihan warisan, tetap tidak menemukan mayat dewa."
Sambil menghela napas, ia turun dari langit dan langsung melihat pria paruh baya itu. Dengan senyum ia berkata: "Halo, halo."
Pria paruh baya itu mengerutkan kening. Di antara semua kultivator dari Planet Zhuque, orang tua inilah yang paling ia takuti. Tingkat kultivasinya jelas setara - Tahap Menengah Transformasi Bayi!
Namun dalam perjalanan panjang hidupnya, ia tak pernah melihat wajah ini sebelumnya. Jumlah kultivator Tahap Transformasi Bayi di Planet Zhuque terbatas, dan ia yakin mengenal setiap satu dari mereka.
Dengan tatapan dingin, pria itu membalikkan badan dan melompat masuk ke lubang gelap tanpa sepatah kata pun.
“Hmm... Tidak menghiraukanku, sungguh tidak sopan!” Orang tua itu mengusap hidungnya. Melihat lubang dalam tempat pria paruh baya melompat, ia hendak pergi. Tiba-tiba, hidungnya berkedut, mencium sesuatu di sekelilingnya.
“Hah! Aura kematian! Benar, ini aura kematian, bau mayat dewa! Aku tidak mungkin salah menciumnya. Pasti mayat perempuan, haha, mayat perempuan lebih baik, lebih baik!” Mata orang tua itu berkilat. Matanya menyapu sekeliling, tiba-tiba tertuju pada lubang dalam tempat pria paruh baya jatuh. Tubuhnya berkelebat, menyusup masuk dengan cepat.
“Akhirnya bisa menyelesaikan tugas pemimpin sekte dan meninggalkan Planet Zhuque yang terpencil ini. Aneh juga pemimpin sekte. Sekte Yin Mayat kami punya segudang tubuh fisik, kenapa harus mayat dewa? Entah tamu dari planet mana yang punya selera unik begini.” Wajah orang tua itu berseri-seri, hatinya bergumam.
Wang Lin bertiga melesat dengan kecepatan tinggi. Setelah memasuki lubang dalam, mereka terus terjun ke bawah. Tidak tahu sudah berapa lama, dasar masih belum terlihat. Sementara itu, hambatan dari bawah semakin kuat, mendorong ke atas.
“Di sinilah tempatnya! Setelah kita turun, kita bisa memasuki area yang tertera di kepingan giok. Hanya saja di sana terdapat beberapa Larangan penyegelan, tapi dengan kekuatan bertiga kita, pasti bisa membukanya dalam beberapa hari!” Suara Chi Hu dipenuhi kegembiraan.
Semakin mereka turun, hambatan semakin kuat. Kini, intensitas hambatan telah mencapai tingkat tertentu sehingga kecepatan ketiganya pun melambat.
Setelah waktu yang lama, hambatan semakin menggila. Wang Lin menarik napas dalam-dalam, mengalirkan energi spiritual ke seluruh tubuhnya untuk melawan tekanan itu.
Diam-diam ia menghitung: "Jarak jatuh ini mungkin sudah melebihi sepuluh ribu zhang, tapi dasar masih tak terlihat. Saat Shen Shi kusebarkan, ada kekuatan misterius di bawah yang membatasi jangkauan persepsi spiritualku hanya dalam 1.000 zhang."
Wang Lin melirik Hong Die. Perempuan itu memancarkan cahaya biru dari tubuhnya dengan ekspresi datar. Sementara Chi Hu, simbol kapak di Antara Alisnya berkedip-kedip keras. Setiap kedipan itu mengurangi hambatan di sekujur tubuhnya—fenomena yang sungguh ajaib.
Waktu berlahan-lahan berlalu. Setelah waktu yang tidak diketahui lamanya, Chi Hu yang berada di depan tiba-tiba berseru gembira: "Sampai!"
Wang Lin menyemangati diri, menahan tekanan sambil menepuk kantong penyimpanan. Bendera Larangan segera dikeluarkan, lalu ketiganya menerjang ke depan hampir bersamaan, tiba-tiba menyembul keluar dari dasar lubang dalam.
Saat menyembul keluar, pandangan Wang Lin langsung diserang cahaya menyilaukan bagai sinar sepuluh ribu zhang. Dengan cepat ia menggoyangkan Bendera Larangan di tangannya, membungkus seluruh tubuh. Mata yang tak lagi perih segera meneliti sekeliling, lalu raut wajaknya berubah penuh keanehan.
Area ini tidak luas, hanya sekitar 100 zhang (sekitar 333 meter).
Di pusat area ini memang terdapat sebuah kolam kecil.
Namun...
Di atas kolam sama sekali tidak ada peti mati batu giok putih, apalagi tiga Pedang Immortal di peti mati seperti dalam gambar tertera kepingan giok.
Tanaman spiritual pun tidak ada setitik pun.
Kecuali ketiadaan harta karun, tempat ini benar-benar identik dengan gambar dalam kepingan giok.
terdiam memandang pemandangan di depan matanya, otaknya kosong. Setelah berusaha keras, bahkan merusak kompas, akhirnya sampai di sini. Tapi dia sama sekali tidak menyangka, hasilnya akan seperti ini...
Hong Die tertawa dingin dengan kemarahan, berkata: "Chi Hu, ini tempat yang kau maksud? Aku menghabiskan benang sari hanya untuk masuk ke sini? Hari ini jika kau tidak memberiku penjelasan, aku tidak akan tinggal diam!"
Wang Lin melihat sekeliling dengan ekspresi keanehan, tak bisa menahan senyum getir. Dia tidak semarah Hong Die, toh sepanjang perjalanan dia tidak mengalami kerugian, malah mendapatkan satu batu emas-ungu. Jika dihitung, justru untung.
Memikirkan ini, tubuhnya melesat ke depan, berkeliling di sekitar sambil mencari dengan cermat di setiap sudut.
Mata Hong Die memancarkan kemarahan. Dia juga segera mulai mencari, berharap bisa menemukan beberapa harta karun.
Chi Hu memandang kosong kejadian di depannya, bergumam pelan: "Bagaimana bisa begini... Tidak mungkin... Apakah ada orang yang masuk ke sini dan mengambil harta karun setelah Kakek Xi menemukan tempat ini? Benar, pasti begitu!"
Ia menggelengkan kepala dengan ekspresi pahit, lalu menyatukan tinju ke arah Wang Lin dan Hong Die yang sedang mencari-cari: "Kalian berdua, aku terlalu ceroboh dalam hal ini. Huh, aku juga tidak menyangka akan seperti ini..."
Hong Die hampir kehilangan kendali. Ia menatap tajam Chi Hu sambil mengucapkan kata demi kata: "Sekadar permintaan maaf bisa mengganti kerugian satu helai benang sari-ku? Chi Hu, kurasa kau sudah tahu kondisi tempat ini sejak awal. Sepanjang perjalanan kau sengaja memanfaatkan kekuatanku untuk sampai ke sini, pasti ada maksud tersembunyi! Jika hari ini kau tidak menjelaskan, jangan marah jika Hong Die melupakan ikatan persahabatan keluarga kita!"
Wang Lin tetap tenang. Setelah mencari dengan cermat namun tak menemukan apapun, akhirnya pandangannya tertuju ke kolam air. Ia mengamati kolam yang hitam pekat itu, dalamnya tak terlihat dasarnya.
Chi Hu mendengar kata-kata Hong Die, raut wajaknya langsung berubah buruk, namun menahan diri dengan paksa, suara berat berkata: "Hong Die, soal ini setelah kembali ke Planet Zhuque, aku akan memberimu penjelasan. Tapi kau bilang aku punya maksud lain, sama sekali tidak ada! Aku Chi Hu sebagai putra muda klan Raksasa, meski tak semulia dirimu Hong Die yang terbuat dari emas, tapi aku pria yang kata-katanya tak bisa diganggu gugat!"
Hong Die tertawa dingin, hendak berbicara. Tiba-tiba Wang Lin berkata: "Chi Hu, sebelumnya kau bilang, tempat ini masih ada Tingkat Ketiga?"
Chi Hu tertegun, matanya langsung berbinar: "Saudara Zeng Niu, benar! Leluhur kami pernah menganalisis, di sini seharusnya ada Tingkat Ketiga."
"Leluhur? Leluhurmu juga bilang Tahap Kedua ini ada harta!" Hong Die menyindir dengan suara dingin.
Chi Hu memandang Hong Die dengan sorot mata muram. Lama kemudian, ia menarik napas dalam-dalam, berbalik menghampiri Wang Lin. Pandangannya juga tertuju pada kolam air.
"Jika benar ada Tingkat Ketiga, di sinilah seharusnya pintu masuknya!" Wang Lin perlahan berkata.
Hong Die mendengus ringan, tubuhnya melesat ke depan mendekati tepi kolam dan menatap ke dalam air.
Tiba-tiba dari koridor di atas, seseorang muncul secara misterius melayang turun. Begitu mendarat, dia langsung melangkah maju dan berdiri di atas permukaan kolam dengan gerakan secepat kilat di depan mata Wang Lin dan yang lain.
Gelombang energi dahsyat menyembur dari tubuhnya. Chi Hu seketika pucat pasi, muntah darah segar, dan terlempar mundur beberapa langkah.
Sementara Hong Die menjerit kencang sambil mundur terburu-buru, matanya dipenuhi ketakutan.
Wang Lin yang selalu waspada sudah menduga ada yang menguntit. Begitu musuh muncul, dia langsung menarik diri. Meski terkena imbas energi lawan, tubuhnya tidak terluka. Hanya pipinya memerah sebentar sebelum akhirnya berhenti beberapa zhang jaraknya.
"Hoh?" Pria itu menatap Wang Lin sambil menenggak isi labu yang dibawanya.
"Zhou Yi dari Sekte Lima Elemen!!" Chi Hu berteriak kaget.
Pria paruh baya itu tersenyum memperlihatkan giginya: "Anak muda dari klan Raksasa, kau mengenaliku?"
Hong Die mendengar nama Zhou Yi, raut wajaknya langsung berubah, sorot matanya menunjukkan rasa jijik yang tersembunyi sangat dalam.
Chi Hu segera berkata dengan penuh hormat: "Junior dari Klan Raksasa, Chi Hu, memberi salam kepada Senior. Nama Senior telah bergema di telinga junior sejak kecil." Sebagai pangeran muda Klan Raksasa, sejak kecil dia telah mendapat pelatihan khusus. Potret semua kultivator Tahap Transformasi Bayi di Planet Zhuque telah dipelajarinya. Melihat labu merah itu, dia langsung mengenali identitas lawan.
Terutama Zhou Yi ini memiliki hobi yang sangat iblis. Hobi aneh ini kemudian terbukti benar. Di bawah pengaruh hobi mengerikan itu, ingatan Chi Hu tentangnya menjadi sangat mendalam.
