Dalam kehampaan, orang tua yang menunggangi makhluk qilin itu juga mendengar gemuruh pedang. Di belakangnya tiba-tiba muncul sekumpulan pedang yang melesat mendekat.
Wajah orang tua itu menunjukkan pergumulan batin. Pedang-pedang ini semuanya adalah Pedang Immortal. Jika bisa dikumpulkan dan dibagikan ke setiap murid, Sekte Pedang Daruo-nya pasti akan menjadi sekte terkuat di Planet Tianyun, mengalahkan kedudukan Tian Yunzi!
Setelah lama bergumul, akhirnya ia menghela napas. Tidak berani menantang tajamnya Pedang Immortal, ia memilih menghindar ke samping.
Di dalam Pedang-pedang Immortal ini terkandung jiwa pedang yang sedang berziarah. Jika dia mencegah langkah mereka, pasti akan memicu energi masa depan seluruh pedang terbang di sekitarnya. Saat itu tiba, meski dengan tingkat kultivasinya, di tengah serangan Pedang-pedang Immortal itu, meski tidak mati, pasti akan kabur tercengang dan segera kembali ke Planet Tianyun.
Dengan demikian, kesempatan untuk mendapatkan Pedang Hujan akan benar-benar hilang.
Begitu kelompok pedang itu lewat, orang tua ini segera mengikuti dari belakang.
Kehampaan yang awalnya sangat berbahaya, di bawah penerobosan gelombang pedang, semua makhluk kehampaan menghindar. Dengan demikian, kehampaan justru menjadi aman selama tidak bernasib sangat buruk. Dengan mengikuti jejak pedang terbang, kemungkinan menghadapi daerah berbahaya tidak tinggi.
Maka, banyak kultivator yang mengejar pedang immortal masuk ke kehampaan. Awalnya masih berhati-hati, namun setelah beberapa waktu mulai melepas kewaspadaan dan melakukan pengejaran ketat.
Bahaya dalam kehampaan selain makhluk iblis, juga sulit menentukan arah. Tapi sekarang dengan pedang immortal sebagai penunjuk, tidak perlu menilai arah, cukup ikuti saja.
Hanya saja kecepatan ekstrem pedang immortal tidak bisa diikuti semua orang. Maka kultivator yang masuk ke kehampaan terstratifikasi tingkatannya.
Beberapa kultivator dengan wawasan terbatas, melihat kelompok pedang immortal langsung timbul niat serakah, berusaha mengambil satu dua buah. Namun semua orang ini tewas dibunuh pedang immortal.
Hanya saja, meski ada yang tewas, tapi terus bermunculan orang-orang yang tidak percaya dan mencoba merebut harta karun dengan kekuatan sendiri.
Saat ini, di suatu tempat dalam kehampaan, tujuh delapan kultivator saling berjauhan, masing-masing mengeluarkan ilmu. Di depan mereka, sekumpulan pedang melesat mendekat dengan menderu.
Di antara kultivator-kultivator ini, ada juga yang memiliki kemampuan supernatural. Saat Pedang Immortal itu mendekat, terdengar suara "bum" berkali-kali. Lima orang langsung tewas tertembus jantung. Sisanya berteriak keras, mengerahkan seluruh tenaga untuk membekukan tiga Pedang Immortal yang terpisah.
Keringat membasahi dahi mereka. Tiga pedang yang terbekukan itu memancarkan sinar pedang yang intens, menghantam dengan ganas.
"Tahan! Menurut analisis Lao Fu, jika kita bertahan lebih lama, pasti bisa mendapatkan Pedang Immortal!" teriak seorang orang tua di antara mereka dengan wajah pucat pasi.
Meski hati yang lain dipenuhi keluhan, tapi mata mereka semua memancarkan kilau kegembiraan.
Pada saat itu, sekelompok pedang lainnya melintas dengan gemuruh di kejauhan. Karena jaraknya cukup jauh, mereka hanya melirik sejenak sebelum fokus mengerahkan seluruh tenaga untuk menguasai tiga pedang immortal.
Namun, tiga pedang immortal itu langsung mengeluarkan Gemuruh Pedang yang keras. Seketika, kelompok pedang yang melintas di kejauhan berhenti mendadak dan berbalik arah, menyergap mereka dengan kecepatan kilat.
Raut wajah mereka berubah drastis. Orang tua itu langsung melepas kendali atas pedang dan lari seperti anjing kehilangan majikan. Larangan yang sudah rapuh itu pun collapse total.
Dalam tabrakan kelompok pedang yang kacau-balau, daging dan darah beterbangan.
Tak lama kemudian, kelompok pedang itu pergi. Semua orang - termasuk orang tua yang kabur lebih dulu - tewas.
Seberkas cahaya hitam melesat di sekitar mayat-mayat itu. Dua kantong penyimpanan yang lolos dari hantaman energi pedang, tersapu cahaya itu dan lenyap tanpa jejak.
Di kejauhan, cahaya hitam itu berubah menjadi sebuah kompas raksasa. Chi Hu memegang dua kantong penyimpanan sambil menyingkir, tertawa: "Kakak Zeng, ini kantong penyimpanan ketiga puluh tujuh. Perjalanan kita kali ini benar-benar membuahkan hasil."
Wang Lin tersenyum ringan. Sepanjang perjalanan, mereka menyaksikan banyak kultivator yang bermaksud merebut Pedang Immortal, namun tak satu pun berhasil. Semua menemui ajal. Kantong penyimpanan mereka ada yang hancur oleh energi pedang, ada juga yang masih utuh dan jatuh ke tangan mereka berdua.
Kompas Bintang milik mereka berdua memiliki kecepatan ekstrem, bahkan melebihi kecepatan Pedang Immortal itu sendiri. Begitu Wang Lin mendeteksi keanehan, ia segera mengikuti dari jarak aman. Dengan kecepatannya yang tinggi, ia tak khawatir kehilangan jejak. Sambil mempertahankan posisi terdepan, mereka memanfaatkan kesempatan di sepanjang jalan, membuat Chi Hu semakin bersemangat.
Sepanjang perjalanan ini, Wang Lin yang mengontrol kompas sementara Chi Hu bertugas menangkap kantong penyimpanan. Koordinasi mereka bisa dikatakan sangat terampil.
Selain itu, mereka juga pernah bertemu beberapa kultivator yang mengenali Kompas Bintang milik mereka, lalu menyerang untuk merebut. Di bawah kerja sama Wang Lin dan Chi Hu, semua perampas kompas sepanjang perjalanan akhirnya menemui kematian.
Saat ini, keduanya berubah menjadi cahaya hitam melesat pergi, dengan cepat menyusul gerombolan pedang di depan, mengikuti dari kejauhan.
Tiba-tiba, seorang pria paruh baya dengan wajah muram yang menginjak piringan terbang sambil mengejar sekelompok Pedang Immortal, tiba-tiba matanya berkilat melihat Kompas Bintang di bawah Wang Lin dan Chi Hu di kejauhan. Seketika dia menghentakkan kaki, piringan itu menghilang, dan tubuhnya langsung menerjang ke arah kedua orang itu.
"Dua Rekan Tao, bisakah Peleburan ini ikut numpang sebentar?" Meski ucapannya sopan, namun langkah kakinya justru menginjak dengan kasar ke arah mereka.
"Tahap akhir Transformasi Dewa!" Sorot mata Chi Hu berkilat, berbisik pelan.
Wang Lin dengan raut wajak tetap tenang tersenyum: "Lawan atau kabur, terserah keputusan Kakak Chi Hu." Kecepatan kompas ini saat ini belum sepenuhnya dikerahkan oleh Wang Lin. Jika dikerahkan maksimal, melemparkan orang berlevel Transformasi Dewa tahap akhir ini akan mudah bagaikan membalik telapak tangan.
Chi Hu tertawa terbahak-bahak, tiba-tiba berdiri sambil mengepal kepalan tangan: "Kakak Zeng yang baru mencapai tahap awal Transformasi Dewa berani melawan Hong Die, aku Chi Hu dengan tingkat kultivasi tahap menengah Transformasi Dewa juga ingin mencoba bertarung dengan rekan Tao tahap akhir ini. Setelah pertarunganku, baru kita kabur juga tidak terlambat!" Sambil berkata demikian, kakinya menghentak keras dan tubuhnya tiba-tiba melesat dari Kompas Bintang, berteriak: "Mau numpang kompas? Tunjukkan dulu kekuatanmu padaku!"
Raut wajak pria paruh baya itu tetap muram, sorot matanya memancarkan sikap merendahkan. Tubuhnya bukannya berhenti malah semakin cepat: "Ternyata orang dari klan Raksasa, enyahlah dariku!"
Sambil berkata demikian, jari kanannya dengan santai menunjuk ke depan.
"Ci!"
Seberkas gas abu-abu segera berubah menjadi anak panah, melesat dengan cepat ke arah Chi Hu. Saat gas abu-abu ini muncul, aura pembunuh tiba-tiba menyelimuti sekelilingnya.
"Lapisan Hasrat Membunuh?" Mata Wang Lin berkilat, langsung mengenali Lapisan lawan. Kecuali tubuh aslinya yang setara, jarang ia melihat aura pembunuh sepekat ini.
"Hasrat membunuh!" teriak Chi Hu. Kedua tangannya menggenggam erat, saling menghantam di depan dada. Aura kesombongan langsung memancar dari tubuhnya. Seluruh tubuhnya mulai mengeluarkan suara berderak-derak, tiba-tiba membesar beberapa kali lipat menjadi raksasa setinggi beberapa zhang. Bentuk kapak di antara alisnya berpendar dengan intens.
Kapak ini merupakan harta karun agung sukunya. Berbeda dengan Kompas Bintang yang kurang berguna bagi sukunya, benda ini bukan entitas fisik. Meski pernah hancur saat Zhou Yi merasukinya dalam pertempuran melawan Hong Die, ia bisa membentuk kembali. Hanya saja setiap kali hancur, kekuatannya akan berkurang beberapa fen.
Kapak berubah wujud dan direngkuh oleh Chi Hu, bagaikan Dewa Iblis, melangkah ke depan dan menghunjamkan kapaknya ke gas abu-abu.
"Bum!"
Gas abu-abu hancur berantakan, Chi Hu merasakan getaran ringan di kapaknya. Tubuhnya mundur beberapa zhang, urat-urat hijau menonjol di sekujur badannya. Ia tertawa besar: "Luar biasa! Ayo lagi!"
Pria paruh baya itu matanya berkilat. Tubuhnya berhenti, dengan senyum dingin menepuk kantong penyimpanan. Sebuah kristal melesat keluar. Tangan kanannya menyentuh kristal itu, yang seketika meleleh menjadi cairan. Dengan gerakan meremas, cairan itu membentuk belah ketupat. Dilemparkannya ke depan sambil berteriak: "Coba sentuh ini!"
Saat melihat kristal itu, Chi Hu langsung merasakan dingin menusuk tulang. Gelombang niat membunuh nyaris mengacaukan jiwanya. Jantungnya berdebar kencang.
Wang Lin segera memfokuskan pandangan pada kristal itu, cepat-cepat berkata: "Chi Hu, pergilah!"
tertawa terbahak-bahak, tanpa bicara langsung berbalik dan menginjakkan kaki di , berkata: "Tak bisa mengalahkanmu, cukup main-main!"
menampakkan senyum dingin di sudut bibir, menuding, melesat semakin cepat mengeluarkan suara menderu, langsung menuju .
menggerakkan , seketika menghindar ke kejauhan dan , meski itu cepat, namun tak sanggup menyaingi kecepatan .
berubah, tubuhnya segera terbang menyambar lalu terus memburu tanpa henti.
Setelah lama, , menghentikan langkahnya dan menatap ke arah lenyapnya , mendengus pelan.
" meramalkan kemunculan , berkesempatan mendapatkannya. Aku diperintahkan menghalangi sebisa mungkin agar keseimbangan kekuatan di tidak terganggu. Jika tidak karena ini, pasti akan kuhabisi kedua ini! Hmph, meski setara dengan , tapi jika , apa arti mereka di mataku!"
Orang ini melirik ke kejauhan dengan dingin, lalu berbalik dan pergi.
"Si junior di atas kompas itu, dari ekspresinya pasti mengenali kristal itu. Pandai juga!"
"Kakak Zeng, kristal belah ketupat apa itu? Kenapa melarangku bertarung? Walau orang itu tahap akhir Transformasi Dewa, bakat aneh klan Raksasaku membuatku tak takut walau tak bisa menang!" Chi Hu duduk bersila di kompas sambil bertanya.
Wang Lin sambil mengontrol Kompas Bintang menjawab: "Pembunuhan bisa memusatkan aura pembunuh. Bila terkumpul banyak, akan menjadi aura pembunuh padat. Jika memadat jadi cair, lalu mengkristal. Kristal darah ini akan melukai Jiwa Yuan Shen-mu kecuali kau berlatih Lapisan Pembunuhan!"
Chi Hu diam, mengingat gejolak hatinya saat kristal muncul tadi, lalu mengangguk.
"Kultivasi pria paruh baya itu bahkan lebih tinggi satu tingkat dibanding Hong Die. Terutama hasrat membunuhnya, mungkin Hong Die pun akan kesulitan menahan. Entah jika Tubuh asli muncul, apakah bisa menahan kristal aura pembunuh ini... Tubuh asli... Tidak tahu berapa energi spiritual lagi yang dibutuhkan untuk transformasi ketiga... Setelah kembali ke Planet Zhuque nanti, dengan energi dewa dari Giok Surgawi yang dihirup, semoga latihan Tubuh asli bisa lebih cepat." Pikiran Wang Lin bergejolak.
Kompas Bintang melesat dengan kecepatan ekstrem. Setelah berputar jauh, dari posisi lain mulai mengikuti dari jarak aman kawanan Pedang Immortal. Perlahan, di kehampaan depan muncul serpihan Jejak Dewa.
Serpihan itu memancarkan Energi pedang yang pekat, bagai sinar sepuluh ribu zhang. Sebelum mendekat pun tubuh sudah terasa seperti ditusuk jarum.
Ribuan Pedang Immortal menderu mendekat. Tempat ini adalah lokasi Jiwa Pedang Hujan!
