“Sebelum pedang immortal keempat terbentuk, kau tak boleh keluar!” Wanita berjubah putih berkata lembut.
Dengan satu kibasan tangannya, cahaya pedang kilat langsung collapse total. Orang tua berbaju hijau kembali mundur berkali-kali. Kali ini, dia hanya membentuk dua ratus lebih tirai cahaya sebelum menghalau serangan. Sorot mata penuh gairahnya semakin membara.
Saat gelombang terakhir pedang menerobos dari angkasa dan melebur, gemerincing pedang bergema dari cahaya emas keempat. Naga emas keempat, menguat!
Wanita berjubah putih memandang tenang. Kedua tangannya bergerak, seketika empat naga emas berputar-putar di depannya. Jari-jari gioknya menunjuk lembut, cahaya emas di tubuh satu naga collapse total, memperlihatkan pedang immortal kuno di dalamnya!
Sedikit kekuatan ini membuat aura kematian di wajah wanita berjubah putih semakin pekat. Energi dewa yang terkumpul selama dua ribu tahun lebih hampir habis digunakan. Andai bukan karena harus menyisakan sebagian besar energi dewa untuk proses Bian Jiwa Zhou Yi, pastilah pria berbaju hijau itu tewas seketika dengan sekali tunjuk jarinya.
"Pedang Kedua Hujan, Jiwa Pedang, keluar!"
Pedang Immortal kuno itu segera memancarkan cahaya keemasan. Gumpalan emas sebesar kepalan tangan langsung melayang keluar dari pedang. Aura kematian wanita berjubah putih semakin menguat. Tangannya yang halus menekan cahaya emas, lalu melemparkannya ke arah naga emas dengan kabut hitam di antara alis.
Kehilangan gumpalan emas, pedang immortal kuno itu langsung kehilangan kilaunya dan terjatuh dari udara.
Jatuhnya pedang ini segera memusatkan pandangan semua kultivator di sekelilingnya.
Pria berbaju hijau itu kembali melesat ke atas. Kali ini, dengan kedua tangannya menyatu membentuk segel, sepuluh bayangan cahaya pedang terkumpul di belakangnya. Dengan hentakan tangan, cahaya-cahaya itu langsung melayang di depannya. Pria itu berseru keras lalu meluncur dengan kecepatan penuh.
Pada saat itu, tiba-tiba sebuah siluet bergegas keluar dari kerumunan. Orang ini tak lain adalah pria paruh baya yang pernah berseteru dengan Wang Lin dan Chi Hu di perjalanan.
Begitu melesat, tiga kristal darah segera terkumpul di depannya. Dengan dorongan tangannya, kristal-kristal itu meluncur deras menuju Orang tua berbaju hijau.
Orang tua berbaju hijau meliriknya sambil mata berkilat. Tanpa berkata-kata, ia mengayunkan tangan besar ke arah pria itu.
"Aura pembunuh kristal darah, Ledakkan!" teriak pria paruh baya itu seketika.
"Bum" "Bum" "Bum"
Tiga ledakan dahsyat mengguncang. Dari pusaran ledakan, muncul pusaran hitam pekat. Sebuah telapak tangan raksasa menyembul dari pusaran itu, mencengkram ke arah Orang tua berbaju hijau.
"Tian Yunzi! Jika kau halangi aku mengambil pedang ini, setelah kembali ke Planet Tianyun, kedua sekte kita akan berperang darah selama ribuan tahun!" teriak Orang tua berbaju hijau sambil raut wajak berubah pucat saat melihat telapak tangan itu.
Tubuhnya berkelebat menghindari cengkraman, lalu melesat dengan cepat menuju wanita berjubah putih.
"Telapak tangan itu terus mengejar tanpa henti. Di saat yang sama, suara sarat kesan zaman terdengar dari dalam pusaran itu."
"Ling Tianhou, Pedang Immortal hanya untuk yang berjodoh. Jika kau bisa mendapatkannya, berarti itu takdirmu."
"Tian Yunzi!" Tubuh Wang Lin bergetar. Matanya memancarkan cahaya aneh sambil menatap tajam telapak tangan raksasa itu, tetap membisu.
Raut wajak orang tua berbaju hijau semakin muram. Dengan kecepatan kilat, hampir dalam sekejap mata, ia telah tiba di sisi wanita berjubah putih mengikuti cahaya pedang. Tangannya langsung meraih Pedang Immortal kuno yang sedang membentuk.
Namun, tepat di saat jemarinya hampir menyentuh, siluet yang sepuluh kali lebih cepat dari kilat tiba-tiba menyembul dari kerumunan. Dalam satu kedipan, sosok itu telah mendahuluinya, menggenggam erat pedang kuno itu sebelum melesat pergi.
“Hahaha, Ling Tianhou, dari empat pedang immortal, aku Tian Mozi tidak serakah, hanya mengambil satu. Mohon diri!” Siluet ini ternyata adalah sarjana paruh baya yang datang lebih dulu dari orang tua berbaju hijau, bersembunyi di kerumunan. Saat ini turun tangan, langsung merampas pedang immortal dengan satu gerakan.
“Tian Mozi!! Berani-beraminya kau merampas milikku! Bintang Tianmo mu tunggu kehancuran dari Sekte Pedang Daruo!” Orang tua berbaju hijau mengaum. Kecepatan Tian Mozi memang paling unggul di antara seangkatan. Ia tahu tak bisa mengejar, hanya bisa memandang geram saat lawannya menjauh.
“Hahaha, Ling Tian lao'er, pertempuran kita tak terhindarkan. Aku siap kapan saja menerima kedatanganmu!” Sarjana paruh baya itu menertawakan ancaman sang tua. Kecepatannya semakin meningkat. Saat melesat, muncul lubang hitam di kehampaan. Ia menerobos masuk dan menghilang dari dunia dewa, kembali ke Bintang Tianmo miliknya.
“Kecepatan yang luar biasa!!! Beberapa kali lipat lebih cepat dari Kompas Bintang ku!!” Wang Lin menarik napas dalam-dalam. Ia hanya bisa melihat bayangan samar-samar.
Wanita berjubah putih sama sekali tidak melirik, tangan kanannya menunjuk ke naga emas lainnya. Naga itu segera merintih kesakitan, cahaya emas menghilang berubah menjadi pedang immortal berbentuk ular melengkung yang melayang di udara.
Orang tua berbaju hijau mata berkilat, tangan besarnya langsung meraih ke atas. Di belakangnya, tangan besar ilusi Tian Yunzi semakin mendekat.
Ekspresi wanita berjubah putih dingin membeku, jari kanannya menunjuk. Orang tua berbaju hijau berteriak keras, tubuh bagian atasnya terkoyak dengan suara "creek", di dadanya muncul cap jari hitam.
Orang tua itu memuntahkan darah segar, tapi tangan kanannya tetap dengan kecepatan sama terus meraih pedang immortal.
Aura kematian pada tubuh wanita berjubah putih telah mencapai titik ekstrem, sorot matanya menunjukkan kesedihan: "Kau mau pedang ini, kuberikan. Tapi jiwa pedangnya akan kuambil!"
Pada Pedang Immortal berbentuk ular itu, saat Orang tua berbaju hijau menggenggamnya, semburan cahaya emas muncul dari atas dan ditangkap oleh wanita berjubah putih, lalu ditekan ke antara alis patung cahaya emas di sampingnya.
"Pedang ini milikku!" Orang tua berbaju hijau tertawa keras menahan sakit di dadanya, meraih Pedang Immortal berbentuk ular, lalu tanpa ragu menyabetkannya ke belakang.
Tangan raksasa yang sedang mengejarnya tiba-tiba berhenti, menghindar ke samping, kemudian mundur untuk menangkap pria paruh baya yang pernah berselisih dengan Wang Lin dan Chi Hu, sebelum menghilang ke dalam pusaran.
Saat pusaran itu lenyap, suara tua Tian Yunzi kembali bergema dari dalamnya.
"Ling Tianhou, memperoleh Pedang Immortal ini adalah takdir. Lao Fu tidak akan menghalangimu, bijaksanalah..."
Orang tua berbaju hijau tertawa terbahak-bahak, matanya berkilat menatap wanita berjubah putih, berkata dengan suara seram: "Seranganmu semakin lemah, bahkan Cap Jari Immortal pun tak bisa membunuh Lao Fu. Mengingat kau adalah dewi, Lao Fu tak akan membunuhmu. Tapi dua Pedang Immortal tersisa dan jiwa pedang ini, kau tak boleh mengambil lagi!"
Pedang Immortal tanpa jiwa hanya menjadi senjata tajam biasa, kehilangan semua kemampuan supernaturalnya. Harus disempurnakan kembali melalui kultivasi.
Sorot mata wanita berjubah putih dipenuhi kesedihan lebih dalam. Dia menghela napas panjang, jari kanannya kembali menyentuh seekor naga emas. Naga itu mengaum keras lalu berubah menjadi pedang besar yang melayang di udara.
Orang tua berbaju hijau mendengus kecil. Tubuhnya bergerak gesit, tangan kirinya langsung mencengkeram pedang itu.
Wanita berjubah putih menghela napas lemah. Jari kanannya menekan antara alisnya. Seketika, sisa terakhir energi immortal memancar dari titik itu, membentuk tirai pelindung selebar sepuluh zhang di sekelilingnya. Tubuh orang tua berbaju hijau langsung terpental keluar dengan paksa.
Dengan suara marah, Pedang Immortal di tangan kanannya menghantam tirai immortal. Tirai itu langsung bergoncang, namun tidak retak.
Orang tua berbaju hijau tidak mau menyerah. Dengan cepat ia mengayunkan Pedang Immortal, bahkan mengerahkan ilmu dan kemampuan supernatural untuk menghantam tirai tersebut.
Setelah melepaskan sisa-sisa energi immortal terakhir, mata wanita berjubah putih perlahan terpejam. Seluruh tubuhnya langsung diselimuti aura kematian yang pekat.
"Zhou Yi... Aku bukan roh asli Immortal Lord. Roh aslinya tidak akan memiliki emosi apapun. Aku hanyalah jiwa-jiwa yang terfragmentasi yang entah mengapa muncul. Penjagaan selama 2000 tahun ini kusaksikan. Saat kau membakar Jiwa Yuan Shen-mu, aku akhirnya mengerti... Aku terlahir karena kegilaan cintamu...
...Terima kasih... Jika ada kehidupan setelah ini, kuharap aku bukan lagi jiwa yang terfragmentasi, dan kau masih akan menemaniku..."
Di antara alis naga emas terakhir, kabut ungu itu mengeluarkan raungan sedih.
"Ting'er!!"
Tubuh wanita berjubah putih itu perlahan rebah. Dia berjuang mengangkat tangan kanannya, menyentuh pedang besar itu. Sekumpulan cahaya emas terlepas dari pedang, melayang pelan ke antara alis naga emas terakhir, lalu melebur masuk.
Usai semua ini, untuk pertama kalinya senyum bahagia mengembang di bibirnya... Sangat mempesona...
Bersyukur pada langit, bersyukur pada bumi, bersyukur pada takdir yang mempertemukan kita...
Kesakralan ilmu tak mampu menutupi kegilaanmu selama ribuan tahun...
Penjagaan selama ribuan tahun, hanya agar keajaiban tercipta dalam hidupku...
Kegilaanmu mengguncang langit, cintamu menggetarkan bumi. Untukku kau korbankan nyawa, untukmu pun aku rela lepaskan sisa hidup...
Di Batu Tiga Kehidupan, kita berjanji: Di kehidupan nanti, jangan lupa... Kehidupan kini...
"TIDAK!!!" Teriakan pilu menggema dari kabut ungu di antara alis naga emas terakhir. Kilatan pedang tajam menyembur dari kabut itu, berubah wujud menjadi Zhou Yi.
Di atas kepala Zhou Yi, empat bola cahaya emas terus melebur, akhirnya membentuk pedang Xu berwarna emas yang tenggelam ke dalam tubuhnya. Seketika seluruh tubuhnya memancarkan cahaya emas sepuluh ribu zhang.
Hanya saja, cahaya emas ini tidak memberikan kesan lembut, melainkan memancarkan kesedihan yang mendalam...
Naga emas itu langsung collapse total dan menghilang setelah Zhou Yi keluar. Di antara partikel cahaya keemasan, sebuah pedang pendek milik wanita melayang di samping pedang besar itu.
Dua pedang yang besar dan kecil ini terlihat seperti sepasang suami istri.
Wanita berjubah putih menutup matanya, tubuhnya terjatuh. Bersamaan dengan kematiannya yang kedua kali, tirai dewa di sekeliling pun menghilang.
"Mengapa!!! Mengapa kau melakukan ini!! Aku Zhou Yi sudahlah mati, mengapa kau harus berkorban seperti ini demi diriku... Kau mati, aku hidup... Aku hidup, kau mati, apakah memang takdir kita harus seperti ini?! Tidak!!!" Zhou Yi berusaha memeluk mayat wanita itu, namun saat menyentuhnya, tubuhnya menjadi transparan dan gagal memeluk.
Sorot mata penuh kesedihan yang mampu mengguncang langit! Mengguncang bumi!
Jenazah wanita itu melintasi tubuhnya dan jatuh ke bawah. Menghilangnya tirai immortal disertai dua pedang immortal besar dan kecil yang ikut terjatuh. Seolah ada tarikan misterius, kedua pedang ini mengitari jenazah wanita itu saat jatuh...
Memandangi jenazah yang terus tenggelam, mata Zhou Yi dipenuhi kesedihan yang tak terperi.
Ting'er...
Namaku bukan Ting'er...
Tapi nama Ting'er... sangat kusukai...
Aku hanyalah fragmen jiwa yang terlahir demi kebodohan cinta padamu...
Orang tua berbaju hijau menggeram marah, tubuhnya menyambar dua pedang immortal di dekat jenazah. Di saat bersamaan, matanya menyapu Zhou Yi dengan tatapan penuh kewaspadaan.
Dari kejauhan, Wang Lin menyaksikan pemandangan ini. Hatinya diliputi secercah kepedihan...
