Setelah menyelesaikan semuanya, Wang Lin menggerakkan tangan kanannya menghantam udara, seketika baskom batu berisi lengan putus itu mulai bergerak-gerak mengkerut dan tertutup rapat.
Saat ini, di sebuah daerah pemandangan indah bagai lukisan di Negara Zhuque, Hong Die sedang duduk bersila di atas daun teratai di atas kolam kecil, bermeditasi dengan mata terpejam.
Sekelilingnya dipenuhi air jernih dan gunung hijau bagai surga, sesekali beberapa hewan spiritual menampakkan bayangannya.
Di dalam kolam, beberapa ikan mas berkumis yang sangat panjang berenang perlahan, mata mereka memancarkan cahaya cerdas, jelas telah memiliki kecerdasan.
Hong Die mengenakan gaun sutra merah, hanya saja lengan kanannya hanyalah sebuah lengan kosong.
Di atas daun teratai sejauh tiga zhang di depannya, duduk seorang pria paruh baya berpenampilan gagah dan luar biasa perkasa.
Ia menatap Hong Die, sorot matanya memancarkan kelembutan, berbisik lembut: "Adik Junior Hong Die, aku sudah mengambil Roh Laut Timur untukmu, bisa membuat lenganmu yang putus tumbuh kembali. Tapi mengapa kau tidak mau menggunakannya?"
Hong Die membuka matanya, berkata dingin: "Setiap kali melihat lengan kananku yang kosong, niatku untuk membunuh Zeng Niu semakin menguat. Sebelum membunuhnya, lengan ini takkan pernah pulih. Saudara Senior tak perlu membujukku."
"Zeng Niu!" Sorot mata pria paruh baya itu menyala dengan kilatan niat membunuh.
"Zeng Niu ini ingin merusak Hati Jalanku. Tapi justru karena kebencian akan lengan putus ini, Hati Jalanku tidak rusak malah semakin sempurna. Perintah pertarungan di Gunung Zhuque kali ini sangat sesuai dengan keinginanku!" Hong Die menatap ke kejauhan.
"Huh, kalau bukan karena perintah Gunung Zhuque, aku sudah pergi menangkap Zeng Niu dan menghadapkannya di hadapanmu untuk kau hukum mati." Sorot mata tajam berkilat di wajah pria paruh baya itu.
Hong Die hendak berbicara, tiba-tiba raut wajanya berubah. Dari antara alisnya, muncul garis hitam yang memancarkan kilau merah, segera menyebar.
Hong Die menekan titik antara alis dengan tangan kirinya secepat kilat. Raut wajak berubah antara hijau dan merah. Setelah waktu lama, garis hitam di antara alisnya perlahan menghilang. Hong Die membuka mata, pandangannya memancarkan kebencian yang dalam.
"Zeng Niu ini bahkan berani menggunakan lengan putusku untuk disempurnakan, ingin melukaiku dengan cara ini!"
Hong Die tangan kiri membentuk mantra dengan jari-jarinya, berulang kali melepaskan beberapa mantra, semuanya masuk ke antara alisnya. Setelah waktu yang lama, dengan raut wajak muram ia berdiri, bergumul sebentar, lalu duduk kembali.
"Adik Junior, aku akan membunuh Zeng Niu ini. Meskipun Gunung Zhuque menentang, saat itu aku sudah menghabisi orang ini. Paling-paling hukumanku hanya bertapa 100 tahun." Sorot mata pria paruh baya itu memancarkan seberkas rasa sakit hati. Ia berdiri dan berbalik hendak pergi.
“Saudara Senior, berhenti. Zeng Niu ini, yang harus membunuhnya hanyalah aku. Gunung Zhuque telah mengirim pesan dua kali berturut-turut. Jika kau bersikeras, hukumanmu mungkin lebih dari sekadar bertapa 100 tahun.” Hong Die berkata pelan.
Pria paruh baya itu menatap dengan pandangan muram, terdiam sejenak, lalu duduk. Namun setelah duduk, ia segera mengeluarkan kepingan giok, menempelkannya di antara alis sebentar, lalu melemparkannya.
“Aku tidak akan turun tangan langsung, tapi akan mengerahkan beberapa negara cultivation tingkat rendah. Dengan cara ini, Gunung Zhuque pun tak bisa mencelakaiku.”
Hong Die tidak berkata-kata. Ia menutup matanya, berkonsentrasi penuh untuk menyegel garis hitam yang menyusup di antara alisnya.
Di bagian timur Negara Zhuque, terdapat sebuah gunung yang berbentuk seperti burung Zhuque, sehingga dinamakan Gunung Zhuque.
Gunung Zhuque adalah tanah suci seluruh Negara Zhuque. Segala keputusan penting mengenai negara ini harus mendapatkan persetujuan dari Gunung Zhuque terlebih dahulu baru bisa dilaksanakan.
Pada hari itu, seorang pemuda berbaju putih tiba di kaki Gunung Zhuque. Dengan wajah penuh keraguan, ia mondar-mandir di kaki gunung cukup lama sebelum akhirnya menggigit gigi dan mulai menaiki tangga batu.
Di luar sebuah istana di bagian tengah Gunung Zhuque, pemuda berbaju putih berhenti dan bersujud dengan satu lutut, berseru keras: "Murid Sun Yushan, pelayan kepala berpakaian putih, mohon audiensi dengan Sesepuh."
Setelah lama, suara terdengar dari dalam istana.
"Urusan apa?"
"Sebelumnya murid ditugaskan ke Negeri Chu untuk mengantarkan surat tantangan kepada Zeng Niu, namun dia tidak menerimanya dan meminta penundaan sepuluh tahun." Sun Yushan tidak berani berbohong, menjelaskan secara detail.
"Hmph! Zeng Niu tidak tahu diri. Mundurlah, akan ada orang yang menangkapnya!" Suara dari dalam istana berkata dengan nada mengerikan.
Keringat dingin membasahi dahi Sun Yushan yang segera bangkit dan mundur.
"Ziwu, tangkap Zeng Niu itu!" Begitu suara di istana bergema, siluet manusia langsung muncul di luar istana, tubuhnya terselubung kabut tebal sehingga wajahnya tak terlihat.
"Dibawa hidup atau mati?" Ziwu bertanya dengan malas.
"Terserah!" Jawab suara dari dalam istana.
"Baiklah." Ziwu berbalik badan, bersiap untuk pergi.
Namun, tepat pada saat itu, tiba-tiba semburat merah menyala datang dari puncak Gunung Zhuque, memasuki istana.
"Tunggu sebentar!" Suara dari dalam istana terdengar mengandung sedikit keterkejutan, berbicara perlahan.
Setelah lama, suara ringan terdengar dari dalam istana: "Cukup, kamu tidak perlu pergi. Tunggu dia sepuluh tahun!"
Zi Wu mengangkat bahu, tubuhnya berkelebat lalu menghilang dari Gunung Zhuque.
Di dalam istana, seorang tua dengan rambut dan alis memutih memegang kepingan giok merah menyala sambil bergumam: "Siapa sebenarnya identitas Zeng Niu ini? Sampai-sampai dia turun tangan tiga kali berturut-turut."
Saat ini, Wang Lin duduk bersila di lembah. Di depannya terparkir gerobak perang penuh duri.
Wang Lin menatap gerobak perang dengan ekspresi berubah-ubah antara gelap dan terang. Setelah lama, matanya berkilat. Tangannya melemparkan lingkaran pengendali binatang, memunculkan Katak Petir yang jatuh dengan suara "bum" di sampingnya.
Luka Katak Petir telah pulih sepenuhnya. Setelah muncul, pandangannya ke arah Wang Lin menunjukkan sedikit rasa terima kasih.
Jika bukan karena bantuan Wang Lin, lukanya kali ini pasti mati.
"Katak Petir, aku akan menarik kembali lingkaran pengendali binatang ini. Jika kau mau mengikutiku, tetaplah di sampingku di masa depan. Jika tidak, pergilah sesukamu. Bagaimana?" kata Wang Lin dengan lembut sambil menatap Katak Petir.
Katak Petir mengangguk.
Wang Lin membentuk mantra dengan jari-jarinya, mengeluarkan beberapa mantra spiritual ke lingkaran pengendali binatang. Segera, gelang tembaga itu mulai memancarkan banyak simbol yang perlahan melayang keluar dan semakin membesar.
Akhirnya, terbentuk pemandangan aneh di depan Wang Lin: simbol-simbol tak terhitung membentuk lingkaran dengan simbol terluar terbesar, semakin kecil ke dalam, dan lingkaran pengendali binatang berada di titik pusatnya.
“Lepaskan!” Wang Lin mengucapkan mantra ringan. Segera simbol-simbol itu berputar cepat, perlahan seberkas asap hijau keluar dari Lingkaran Pengendali Binatang, menembus tiap simbol seperti menerobos labirin, lalu menyusup masuk ke tubuh Katak Petir.
Katak Petir langsung mengaum keras, tubuhnya bergetar. Kedua matanya tiba-tiba berkilauan cahaya terang.
Simbol-simbol pada Lingkaran Pengendali Binatang tidak menghilang, terus berputar.
Wang Lin tidak memandang Katak Petir. Sorot matanya tertuju pada gerobak perang. Tangan kanannya membentuk mantra, menunjuk ke arahnya. Seketika kabut hitam mengepul dari gerobak, memperlihatkan dua pasang mata yang semakin terang. Auman bergemuruh dari dalam sebelum kabut menghilang, menampakkan Binatang Jiwa gerobak perang.
Ini adalah Binatang Jiwa terkecil dari tiga gerobak. Awalnya disegel oleh Wang Lin, kini bangkit. Sorot mata buasnya langsung mengunci target ke arah Wang Lin, memancarkan aura ganas.
Kepalanya berbentuk segitiga, badannya menyerupai sapi, ekor seperti naga sungai, di ujungnya terdapat organ mulut, hidung, dan mata.
Wang Lin memandang dengan tenang, menggigit ujung jari hingga berdarah, menjatuhkan setetes darah segar ke lingkaran pengendali binatang. Kemudian ia menunjuk roh gerobak perang, tiba-tiba lingkaran itu bergetar hebat. Simbol-simbol di sekelilingnya muncul seketika, membentuk cahaya panjang yang tersusun dari ribuan simbol, berputar mengelilingi Binatang Jiwa.
Binatang Jiwa terus-menerus mengaum mencoba melepaskan diri, namun tepat saat itu, rantai-rantai besi hitam terbang keluar dari gerobak perang dan mengikat makhluk itu.
Cahaya panjang yang terbentuk dari simbol-simbol itu segera menyambar, satu per satu mencap tubuh Binatang Jiwa sambil memancarkan cahaya emas.
Auman Binatang Jiwa semakin keras, rantai-rantai yang mengikatnya bahkan mulai menunjukkan retakan. Namun lebih banyak rantai segera menyusul dari gerobak perang, mengunci makhluk itu dengan erat.
Akhirnya, semua simbol tercetak sempurna di tubuh Binatang Jiwa. Binatang itu perlahan berhenti melawan, namun sorot mata ganas di matanya semakin intens.
Pandangan Wang Lin tetap tenang. Setelah semua simbol tercetak, dia berbisik lembut: "Tarik!"
Simbol-simbol di tubuh Binatang Jiwa tiba-tiba berkedip keras. Warna simbol-simbol itu berubah cepat dari emas menjadi hitam, kemudian terbang satu per satu menghilang ke dalam lingkaran pengendali binatang.
Saat simbol terakhir tenggelam ke dalam lingkaran, pada gelang tembaga itu langsung muncul gambar binatang yang identik dengan roh kereta perang.
Bersamaan dengan itu, Kereta Dewa Penembak langsung berubah menjadi cahaya hitam dan terserap ke dalam lingkaran pengendali binatang.
Wang Lin menarik napas dalam-dalam. Tangan kanannya menepuk kantong penyimpanan, delapan batu spirit ekstrem langsung tersusun di sekelilingnya. Dengan menggigit giginya, tangan kanannya menggerakkan lingkaran pengendali binatang yang segera melayang dan melingkari pergelangan tangan kanannya.
Tiba-tiba, daya hisap yang jauh lebih besar dibandingkan era Katak Petir dulu, tiba-tiba muncul. Tubuh Wang Lin langsung mengkerut dalam sekejap mata, persis seperti mayat kering.
Namun sorot matanya tetap terang benderang. Delapan batu spirit ekstrem di sekitarnya segera berpendar, energi spiritual yang dahsyat mengalir deras ke dalam tubuh Wang Lin, lalu dialirkan ke lingkaran pengendali binatang.
Proses ini berlangsung selama tiga hari!
Tiga hari kemudian, daya hisap berangsur menghilang. Tubuh Wang Lin pun pulih perlahan dari kondisi layu.
Salah satu dari delapan batu spirit ekstrem di sisinya mengeluarkan bunyi "prak!", retak, lalu berubah menjadi abu yang menghilang.
Wang Lin membuka mata, memancarkan kilau dingin dalam pandangannya. Ia menunduk memandang gelang tembaga di pergelangan tangannya, sorot mata penuh kewaspadaan.
“Daya hisap lingkaran ini bisa membuat satu batu spirit ekstrem hancur, serangannya pasti sangat dahsyat. Kereta Dewa Penembak... Aku harus mencari kesempatan untuk menguji apakah namanya sesuai dengan kekuatannya.”
Wang Lin merenung sejenak. Tujuh batu spirit ekstrem sisanya tidak dimasukkan ke kantong penyimpanan, melainkan ditempelkan di tubuhnya. Berdasarkan pemahamannya tentang lingkaran pengendali binatang, setiap penggunaan mungkin akan menyerap energi spiritual dalam jumlah besar. Dengan menyiapkan batu-batu spirit ini, dia telah mengantisipasi segala kemungkinan.
Wang Lin mengusap-usap lingkaran pengendali binatang di pergelangannya lalu bangkit berdiri. Matanya tertuju pada Katak Petir di sampingnya yang tetap tak bergerak selama tiga hari, setia menjaga dirinya.
Melihat tatapan Wang Lin, Katak Petir itu mengangkat kepala besarnya untuk menyangga sang majikan. Wang Lin dengan lihai mendarat di punggungnya sambil tersenyum, "Apakah kau ingin mengikutiku?"
Perut Katak Petir mengembung disertai auman bergemuruh sebagai jawaban.
“Baik! Mulai sekarang, aku akan memperlakukanmu seperti Nyamuk Gaib!” Sambil berkata demikian, Wang Lin menepuk kantong penyimpanannya. Nyamuk Gaib segera terbang keluar. Setelah bertahun-tahun tidak terlihat, tubuh makhluk ini telah membesar seperti bukit kecil.
