Tanah Warisan Suci merupakan pegunungan terpencil yang diselubungi kabut hitam. Kabut pekat yang bergulung-gulung seperti ombak itu terus melayang-layang di atas rangkaian pegunungan yang membentang luas.
Di balik pegunungan ini, suasana hening yang mencekam menyelimuti. Kesunyian ini begitu mengerikan hingga membuat bulu kuduk merinding.
Di kedalaman pegunungan, terdapat sebuah kawah raksasa.
Kelompok enam orang yang dipimpin Hu Lao kini duduk bersila di tepi kawah. Dari kejauhan, mereka terlihat begitu kecil bagai titik-titik tak berarti.
Sesepuh Hu duduk bersila bermeditasi, ia sudah menunggu di sini hampir sebulan. Sepanjang perjalanan, mereka tidak menemui bahaya apa pun. Namun, sejak meninggalkan pondok Wang Lin dan memasuki Tanah Warisan Suci ini, perasaan jantung berdebar-debar terus menghantuinya.
Sebagai kultivator Transformasi Dewa, ia tak percaya perasaan ini muncul tanpa sebab. Pasti ada alasan tersembunyi. Kini di tepi kawah raksasa ini, kegelisahan di hatinya semakin menguat.
"Ditambah Rekan Tao Wang, total ada tiga kultivator Transformasi Dewa. Selama tidak memasuki lapisan dalam, seharusnya tidak ada bahaya..." bisik Sesepuh Hu dalam hati.
Bertahun silam, ia pernah mengunjungi tempat ini. Saat itu ia mencapai Tingkat Ketiga. Meski menghadapi beberapa bahaya dalam perjalanan, semua bisa diatasi hingga akhirnya berhasil memperoleh benda yang dibutuhkan dan pergi.
Inilah alasan mengapa ia memutuskan untuk datang ke sini.
Tapi sekarang, Sesepuh Hu tiba-tiba merasa menyesal. Menatap kawah raksasa di bawah kakinya, raut wajaknya menjadi muram.
"Zixin, kamu yakin pohon Samsara itu ada di Tingkat Ketiga?" Elder Hu menatap wanita bertirai putih di sebelahnya.
Wanita bertirai putih mengangguk, berkata lembut: "Dulu aku pernah mengikuti ayahku ke sini, jelas-jelas ingat di sana ada pohon Samsara yang layu. Hanya karena tingkat kultivasi ayahku tidak cukup, kami akhirnya mundur."
Elder Hu merenung, dalam hati berpikir Tingkat Ketiga sebenarnya tidak terlalu berbahaya. Selama tidak turun ke bawah lapisan empat, perjalanan ini seharusnya bisa berhasil. Lagipula pohon Samsara sudah layu, tentu tidak ada manusia liar yang menjaganya.
Hal-hal ini tidak dia jelaskan secara detail kepada Wang Lin.
Sorot mata Elder Hu tertuju pada lubang langit. Tiba-tiba, desingan udara pecah terdengar dari pegunungan jauh, membuat semua orang segera menoleh.
Seekor iblis mengerikan sebesar bukit kecil tiba-tiba muncul di atas mereka. Di kepala makhluk itu berdiri seorang pemuda berbaju putih - tak lain adalah Wang Lin.
Kilatan sukacita muncul di mata Elder Hu. Tertawa terkekeh dia berseru: "Kehadiran Saudara Wang memastikan kesuksesan perjalanan kita!"
Wang Lin melompat turun dari punggung Nyamuk Gaib, tersenyum mengangguk pada semua orang dan berkata, "Maaf membuat kalian menunggu lama, ada sedikit masalah di perjalanan."
"Oh?" Sorot mata Hu Lao tiba-tiba menjadi tajam.
Wang Lin menggerakkan tangan kanannya, sebuah kepala manusia muncul di tangannya lalu dilemparkan ke tanah.
Kepala itu terlihat hitam pekat dan kotor, mata terbuka lebar penuh kemarahan. Di wajaknya terdapat garis hitam seperti cabang tanaman merambat.
"Manusia liar!" Raut wajak Hu Lao berubah drastis.
"Orang ini kudapati setelah masuk ke Tanah Warisan Suci, terus mengikutiku dari belakang dan mencoba menyergap," jelas Wang Lin.
Hu Lao maju selangkah, jari kanannya menyentuh titik antara alis kepala itu. Segera, garis hitam seperti cabang di kepala tersebut perlahan bergerak-gerak, terkumpul di tengah alis membentuk tanaman aneh dengan setengah helai daun.
"Dia bukan manusia liar sejati, melainkan kultivator yang diparasit dan dimutasi oleh manusia liar," kata Hu Lao dengan raut wajak muram.
"Oh?" Wang Lin menatap kepala itu.
Xu Luo ragu sejenak, lalu bertanya: "Sang Leluhur, bagaimana Anda menentukannya? Apakah karena daun ini?"
Tidak hanya dia, kecuali wanita bertirai putih, hampir semua orang menunjukkan ekspresi kebingungan.
Hu Lao dengan ekspresi serius menunjuk daun di antara alis kepala itu: "Lao Fu memang belum pernah melihat manusia liar sejati, tapi dari literatur kuno diketahui hanya yang memiliki tiga daun atau lebih yang merupakan manusia liar dengan darah murni. Sisanya adalah hasil diparasit dan dikatalisasi. Namun bahkan manusia liar katalisasi seperti ini seharusnya tidak muncul di sini, umumnya hanya terlihat di lapisan kedua Xianyi Zhi Di."
Memandangi kepala di permukaan tanah, tekanan tak kasat mata menyelimuti hati semua orang.
Hu Lao menunjukkan keraguan di wajahnya, kemudian tatapannya menjadi tajam: "Saudara Wang, kekayaan dicari dalam bahaya! Mari kita turun!"
Wang Lin terdiam sejenak, lalu mengangguk.
Hu Lao pertama melompat masuk ke lubang dalam, diikuti Wang Lin, kemudian rombongan lainnya.
Kawah raksasa ini sangat dalam, tubuh semua orang terus menyusut turun. Wang Lin melihat di dinding kawah sekelilingnya, tumbuhan mirip sulur tak terhitung jumlahnya tumbuh dari tanah.
Tak lama kemudian, kaki mereka menyentuh lantai. Ini adalah dunia yang bagai dataran luas. Permukaan tanah berwarna hitam, langit di atas pun hitam. Sekeliling terasa hening.
Bagi para kultivator, meski tempat ini tidak memiliki cahaya, sama sekali tidak menghalangi pandangan. Semua terlihat jelas.
Wang Lin berjongkok dan mengambil segenggam tanah. Tanah di tempat ini sangat keras, bagai besi mentah.
"Lapisan pertama seharusnya aman, tapi sekarang bahkan di luar saja sudah muncul manusia liar hasil mutasi. Waspadalah semua!" suara berat Orang Tua Hu bergema.
Wang Lin menyapu area dengan Shen Shi-nya. Wilayah ini sangat luas, Shen Shi-nya tidak bisa mengamati seluruh area.
Pintu masuk lapisan pertama, setelah Orang Tua Hu berbicara dengan Zi Xin, dipastikan berada di timur. Maka di bawah pimpinan Orang Tua Hu, semua orang melaju ke arah timur.
Sepanjang perjalanan, Qiu Siping, Xu Luo, dan lainnya saling berdekatan, waspada dengan ekspresi tegang mengawasi sekeliling.
Hanya Wang Lin, Hu Lao, dan pria tua berjubah hijau itu yang tetap tenang tanpa perubahan raut wajah.
Adapun wanita bertirai putih, sejak masuk ke tempat ini terlihat bingung seolah mengingat-ingat sesuatu, tidak berbicara sepanjang perjalanan.
Ketujuh orang ini terbang beberapa saat, tiba-tiba mata Wang Lin berkilat. Ia menoleh ke belakang dan melihat cahaya hitam melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi, menghilang di belakang mereka sebelum berubah menjadi manusia liar berambut kusut hanya mengenakan kulit binatang.
Pada anggota tubuh manusia liar itu terdapat beberapa cap garis hitam. Matanya memancarkan kilau merah saat tangan besar itu menjangkau Xu Luo.
Wajah Xu Luo berubah pucat. Ia membuka mulut mengeluarkan cahaya yang berubah menjadi Pedang Terbang berkilau dingin yang tajam, menghujam ke arah manusia liar.
Manusia liar itu memutar tubuhnya secara iblis, menghindari Pedang Terbang. Tangan kanannya membentuk cakar, menyapu sekilas membuat tubuh Xu Luo tersungkur mundur. Bagian depan bajunya terkoyak lima cabikan, memperlihatkan kilauan cahaya perak di dalamnya—jelas dia mengenakan Baju Zirah Dalam.
Setelah serangan pertama, manusia liar itu langsung mundur.
"Tinggalkan!" Hu Lao mendengus pelan. Tubuhnya tak bergerak, tangan kanannya menghantam udara seolah mencengkeram.
Manusia liar itu menjerit aneh. Garis-garis hitam di anggota tubuhnya mulai bergerak-gerak. Gas Hitam merembes dari tanda itu, menerobos masuk ke dalam tubuhnya. Dengan pekikan keras, dia mengayunkan tangan kanannya.
Semua Gas Hitam terkumpul di kepalan tangan kanannya. Satu pukulan menghantam udara.
Hu Lao tetap tenang. Sorot matanya memancarkan niat membunuh. Saat tangan kanannya mengepal, tiba-tiba kepalan manusia liar itu mengeluarkan suara retakan. Daging dan darah berhamburan. Manusia liar itu menjerit-jerit tak karuan sambil mundur tergesa.
Hu Lao segera menunjuk ke angkasa dengan tangan kanannya, sebuah mantra spiritual tiba-tiba melesat dan mencap dada manusia liar itu. Tubuh manusia liar itu miring lalu roboh ke tanah.
Hu Lao maju beberapa langkah, jari kanannya menyentuh kepala manusia liar. Segel hitam di tubuh makhluk itu segera berkumpul di antara alis, perlahan membentuk segel hitam utuh dengan daun sempurna.
"Tampaknya Tanah Warisan Suci telah mengalami perubahan yang tak kita ketahui. Manusia liar berkatalis satu daun ini seharusnya hanya muncul di lapisan kedua." Suara berat Hu Lao bergema.
Xu Luo mengusap dadanya, wajahnya menunjukkan ekspresi ketakutan yang masih tersisa. Kecepatan manusia liar itu sungguh luar biasa, bahkan bisa menghindari Pedang Terbang. Andai tak memakai Baju Zirah Dalam, pastilah cakarannya telah menghancurkan dada tadi.
Tiga hari kemudian, ketujuh orang tiba di pintu masuk lapisan pertama bagian timur menuju lapisan kedua. Selama tiga hari ini, mereka total menemui sembilan manusia liar. Makhluk-makhluk ini seolah muncul dari udara kosong, bahkan dengan Shen Shi sekalipun sulit terdeteksi jika mereka tidak muncul.
Dari sembilan manusia liar, kecuali yang terakhir, semua memiliki tanda hitam yang tidak banyak di tubuh. Setelah mati, di antara alis mereka hanya terdapat satu daun.
Yang terakhir muncul tepat di depan pintu masuk. Tanda hitam di tubuh manusia liar ini sedikit lebih banyak, terutama di seluruh lengan kanannya yang sudah dipenuhi oleh tanda hitam yang begitu padat.
Menurut Wang Lin, tanda-tanda ini terlihat seperti beberapa aksara mantra.
Setelah membunuhnya, Wang Lin menemukan dua daun di antara alisnya. Kekuatan orang ini setara dengan kultivator tahap akhir Pembentukan Inti.
Lapisan kedua Tanah Warisan Suci terlihat sama dengan lapisan pertama - gelap gulita. Hanya saja di sini terpancar hawa yang membuat gelisah.
Hawa ini tidak berpengaruh pada Wang Lin, namun bagi Xu Luo dan yang lain, efeknya cukup signifikan.
Sepanjang perjalanan, Wang Lin agak bingung mengapa Orang tua bermarga Hu membawa Xu Luo dan gadis itu ke sini. Tingkat kultivasi mereka berdua hanya Tahap Inti Pelana saja. Di tempat berbahaya ini, sedikit kecerobohan bisa berujung kematian.
Wang Lin tidak menanyakan hal ini. Sesuai sifatnya, jika menghadapi bahaya, kecuali benar-benar dalam kemampuannya, dia tidak akan mengambil risiko untuk menyelamatkan.
Di lapisan kedua ini, di permukaan tanah kadang terlihat tulang binatang hitam pekat, bahkan beberapa bangkai binatang yang sedang membusuk. Tak satu pun iblis ini yang dikenali Wang Lin, semuanya berbeda dengan iblis-iblis di Laut Xiuno.
Begitu rombongan memasuki lapisan kedua, tiba-tiba raut wajah Wang Lin berubah. Seberkas cahaya hitam muncul sepuluh zhang dari mereka, tidak mendekat, melainkan berubah menjadi manusia liar di sana.
"Penampilan manusia liar ini sangat berbeda dibandingkan dengan lapisan pertama. Tubuhnya terbungkus kulit hewan, seperempat bagian tubuhnya dipenuhi cap dan pola hitam. Sorot matanya bukan merah, tapi hitam-putih kontras. Namun jika diamati lebih dekat, akan terlihat kilatan cahaya aneh di kedalaman matanya."
"Manusia liar ini jelas berbeda tipe dengan yang di lapisan pertama. Para manusia liar di lapisan pertama, termasuk pria berdaun dua itu, semuanya memiliki kegilaan di mata. Mereka langsung menerjang tanpa peduli perbedaan kekuatan saat melihat kita."
"Namun pria ini tidak mendekat. Ia berdiri di jarak sepuluh zhang, memandang muram ke arah kami. Sorot matanya lebih lama tertuju pada gadis berjubah putih."
"Manusia liar... Dia manusia liar sejati! Mantra di tubuhnya telah mencapai standar tiga daun, setara dengan kultivator periode Yuanying." Gadis berjubah putih tiba-tiba berseru.
