Setelah selesai berbicara, Hu Lao langsung menyambar Xu Luo. Tubuhnya limbung saat melakukan teleportasi, melesat ke arah barat.
Qiu Siping menggigit giginya, segera melakukan teleportasi untuk menyusul.
Tinggallah gadis cantik jelita Yun Meng. Mata indahnya menatap Wang Lin saat mendekat, lalu berkata lembut, "Terima kasih, Senior."
Wang Lin raut wajah tetap tenang, tangan kanannya merangkul pinggang gadis. Ia segera merasakan kelembutan pinggang ramping yang seakan bisa digenggam dalam pelukannya. Pandangannya tenang, "Tutup matamu."
Gadis itu buru-buru menutup mata, meski pipinya sedikit memerah. Belum pernah ia berkontak sedekat ini dengan pria. Hawa dari tubuh Wang Lin menyusup ke hidungnya, membuat wajahnya semakin merah.
Sambil tetap memeluk gadis itu, Wang Lin melangkah ke depan. Seketika mereka menghilang di tempat.
Gadis itu hanya merasakan desiran angin menderu di telinga, tiupan tajam yang seperti pisau menghujam tubuhnya. Namun segera, angin-angin itu lenyap.
Bulu mata gadis itu bergetar. Saat ia membuka mata, cahaya hijau zamrud yang lembut telah menyelimuti luar tubuhnya, menghalau angin kencang yang menderu-deru.
Diam-diam dia mengangkat kepala, melirik Wang Lin. Wajah Wang Lin tidak tampan, namun dipenuhi aura aneh yang khas. Ini adalah perubahan aneh yang muncul pada tubuh kultivator Transformasi Dewa setelah menyatu dengan energi spiritual langit dan bumi, sesuai dengan pemahaman Jalan Langit dalam lapisan spiritual mereka.
Saat terbang, Wang Lin merasakan pandangan gadis itu. Ia tidak menunduk, namun mengerahkan sorot matanya ke depan. Di kejauhan, Qiu Siping dan Hu Lao terlihat tertinggal. Dengan kecepatannya, mustahil menyaingi kultivator Transformasi Dewa.
Qiu Siping menunjukkan kegelisahan di matanya. Begitu melihat Wang Lin menyusul, ia segera berteriak: "Saudara Wang! Tolong aku! Aku akan memberimu hadiah harta karun!"
Awalnya Wang Lin enggan membantu. Hubungan mereka tidak dekat. Namun saat mendengar tawaran harta karun, teringatlah ia pada tahun lalu saat mengikuti diam-diam orang ini ke dataran Laut Xiuno. Gua persembunyian yang mereka temukan berisi banyak kitab kuno, jelas bukan milik orang sembarangan.
Ia menepuk kantong penyimpanan dengan tangan kiri, Nyamuk Gaib pun muncul. Dengan satu gerakan pikiran Wang Lin, makhluk itu segera terbang ke bawah Qiu Siping dan menopangnya. Namun sorot mata sang hewan memperlihatkan keengganan, jelas menganggap Qiu Siping tak layak menungganginya.
Qiu Siping menghela napas lega. Meski kecepatan Nyamuk Gaib sedikit di bawah kultivator Transformasi Dewa, setidaknya bisa mengimbangi. Dengan cepat ia melepas kantong penyimpanannya dan mengeluarkan sepasang lonceng, "Saudara Wang, benda ini kudapat dari perut seekor iblis bertahun silam. Pasti peninggalan kuno, tapi kemampuanmu terbatas untuk memahaminya. Aku bersumpah ini bukan barang biasa. Hari ini kuserahkan, sebagai ganti bantuanmu untuk mendapat kesempatan bermeditasi di bawah Pohon Samsara."
Sambil berkata, ia melemparkan lonceng tersebut. Wang Lin menangkapnya dan memperhatikan. Sebuah lapisan Larangan terpasang di permukaannya. Tanpa menghancurkannya, mustahil melihat rahasianya. Tanpa memeriksa lebih lanjut, ia menyimpannya kembali ke kantong penyimpanan.
Pada saat itu, tiba-tiba dua cahaya hitam melesat dari kejauhan, berubah menjadi dua wajah raksasa. Salah satunya mengejar Hu Lao, sementara yang lain langsung menyambar ke arah Wang Lin.
Mata Wang Lin berkilat, tangan kanannya menggerakkan Pedang Immortal. Dengan sekali ayunan di angkasa, semburan energi pedang secepat kilat langsung menghujam wajah raksasa itu.
Setelah menebaskan pedang, Wang Lin tidak berhenti. Kecepatannya semakin meningkat.
Wajah raksasa itu mengeluarkan suara "bum" disertai kepulan kabut hitam yang membentuk simbol raksasa. Simbol ini bertabrakan dengan energi pedang hingga keduanya hancur berantakan.
Dari balik kabut muncul sesosok pria berambut putih dengan pandangan mengerikan. Luka berdarah yang menganga di mata kanannya mengalirkan darah segar di pipinya. Ia menjilat darahnya dengan lidah sebelum melesat mengejar.
"Hanya melukai tanpa membunuh, pasti ini adalah Tukang Mantra Daun Enam. Kekuatannya setara dengan kultivator tahap akhir Transformasi Dewa." Wang Lin mengerutkan keningnya.
Hu Lao di depan saat ini juga terlihat compang-camping, kecepatannya tak bisa tidak melambat. Ia bertarung melawan lansia yang terbentuk dari wajah raksasa itu. Namun di satu sisi ia harus melindungi Xu Luo, di sisi lain tingkat kultivasinya baru mencapai Transformasi Dewa tahap menengah. Dalam pertarungan, ia terus mundur dan berkali-kali berada dalam bahaya.
"Binatang Taotie!" Hu Lao berseru keras. Seketika makhluk mirip Xuanwu itu muncul tiba-tiba, bersama Hu Lao menghadapi sang lansia.
Begitu melihat binatang Taotie, matanya memancarkan cahaya terang yang luar biasa. Alih-alih melanjutkan duel dengan Hu Lao, ia justru menyambar ke arah binatang Taotie.
Orang tua berambut putih yang mengejar Wang Lin juga menatap tajam ke arah binatang Taotie. Sorot mata penuh keserakahan terpancar. Setelah ragu sejenak dan melirik ke arah lansia, ia meninggalkan Wang Lin dan menyambar ke arah binatang Taotie.
"Dalam pandangannya, mengejar kultivator asing ini tidak sebanding dengan mendapatkan darah segar binatang ini. Mungkin bisa meningkatkan kekuatan mantra sebanyak tiga persen. Adapun nyamuk gaib di bawah Qiu Siping, secara otomatis diabaikan oleh keduanya. Jelas dalam pandangan mereka, binatang ini tidak bernilai."
Tubuh Wang Lin melesat dengan cepat melewati Hu Lao, teriaknya: "Rekan Tao Hu, jangan ragu! Pasti ada lebih dari dua manusia liar di sini. Jika terus berlama-lama, situasi akan semakin buruk. Pergi!"
Hu Lao menatap kosong binatang Taotie yang sedang diteriaki dan ditangkap oleh dua manusia liar, sorot matanya memancarkan Keengganan untuk Melepaskan. Namun segera, perasaan itu dipaksanya lenyap. Tanpa menoleh, tubuhnya melesat pergi.
Sebab, ia telah melihat tiga cahaya hitam yang mendekat dengan cepat dari kejauhan.
"Barat. Posisi perkiraan pohon siklus reinkarnasi ada di barat." Suara berat Hu Lao terdengar dari belakang Wang Lin.
Tingkat Ketiga jauh lebih kecil dibanding dua lapisan sebelumnya. Setelah beberapa shichen, rombongan tiba di Ekstrem Barat wilayah ini. Saat Shen Shi menyapu area, mata Hu Lao tiba-tiba membelalak.
"Di sana!"
Wang Lin menyapu sekilas dengan Shen Shi-nya, dan segera melihat apa yang ditunjuk Hu Lao. Itu adalah sebatang pohon yang sudah layu.
Pohon ini tidak besar, hanya seukuran lengan, tanpa daun sama sekali. Tumbuh sendirian di permukaan tanah, terlihat sangat biasa, tak berbeda dengan pohon biasa.
Hanya saja, di Tingkat Ketiga ini, ia adalah satu-satunya penghuni.
"Dulu ketika Lao Fu datang ke Tingkat Ketiga, juga pernah ke sini, tapi tak menemukan pohon apapun. Jika bukan karena kepingan giok bertanda tertera yang ditunjukkan Zi Xin, Lao Fu pun tak akan percaya bahwa Pohon Siklus Reinkarnasi muncul di sini." Hu Lao berdiri di bawah pohon, berbicara dengan suara berat.
Qiu Siping saat itu juga tiba. Sebelum mendekat, Nyamuk Gaib itu memutar tubuhnya dan langsung melemparkannya, lalu kembali ke sisi Wang Lin.
Qiu Siping tidak mempermasalahkan. Ia melakukan teleportasi ke bawah pohon, sorot matanya menunjukkan kegelisahan. Tanpa basa-basi langsung bersila bermeditasi. Saat itu, Hu Lao mengerutkan keningnya, melirik Qiu Siping.
Qiu Siping gemetar dalam hati, segera menoleh ke arah Wang Lin.
“Biarkan dia bermeditasi. Kultivasi pada dasarnya adalah perbuatan melawan kodrat. Jika dia memiliki kesempatan ini, lebih baik kita tidak mengganggunya.” Suara Wang Lin datar, diucapkan perlahan.
Hu Lao tidak berkata lagi, melainkan memandang Xu Luo dan Yun Meng.
Keduanya segera mendekati pohon, duduk bersila saling berhadapan. Di pusat antara mereka terdapat Pohon Siklus Reinkarnasi.
Qiu Siping menatap Wang Lin, sorot matanya menunjukkan rasa syukur yang mendalam. Ia menarik napas dalam-dalam, memulai latihan pernafasan. Dia tahu waktunya singkat, harapan untuk mencapai Transformasi Dewa di masa depan bergantung pada hari ini.
“Saudara Wang, Xu Luo dan Yun Meng membutuhkan tiga shichen untuk menyelesaikan katalisasi Pohon Siklus Reinkarnasi. Selama tiga shichen ini, kita berdua harus memberikan perlindungan.” Hu Lao berkata dengan suara berat.
Wang Lin matanya berkilat, bertanya: “Tidak tahu berapa buah Akibat Siklus yang akan dihasilkan?”
Hu Lao menatap Wang Lin, merenung sejenak, berkata: "Minimal seharusnya dua butir. Jika dua butir, kita berdua masing-masing satu. Jika tiga butir, hamba ingin mengambil satu lagi, mengingat ini hasil pengorbanan Umur anggota Paviliun Pemurnian Senjata hamba. Mohon dimaafkan, Saudara Wang."
"Bisa, tapi batang Pohon Samsara ini harus menjadi milikku." Wang Lin menunjuk ke arah pohon itu.
"Hahaha, tidak masalah!" Hu Lao tertawa, namun dalam hatinya tertawa dingin. Batang pohon ini sudah layu sekarang, setelah dikatalisasi akan sama sekali tidak berguna. Memberikannya padamu pun tak apa.
Wang Lin mengangguk, melangkah maju dan meraih batang pohon.
Wajak Hu Lao berubah, berteriak: "Rekan Tao Wang, apa maksudmu?!"
Wang Lin menatap Hu Lao dengan suara berat: "Batang ini sudah menjadi milikku, apa salahnya aku mengambil sebagian sekarang? Rekan Tao Hu, justru aku yang ingin bertanya - apa maksudmu ini?"
Hu Lao tertegun hendak bicara, namun tangan Wang Lin tidak berhenti. Ia telah mematahkan sebagian besar batang itu, dengan raut wajak tetap tenang menyimpannya ke kantong penyimpanan, lalu duduk bersila di samping.
Hu Lao terdiam sejenak, memikirkan reputasi lawan dan pedang legendaris yang membuatnya gentar. Ia tidak berbicara, hanya duduk di samping sambil tersenyum, "Saudara Wang, jangan tersinggung. Jika hanya mengambil sebagian kecil, tidak apa-apa. Hanya saja jumlah Buah Samsara mungkin akan berkurang."
Wang Lin melirik Hu Lao tanpa sepatah kata. Kedua tangannya membentuk segel di depan dada, lingkaran-lingkaran larangan bermunculan di telapak tangannya. Dengan gerakan jari, semuanya terpancar ke sekeliling. Perlahan, seiring gerakan tangan Wang Lin yang semakin cepat, lebih banyak larangan beterbangan.
Pandangan Hu Lao mengeras. Setelah merenung sejenak, ia mengeluarkan 16 bendera kecil dari kantong penyimpanan. Dengan gerakan melempar, bendera-bendera itu mendarat di sekeliling. Begitu menyentuh tanah, bendera-bendera itu segera memancarkan cahaya ungu yang saling berpendar.
Larangan di tangan Wang Lin terus bermunculan. Total 99 larangan terpancar di sekeliling. Ia mengeluarkan Bendera Larangan dan melemparkannya ke depan. Seketika bendera itu berubah menjadi tirai hitam yang menyelimuti area sekitar.
"Brilian!" Mata Hu Lao berbinar, tangannya menepuk kantong penyimpanan. Lima arit hitam muncul di depannya. Senjata ini memancarkan bau darah pekat, dan saat muncul, ribuan jiwa merintih histeris berusaha kabur dari dalam bilah arit.
Hu Lao melemparkan kelima arit itu dengan tangan kanannya. Senjata-senjata itu terbang membentuk formasi cincin dan tenggelam ke dalam tirai hitam.
Waktu berlalu dalam keheningan. Dari tubuh Xu Luo dan Yun Meng, asap putih susu mulai menyembul dari ubun-ubun mereka, melayang masuk ke dalam pohon reinkarnasi.
Raut wajak keduanya berganti-ganti antara merah dan pucat, terkadang menunjukkan ekspresi kesakitan. Semakin lama, asap putih di atas kepala mereka semakin pekat.
Namun pohon reinkarnasi tetap tak berubah. Asap putih yang menyatu dengannya lenyap tanpa jejak. Bahkan dengan Shen Shi pun, tak terlihat ke mana asap-asap itu menghilang.
Perlahan-lahan, penampilan Xu Luo tak lagi muda. Dahinya mulai muncul keriput, rambutnya yang dulunya hitam kini berubah menjadi abu-abu.
Yun Meng juga mengalami nasib serupa. Kecantikan mempesonanya perlahan memudar, menampakkan wujud seorang wanita paruh baya. Meski demikian, pesonanya justru bertransformasi menjadi aura kematangan yang memikat.
