"Negara Snow Domain..." Pandangan Wang Lin tenang. Ia melangkah maju, dalam beberapa langkah telah keluar lembah. Di luar terlihat seorang pemuda berbaju jubah panjang hijau air jernih. Wajahnya biasa, namun memancarkan aura dingin yang terpancar.
Matanya bersinar sangat terang, kulitnya jernih seperti es. Dengan santai dia berdiri, radius 100 zhang di sekitarnya langsung seperti diterpa angin dingin yang menyapu semua kehangatan.
Melihat Wang Lin keluar, sorot matanya memancarkan kilau dingin. Dia menyatukan tinju seraya berkata: "Zeng Niu, sisa harta kipas bulu, serahkan!"
Wang Lin menyapu sekilas pemuda ini. Tingkat kultivasi lawan adalah Transformasi Dewa tahap menengah. Tangannya menepuk kantong penyimpanan, dua helai bulu muncul di genggaman. Dengan gerakan melemparkan, bulu-bulu itu segera berubah menjadi cahaya panjang yang menghujam keras ke tebing lembah di samping. Bagian yang menonjol bergetar halus.
Tubuh pemuda itu langsung bergerak menuju tebing di samping.
Tangan kanan Wang Lin mengusap kantong penyimpanan, segera muncul dua lonceng di tangannya. Digoyangkannya, suara kreng-kreng langsung bergema. Suara ini sangat nyaring, bergema membentuk gelombang suara yang menyebar ke segala penjuru.
Liao Fan mendengus pelan, tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya dan menyentuh sisi tubuhnya. Dalam kilatan cahaya putih, pisau-pisau es yang tajam bermunculan tiba-tiba tanpa suara. Dengan gerakan melemparkan, pisau-pisau es itu segera mengeluarkan desingan udara pecah yang meraung, melesat ke arah Wang Lin.
Wang Lin tertawa terbahak-bahak. Tubuhnya bukannya mundur malah maju. Dengan langkah mantap, lonceng di tangannya terlempar. Seketika dua lonceng itu tiba-tiba membesar di udara, memancarkan dentang-dentang bergema dari dalamnya.
Seketika, pisau-pisau es yang melesat itu langsung retak. Sebelum sempat mendekat, mereka menghilang dalam dentuman beruntun. Bahkan tebing-tebing lembah di sekelilingnya pun menunjukkan retakan-retakan seperti cangkang kura-kura akibat gelombang suara dari lonceng ini.
Ekspresi Liao Fan tetap tenang. Ia sudah lama mendengar kesaktian Zeng Niu. Misi kedatangannya kali ini bukanlah untuk harta bulu, melainkan untuk penjelajahan!
Tubuhnya mendarat, kedua tangan membentuk mantra dengan jari-jarinya, kilau dingin berkedip di matanya. Saat ia mendorong ke depan dengan keras, cahaya putih terus berkilauan di tubuhnya. Dorongan ini melepaskan semua cahaya putih dari tubuhnya, membentuk bayangan samar raksasa di depannya. Bayangan ini bukan Xue Xian atau Giok Es Suci yang familiar bagi Wang Lin, melainkan seorang pria tua yang duduk bersila.
Begitu bayangan samar pria tua ini terbentuk, ia langsung membuka mata.
Saat mata itu terbuka, Wang Lin menggerakkan jari-jari tangan kanannya dengan cepat, mencetak mantra spiritual ke lonceng. Dua lonceng itu segera berputar cepat dan saling berbenturan.
Inilah metode penggunaan lain yang berhasil dipelajari Wang Lin setelah meneliti artefak ini.
Lonceng yang berputar dan bertabrakan mengeluarkan suara semakin keras. Di bawah dentuman keras itu, tubuh Liao Fan terlempar beberapa zhang ke belakang sebelum akhirnya stabil. Ia menatap tajam ke arah lonceng sambil berseru: "Bunuh!"
Bayangan samar orang tua yang terbentuk seketika mengangkat lengannya, menunjuk ke arah Wang Lin. Begitu jarinya diarahkan, seluruh bayangannya langsung mengkerut dan berubah menjadi asap ilusif yang tiba-tiba menusuk ke arah Wang Lin.
Secepat kilat, melesat pergi.
Pandangan Wang Lin berkilat. Tubuhnya menghilang di tempatnya dengan teleportasi, lalu muncul kembali di udara. Namun asap ilusif dari bayangan itu seperti memiliki kecerdasan sendiri, melengkung dan menyembul dari tanah.
"Zeng Niu, jika hanya ini kemampuaanmu, bersiaplah mati hari ini!" Liao Fan menatap Wang Lin sambil tertawa dingin. Tangan kanannya menepuk kantong penyimpanan dan mengeluarkan lonceng perunggu.
Di permukaan lonceng perunggu itu terdapat dua belas angka yang mewakili dua belas bulan di Planet Zhuque. Di bawah setiap bulan terdapat simbol-simbol kecil yang melambangkan hari dalam bulan tersebut.
Tangan kirinya menepuk lonceng. Perlahan lonceng itu berputar. Angka yang mewakili bulan Agustus segera memancarkan semburat hijau, diikuti simbol di bawahnya yang mulai berkedip.
“Hari ini tanggal 9 Agustus, Zeng Niu, inilah hari kematianmu!” Liao Fan melempar lonceng perunggu ke atas, seketika cakar hantu raksasa terwujud dari lonceng tersebut. Di dalam cakar itu, dua cahaya emas berkedip-kedip.
Ekspresi Wang Lin tetap tenang. Tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya, menghantam udara ke arah lonceng. Dua lonceng yang berputar itu bertabrakan dengan gemuruh dan hancur berkeping-keping.
Ribuan serpihan tiba-tiba melayang ke udara, mengitari tubuh Wang Lin dan berputar cepat. Wang Lin berbisik pelan: "Jia!"
Seketika serpihan-serpihan itu menyatu membungkus tubuhnya, membentuk baju zirah berpendar cahaya hijau. Pada baju zirah itu tergambar pola dua lonceng.
Menghadapi energi ilusif yang berubah dari orang tua itu, Wang Lin tidak menghindar. Dia membiarkan energi menusuk dan mendarat di baju zirahnya.
Gelombang energi berbentuk riak air segera muncul di baju zirah, getaran pertama melemahkan energi ilusif.
Getaran kedua membuat energi ilusif itu lenyap sama sekali.
"Zirah Gelombang Suara ini memang efektif!" Wang Lin tersenyum tipis, pandangannya tertuju pada Liao Fan. Saat itu, cakar hantu yang berubah dari lonceng perunggu sudah mencengkram ke arahnya.
Wang Lin mendengus pelan, tangan kanannya menepuk kantong penyimpanan. Seketika Pedang Immortal muncul di genggamannya, diayunkan dengan sekali tebas. Cakar hantu itu langsung collapse total, lonceng perunggu mengeluarkan suara berderak-derak disertai munculnya retakan.
Liao Fan yang berada di belakangnya juga terkena imbas, darah menyembur dari dadanya sambil tubuhnya mundur beberapa langkah. Tangan kanannya menekan dada, wajahnya pucat pasi. Namun kedua matanya memancarkan kilatan kemenangan, tertawa keras: "Zeng Niu, bersiaplah mati!"
Wang Lin mengerutkan kening. Tiba-tiba dari bagian lonceng perunggu yang retak itu terdengar suara mengaum. Retakan semakin menyebar di permukaannya, lalu sebuah lengan kering keriput menyembur keluar. Dengan sekali guncangan, seluruh lonceng perunggu berubah menjadi serpihan besi tua yang berantakan di tanah.
Hanya tersisa gumpalan gas hitam, di udara seperti api yang berkedip-kedip.
Wang Lin menggerakkan tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya, mengayunkan ke depan. Seketika angin aneh menyapu dengan dahsyat, gas hitam yang menyerupai api itu langsung terhembus paksa sejauh 3 chi, memperlihatkan isinya.
Terlihat sebuah lengan putus yang layu melayang di udara. Gas-gas hitam tersebut ternyata berasal dari lengan ini.
Mata Wang Lin berkilat. Pedang Immortal di tangannya kembali menebas. Bum! Gas hitam di lengan putus itu langsung bergerak, menghalangi di depan lengan tersebut.
Namun, sinar pedang menembus gas hitam dan menghantam lengan itu. Seketika luka terbuka di lengan, suara mengaum keluar darinya. Dari luka itu memancar gas hitam dalam jumlah besar yang secara iblis bergerak-gerak, akhirnya membentuk siluet manusia.
Ini adalah bayangan manusia yang tak jelas wajahnya, tersusun dari gas hitam. Hanya terlihat di posisi mata terdapat dua gumpalan cahaya redup.
Wang Lin terlihat serius, Liao Fan ini termasuk sedikit musuh yang pernah dihadapinya. Meski berada di tahap menengah Transformasi Dewa, namun Magic Treasure-nya terus bermunculan. Kultivator seperti ini sangat sulit ditaklukkan.
Siluet manusia dari Gas Hitam itu membuka mulut lebar mengaum, tubuhnya melesat menyerang Wang Lin. Dengan kecepatan ekstrem, energi Yinhan yang dahsyat langsung menyebar sebelum tubuhnya tiba.
Perasaan krisis seketika muncul di hati Wang Lin.
Padang rumput di luar lembah langsung berubah menjadi Kristal es, tertiup angin segera berubah menjadi debu biru tua.
Bahkan tebing berlumut di sekitar lembah, dihantam energi Yinhan ini, segera tertutup lapisan es tipis biru.
Dingin ini, puluhan kali lebih menusuk daripada hawa salju biasa!
Hawa ini mengalir gila-gilaan, tiba-tiba menyelimuti sekeliling Wang Lin. Hawa dingin merasuk ke tubuhnya, darahnya bahkan hampir membeku.
Saat merasakan aura ini, jiwa Wang Lin bergetar. Matanya langsung bersinar terang. Aura ini sangat dikenalnya, jelas-jelas sama persis dengan aura Yin yang dingin dari hasil latihan Jurus Kenaikan Gerbang Neraka!
Hanya saja, Gas Hitam yang dikeluarkan lawan ini jauh lebih kuat berkali-kali lipat dibanding hasil latihannya. Hanya ketika Situ Nan menggunakan tubuhnya dulu, barulah bisa menyaingi kekuatan ini!
Tubuhnya segera mundur. Sementara itu, tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya dan menunjuk ke depan. Seketika, Es Api yang sudah lama tak digunakan - hasil latihan Jurus Kenaikan Gerbang Neraka - bergetar dalam tubuhnya dan tiba-tiba menyembur dari ujung jarinya.
Ini adalah semburan api biru tua. Bukan gelombang panas yang dipancarkannya, melainkan embun beku.
Begitu Es Api muncul, Gas Hitam yang menyusup ke tubuh Wang Lang langsung menghilang. Bahkan Gas Hitam di sekelilingnya segera berubah menjadi aliran-aliran gas hitam, diserap oleh Es Api.
Siluet manusia yang terbentuk dari gas hitam yang menyerang itu langsung berhenti, kedua matanya memancarkan cahaya redup yang berkedip cepat, menatap es api itu, mengeluarkan suara serak: "Es Api Huangquan... Bahkan Jalan Huangquan yang ditinggalkan murid generasi ketiga Lao Fu di masa lalu, tidak bisa melatih es api yang begitu murni! Dari mana kau mendapatkan Jurus Kenaikan Gerbang Neraka Huangquan ini!!"
Tubuh Wang Lin langsung mundur, beberapa langkah kemudian telah mundur ke dalam area pagoda lembah, lalu berhenti.
"Siapa kau?!" Wang Lin mendengar suara dari gas hitam itu, bahkan dengan jiwa yang telah dilatih selama lima abad, hatinya tak bisa menahan guncangan. Guncangan seperti ini hampir belum pernah dialaminya.
Kulit kepala Wang Lin merinding, suara ini... terlalu familiar baginya!!
“Tidak peduli dari mana kau dapatkan, hari ini kau harus mati! Lao Fu, Situ Nan!” Siluet gas hitam itu bergerak dengan kecepatan ekstrem, telah memasuki area pagoda, tangan kanannya menyapu ke arah kepala Wang Lin. Wang Lin menekan guncangan dahsyat di hatinya, berteriak: "Mundur!"
Seketika, seberkas pikiran spiritual Zhou Yi yang telah mencapai Puncak Kekuasaan memancar dari dalam pagoda. Tiba-tiba, siluet gas hitam itu seolah ditabrak kekuatan dahsyat, terhenti dengan paksa tiga cun di depan Wang Lin. Dengan jeritan ketidakrelaan, tubuhnya terlempar keluar.
Dalam proses terlempar, gas hitam di tubuhnya menghilang, menyisakan satu lengan putus yang mencengkeram Liao Fan yang terpana melihat kejadian ini. Kilatan cahaya menyapu, menghilang di luar lembah.
Wang Lin memandang kosong ke arah siluet yang menjauh, bergumam pelan: "Situ Nan... Tidak mungkin, bagaimana bisa..." Jiwanya kacau balau. Tangan kanannya menggerakkan bulu untuk menyimpannya, lalu kembali ke lembah dengan pandangan kosong.
Duduk di bawah pagoda, ia menengadah ke langit. Adegan-adegan bersama Situ Nan berkelebat di hatinya.
"Situ Nan... Dia bilang dirinya Situ Nan..."
Zhou Ru menyembulkan kepala kecilnya dari dalam pagoda. Setelah melirik Wang Lin, gadis kecil itu segera keluar dengan patuh dan duduk berhadapan dengannya. Selama bertahun-tahun ini, ia belum pernah melihat paman di depannya menunjukkan ekspresi seperti ini – seakan kebingungan, namun juga seperti tengah merenungi kenangan.
Setelah duduk sebentar, Zhou Ru bangkit. Matanya berkedip licik sebelum menyelinap ke dapur. Saat keluar, tangannya membawa mangkuk besar berisi bubur.
"Hmph, paman melarangku memberi makan dewi cantik! Aku akan menyuapinya diam-diam!" Ia mengitari Wang Lin dari belakang, menerobos masuk ke pagoda, lalu berseru gembira.
