Hati Jalan Wang Lin, selain dirinya sendiri, tak ada yang tahu.
Terhadap kemunculan Liu Mei, Wang Lin merasakan hati yang muram. Negara Zhuque bagaikan raksasa yang menyelubungi Planet Zhuque. Siapapun, dimanapun berada, dapat merasakan tekanan dari Negara Zhuque.
Semakin tinggi tingkat kultivasi, semakin kuat sensasi ini. Meski ekspedisi ke Negara Zhuque sebelumnya berlangsung singkat, perasaan krisis tak kasat mata itu masih membekas dalam ingatan Wang Lin.
Baik di kediaman kultivasi yang dihuni para bisu, maupun dalam pertarungan melawan Hong Die, Wang Lin senantiasa merasakan tekanan yang membuatnya sesak nafas.
Perasaan ini persis seperti tirai hitam yang menyelubungi langit. Kecuali memiliki pedang penghancur yang mampu merobek tirai hitam itu, mustahil untuk melawan.
Negara Zhuque, penguasa Planet Zhuque!
Namun menurut Wang Lin, meski menjadi penguasa, Negara Zhuque justru diselubungi aura kematian. Bukan kematian biasa, melainkan pemahaman tentang hilangnya perubahan dan nyawa.
"Negara Zhuque ini, sepertinya sudah mencapai akhir jalan..." Wang Lin mengangkat kepala, pandangannya menatap ke kejauhan, di sana adalah arah lokasi Negara Zhuque.
Dua hari kemudian, kompetisi besar Sekte Lianhun dimulai. Lebih dari sepuluh ribu murid luar bersama-sama mengikuti ratusan arena pertempuran yang disiapkan. Setiap hari, terjadi beberapa kali pertarungan. Di antara murid-murid luar ini terdapat kultivator independen dan anggota keluarga kultivasi, tujuan mereka datang ke Sekte Lianhun adalah untuk hari ini.
Peraturan Sekte Lianhun untuk kompetisi murid luar hanya satu: selama bisa menang, hidup atau mati pihak yang kalah tidak diperhitungkan. Pemenang bebas membunuh sesuka hati, selama memiliki kemampuan, bahkan jika membantai semua peserta sekalipun, sekte sama sekali tidak akan ikut campur.
Bahkan di kalangan murid luar beredar rumor: semakin banyak orang yang dibunuh peserta, semakin besar peluangnya untuk terpilih. Jika muncul petarung kuat yang membunuh semua lawannya tanpa meninggalkan satu pun yang selamat, maka peluangnya masuk ke lingkaran dalam akan mencapai tingkat yang tak terbayangkan.
Kabar angin ini selalu beredar setiap kali pertandingan besar diadakan. Faktanya, bertahun-tahun lalu pernah muncul seorang bintang pembantai di antara murid luar yang langsung membantai hingga final. Meski kalah, dia tetap diterima sebagai anggota dalam sekte.
Pengecualian penerimaan anggota kala itu membuat rumor ini seakan memiliki sayap, menyebar dengan cepat ke mana-mana.
Setiap pertandingan besar dari puluhan ribu murid luar yang ikut, yang selamat tidak melebihi separuh! Tak ada pengecualian! Sisanya harus membayar lebih banyak batu spirit untuk mempertahankan status murid luar mereka, berharap bisa masuk ke dalam sekte di pertandingan berikutnya.
Selama bertahun-tahun, tak ada yang bisa menghitung berapa total murid luar yang tewas dalam pertandingan. Juga tak ada yang tahu berapa banyak tambahan jiwa pada Bendera Arwah pusaka sekte setelah setiap pertandingan...
Seluruh sekte Lianhun terus berkembang dengan cara kejam seperti ini.
Setiap hari, banyak murid luar yang tewas. Ratusan medan pertarungan nyaris menjadi sungai darah mengalir. Selama beberapa hari ini, Wang Lin terus mengamati. Setiap kali seseorang mati, jiwa mereka akan diserap oleh platform pertempuran lalu menghilang.
Hari ini adalah jadwal pertarungan Wang Lin. Dengan tenang ia melayang dan mendarat di sisi kiri platform. Seorang kultivator Pembentukan Inti berbaju Jubah Hitam - murid dalam yang memimpin pertarungan ini - menyapu sekilas pandang dingin ke arahnya. Hatinya terkejut, karena tingkat kultivasi lawannya ini setara dengannya. Jarang ditemukan murid luar dengan kemampuan sehebat ini. Ia berkata: "Nomor 8972, maju!"
Terdengar seruan rendah dari kerumunan murid. Seorang pria gemuk pendek melompat keluar bagai bola daging raksasa yang mendarat gemuruh di platform. Tanpa bicara, langsung ia membentuk mantra dengan jari-jarinya. Bola-bola api muncul di depannya bagai hujan api, lalu menghujam ke arah Wang Lin mengikuti arah jarinya.
“Tahap Akhir Pembangunan Fondasi…” Wang Lin menggelengkan kepala. Kali ini demi masuk ke dalam sekte inti, dia menetapkan tingkat kultivasinya di level Pembentukan Inti tahap tengah. Saat itu juga, tangan kanannya menggerakkan gerakan menyapu, tubuhnya telah melompat turun dari platform.
Saat tubuhnya meninggalkan platform, tubuh gemuk sang kultivator bergetar hebat. Bola api yang memenuhi langit langsung menghilang. Kepalanya terkulai, jatuh pingsan di tanah.
Wang Lin tidak melakukan pembunuhan. Membunuh seorang junior di tahap Pembangunan Fondasi sungguh memalukan.
Seiring berjalannya waktu, ribuan murid luar tewas. Tujuh hari kemudian, dari puluhan ribu murid, selain seratus yang lolos ke babak berikutnya, lima puluh persen telah menemui ajal.
Sisanya, semuanya adalah mereka yang menyerah lebih awal atau mengalami kondisi saling melukai, sehingga terhindar dari kematian.
Dalam tujuh hari ini, empat orang murid luar telah menarik perhatian saksama dari Sekte Lianhun.
Di antara keempat orang, salah satunya adalah seorang lelaki tua berambut abu-abu. Dengan tingkat kultivasi tahap akhir Pembentukan Inti, semua musuh yang ditemuinya sepanjang perjalanan dibunuh dengan ilmu yang sama - suatu kemampuan supernatural aneh yang hanya perlu menunjuk dari kejauhan sambil berbisik "mati", maka lawan pun langsung tewas.
Saat melihat ilmu ini, Wang Lin langsung teringat pada konsep Ekstrem dalam pikirannya. Ia sempat tertegun, namun setelah diamati lebih seksama, meskipun kemiripannya dengan energi Ekstrem ada, nyatanya kemampuan ini sama sekali berbeda.
"Ilmu Kutukan Maut?" Setelah merenung, Wang Lin akhirnya menebak nama ilmu tersebut.
Dulu di Laut Xiuno, energi Ekstrem-nya pernah disalahartikan sebagai ilmu ini. Pengetahuan Wang Lin tentang Kutukan Maut pun diperoleh pada masa itu.
Ilmu Kutukan Maut ini sangat sulit dilatih. Selama lima abad berkultivasi, ini pertama kalinya Wang Lin menyaksikan seseorang menggunakan ilmu tersebut.
Selain itu, ada seorang pemuda bertubuh pendek dan kurus kering. Meski tingkat kultivasinya hanya tahap awal Jiedan, ia memiliki intuisi bak binatang buas yang mampu merasakan gejolak energi spiritual dari segala ilmu sebelum lawan sempat mengeluarkannya, lalu segera mengambil tindakan penangkal.
Bila menghadapi kultivator tingkat tinggi, mungkin intuisi ini tak banyak berguna. Namun terhadap sesama tingkat Jiedan, ini bagai menguasai takdir langit, tak terkalahkan.
Bahkan ketenangan batin Wang Lin goyah saat melihat pemuda ini. Terlintas keinginan untuk menerima murid, namun akhirnya diurungkannya.
Orang ketiga tak asing bagi Wang Lin, yaitu pria kasar dari Gua Persembunyian 743. Ia memiliki Magic Treasure berupa kertas talisman. Dengan benda ini, ia membantai banyak lawan di sepanjang perjalanan. Siapapun yang bertarung dengannya pasti menemui ajal.
Adapun yang terakhir adalah Wang Lin sendiri. Dengan gerakan tangan sederhana, semua murid yang ditemuinya langsung pingsan. Tentu saja ini menarik perhatian banyak orang.
Namun, ini justru sengaja dilakukan Wang Lin. Hanya dengan menarik perhatian pihak lawan, kualifikasi untuk memasuki sekte dalam yang akhirnya diperolehnya tidak akan terkesan mengejutkan.
Mengenai Liu Mei, Wang Lin yakin kontak dengannya pasti memiliki tujuan tertentu. Bahkan jika tidak muncul dalam kompetisi besar, pasti ada metode untuk memasuki sekte dalam.
Waktu berlalu cepat, tujuh hari lagi telah lewat. Seratus murid terpilih kembali menjalani eliminasi kejam, hingga akhirnya hanya tersisa empat orang.
Kebetulan, keempat orang yang tersisa itu adalah empat orang yang menjadi perhatian Sekte Lianhun.
Hari ini adalah waktu Wang Lin turun ke arena. Ia berdiri di platform sambil memandang kultivator yang naik ke atas, senyum aneh mengembang di sudut bibirnya.
Orang yang naik ke arena bukan lain adalah pria kasar dari gua persembunyian 743.
Yang memimpin kompetisi ini adalah seorang kultivator tahap awal Yuan Ying dari Sekte Lianhun. Pria paruh baya dengan rambut keabu-abuan di pelipis ini menyapu pandangan sekeliling, lalu berkata dingin: "Mulailah."
Begitu ucapannya selesai, si pemuda kasar itu segera tersenyum getir, dalam hati menghela nafas, buru-buru berkata: "Saya mengaku kalah!"
Kultivator tingkat Yuan Ying itu tertegun, memandangi si pemuda kasar sambil bertanya: "Kau mengaku kalah?"
Si pemuda kasar mengangguk cepat: "Saya mengaku kalah." Sambil berkata demikian, dia bergegas turun dari platform, jantungnya berdebar kencang. Dalam hati bergumam: "Gue masih punya Larangan si anak itu dalam tubuh, harus mengalah. Kalau dia dengan satu gerakan pikiran, tanpa perlu turun tangan, gue langsung mati di tempat."
Setelah turun, dia segera menunjukkan ekspresi menjilat ke arah Wang Lin.
Wang Lin tersenyum kecut, menggeleng lembut lalu turun dari platform. Sang kultivator Yuan Ying menatapnya dalam-dalam, tak berbicara, melanjutkan pertandingan berikutnya.
Pertarungan antara orang tua yang menguasai ilmu kutukan maut dengan pemuda berintuisi mengerikan itu berakhir dengan kecepatan ekstrem.
Pemuda itu sama sekali tidak bisa melawan kekuatan ilmu kutukan maut, akhirnya di saat nyaris tewas, diselamatkan oleh sinar spiritual yang tiba-tiba melesat dari dalam sekte Lianhun dan mengitarinya.
Hingga saat ini, dalam pertandingan besar murid luar ini hanya tersisa dua orang: Wang Lin, dan pria tua bernama Sima.
Pertarungan antara mereka berdua dimulai pada hari berikutnya.
Di atas platform, Sima memandang dengan ekspresi muram. Bertahun-tahun ia berlatih keras ilmu kutukan maut demi momen ini. Begitu meraih kemenangan akhir dan menjadi Murid Dalam sekte Lianhun, ia yakin hari penyatuan bayi rohaninya akan tiba.
Selain itu, teknik Bendera Arwah sekte Lianhun memiliki titik peleburan dengan ilmu kutukan maut yang ia pelajari. Menurut sang Guru, jika dipelajari bersamaan, efeknya akan mencapai tingkat yang tak terbayangkan - hanya selisih tipis dengan Ekstrem yang telah hilang selama ribuan tahun dalam legenda!
Mengingat sang Guru, sorot mata Sima menunjukkan sedikit kegilaan. Di matanya, Guru adalah sosok yang sangat kuat. Kultivator tingkat Yuan Ying akan langsung collapse total begitu Guru mengucapkan kata "mati", bahkan kultivator Transformasi Dewa pun jarang ada yang bisa lolos.
Menurut perkiraannya, tingkat kultivasi Guru pasti memenuhi kualifikasi untuk menantang Monster Tua Bayi Yuan Ying.
"Ilmu kutukan maut, selama tingkat lawan tidak jauh melampauimu, tidak ada yang bisa menahan. Berdasarkan penelitianku selama puluhan tahun, ilmu ini adalah kemampuan supernatural yang diciptakan kultivator kuno dengan meniru Ekstrem setelah gagal memahaminya. Jika dilatih sampai ke tingkat Ekstrem, mungkin bisa mendapatkan sedikit kekuatan Ekstrem."
Perkataan Guru terus mengitari telinganya. Sima memandang musuh terakhir dalam pertempuran ini dengan keteguhan.
Pemuda bernama Qingmu di hadapannya sama sekali tidak dianggapnya. Sorot mata penuh niat membunuh berkilat, tangan kanannya menunjuk sambil berseru rendah: "Mati!"
Ilmu kutukan maut, tiba-tiba meledak keluar bersamaan dengan ucapannya.
