Paviliun Kitab Suci di Puncak Lianhun tidak terlalu besar, hanya memiliki tiga lapisan.
Dari kejauhan, paviliun ini terlihat sangat biasa tanpa keunikan apapun. Saat Wang Lin melangkah masuk, tiba-tiba matanya mengeraskan pandangan ke arah orang tua yang duduk di dalam loteng. Tingkat kultivasi orang tua ini hampir mencapai Bayi Yuan Ying, hanya selangkah lagi.
Orang tua ini berwajah kekuningan, tubuhnya kurus kering, dan terlihat lesu. Merasa ada yang masuk, ia mengangkat kelopak matanya dan berkata:
“Token!”
Wang Lin mengeluarkan token dan menyerahkannya. Orang tua itu melihat sekilas lalu berkata: “Kecuali Tingkat Ketiga yang tidak boleh naik, kamu bisa melihat-lihat sesukamu. Waktunya tiga hari.”
Wang Lin mengangguk, lalu masuk ke dalam paviliun ini.
Di depan mata, lantai pertama dipenuhi rak-rak berjajar yang memuat kepingan giok, gulungan bambu, bahkan beberapa lempengan batu. Wang Lin menyapu pandangannya satu per satu. Teknik-teknik kultivasi ini mencakup segala aspek dengan sangat komprehensif. Beberapa di antaranya sudah ia ketahui, sementara yang lain sama sekali belum pernah ia lihat.
Namun, tidak ada metode meracik Bendera Arwah di sini.
Setelah memeriksa seluruh area, Wang Lin naik ke lantai dua.
Kepingan giok di lantai dua jauh lebih sedikit, tersebar jarang-jarang di sekeliling ruangan dengan keterangan singkat di sampingnya.
Wang Lin menyapu menggunakan Shen Shi dan segera melihat tulisan "Pembuatan Bendera Arwah" di sebelah kepingan giok pada rak. Ia mengambil kepingan giok itu dan meneliti dengan seksama, keningnya berkerut alung.
Kepingan giok itu memang berisi metode pembuatan Bendera Arwah, namun isinya tidak berbeda dengan teknik meracik biasa yang digunakan kultivator dunia luar. Jika Sekte Lianhun benar-benar menggunakan metode ini, mustahil mereka bisa meraih reputasi sehebat itu.
Setelah mencari dengan teliti di lantai dua tanpa hasil, pandangan Wang Lin tertuju ke lantai tiga. Ia merenung sejenak, tidak bertindak gegabah, melainkan kembali menemui orang tua kurus kering di lantai satu. Dengan menyatukan tinju, ia berkata: "Senior, mengapa tidak boleh naik ke lantai tiga?"
Orang tua itu menguap lebar, melirik Wang Lin dan berkata: "Tidak boleh ya tidak boleh. Banyak sekali omong kosong!"
Wang Lin memandang dingin, menatap tajam ke arah orang tua itu.
Orang tua itu mengerutkan kening, bergumam beberapa kata lalu kesal berkata: "Jangan melotot! Kau mencari kepingan giok cara membuat Bendera Arwah ya? Kuberi tahu, barang itu tidak ada di sini, juga tidak ada di lantai tiga. Kepingan giok cara membuat Bendera Larangan hanya ada sepuluh. Jika kau mau, silakan rebut. Itu, lihat - di dalam gua persembunyian sebelah sana ada satu. Rebutlah, baru bisa kau pelajari."
Pandangan Wang Lin mengikuti arah tunjuk orang tua itu. Benar terlihat sebuah gua persembunyian.
"Di Sekte Lianhun tidak ada tatanan. Jika kau punya kemampuan membunuh, bunuh saja. Lihat barang yang disukai, ambil. Tertarik pada kultivator wanita, langsung rebut."
"Jika tak punya kemampuan, carilah beberapa orang lemah sepertimu. Berlatih kultivasi bersama agar terhindar dari perampokan." Sorot mata orang tua itu memancarkan ejekan.
"Tanpa aturan apapun, bertindak sesuka hati..." Wang Lin tersenyum tipis. Sekte Lianhun ini cukup menarik. Matanya berkilat, tangan kanannya tiba-tiba mengibas. Tubuh orang tua itu seakan dicengkeram tangan tak terlihat, melayang ke udara.
Orang tua itu tertegun, lalu tertawa terkekeh. Ekspresi kesalnya lenyap, digantikan semangat bertarung. "Bagus! Kau orang kelima dalam 100 tahun terakhir yang berani menyerang Lao Fu. Akan kuhadapi permainanmu!"
Saat hendak bergerak melepaskan diri,
Wang Lin memicingkan mata. Tangan kanannya dengan santai mengibas. Seketika, tubuh orang tua itu tertarik gaya dahsyat dan——BAM!——menghantam dinding batu di samping.
Orang tua itu terbentur hingga kepalanya pusing, saat sadar hendak mengaum marah, namun seketika tubuhnya kembali tercengkeram dan dilempar lagi.
Gemuruh, gemuruh, gemuruh.
Benturan beruntun membuat orang tua itu terus menjerit kesakitan, darah mengalir dari sudut mulutnya. Melihat Wang Lin hendak menangkapnya lagi, ia segera merengek: "Jangan tangkap lagi, Kakek! Aku memanggilmu Kakek! Kasihanilah, tulang-tulang tua ini akan remuk jika diteruskan."
Wang Lin melepas cengkeramannya. Orang tua itu terjatuh ke tanah, butuh waktu lama untuk bangun. Dengan senyum getir ia berkata: "Adik Seperguruan, dengan tingkat kultivasimu ini, lebih baik langsung rampas kepingan giok. Di Sekte Lianhun kita, selama tidak terlalu banyak membunuh, tak ada yang akan peduli."
Wang Lin menatap orang tua itu sejenak lalu berbalik pergi. Tak lama, ia tiba di gua persembunyian yang ditunjuk sebelumnya. Di luar gua terpasang beberapa Larangan. Dengan menyapu menggunakan Shen Shi, ia langsung melihat seorang pria paruh baya sedang bersila bermeditasi di dalam. Di ruang samping, dua kultivator wanita juga sedang bermeditasi.
Wang Lin mata berkilat, tangan kanannya bergerak. Lapisan demi lapisan Larangan bayangan seketika menderu keluar. Dentuman gemuruh menggema, Larangan di luar gua persembunyian beserta batu Tianhe yang menyegel kediaman, runtuh berantakan dalam sekejap.
Dari kejauhan, orang tua kurus kering itu tubuhnya bergetar. Dalam hati ia bergumam: Puncak Lianhun kini memiliki sosok baru yang tak boleh diusik.
Gua persembunyian hancur. Pria paruh baya di dalamnya langsung mengaum keras. Seluruh tubuhnya berubah menjadi cahaya panjang, tiba-tiba menerjang keluar. Tanpa bicara, ia menepuk kantong penyimpanan. Sekonyong-konyong bendera kecil ungu muncul di tangannya. Saat digoyangkan, ratusan jiwa meraung-raung keluar.
Jiwa-jiwa itu terdiri dari pria dan wanita, mengeluarkan deru jeritan memilukan. Seperti awan gelap yang menyelimuti langit, mereka menyerbu ke arah Wang Lin.
"Menghancurkan gua persembunyianku, kau cari mati!"
Wang Lin raut wajah tetap tenang. Orang yang keluar dari gua persembunyian ini bukanlah berada di periode Yuanying, melainkan sama seperti orang tua tadi - tahap akhir Pembentukan Inti dengan kesempurnaan.
Hanya saja, Bendera Arwah di tangannya terlihat agak berbeda. Wang Lin langsung menyadari adanya garis emas pada bendera tersebut. Jiwa-jiwa yang dilepaskan darinya masing-masing memancarkan gas hitam, sangat kontras dengan kondisi jiwa biasa yang bagai diterpa angin langsung menghilang.
Ratusan jiwa ini semuanya memiliki energi spiritual yang penuh. Bahkan beberapa di antaranya memancarkan tekanan aura yang tidak kalah dari kultivator Pembentukan Inti biasa!
"Berkembang!" Mata Wang Lin berbinar, ia telah melihat keunikan bendera arwah ini.
Jiwa-jiva di dalamnya pasti memiliki kemampuan supernatural untuk terus berkembang di dalam Bendera Arwah.
Kilatan tekad muncul di mata Wang Lin. Tangan kanannya menghantam udara, seketika Bendera Arwah di tangan kultivator Pembentukan Inti itu terlepas dan mendarat di genggamannya. Wang Lin menggesekkan tangan kanannya di permukaan bendera, menghapus kesadaran spiritual lawan. Saat energi spiritualnya melebur ke dalam bendera, perasaan penyatuan sempurna langsung muncul di hatinya.
Begitu Bendera Arwah digoyangkan, jiwa-jiwa yang menyerbu itu satu per satu langsung tersedot masuk ke dalam bendera.
Kultivator Pembentukan Inti itu tertegun, menarik napas dalam-dalam. Tanpa basa-basi, ia segera mengeluarkan kepingan giok hitam dari kantong penyimpanannya dan melemparkannya ke tanah. Tubuhnya segera mundur sambil berteriak, "Aku menyerah! Aku menyerah! Gua persembunyian ini untukmu, kepingan giok ini juga untukmu. Bendera Arwah itu pun aku serahkan. Di dalam gua masih ada dua selir hasil Kultivasi Ganda, salah satunya bahkan belum sempat kusentuh. Jika kau suka, ambil saja semuanya."
"Semua sudah kuberikan. Menurut aturan, kau tak boleh melakukan Pembunuhan." Begitu katanya sambil tubuhnya melesat mundur dengan cepat.
Wang Lin melirik lelaki itu, tidak turun tangan. Ia menggerakkan tangan kanannya memanggil kepingan giok hitam itu, lalu meneliti dengan seksama.
Saat itu, dua wanita keluar dari dalam gua. Berdua memiliki paras yang cantik, tanpa sedikitpun ekspresi terkejut. Seolah perebutan gua persembunyian ini adalah hal biasa, mereka berdiri tenang di depan pintu gua.
"Ini baru teknik Bendera Arwah Sekte Lianhun, tapi sepertinya tidak lengkap..." Wang Lin menarik kembali Shen Shi-nya sambil mengerutkan kening.
Salah satu dari dua wanita yang mengenakan gaun hijau kebiruan, segera berkata lembut setelah melihat ekspresi Wang Lin: "Saudara Senior, apakah Anda menemukan cacat pada Bendera Arwah dalam kepingan giok ini?"
Wang LIn mengangkat kepala melihat kedua wanita itu, keduanya memiliki tingkat kultivasi Pembentukan Inti tahap tengah.
"Mengapa begitu?" tanya Wang Lin.
Wanita berbaju hijau kebiruan itu buru-buru menjelaskan: "Saudara Senior pasti Qingmu, pemenang kompetisi Murid Luar tahun ini. Adik Junior Xu Yun memberi salam. Mengenai cacat Bendera Arwah itu, karena metode produksi Bendera Arwah Sekte Lianhun terbagi dalam tiga bagian, sama seperti nama Tiga Puncak Raksasa: Lianhun (Menyebarkan Jiwa), Choupo (Menyedot Arwah), dan Suoshen (Mengunci Dewa)."
"Ketiga metode ini harus disatukan menjadi satu barulah menjadi teknik Bendera Arwah yang sesungguhnya."
Sorot mata Wang Lin berkilat, ia menyimpan kepingan giok. Setelah melirik gua persembunyian ini yang tidak memenuhi standarnya, ia menyapu area dengan Shen Shi. Tubuhnya berubah menjadi cahaya panjang yang melaju ke dasar gunung.
Kedua perempuan itu saling pandang sejenak, lalu cepat-cepat mengikuti di belakang. Di sekte Lianhun, murid yang bertahan sendirian—kecuali memiliki tingkat kultivasi yang sangat tinggi—akan menghadapi bahaya besar. Oleh karena itu, mereka harus bergabung dalam kelompok kecil 3-5 orang.
Bila kalah dalam pertarungan, pihak yang kalah harus menyerahkan semua milik mereka. Setelah penyerahan, lawan dilarang membunuh. Jika dilanggar, Sesepuh akan turun tangan.
Peraturan sekte yang tidak masuk akal ini menghilangkan rasa memiliki para murid. Meski semua memahami logika ini, tak seorang pun mengetahui alasan di balik praktik sekte Lianhun.
Saudara Senior yang sebelumnya mereka andalkan telah dikalahkan dan diusir oleh Wang Lin. Dengan sendirinya, keduanya harus mengikuti Wang Lin sekarang.
"Wang Lin terbang sambil mengerutkan kening, menghentikan tubuhnya lalu menoleh dan membentak: "Jangan ikuti kami!" Setelah itu, ia menyapu sekilas kedua perempuan itu dengan pandangan dingin sebelum berbalik dan pergi.
"Shijie, apa yang harus kita lakukan?" kata perempuan di samping Xu Yun dengan panik.
Xu Yun menghentakkan kaki, mendengus pelan: "Apa lagi? Kalau dia melarang kita mengikuti, ya jangan ikuti. Tunggu sampai dia menemukan gua persembunyian, kita tinggal di sebelahnya. Dengan begitu mungkin orang lain akan menghormati kehadirannya dan tidak mengganggu latihan kita."
Di bawah Puncak Lianhun, pandangan Wang Lin tertuju pada sebongkah batu gunung. Setelah mengamati beberapa saat, jari tangan kanannya menusuk udara. Seketika Pedang Terbang melesat keluar dari kantong penyimpanan, membelah angkasa. Beberapa kali tebasan kemudian, sebuah gua persembunyian terbentuk.
Tubuh Wang Lin melesat masuk ke dalam gua. Dengan gerakan santai, ia melemparkan sebuah Larangan ke belakangnya, menyegel rapat pintu gua.
Di dalam gua, pandangan Wang Lin tertuju pada dinding depan. Alasan utama memilih lokasi ini adalah karena jaraknya yang paling dekat dengan aliran spiritual.
Meskipun saat ini tidak nyaman untuk menyerap kekuatan aliran spiritual secara gila-gilaan seperti sebelumnya, mengambil sedikit tidak masalah. Tubuh Wang Lin berkelebat, menghilang di tempat, dan muncul di samping aliran spiritual utama di bawah Gunung Lianhun.
Setelah duduk bersila, Wang Lin menyapu sekilas dengan Shen Shi. Tiba-tiba, ekspresinya berubah!
Di kedalaman aliran spiritual di bawah Gunung Lianhun, terdapat kabut hitam yang menghalangi penetrasi Shen Shi. Energi spiritual dalam jumlah besar dari aliran spiritual membentuk benang-benang yang perlahan diserap kabut itu.
Ketika Shen Shi Wang Lin mencapai pinggiran kabut hitam, langsung merasakan jeritan menyayat hati dari dalamnya. Sesosok jiwa sesekali muncul secara samar.
"Menghalangi Shen Shi?" Mata Wang Lin berkilat, segera merasakan keberadaan sebuah Larangan di sekitar kabut hitam!
Karena Larangan inilah, Shen Shi tidak bisa menembus. Setelah mengamati beberapa saat, tiba-tiba kedua mata Wang Lin membeku!
"Ini... Ini... Apakah ini Larangan Arwah Kuno?!" Hati Wang Lin bergetar.
