Gema suara Wang Lin terus bergema di seluruh klan Raksasa. Kini, di kedalaman 1.000 zhang bawah dataran utara klan Raksasa, terdapat sebuah gua persembunyian kristalin. Di dalamnya duduk seorang pria.
Pria itu duduk bersila bermeditasi, mengatur latihan pernafasan. Seluruh penampilannya terlihat gagah dengan garis wajah yang tegas.
Saat itu, matanya tiba-tiba terbuka lebar, pandangannya seakan mampu menembus dinding gua persembunyian dan memandang jauh ke luar. Setelah beberapa saat, kilau dingin terpancar dari matanya saat bergumam, "Junior Wang Lin, biarkan kau beraksi sebentar lagi. Setelah Lao Fu benar-benar menyatu dengan tubuh fisik ini, barulah aku akan membunuhmu. Hmph, meski kau menyegel klan Raksasaku, setelah proses pengambilalihan tubuh ini selesai, segel itu akan kubuka."
Usai berkata demikian, ia kembali menutup matanya dan tenggelam dalam latihan pernafasan.
Tiba-tiba, dari dalam kantong penyimpanannya memancar cahaya hitam berkelap-kelip. Orang tua itu mengerutkan kening, membuka mata sambil menepuk kantong penyimpanannya. Seketika, Pedang Immortal yang pernah direbutnya dari Wang Lin melesat keluar.
“Di atas Pedang Immortal, menyebar gas hitam yang berubah menjadi wujud Xu Liguo. Terlihat kedua matanya memerah darah, menunjukkan ekspresi gigit jari sambil menatap ke kejauhan. Dengan suara lantang ia berteriak: 'Tuan, aku bisa merasakan si brengsek itu datang! Tuan, aku dan dia punya permusuhan abadi. Tolong lepaskan aku, biar aku tembak dia sampai hancur!'"
Sang Leluhur klan Raksasa menyapu pandangannya ke Xu Liguo. Selama dua tahun terakhir, interaksinya dengan Jiwa Pedang yang memiliki kecerdasan ini membuatnya terkesima. Di lubuk hati, ia sungguh menyukai keunikan makhluk ini.
"Kau ingin membunuhnya? Tunggu sampai proses pengambilalihan tubuhku selesai."
Xu Liguo segera mengubah ekspresinya, menunjukkan sikap menjilat sambil mengangguk dan membungkuk. Dengan nada mengharukan ia berkata: "Tuan benar-benar perhatian padaku, jauh lebih baik daripada Wang Lin si brengsek itu! Aku akan setia sampai akhir hayat. Tapi Tuan, saat nanti membunuh Wang Lin, bisakah aku yang menikam tusukan terakhir?"
Sang Leluhur klan Raksasa tertawa terbahak-bahak, berkata: "Wang Lin sebenarnya bagaimana memperlakukanmu dulu, sampai membuatmu membenci seperti ini?"
Xu Liguo mengatupkan giginya lewat gigitan, berkata: "Tuan tidak tahu, aku membenci Wang Lin sampai ke tulang sumsum, brengsek! Bukan cuma memaksaku bekerja, kadang juga memanggilku keluar untuk dimarahi dan dipukuli. Semua itu tak masalah, yang paling utama dia tak pernah memberiku keuntungan sedikitpun. Tidak seperti Tuan yang sering memberiku batu spirit untuk diserap. Tuan, setelah kita bunuh Wang Lin nanti, bisakah Tuan menghadiahkanku beberapa kultivator wanita? Atau... atau Tuan panggil dulu gadis kecil peri itu keluar, sudah berbulan-bulan aku tak melihatnya, hatiku rindu sekali."
Sang Leluhur klan Raksasa tersenyum ringan, berkata: "Ini mudah, tidak perlu buru-buru sekarang. Setelah membunuh Wang Lin itu, aku akan memanggil jiwa Feng Luan untuk menemuimu. Sekarang Lao Fu harus menutup diri untuk berlatih, kembalilah!" Sambil berkata demikian, tangannya menggenggam. Wajah Xu Liguo tetap menunjukkan ekspresi menjilat, tapi dalam hati ia mengumpat. Ia tenggelam ke dalam Pedang Immortal, ditangkap dan dimasukkan ke kantong penyimpanan oleh Sang Leluhur klan Raksasa.
"Jiwa pedang ini penuh dengan niat serakah manusiawi. Untuk jiwa pedang aneh seperti ini, justru mudah dikendalikan. Batu spirit dan kultivator wanita akan kuberikan semua padanya. Aku yakin dia tidak akan berani mengkhianatiku. Lagipula, dengan adanya jiwa Feng Luan di sini, jiwa pedang ini sangat tergila-gila padanya. Tidak mungkin lolos dari genggamanku." Dalam hati Sang Leluhur klan Raksasa tertawa dingin, menutup mata dan mulai berlatih.
Jiwa Feng Luan sebenarnya adalah jiwa magis yang tidak sengaja ia dapatkan dari sebuah Magic Treasure bertahun-tahun lalu.
Jiwa sihir ini cantik jelita, seluruh tubuhnya memancarkan aura nafsu birahi. Dulu dengan ketenangan batinnya pun, ia hampir tersesat. Untung jiwa sihir itu sebagian hancur, sehingga dia selamat dari tribulasi. Namun terhadap jiwa sihir ini, dia sangat ketakutan.
Setelah mendapatkan Pedang Immortal, dia melihat Xu Liguo sangat aneh. Untuk mengontrol jiwa ini, dia memanggil jiwa sihir. Seperti yang diduga, Xu Liguo langsung menerjang seperti serigala liar saat melihatnya, terbuai sepenuhnya.
Wang Lin menunggu sejenak di atas wilayah klan Raksasa, namun Sang Leluhur klan Raksasa tak kunjung muncul. Raut wajahnya berangsur-angsur menjadi muram. Wilayah klan Raksasa sangat luas dengan banyak gunung. Jika lawan benar-benar bersembunyi, pencarian akan sangat merepotkan. Saat Shen Shi-nya menyapu wilayah, pandangannya tertuju pada sebuah gunung di area paling timur. Gunung ini merupakan yang tertinggi di seluruh wilayah klan Raksasa. Entah mengapa, saat Wang Lin memandang gunung ini, tiba-tiba hatinya diliputi perasaan aneh.
Hendak memeriksanya, namun tiba-tiba ia mengeraskan pandangan ke arah utara. Senyum tipis mengembang di bibirnya.
"Xu Liguo..."
Gerak tubuh Wang Lin menghilang dari tempatnya, melesat dengan cepat menuju utara.
Dengan tubuh Dewa Kuno Tiga Bintang, kecepatan terbangnya cepat seperti kilat. Dalam beberapa langkah besar disertai teleportasi, ia telah tiba di dataran utara wilayah klan Raksasa.
Wang Lin memandang tajam bagai obor, menyapu sekilas menggunakan Shen Shi dan segera menyadari keanehan di tempat ini. Di kedalaman bumi seribu zhang (sekitar 3.3 km) di bawah, bagai terdapat lapisan penghalang tipis. Setiap kali Shen Shi menyentuhnya, akan dialihkan secara halus ke samping. Kecuali dilakukan penyapuan Shen Shi dari jarak dekat, mustahil menemukan jejak.
Bibirnya menyunggingkan senyuman dingin, Wang Lin mengepalkan tangan kanannya. Dengan seruan rendah, tubuhnya melesat ke depan dan tiba-tiba menghantamkan pukulan ke permukaan tanah.
"Gemuruh!"
Suara ledakan dahsyat yang menggemparkan langit dan bumi bergema. Tanah retak membentuk pola pecahan tak terhitung, jejak retakan ini menyebar gila-gilaan. Dalam sekejap telah menyapu radius 100 zhang (sekitar 333 meter), sambil terus merambat ke bawah.
Namun dari kedalaman bumi terdengar suara berderak-derak, baru perlahan menghilang setelah sekian lama.
Kilau dingin memancar dari mata Wang Lin. Dengan geram, tinju kanannya kembali mengayun dan mendarat di tanah.
Gempa keras seketika menyebar, tanah di saat ini mengeluarkan suara bagaikan naga bawah tanah yang menggeliat dan mengaum.
“Sang Leluhur klan Raksasa, Enyahlah!” Wang Lin membentak keras, sekali lagi menghantamkan kepalan tangannya.
“Bum”
Di bawah pukulan ini, dataran klan Raksasa langsung runtuh, membentuk lubang dalam yang mengerucut. Terlihat bayangan hijau melesat keluar darinya, muncul di udara.
“Zeng Niu!” Pria paruh baya ini matanya memancarkan kesan zaman yang tak sesuai usia. Menatap Wang Lin, ia membentak, “Awalnya tak ingin menyelesaikanmu secepat ini, tapi karena kau datang sendiri, berarti kau mencari kematian!”
Berkata demikian, ia melangkah mendekati Wang Lin secepat kilat, tinju kanannya tiba-tiba mengayun.
Wang Lin tertawa terbahak, bukannya mundur malah maju. Tinju kanannya menyambar, bertubrukan dengan sang Leluhur klan Raksasa dalam gemuruh.
“Bum”
Angin pasir berhembus kencang, mengangkat puing-puing kecil di permukaan bagai pusaran angin Xuan berterbangan di sekeliling. Tubuh Sang Leluhur klan Raksasa segera mundur beberapa zhang, retakan muncul pada tulang tinju kanannya, sorot mata menunjukkan ekspresi terguncang.
Tubuh Wang Lin mundur beberapa langkah, kepalan tangannya gemetar halus. Ia bisa merasakan kekuatan dahsyat menerobos ke dalam tubuh, merobek-robik dengan ganas, namun segera diredam dan dinetralisir oleh Jiwa Yuan Shen.
"Teknik pemurnian tubuh klan Raksasa, sungguh mengandung misteri Xuan yang mendalam!" Sorot mata Wang Lin berkilat dengan cahaya aneh, tubuhnya kembali melesat maju seperti panah.
Dalam hati Sang Leluhur klan Raksasa dipenuhi keluhan. Tubuh fisiknya belum sepenuhnya melebur, hanya bisa mengerahkan 80 persen kekuatan. Namun bahkan 80 persen itu saja, kekokohan tubuhnya sudah mencapai tingkat yang mengerikan - bakat alami klan Raksasa yang bahkan tak gentar menghadapi berbagai Magic Treasure.
Tapi kali ini, hantamannya dengan Wang Lin justru membuat tulang terkeras dalam tubuhnya retak. Bagaimana mungkin ia tidak terguncang?
“Teknik kultivasi apa yang kau latih!” Tubuh Sang Leluhur klan Raksasa mundur dengan raut wajak muram, namun kecepatan Wang Lin terlalu dahsyat. Saat kepalan tangannya menghunjam, area sekitarnya tiba-tiba membentuk medan energi mirip penjara. Ribuan benang energi menyembul dari angkasa, bagai untaian serat elastis yang membelit tubuhnya.
Mata Sang Leluhur klan Raksasa berkilat. Dengan raungan keras, tubuhnya bergerak lincah menghancurkan medan energi dan jalinan benang tersebut. Seketika ia melompat, menendang dengan kaki kanan yang bertubrukan lagi dengan kepalan Wang Lin.
“Gemuruh”
Dentuman menggemparkan langit-bumi itu kembali menggema ke seluruh wilayah klan Raksasa.
Wajah Sang Leluhur klan Raksasa memerah. Tubuhnya melesat mundur dengan cepat memanfaatkan momentum benturan.
Wang Lin merasakan sakit perih di tinju kanannya, tubuhnya mundur beberapa zhang sebelum berhenti. Ia menatap Sang Leluhur klan Raksasa sambil menarik napas dalam-dalam. Tubuh fisik Sang Leluhur klan Raksasa belum sepenuhnya melebur, namun sudah memiliki kekuatan yang hampir menyamai Dewa Kuno Tiga Bintang. Jika proses peleburannya selesai, mungkin tubuhnya akan setara dengan wujud Dewa Kuno Tiga Bintang.
Sang Leluhur klan Raksasa wajahnya muram. Awalnya ia enggan muncul setelah menyaksikan Wang Lin menghancurkan 12 Malam Para Raksasa. Kini tempat bertapanya telah ditemukan, terpaksa ia harus bertarung.
Wang Lin terus menatap Sang Leluhur klan Raksasa. Tubuhnya bergerak lagi, menerjang maju.
Sang Leluhur klan Raksasa menggeram rendah, tubuhnya segera membesar menjadi raksasa setinggi sepuluh zhang. Tanpa basa-basi, dia mengerahkan energi surgawi dalam tubuhnya. Tiba-tiba, cahaya keemasan menyebar tiba-tiba dari dalam tubuhnya. Konsentrasi energi surgawinya jauh melampaui Li Yuanfeng, mengingat Sang Leluhur klan Raksasa mencapai tahap awal Transformasi Bayi murni melalui latihan bertahun-tahun.
"Di saat peleburan tubuh fisik Lao Fu, jika bukan karena tak ingin mengganggu proses dengan energi surgawi, sudah kubunuh kau junior arogan ini! Hari ini kau memaksa Lao Fu menggunakan energi surgawi - ini berarti kau mencari jalan kematian sendiri!" Teriak Sang Leluhur klan Raksasa sambil cahaya emas di seluruh tubuhnya semakin berkilau, bagaikan matahari yang turun dari langit, memancarkan sinar menyilaukan.
Bersamaan dengan itu, tubuhnya bergerak. Begitu bergerak, langit langsung bergemuruh suara collapse total. Di sekitar ruang angkasa di sekelilingnya, seketika muncul retakan-retakan dimensi. Angin dingin pemusnah yang masif menyembur keluar, langsung menyapu permukaan bumi.
Satu pukulan dilepaskan, membawa cahaya keemasan tak terbatas. Dalam cahaya ini tersimpan energi surgawi yang dahsyat - ini adalah serangan penuh dari kultivator Tahap Transformasi Bayi!
Bagi kultivator biasa, energi surgawi biasanya diwujudkan melalui ilmu dan kemampuan supernatural. Namun bagi klan Raksasa, senjata terbaik adalah tubuh mereka sendiri. Maka pukulan ini tak hanya membawa energi surgawi, tapi juga kekuatan benturan khas raksasa dan daya ledak tubuh fisik.
Kekuatan satu pukulan ini membuat seluruh dataran utara klan Raksasa langsung collapse total, berubah menjadi pasir dan batu yang berpencar ke segala penjuru.
"Wang Lin, matilah!" Sang Leluhur klan Raksasa juga merasa kepasrahan di hati. Begitu menggunakan energi surgawi dengan tubuh saat ini, berarti tubuh yang belum sepenuhnya melebur ini tak bisa lagi dipakai, harus mencari tubuh fisik baru.
Jika tidak, tubuh ini akan hancur diterpa energi surgawi. Kecuali tingkat kultivasinya mencapai Tahap Menengah Transformasi Bayi, mustahil baginya meleburkan tubuh semacam ini.
Wang Lin memancarkan cahaya aneh dari matanya. Pukulan lawan ini membuatnya merasakan sedikit perasaan krisis. Ini adalah kedua kalinya setelah peleburan tubuh asli dan tubuh kedua, selain siklus Jalan Langit, dia merasakan bahaya.
Namun saat ini, Wang Lin tidak takut. Dengan geraman rendah, di antara alisnya segera muncul tiga bintik bintang yang berputar cepat. Dari dalamnya menguar hawa ungu yang segera menyelimuti seluruh tubuhnya.
Bersamaan dengan itu, di belakangnya muncul kembali bayangan samar Dewa Kuno.
