Benda lain yang menarik perhatian Wang Lin dari kantong penyimpanan Sang Leluhur klan Raksasa adalah sebuah roda dharma.
Roda dharma ini tidak besar, hanya sekitar satu inci.
Permukaannya biasa saja, tanpa kilau atau energi spiritual, bahkan terdapat beberapa karat di beberapa bagian.
Alasan Wang Lin memperhatikan benda ini adalah karena sebelumnya Xu Liguo mengatakan ada jiwa yang tersegel di dalamnya, dan terus memohon berkali-kali agar jiwa tersebut dibebaskan.
Pernyataan Xu Liguo ini memicu kewaspadaan Wang Lin. Pengetahuannya tentang Xu Liguo bisa dibilang sangat mendalam, sebab dalam sudut pandang tertentu, Xu Liguo sebenarnya adalah ciptaannya sendiri.
Pada Xu Liguo terdapat kelincahan yang kurang dari hantu pengembara. Kelincahan ini berkaitan erat dengan proses transformasi Xu Liguo dari Bayi Yuan Ying menjadi Raja Iblis di masa lalu. Lambat laun kecerdasannya pulih, hingga akhirnya membentuk Jiwa Pedang Raja Iblis yang sekarang.
Karakter Xu Liguo yang pengecut namun terkadang membangkang, membentuk sosok Raja Iblis yang kompleks. Permohonannya yang sangat mendesak agar Wang Lin melepaskan jiwa dalam roda dharma ini justru membuat Wang Lin curiga.
"Menarik!" Mata Wang Lin berkilat. Dengan kecerdasannya, setelah merenung sejenak, ia telah memahami sebagian besar situasi. Sang Leluhur klan Raksasa pasti memanfaatkan jiwa dalam roda dharma untuk memancing Xu Liguo, sehingga membuat iblis ini terus memikirkannya meski telah kembali.
Memandang roda dharma, Wang Lin mengeluarkan Pedang Immortal dari kantong penyimpanan. Begitu muncul, Kabut hitam langsung menyembur membentuk sosok Xu Liguo yang langsung meneriak aneh, matanya memancarkan kilau ganas menatap roda dharma itu.
"Tuan, inilah roda dharma itu! Di dalamnya ada jiwa, cepat lepaskan dia!" seru Xu Liguo gugup.
Wang Lin tidak menunjukkan perubahan ekspresi, berkata perlahan: "Bagaimana kau mengenal jiwa di roda dharma ini?"
"Sang Leluhur klan Raksasa yang memanggilnya... Tuan, cepatlah keluarkan dia." Ekspresi kecemasan muncul di wajah Xu Liguo.
Wang Lin memandang Xu Liguo, bertanya lagi: "Tingkat kultivasi apa yang dimiliki jiwa ini?"
Kecemasan di wajah Xu Liguo semakin menjadi. Ia seolah mendengar teriakan gadis kecil peri dari dalam roda dharma yang mendesaknya untuk segera diselamatkan. Dengan tidak sabar ia berkata: "Cuma seberkas jiwa, tak ada tingkat kultivasinya. Kalau kau tak mau menyelamatkan, aku yang akan melakukannya!"
Xu Liguo sendiri tidak menyadari bahwa sejak muncul dan melihat roda dharma itu, seolah ia lupa akan ketakutannya pada Wang Lin. Bahkan nada bicaranya pun tak terasa berubah.
Sorot mata Wang Lin berkilat samar. Ia tersenyum: "Jangan terburu-buru, aku akan membantumu mengeluarkan jiwa ini sekarang."
Sambil berkata, Wang Lin membentuk mantra dengan kedua tangannya, mengeluarkan semburat sinar spiritual yang mendarat di atas roda dharma. Namun tiba-tiba, semburat hijau berkedip dan langsung menetralkan sinar spiritual yang dikirim Wang Lin.
Wang Lin mengeluarkan suara terkejut ringan, memerhatikan roda dharma dengan seksama. Sebelumnya benda ini tampak biasa saja, tapi ternyata bisa memancarkan semburat hijau yang menetralkan energi spiritual. Hal ini membuat Wang Lin semakin tertarik.
Saat semburat hijau berkedip tadi, Wang Lin sama sekali tidak merasakan fluktuasi energi spiritual dari roda dharma itu. Setelah mengamati lama, ia menggerakkan tangan kanannya dan kembali mengirimkan semburat sinar spiritual.
Matanya tak berkedip, tiba-tiba muncul simbol aneh sepersepuluh kuku di permukaan roda dharma. Simbol itu menghilang seketika dengan kecepatan ekstrem, disusul kemunculan kembali semburat hijau yang menetralkan energi spiritual.
"Menarik!" Mata Wang Lin berbinar.
Xu Liguo saat ini sudah mencapai titik ketidaksabaran ekstrem. Tanpa bicara lagi, tubuhnya berkelebat lalu menerjang keluar dari Pedang Immortal, menyerbu ke arah roda dharma.
Wang Lin menatap Xu Liguo, kilau dingin terpancar dari sorot matanya. Tingkah laku Xu Liguo ini terlalu iblis, ada sesuatu yang mencurigakan!
Begitu Xu Liguo menyergap roda dharma, Simbol di atasnya kembali berkedip. Langsung semburat hijau muncul menyambar tubuh Xu Liguo. Xu Liguo mendengus kesakitan, tubuhnya terpental sejauh satu zhang.
Matanya memerah darah, dia mengaum keras hendak menyerang lagi. Wang Lin menjentikkan angkasa dengan tangan kanannya, langsung tubuh Xu Liguo terjerat larangan di udara.
Xu Liguo menoleh tajam, tatapannya menusuk Wang Lin: "Kau ini mau apa? Lepaskan aku! Aku harus membebaskannya keluar!"
Wang Lin menyapu sekilas Xu Liguo dengan dingin. Tubuh Xu Liguo langsung bergetar, sorot matanya menunjukkan kebeningan. Ia seketika merasa ngeri melihat roda dharma itu dan buru-buru berkata: "Tuan, tuanku, ini bukan salahku! Begitu melihat roda dharma itu, aku seperti kehilangan kendali diri."
Wang Lin tak lagi menghiraukan Xu Liguo. Tangan kanannya mencengkeram roda dharma, sementara ibu jari tangan kiri menekan bagian yang memancarkan simbol.
Tiba-tiba simbol itu muncul dengan kedipan keras. Semburat hijau berhamburan. Wang Lin mendengus pelan, ibu jarinya terus menekan tanpa ragu. Seperti bambu terbelah, semua semburat hijau dihancurkan satu per satu hingga jarinya benar-benar menyentuh permukaan roda dharma.
Dentuman berderak-derak menggema. Retakan seperti kulit kura-kura muncul di seluruh permukaan roda dharma. Hampir dalam sekejap mata, seluruh roda dipenuhi garis pecah. Dengan suara "plak", roda itu remuk berkeping-keping.
Seketika, kilau merah menyilaukan menerjang keluar dari dalamnya. Bersamaan, terdengar tawa seperti gemerincing bel perak yang sarat daya pikat magis, membuat hati siapa pun yang mendengarnya berdebar-debar, berasal dari kilau merah tersebut.
Suara ini dipenuhi kekuatan aneh. Jerat larangan yang mengikat sinar spiritual Xu Liguo bagai salju diterpa terik matahari, dengan cepat menghilang. Dalam sekejap, Xu Liguo telah bebas kembali.
Matanya menunjukkan napsu dalam pandangannya, segera melesat menuju kilau merah.
Kilau merah itu berkedip lalu berubah wujud menjadi seorang wanita cantik jelita. Hanya sehelai gaun tipis yang menyelubungi tubuhnya, memperlihatkan sebagian besar kulitnya. Ia melirik Xu Liguo sambil tertawa menggoda, "Kak Xu, adik sudah lama menantimu. Mengapa baru sekarang Kakak membebaskanku?"
Sambil berkata, ia mengangkat jari-jarinya yang ramping bak giok, menunjuk ke arah Xu Liguo yang sedang menyerbu. Ekspresinya bagai seorang kekasih yang sedang merajuk.
Wang Lin sorot matanya berkedip kilau dingin. Saat wanita itu muncul, hatinya sempat terguncang. Untungnya ia telah berlatih teknik Suoshen (Penguncian Spirit), sehingga jiwa dan Bendera Arwah Miliar-nya terhubung. Hal ini membuatnya pulih dengan kecepatan ekstrem.
Namun meski begitu, ia tetap merasa ngeri. Bagaimana tidak, seandainya dalam pertarungan ia mengalami kehilangan fokus sesingkat itu, pasti akan berujung pada kehancuran total.
"Berani-beralinya menggunakan sihir iblis di hadapanku!" Wang Lin mendengus keras. Suaranya menggema bagai guntur musim semi di telinga Xu Liguo dan sang wanita, bergemuruh menggetarkan.
Tubuh Xu Liguo bergetar hebat. Sorot matanya langsung jernih. Sebagai Raja Iblis, dua kali teguran Wang Lin segera menyadarkannya. Hatinya dipenuhi kengerian luar biasa, seketika ia buru-buru mundur.
Sang wanita menoleh tajam memandang Wang Lin. Tiba-tiba ia tersenyum manja. Saat itu juga, seolah semua cahaya di sekitar menghilang, hanya tersisa senyuman menggoda sang wanita.
“Orang kejam... Nuer tidak pernah melakukan kesalahan padamu...” Perempuan itu menggetarkan bulu matanya halus, berbicara lembut bagai mengandung dendam.
Suaranya mengandung kekuatan aneh, menusuk ke dalam telinga Wang Lin membuat jiwanya kembali bergetar.
Xu Liguo yang lain, seluruh tubuhnya gemetar hebat. Kebeningan di matanya langsung menghilang, kembali memancarkan pandangan penuh nafsu.
Sang perempuan tersenyum puas. Tubuhnya melesat, tangan kanannya mencengkeram. Dengan kecepatan kilat dia terbang mendekati Wang Lin, mencakar ke arah keningnya.
Tapi tepat di detik itu, tiba-tiba sorot mata Wang Lin menunjukkan kejernihan, terselip secercah cemoohan halus di dalamnya.
Perempuan itu menjerit kaget, menyadari bahaya. Saat dia hendak mundur, tangan kanan Wang Lin mengibas cepat. Bendera Arwah langsung muncul! Dengan guncangan, Li Yuanfeng si Arwah Utama Bayi Yuan Ying muncul seketika, membawa ribuan jiwa melesat menghujam.
Perempuan itu menjerit lagi, tanpa ragu langsung melesat mundur dengan cepat.
Jiwa Li Yuanfeng segera menerjang, bersama bawahan jiwa lainnya mengurung perempuan itu. Saat hendak menyerap, sorot mata perempuan itu memancarkan keanehan. Ia tersenyum genit dan berkata lembut, "Kakak-kakak, mengapa begini? Kita bukan musuh."
Seketika, bahkan jiwa Li Yuanfeng pun gemetar. Kebingungan terpancar di wajahnya. Jiwa-jiwa lain di sekitarnya lebih parah, berhenti bekerja dan menatap kosong ke arah perempuan itu.
"Dia menggangguku. Tolong bunuh dia, ya? Setelah itu, biar aku menemani kalian..." Pipi perempuan itu memerah sehat.
Mendengar ini, seluruh tubuh jiwa Li Yuanfeng gemetar. Ia berbalik tajam, bersama jiwa-jiwa lain menerjang ke arah Wang Lin dengan wajah mengerikan.
Wang Lin raut wajah tetap tenang, sama sekali tidak memandangi jiwa-jiwa yang menyerbu itu. Tangan kanannya menunjuk ke belakang, langsung membuat Xu Liguo menjerit kesakitan. Di belakang Wang Lin, dia juga terpengaruh bujukan perempuan itu dan hendak menyergap. Ditunjuk oleh Wang Lin, langsung terluka. Seluruh tubuhnya Gas Hitam berdesis menghilang, seketika menjauh.
Sorot matanya kembali menunjukkan kejernihan. Kali ini, ketakutan dan rasa hormat dalam hati terdalamnya pada Wang Lin mengalahkan ilusi perempuan itu.
Dalam hati dia berteriak "Sial!", langsung cemberut. Dalam hati bergumam, bagaimana bisa dia linglung sampai berani turun tangan pada bintang pembawa malapetaka itu? Sudahlah, jasa sebelumnya membantai leluhur klan Raksasa kini sia-sia.
"Jalang! Ini semua gara-gara kau membius gue!" Xu Liguo semakin dipikir semakin geram, langsung menuding perempuan itu dan berteriak.
Wanita itu menunjukkan ekspresi sedih hendak berbicara, saat itu arwah Li Yuanfeng beserta arwah lainnya telah menyerbu. Wang Lin mengacungkan jari kanannya menghantam udara, dengan gerakan jiwa, semua arwah itu langsung menjerit-jerit tak sadar termasuk arwah Li Yuanfeng, berpencar.
"Cukup, kemarilah!" Wang Lin meraih angkasa dengan tangan kanan. Wanita itu menjerit kaget mencoba menghindar, namun tubuhnya bagai dicengkeram tangan tak terlihat, terseret ke depan Wang Lin.
Memperhatikan wanita itu beberapa saat, Wang Lin mulai melihat jejak. Dalam jiwa wanita ini tersirat suatu Lapisan spiritual, Lapisan ini sangat Ekstrem, mampu memabukkan segala makhluk di dunia ini.
"Jiwa yang mengandung Lapisan, menarik..." Kilau dingin berkedip di sorot mata Wang Lin.
"Siapa namamu?"
Wanita itu bergelut beberapa lama, mendesah lemah sambil menatap Wang Lin, "Aku tidak pernah melakukan kesalahan padamu, mengapa kau terus menahaniku?"
Desah manjanya mengandungi sedikit nuansa pesona yang aneh.
Wang Lin memandang perempuan itu dengan dingin, jari kanannya menunjuk tepat di antara alis lawan. Seketika, wajah perempuan itu menyeringai kesakitan sebelum akhirnya menjerit-jerit. Seluruh tubuhnya mengeluarkan asap hitam, seolah-olah bisa lenyap setiap saat.
"Mei Ji... Namaku Mei Ji..." Perempuan itu buru-buru menjawab, pandangannya yang tertuju pada Wang Lin dipenuhi ketakutan.
