Pria jahat aneh itu mengangguk ramah, berkata: “Tak kusangka Kakak Zeng malah mengenal namaku. Pasti adik junior perempuanku yang nakal telah membicarakan keburukanku di hadapanmu.”
“Cukup! Qian Feng, bukalah Formasi Zhu Que! Aku tak punya waktu untuk bergulat denganmu di sini. Jika tidak, hari ini kau akan Tinggalkan!” Suara berat Dun Tian penuh hawa dingin.
“Senior, aku benar-benar tak berniat jahat. Apakah penerus yang Senior cari bahkan tak punya keberanian untuk bertarung denganku? Tenanglah Senior, aku pasti tak akan menggunakan Pembunuhan. Hanya berlatih saja.” Qian Feng tertawa.
Dun Tian tertawa dingin, mengangkat tangan kanannya hendak menggunakan ilmu. Tiba-tiba Wang Lin berkata: “Baik! Aku akan bertarung denganmu!”
Qian Feng mata berkilat, tertawa terbahak-bahak. Tubuhnya melangkah keluar dari tirai hijau, berdiri sepuluh zhang di depan Wang Lin. "Baik, Kakak Zeng memang pantas disebut pembunuh Li Yuanfeng dan Sang Leluhur klan Raksasa itu..."
Wang Lin tak mau membuang waktu. Saat lawannya keluar dari tirai hijau, tangan kanannya menepuk kantong penyimpanan. Pedang Immortal langsung muncul di genggamannya. Dengan energi surgawi yang menyatu, ia menghujamkan pedang ke bawah, langsung memutus ucapan lawannya. Meski ini pertama kalinya bertemu Qian Feng, tak setitik pun rasa simpati muncul di hatinya. Begitu turun tangan, ia langsung mengerahkan dua belas lapis kekuatan.
Sabetan ini bersih, tepat, secepat kilat.
Kilau dingin berkedip di mata Qian Feng. Tanpa menggunakan Magic Treasure, ia mengulurkan jari telunjuk tangan kanannya ke angkasa.
"Gemuruh!"
Dentuman dahsyat menggema di cakrawala, tebasan Wang Lin dengan Pedang Immortal ini mengandung energi surgawi yang kekuatannya puluhan kali lipat dari biasa. Ia juga menyisipkan trik licik - jumlah energi surgawi dalam pedang ini mencapai batas maksimal yang bisa dikerahkan tubuhnya saat ini. Satu tebasan ini memiliki kekuatan yang mengerikan.
Qian Feng segera mundur tergesa, terus menyusut hingga 100 zhang ke belakang baru bisa menghilangkan sisa energi Pedang Immortal dari tubuhnya. Seluruh tubuhnya tak lagi elegan seperti sebelumnya, matanya memancarkan kilau dingin yang tajam sambil menatap pedang di tangan Wang Lin, bergumam kata demi kata: "Harta Surgawi!!!"
Jari telunjuk tangan kanannya sekarang bergetar halus, setetes darah segar menetes dari ujung jari. Seluruh lengan kanannya kini mati rasa tak berasa.
Wang Lin langsung turun tangan dengan segenap kekuatan. Hal ini tak terduga oleh Qian Feng.
Setelah berhasil memukul mundur Qian Feng dengan satu tebasan, Wang Lin segera membuka mulut mengeluarkan cahaya hitam. Tangan kanannya mencengkeram udara kosong, seketika Bendera Arwah Miliar muncul di genggamannya. Saat dikibaskan, semua jiwa di dalamnya langsung meluncur keluar bagai angin puyuh.
Wang Lin sangat paham dengan kekuatannya yang tak mungkin mengalahkan Qian Feng, mengingat tingkat kultivasi lawannya berada di Tahap Menengah Transformasi Bayi. Satu-satunya cara adalah mengambil inisiatif serangan lebih dulu untuk membuat lawan kewalahan.
Begitu ratusan juta jiwa muncul, sorot mata Wang Lin berkilat. Dengan lantang ia berteriak: "Telan!"
Di antara lautan jiwa tersebut, dua belas Arwah Utama segera menyeringai kejam dan menerjang Qian Feng.
Seluruh kejadian sejak Qian Feng keluar dari tirai hijau hingga terkepung ratusan juta jiwa ini terjadi dalam kecepatan ekstrem, membuatnya tak sempat bereaksi.
Pada dasarnya ia masih meremehkan Wang Lin. Seandainya tidak, dengan tingkat kultivasinya, mustahil ia membiarkan Wang Lin sempat mengeluarkan Bendera Arwah.
Baginya, taktik Wang Lin terlalu licik. Sebagai sesama kultivator seharusnya saling bertukar kata sebelum bertarung, tapi Wang Lin malah menyela dan menyerang saat ia baru muncul - persis seperti serangan mendadak.
Saat itu ketika bertarung dengan Pewaris Suku Immortal Peninggalan, tidak separah kondisi compang-camping seperti sekarang.
Pemandangan ini membuat Dun Tian merasa senang, tertawa terbahak sambil berbisik dalam hati: Zeng Niu ini benar-benar menguasai esensi Sekte Lianhun, tidak bertindak sembarangan, namun begitu turun tangan langsung merebut inisiatif.
Kini Qian Feng dikepung oleh ratusan juta bendera arwah, jiwa-jiwa itu menerjang dengan daya tumbukan dahsyat, terutama dua belas Arwah Utama yang menjadi ancaman terbesar baginya.
Ekspresi ramah Qian Feng lenyap, digantikan aura kekerasan. Tangan menepuk kantong penyimpanan, Sekoci Kristal berwarna merah menyala langsung muncul di genggamannya.
"Sekoci Kristal Zhu Que!" Dun Tian mengerutkan kening, dalam hati bergumam: Zhu Que Zi memang sangat memanjakannya, sampai berani menyerahkan Magic Treasure kelas ini.
"Zeng Niu, ini adalah pseudo Immortal Treasure milik Zhu Que Zi, kekuatan penghancurnya luar biasa!" suara batin Dun Tian bergema.
Wang Lin memandang sekilas, ia memang pribadi yang tegas. Kilau dingin berkerlip di matanya saat berbisik pelan, "Ledakkan!"
Satu kata ledak, ratusan juta jiwa seketika meledak sendiri.
"Gemuruh" "Gemuruh" "Gemuruh"
Ledakan spontan ratusan juta jiwa memancarkan kekuatan tak terhingga. Qian Feng meraut wajah berubah drastis, tanpa bicara ia menyimpan sekoci kristal. Duduk bersila, kedua tangannya membentuk mantra dengan jari-jarinya. Seketika, Formasi Zhuque yang menyelubungi seluruh Benua Zhuque bergetar, lenyap dari daratan dan muncul seketika di tubuh Qian Feng.
Tubuhnya kini memancarkan semburat hijau bak pelangi, terangkat dari tanah dengan pusaran energi raksasa yang menyapu sekelilingnya.
Hantaman dahsyat dari ledakan ratusan juta jiwa membuat semburat hijau bergoncang keras. Qian Feng di dalamnya menggigil hebat, memuntahkan darah segar dari mulutnya.
Wang Lin menghela napas dalam-dalam, menggerakkan tangan kanannya untuk menyimpan dua belas Arwah Utama. Saat Formasi Zhuque di Benua Zhuque menghilang, ia dengan tenang memasuki benua tersebut dan berdiri di samping Dun Tian.
Bendera Arwah milik Wang Lin, setelah menyerap dua belas Arwah Utama, berubah menjadi cahaya hitam yang melesat keluar dari Jiwa Yuan Shen-nya dan melebur ke dalam tubuh Dun Tian, menyatu dengan Bendera Arwah Miliar yang asli.
Bendera Bayangan ilusif Wang Lin telah menggunakan kedua kekuatannya hingga habis.
Dun Tian mengangkat tangan kanannya dengan sorot mata berkilat, namun kemudian menurunkannya kembali. Saat ini ia tak bisa membunuh Qian Feng yang dilindungi Formasi Zhuque - kecuali menggunakan jiwa keempat, mustahil menghancurkan Formasi Ajaib Zhuque yang menjaga satu orang.
Pandangan Wang Lin tetap tenang, seolah pertarungan tadi sama sekali tidak melibatkannya.
Setelah 3 tarikan napas, tirai hijau di tubuh Qian Feng menghilang. Dengan raut wajak muram, ia melangkah keluar sambil menatap Wang Lin. Sorot matanya memancarkan amarah yang memuncak, namun segera ditahannya. Setelah menarik napas dalam-dalam, wajaknya kembali tenang. "Kakak Zeng benar-benar ahli!" ujarnya dengan senyuman paksa.
"Biasa saja." Wang Lin menjawab datar. Pandangannya singgah sejenak di hutan tak jauh, lalu ia menghela napas pelan. Tubuhnya melayang berbalik arah, meninggalkan tempat itu menuju sekte Lianhun.
Dun Tian terkekeh. Setelah melirik Qian Feng, ia menyapu pandangan sekilas ke hutan di kejauhan. Lalu menyusul Wang Lin. Keduanya menghilang di cakrawala.
Amarah kembali membara di sorot mata Qian Feng. Ia mengepal tangan sambil membentak ke arah lenyapnya Wang Lin, "Hong Die, keluar!"
Dari hutan di samping, muncul seseorang. Orang ini mengenakan seragam merah, wajahnya cantik dan penampilannya memesona. Namun, matanya memancarkan kekosongan dan kaku, bagaikan boneka kayu tanpa jiwa.
Setelah Hong Die tiba di sisi Qian Feng, pria itu tiba-tiba menoleh. Tangan kanannya terangkat, menekan titik antara alis Hong Die. Seketika tubuh Hong Die gemetar halus, raut wajaknya semakin pucat, daya hidupnya terkuras dengan cepat.
Sebaliknya, wajah Qian Feng semakin memerah. Luka dalam tubuhnya akibat ledakan jiwa sebelumnya pulih dengan cepat, dalam sekejap sudah kembali normal.
Ia menarik kembali jarinya, melihat luka di ujung jari yang dibuat pedang terbang Wang Lin. Masih ada setetes darah segar mengalir.
"Bersihkan!" Qian Feng menempatkan jarinya di mulut Hong Die. Hong Die membuka mulut kecilnya, memasukkan jari pria itu ke dalam. Lidahnya menjilat dengan lembut...
Qian Feng bahkan tidak melirik Hong Die, matanya masih menatap arah di mana Wang Lin menghilang, bergumam pelan: "Wang Lin, kau berani melukaiku, kau pasti mati! Guru sudah tua, pikirannya mulai keruh, bagaimana mungkin dia menyuruh adik junior perempuan untuk menarik Hati Jalanmu? Lapisanmu adalah milikku, lapisan adik junior juga milikku. Ini tak bisa diubah oleh siapa pun! Hmph, bahkan lapisan Guru sekalipun, jika memungkinkan, akan kuserap juga...
Bendera Arwah Zeng Niu ini terlalu dahsyat! Si tua licik Dun Tian juga sudah pikun, bukannya mempersembahkan harta ini ke Negara Zhuque malah memberikannya ke Zeng Niu! Tapi Bendera Arwah ini sudah diincar oleh Guru. Guru sudah bertekad bulat untuk merebutnya. Akan kulihat, sampai kapan kau bisa mempertahankannya!"
Wang Lin dan Dun Tian, berdua bergerak dengan kecepatan ekstrem, kembali ke sekte Lianhun.
Di dalam Sekte Lianhun, tidak ada perbedaan berarti sejak keduanya pergi beberapa bulan lalu. Setelah kembali, Dun Tian tidak beristirahat dan langsung membawa Wang Lin memasuki Area Terlarang gunung belakang.
Di sana, Dun Tian menyerahkan sebuah kantong penyimpanan kepada Wang Lin. Dengan suara berat, dia berkata: "Bersemedilah dengan tenang, usahakan mencapai tahap Bayi Yuan Ying secepatnya! Lao Fu akan menjagamu. Selama aku masih hidup, takkan kubiarkan siapa pun mengganggumu!"
Wang Lin menatap Dun Tian. Setelah beberapa saat, dia berkata lembut: "Terima kasih."
Dun Tian tertawa terbahak sambil melambaikan tangan: "Tak perlu berterima kasih. Ingatlah janjimu padaku."
Wang Lin menarik napas dalam-dalam lalu berkata sungguh-sungguh: "Senior tak perlu khawatir!"
Dun Tian mengangguk. Tubuhnya bergetar dan menghilang dari dalam gua persembunyian Area Terlarang. Saat muncul kembali di luar gua, dia duduk bersila sambil menyebarkan Shen Shi-nya, menjaga dengan meditasi tenang.
Di depannya, Bendera Arwah Miliar melayang dengan diam.
"Zeng Niu ini memang punya nyali, berani meledakkan satu miliar jiwa. Untungnya bendera yang dia pakai adalah bendera cabang, semua arwah itu hanyalah proyeksi dari Bendera Utama. Meski satu miliar jiwa meledak, di dalam Bendera Utama mereka tidak musnah, hanya melemah saja. Kalau tidak, Lao Fu pasti akan merasakan sakit hati yang mendalam."
Dun Tian memandangi bendera itu, matanya menunjukkan kerinduan. Sorot matanya tidak seperti melihat senjata magis, melainkan seperti memandang seorang senior.
"Leluhur Sekte Lianhun dari generasi ke generasi, junior Dun Tian yang umurnya hampir habis ini akan segera menyusul kalian." Ada melankolis dalam suara lembut yang keluar dari mulutnya.
Jari kanannya menyentuh Bendera Arwah Miliar. Seketika, Arwah Utama Bayi Yuan Ying meluncur keluar. Sosok utama ini berwajah ramah, memancarkan aura immortal yang khas.
Dun Tian memandangi arwah ini, menghela napas pelan, dan bergumam, "Saudara Senior, aku menyerahkan Bendera Arwah kepada Zeng Niu, entah ini keputusan yang tepat atau tidak. Namun melihat situasi pertempuran besar melawan Suku Immortal Peninggalan, sepertinya sekte Lianhun sulit bertahan. Zeng Niu pasti akan meninggalkan Planet Zhuque di kemudian hari. Biarlah dia menyisakan cabang sekte kita di planet kultivasi lain. Mungkin... inilah makna sejati dari ramalan hexagrammu..."
"Hidup manusia bukanlah tentang keabadian, tapi tentang menemukan makna dalam kematian. Para leluhur sekte Lianhun telah melepaskan hak reinkarnasi, rela menghapus kecerdasan demi menjadi Arwah Utama. Aku, Dun Tian, tentu takkan kalah! Tunggu aku, Saudara Senior. Kita akan segera bersatu kembali!" Sorot mata Dun Tian berkilat saat memandangi Arwah Utama berwajak bijak itu, suaranya lembut namun penuh tekad.
