"Saudara Wang, kepingan giok ini merekam Lapisan Liu Mei. Senior menyuruhku mengantarkannya padamu. Aku tahu dia punya maksud tersembunyi. Terserah padamu mau melihat isinya atau tidak."
Zhou Wutai meninggalkan tempat itu dengan membawa setengah kendi arak, menyisakan sebuah kepingan giok.
Wang Lin diam sejenak, mengambil kepingan giok itu. Setelah menyapu isinya dengan Shen Shi seiring berlalunya waktu, raut wajaknya perlahan menjadi muram.
"Lapisan Liu Mei... Jalan Illusi Seribu Tanpa Amarah... Di balik topeng penuh perasaan, tersembunyi hati yang tanpa amarah. Ini sudah kusadari sejak dulu. Jika Liu Mei berani menggangguku lagi, aku punya cara untuk menghancurkan lapisannya!" Wang Lin meremas kepingan giok dengan dua jarinya hingga hancur.
Ia berdiri, memasuki formasi teleportasi kuno. Setelah mengaktifkan formasi, tubuhnya menghilang dari tempat ini.
Negeri Chu adalah wilayah terdekat dengan Suku Immortal Peninggalan.
Di sini, anggota Suku Immortal Peninggalan sangat banyak jumlahnya.
Sekte Yun Tian Zong di Negeri Chu telah jatuh menjadi bawahan Suku Immortal Peninggalan sejak kemunculan pertama mereka bertahun lalu. Semua kultivator di sekte ini ditanami mantra dalam tubuh mereka.
Beruntung dunia orang biasa tidak terlalu terpengaruh. Hanya desa-desa di dekat sekte-sekte kultivasi yang terkena imbas serangan seni immortal selama invasi.
Suku Immortal Peninggalan hanya membawa anak-anak dengan syarat berlatih seni immortal, tanpa melakukan pembantaian aktif terhadap orang biasa.
Pada suatu hari, di formasi teleportasi bagian barat Negeri Chu, Wang Lin keluar.
Langit Negeri Chu terlihat redup. Meskipun siang hari, cahaya matahari seolah-olah diserap oleh kabut hitam di langit, sama sekali tidak menyinari bumi. Pemandangannya persis seperti malam hari.
Terutama tanaman raksasa yang menjulang dari lubang dalam di Tanah Warisan Suci hingga menembus langit. Dari jarak dekat, tanaman ini memancarkan kekuatan yang luar biasa, membuat siapapun yang memandangnya merasa sangat kecil.
Anggota Suku Immortal Peninggalan sesekali melintas cepat di langit. Di belakang mereka, beberapa kultivator dengan pola rune muncul di tubuh mereka dan sorot mata tanpa cahaya mengikuti.
Selain itu, di tanah Negeri Chu bermunculan berbagai tanaman aneh yang bergerak-gerak secara iblis, tumbuh dengan cepat seperti ganggang laut.
Negeri Chu telah mengalami perubahan yang sangat besar sejak kepergian Wang Lin dulu.
Pengoperasian formasi teleportasi di tempat ini menarik perhatian Suku Immortal Peninggalan. Hampir seketika setelah Wang Lin muncul, kabut hitam pekat bergerak cepat dari ufuk. Dari kabut itu muncul siluet 7-8 Master Mantra yang langsung mengerahkan kekuatan mantra dalam tubuh mereka begitu melihat Wang Lin, menerjang tanpa basa-basi.
Wang Lin tetap tenang. Tanpa memandang para Master Mantra, tubuhnya bergerak sekelebat dan menghilang dari tempat itu.
Saat muncul kembali, ia berada di desa tempat Zhou Ru dilahirkan.
Tempat itu kini menjadi tanah gosong. Tanaman ganggang setinggi manusia bergoyang-goyang, tak ada lagi jejak kehidupan. Wang Lin terdiam lama sebelum akhirnya menghela napas pelan dan berbalik pergi.
Wang Lin tidak mendatangi Yun Tian Zong. Bukanlah seorang suci, jika melepaskan kekuatan mantra sekte itu justru akan mendatangkan malapetaka - memicu pembantai oleh Suku Immortal Peninggalan alih-alih membantu.
Sepanjang penerbangan di Negeri Chu, Wang Lin melihat banyak anggota Suku Immortal Peninggalan. Namun semuanya berkekuatan di bawah empat daun, sangat jarang menemui yang mencapai level lima daun.
"Wang Lin sebenarnya hendak meninggalkan tempat ini untuk mengumpulkan hantu pengembara di Medan Perang Luar Wilayah, namun tiba-tiba hatinya berdesir!"
"Sebagian besar anggota Suku Immortal Peninggalan kini terkonsentrasi di Benua Zhuque. Saat ini, jumlah yang tersisa di wilayah suku ini mungkin sangat sedikit..."
"Kunjungan terakhir ke Tanah Warisan Suci hanya mencapai Tingkat Ketiga. Selama puluhan ribu tahun, pasti telah terkumpul banyak persediaan di dalamnya. Mengingat kita akan meninggalkan Planet Zhuque, demi persiapan masa depan, sebaiknya kita menyelidikinya!" Sorot mata Wang Lin berkilat sambil merenung sejenak. Tubuhnya bergerak melesat menuju lubang dalam Suku Immortal Peninggalan.
Dengan kecepatan ekstrem, ia segera tiba di mulut lubang dalam tersebut. Di sini, hawa tanaman raksasa yang menjulang ke langit terasa semakin kuat. Tanaman ini begitu besar hingga menutupi seluruh lubang, membuat mustahil untuk masuk. Wang Lin berdiri di kaki tumbuhan raksasa ini, bagai semut yang tak terlihat di antara debu.
Ia menatap tanaman raksasa itu, tiba-tiba ekspresinya berubah. Tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya di depan dada, seketika tubuhnya menghilang.
Beberapa saat kemudian, cahaya redup berkelap-kelip di permukaan tanaman raksasa. Seorang penyihir mantra lima daun keluar melayang dari dalamnya. Seluruh tubuhnya berubah menjadi kabut hitam yang meraung kencang menuju kejauhan.
Setelah sosok itu pergi, Wang Lin menampakkan diri kembali. Matanya berkilat, tangan kanannya menuding ke depan. Seketika sinar spiritual muncul di jarinya dan melesat menembus tanaman kolosal itu.
Saat menyentuh tanaman, sinar itu langsung runtuh berantakan. Berubah menjadi partikel kristal berkilauan yang menghambur ke segala penjuru.
"Menarik!" Bibir Wang Lin mengerut membentuk senyum dingin. Ia menepuk kantong penyimpanannya, sebuah ukiran kayu muncul di genggaman. Dengan tepukan di tangan kanannya, ia berbisik: "Fen!"
Ukiran kayu itu bergetar hebat, memancarkan semburat hijau kebiruan. Dalam sekejap, cahaya itu membentuk sosok manusia yang cepat mengeras. Beberapa napas kemudian, sosok kloning yang identik dengan Wang Lin telah berdiri tegak.
Ini adalah kemampuan supernatural yang hanya bisa dikuasai kultivator tahap Bayi Yuan Ying, yakni teknik mengubah benda menjadi wujud manusia.
Setelah tubuh kedua itu muncul, tanpa ragu sedikitpun ia langsung melesat dan melompat ke tanaman raksasa yang menutupi seluruh lubang dalam.
Wang Lin tak berkedip memantau tubuh kedua itu. Saat tubuh kedua menyentuh tanaman raksasa, beberapa simbol hitam tiba-tiba berkilat di batang tebal tanaman tersebut.
Simbol-simbol itu berkilat sejenak lalu berubah menjadi benang-benang hitam yang dengan kecepatan gila menerobos masuk ke tubuh kedua. Seketika tubuh itu gemetar, sorot matanya meredup, dan kembali menjadi ukiran kayu yang jatuh ke tanah.
Sorot mata Wang Lin berkilat, dalam hati ia bergumam: "Tak heran Suku Immortal Peninggalan mengerahkan semua pasukan. Rupanya ada tanaman ajaib penjaga ini. Orang biasa memang mustahil masuk."
Wang Lin terdiam sejenak, tangan kanannya menepuk kantong penyimpanan. Seketika muncul Bendera Arwah Emas di tangannya. Bukan Bendera Arwah Miliar, melainkan bendera yang menggunakan jiwa Kylin sebagai Arwah Utama.
Di dalam kantong Wang Lin terdapat tiga jenis bendera arwah: satu Bendera Arwah Miliar, satu Bendera Seribu Jiwa dengan jiwa-jiwa Kylin yang terfragmentasi sebagai inti, dan satu lagi yang biasa-biasa saja - Bendera Seribu Jiwa buatannya sendiri tahun lalu.
Dengan menggoyangkan bendera arwah, sebuah jiwa Pembentukan Inti terlepas darinya. Dengan satu gerakan pikiran Wang Lin, jiwa itu segera melaju ke tanaman raksasa. Sorot mata Wang Lin berkilauan menatap jiwa tersebut.
Namun jiwa ini bagaikan tak menemui hambatan, malah menembus masuk ke dalam tanaman.
Sama sekali belum pernah muncul mantra-mantra yang berkilauan di tanaman itu.
Cahaya tajam berkedip di mata Wang Lin. Ia mengambil beberapa jiwa lagi untuk dicoba, dan hasilnya sama - semua bisa masuk tanpa hambatan ke dalam tanaman.
“Menarik, mengisolasi energi spiritual, menghalangi ukiran kayu, tetapi untuk jiwa-jiwa justru bisa melintas bebas. Tanaman ini sungguh unik!” Wang Lin menggoyangkan Bendera Arwah di tangannya. Dua ribu lebih jiwa dari dalam bendera itu, bersama jiwa Kylin yang terfragmentasi, langsung melesat keluar.
Dengan satu gerakan pikiran Wang Lin, jiwa-jiwa itu segera berkerumun rapat mengelilinginya, menempel erat di tubuhnya membentuk baju zirah dari kumpulan arwah.
Terutama jiwa Kylin yang terfragmentasi, ia menempel di wajah Wang Lin membentuk totem Kylin yang memancarkan kilauan keemasan.
Tanpa ragu, tubuh Wang Lin bergerak melesat menuju tanaman raksasa itu.
Kali ini, ia merasakan aura dingin menyapu tubuhnya sebelum seluruh badannya menembus tanaman dan masuk ke dalamnya.
Di dalam tanaman, terdapat dunia kristal. Lubang dalam yang semula ada di sini, kini mengeluarkan asap hitam yang terus menaik dan diserap oleh tanaman ini.
Sekelilingnya sunyi senyap. Wang Lin mengangkat kepala memandang ke atas. Di sana, sepanjang dinding dalam tanaman, semakin ke atas kilau kristal semakin banyak, memanjang hingga puncak tanaman yang tak terlihat ujungnya. Hanya terlihat banyak cabang menyerupai gua di atasnya. Jelas, cabang-cabang ini adalah batang pohon raksasa yang tersebar.
Memandang ke bawah, tampak lubang dalam yang familiar bagi Wang Lin. Di dalamnya kini gelap gulita, hanya gas hitam yang terus menggelegak naik.
Wang Lin merenung sejenak, lalu tubuhnya bergerak masuk ke dalam lubang dalam dengan melompat.
Desiran angin bergema di telinga. Wang Lin yang sudah ahli, segera mendarat di lapisan pertama. Sebelum kakinya menyentuh tanah, tubuhnya sudah menghilang tanpa jejak.
Tingkat kultivasi tahap awal Transformasi Bayi memungkinkan Shen Shi Wang Lin menjangkau area lebih luas, jarak teleportasi juga semakin jauh. Dengan satu kali teleportasi, dia tiba di pintu masuk lapisan pertama menuju tahap kedua.
Saat Shen Shi-nya menyapu sekilas, di seluruh lapisan pertama hanya terdapat beberapa Master Mantra, semuanya berkekuatan sekitar tiga daun.
Wang Lin tak berhenti, langsung memasuki lapisan kedua. Setelah beberapa kali teleportasi, tak lama kemudian dia tiba di tempat di lapisan ketiga dimana dulu bersama orang tua dari Paviliun Pemurnian Senjata memadatkan Buah Samsara.
Tempat ini kosong melompong, hanya ada sebuah lubang dalam kecil di permukaan tanah. Di sana, terdapat ruang tempat Pohon Samsara dulu tumbuh.
Setelah memandang sekeliling, tubuh Wang Lin kembali menghilang. Kali ini, dia muncul di pintu masuk lapisan keempat. Begitu tiba di sana, raut wajaknya langsung berubah halus sebelum menyembunyikan siluetnya.
Tak lama kemudian, tampak wajah manusia raksasa terbang dari kejauhan. Saat tiba di pintu masuk lapisan keempat, wajah raksasa itu bum berubah menjadi seorang Master Mantra Enam Daun.
Pria paruh baya ini memiliki sebagian besar tubuhnya dipenuhi pola rune. Di belakangnya, mengikuti belasan kultivator dengan tatapan kosong.
Master Mantra Enam Daun itu melompat dari pintu masuk. Para kultivator di belakangnya segera mengikuti.
Sorot mata Wang Lin berkilat. Dengan diam-diam ia menyusul rombongan kultivator ini masuk ke lapisan keempat.
Dunia lapisan keempat lebih terang dibanding tiga lapisan sebelumnya. Sang Master Mantra segera berubah kembali menjadi wajah raksasa, menggulung semua kultivator dalam kabut hitam sebelum melesat menjauh.
Di bawah selimut kabut hitam ini, tingkat kultivasi Wang Lin membuat Master Mantra Enam Daun sama sekali tak mampu merasakan kehadirannya.
Dengan kecepatan ekstrem, dalam sebatang dupa sang Master Mantra telah tiba di pusat lapisan keempat. Di sana berdiri Pohon Samsara seukuran badan orang dengan tinggi tiga zhang lebih.
Hanya saja pohon ini terlihat agak iblis, ia tidak memiliki ranting maupun daun. Di atasnya, melayang sebuah gumpalan cahaya oval. Di dalam gumpalan cahaya tersebut, duduk seorang lelaki tua dengan mata tertutup rapat, tubuh telanjang, dan luka sebesar kepalan tangan di dadanya. Hampir seluruh tubuhnya dipenuhi mantra-mantra. Di dahinya, tumbuhan delapan daun berkedip perlahan.
Di atas kepala lelaki itu, juga melayang sebuah mantra yang memancarkan nuansa zaman kuno. Mantra ini sangat kompleks, sekilas pandang saja bisa membuat pusing.
Di bawah pohon, berdiri belasan Master Mantra Enam Daun. Mereka tidak saling berbicara. Di belakang masing-masing, terdapat lebih dari sepuluh kultivator.
