Area lapisan kelima lebih luas dari lapisan keempat. Permukaannya tak lagi gundul, melainkan ditumbuhi tanaman sejenis ganggang yang pernah Wang Lin lihat di Negeri Chu. Dari kejauhan, hamparan hijau begitu padat menyatu.
Daun-daun tanaman ini bergoyang perlahan seolah mengandung hukum alam tertentu. Bila dipandang terlalu lama, tubuh akan bergerak mengikuti iramanya tanpa sadar.
Di lapisan kelima, Shen Shi Wang Lin merasakan tiga Pohon Samsara. Di setiap pohon, seorang Tukang Mantra Delapan Daun sedang memulihkan luka. Cedera mereka semua sangat parah, berada di ambang kematian.
Di mata Wang Lin berkilau kilau dingin, tubuhnya berkelebat, melesat ke salah satu lokasi dengan teleportasi.
Namun, tepat saat tubuhnya tiba di samping Pohon Samsara itu, tiba-tiba ekspresinya berubah. Tanpa ragu ia menghilang dari tempat semula dan muncul kembali 100 zhang (sekitar 333 meter) jauhnya.
Di lokasi tempatnya berdiri sebelumnya, tanaman alga di permukaan tiba-tiba secara iblis merambat. Hampir bersamaan dengan menghilangnya tubuhnya, tumbuhan-tumbuhan itu membentur lokasi tersebut dengan suara "bum!".
Selanjutnya, seluruh tanaman alga di lantai Lapisan Kelima tumbuh secara iblis, saling melilit membentuk sosok-sosok humanoid.
Makhluk-makhluk yang seluruh tubuhnya terdiri dari alga ini memancarkan hawa iblis. Kaki bawah mereka menyatu dengan alga dasar sambil bergerak-gerak penuh aura misterius hingga mencapai ketinggian setengah udara. Seketika, tubuh Wang Lin dikepung begitu padat oleh ribuan makhluk semacam ini.
"Pendatang, tinggalkan tempat ini!" Suara androgini bergema dari mulut makhluk-makhluk ini.
Sorot mata Wang Lin memancarkan kilau dingin. Setiap makhluk aneh ini memiliki tingkat kultivasi setara periode Yuanying. Tanpa basa-basi, ia menepuk kantong penyimpanan dan mengeluarkan Bendera Arwah Miliar.
"Arwah, Tarik!" bisik Wang Lin.
Ribuan jiwa langsung menyembur keluar dari Bendera Arwah, menutupi area sekeliling. Kini hanya tersisa lebih dari 600 juta jiwa di dalam bendera, dengan 26 arwah utama termasuk Dun Tian.
Meski tak bisa melebur menjadi arwah Puncak Kekuasaan tahap akhir atau menengah, mereka masih mampu membentuk satu arwah Puncak Kekuasaan tahap awal.
Wang Lin tahu misi ini harus diselesaikan dengan cepat. Tanpa ragu, ia langsung menggunakan senjata pamungkasnya - Bendera Arwah.
“Peleburan!” Wang Lin berseru rendah.
Lima ratus juta jiwa dan lebih dari sepuluh Arwah Utama seketika melebur saat kata "Peleburan" meluncur dari mulutnya, berubah menjadi Arwah Puncak Kekuasaan yang memancarkan tekanan aura dahsyat.
Begitu arwah ini muncul, seluruh lapisan kelima langsung bergemuruh dan bergetar.
Jiwa-jiwa yang tersisa dan Arwah Utama lainnya berputar-putar mengelilingi tubuh Wang Lin, meneriakkan raungan melengking yang memekakkan telinga.
Mengetahui arwah Puncak Kekuasaan ini tidak dapat bertahan lama, Wang Lin segera membentak dengan satu gerakan pikiran: "Pembunuhan!"
Arwah Puncak Kekuasaan tahap awal itu sorot matanya berkilat, tubuhnya tiba-tiba bergerak. Saat tangan kanannya mengayun dengan santai ke depan, seluruh daratan bergemuruh dan bergetar. Segala tumbuhan alga laut seketika bagai tersapu arit tak kasat mata, berhamburan hancur berkeping-keping.
Wang Lin tidak ragu, tubuhnya bergerak melesat ke arah Pohon Samsara, jari tangan kanannya menunjuk ke depan. Seketika, jiwa-jiwa yang berputar di sekitarnya langsung meraung keluar, menelan Pohon Samsara.
Pohon Samsara langsung hancur berantakan. Tukang Mantra Delapan Daun di atasnya memuntahkan darah segar, tewas seketika.
Proses ini terus berlanjut. Wang Lin membawa jiwa Puncak Kekuasaan, menggenggam Bendera Arwah Miliar, menyapu seluruh Lapisan kelima. Dua Tukang Mantra Delapan Daun yang sedang memulihkan luka tersisa, dibunuhnya satu per satu, kepala mereka dipenggal, daging dan darah dimurnikan, tengkorak bertuliskan mantra disimpannya.
Terhadap Suku Immortal Peninggalan, Wang Lin sama sekali tidak punya simpati. Dengan kecepatan ekstrem, ia langsung memasuki Lapisan keenam. Di sini, ia bagaikan iblis ganas, setiap bertemu anggota Suku Immortal Peninggalan, langsung dibunuh.
Targetnya adalah Pohon Samsara.
Lapisan keenam, Pohon Samsara masih tiga buah. Di bawah kekuatan Jiwa Puncak Kekuasaan, tiga orang yang sedang memulihkan diri di lapisan keenam kembali menemui ajal.
Melaju tak terbendung, Lapisan ketujuh, Lapisan kedelapan... Wang Lin langsung menerobos hingga Lapisan kesepuluh!
Di Lapisan kesepuluh, Jiwa Puncak Kekuasaan tercerai-berai, berubah menjadi jiwa yang lemah dan terbang masuk ke dalam Bendera Arwah, tidak dapat dipanggil kembali.
Bendera Arwah disimpan oleh Wang Lin. Sepanjang perjalanan ia telah mempelajari bendera ini dengan seksama. Meski Jiwa Puncak Kekuasaan sangat kuat, sayangnya waktunya terlalu singkat dan pada akhirnya hanya kristalisasi semu, masih ada jarak dengan kultivator Puncak Kekuasaan sejati.
Selain itu, setiap proses kristalisasi menyebabkan kerusakan besar pada jiwa, membutuhkan waktu lama untuk pulih. Inilah alasan mengapa Dun Tian dahulu hanya menggunakan kristalisasi untuk mengintimidasi musuh dalam kondisi terpaksa, bukan mengerahkan Jiwa Puncak Kekuasaan untuk bertindak langsung.
Sepanjang perjalanan, termasuk yang sebelumnya, Wang Lin total telah membunuh sembilan belas Tukang Mantra Delapan Daun. Semua kultivator mantra ini dalam kondisi terluka parah sebelum akhirnya dibunuh Wang Lin, bisa dikatakan mereka semua tidak bisa menutup mata dengan damai. Di setiap lapisan, terdapat benda-benda misterius serupa dengan yang ada di Lapisan keenam sebagai pertahanan.
Jika Wang Lin tidak memiliki jiwa Puncak Kekuasaan, di Lapisan keenam dia pasti terpaksa berhenti dan tidak bisa melanjutkan.
Bahkan Suku Immortal Peninggalan sama sekali tidak menyangka akan ada kultivator Puncak Kekuasaan yang menerobos masuk ke sarang mereka.
Lagipula di Planet Zhuque, selain Burung Pipit hanya ada tiga kultivator Puncak Kekuasaan: Zhu Que Zi di Gunung Zhuque, Chu Yunfei yang terpaksa meninggalkan Planet Zhuque, dan ahli dari Pintu Dipo yang sedang menjalani penyembuhan di tempat rahasia akibat luka parah.
Tanpa kehadiran kultivator Puncak Kekuasaan, sistem pertahanan Tanah Warisan Suci ini pasti tak tertembus.
Dari Lapisan keenam hingga Lapisan kesepuluh, Wang Lin memperoleh banyak hasil. Tengkorak yang tidak ia ketahui fungsinya, namun batu spirit - ia sama sekali tidak menyangka, Suku Immortal Peninggalan ternyata menyimpan begitu banyak.
Sesuai logika, batu-batu spirit ini tampaknya tidak digunakan oleh Suku Immortal Peninggalan. Mereka menggunakan kekuatan mantra dengan menyerap iblis, sehingga energi spiritual dalam batu spirit ini tidak berguna bagi mereka.
Meskipun batu spirit sudah tidak dianggap penting oleh Wang Lin, benda ini merupakan mata uang di kalangan kultivator. Tentu semakin banyak semakin baik. Sepanjang perjalanan, Wang Lin mengumpulkan batu spirit dalam jumlah besar. Bahkan jika disimpan di sebuah sekte Negara Kultivasi Tingkat Empat, jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sekte tersebut selama ribuan tahun.
Namun dibandingkan batu spirit, tengkorak Tukang Mantra Delapan Daun dari Suku Immortal Peninggalan lebih menarik perhatian Wang Lin. Meski tidak memahami fungsi tengkorak tersebut, setiap simbol di tengkorak itu berbeda-beda. Hawa yang dipancarkannya hampir identik dengan kultivator tahap Bayi Yuan Ying.
Wang Lin memiliki perasaan bahwa tengkorak-tengkorak ini sama sekali tidak biasa, nilainya pasti jauh melebihi batu spirit.
Firasatnya tepat. Di Planet Tianyun, intisari kekuatan dari sistem kultivasi yang berbeda radikal dengan kultivator ini bernilai fantastis. Tengkorak merupakan intisari kekuatan Suku Immortal Peninggalan. Ada Teknik Rahasia yang bisa mengusir mantra dari tengkorak untuk memperoleh kekuatan mantra.
Jika bisa mendapatkan tengkorak Master Mantra berdaun sembilan ke atas, nilainya akan semakin tak terkira.
Di angkasa, terdapat beberapa planet yang penghuni aslinya memiliki kekuatan aneh yang berbeda dari kultivator. Penghuni ini menjadi perhatian Aliansi Kultivasi. Alih-alih membasmi mereka, Aliansi memeliharanya seperti ternak dari generasi ke generasi, lalu membasmi mereka berturut-turut. Dengan cara ini, mereka bisa memperoleh intisari kekuatan tak terhingga.
Memelihara ras lain secara paksa tentu membutuhkan "makanan"...
Wang Lin sekarang memiliki total 19 tengkorak. Setelah menyimpan semua tengkorak ini, dia menatap pintu masuk ke lapisan ke-11 dengan ragu.
Dia tidak tahu berapa banyak lapisan yang dimiliki Suku Immortal Peninggalan. Namun selama perjalanan, tanpa arwah bertahap Puncak Kekuasaan, mustahil baginya mencapai tempat ini. Menghadapi lapisan ke-11, dia tidak memiliki peluang keselamatan.
Namun, berdiri di sini, dia merasakan kesan mistis yang aneh, seolah ada sesuatu di lapisan ke-11 bawah yang memanggilnya. Bibir Wang Lin mengembang senyum dingin. Matanya berkilat, tidak terburu-buru turun, melainkan mulai menyusun formasi di permukaan tanah.
Formasi ini persis seperti yang tercatat dalam kepingan giok yang diterimanya dari Dun Tian sebelum pertarungan melawan Sang Leluhur klan Raksasa dulu - sebuah formasi teleportasi kecil untuk melawan kemampuan supernatural bawaan musuh.
Dengan cekatan menyelesaikan formasi dan menaruh sepotong Giok Surgawi, Wang Lin memandang pintu masuk lapisan ke-11. Kegelapan pekat menyelimuti dalamnya, disertai kepulan asap hitam yang berbeda dengan lapisan-lapisan sebelumnya.
Wang Lin memegang Pedang Immortal dengan tangan kanan, energi surgawi terkumpul, tubuhnya melompat masuk melalui mulut gua.
Gua ini tidak dalam, tak lama kemudian Wang Lin menembus gua dan memasuki lapisan kesebelas!
Saat masuk ke tempat ini, raut wajak Wang Lin segera menunjukkan keanehan.
Lapisan kesebelas ini tidak luas, permukaan tanah dipenuhi parit-parit lebar yang membentuk simbol aneh. Cairan merah mengalir dalam parit-parit itu, memantulkan simbol berwarna darah dalam sorot matanya.
Bersamaan dengan itu, energi Yinhan merembes dari tanah, jelas terlihat ini adalah tempat Yin Han.
Di pusat persis simbol tersebut, seorang perempuan telanjang melayang di udara. Rambutnya berkibar tanpa angin, memancarkan aura misterius.
Tubuh perempuan itu proporsional dan berlekuk-lekuk sempurna, seluruh kulitnya putih bersih tanpa pola rune, hanya di dahinya memancarkan tanaman berdaun sembilan.
Wajah perempuan ini sangat cantik, dalam hidup Wang Lin, selain mayat dewa, hanya Liu Mei yang bisa menandingi kecantikannya. Perempuan ini belum pernah dilihat Wang Lin sebelumnya, namun entah mengapa, saat melihat mayat perempuan ini, ada perasaan familiar yang muncul.
Di atas tubuh perempuan itu, terdapat sebuah gulungan lukisan yang terbuka. Di dalam lukisan tersebut memancarkan sembilan kilau kristal yang mengelilingi bentuk bulat.
Gas hitam tipis menyebar dari dalam lukisan, menerobos masuk ke antara alis perempuan itu.
Saat melihat lukisan itu, hati Wang Lin bergetar. Gulungan lukisan ini sangat familiar baginya, identik dengan magic treasure gulungan lukisan di kantong penyimpanannya yang sama sekali belum pernah bisa dikontrol.
Tiba-tiba, simbol darah di permukaan tanah memancarkan cahaya merah menyala. Bulu mata perempuan yang melayang di udara itu bergetar, perlahan membuka kedua matanya.
Matanya sangat berkilauan, memancarkan cahaya redup yang memesona. Di dalamnya seolah ada kilau aneh yang membuat siapapun yang memandangnya langsung diliputi kebingungan.
Pada saat melihat pandangan wanita ini, kepala Wang Lin langsung bergetar hebat. Akhirnya dia menyadari mengapa wanita ini terasa begitu familiar!
Pedang Immortal di tangan Wang Lin mengeluarkan gemuruh pedang. Jiwa Pedang Xu Liguo muncul dari dalamnya, menatap tajam ke arah wanita itu sambil bergumam, "Gadis kecil peri..."
"Terima kasih... telah mengantarkan sisa-sisa jiwa yang terfragmentasi dari pemahaman lapisan spiritual yang kurasakan saat berubah menjadi kultivator dulu..."
