Suara ini menusuk hingga kedalaman Jiwa Wang Lin, persis identik dengan panggilan yang pernah ia dengar bertahun-tahun silam.
Tanpa menghiraukan suara itu, seluruh tubuhnya berubah menjadi asap hijau yang melesat dengan kecepatan ekstrem. Dengan tingkat kultivasinya sekarang, ia dengan mudah menyusuri sebuah lubang kecil menuju tempat persembunyian Raksasa.
Tak lama kemudian, melalui lubang kecil itu, Wang Lin memasuki gua kapur raksasa yang dipenuhi ribuan lubang kecil di dindingnya. Asap hijaunya melayang masuk melalui salah satu lubang tersebut.
Di tengah gua, terpajang sebuah peti mati raksasa yang terlihat sangat biasa tanpa ornamen apapun. Namun energi Yinhan yang dahsyat terus menyembur dari peti itu, berubah menjadi asap putih yang disedot oleh lubang-lubang kecil di dinding gua.
Peti mati itu kosong, hanya di dasarnya terdapat lubang besar berbentuk lingkaran. Energi Yinhan tersebar dari sini.
Wang Lin tak berhenti, tubuhnya bergerak langsung menerobos masuk ke dalam peti mati. Energi Di Yin di tempat ini sangat pekat, berubah menjadi lapisan gelombang yang mencegah penyelamatannya masuk.
"Selamatkan aku..." Panggilan itu semakin mendesak, bergema dari dalam lubang peti mati, terus mengitari telinga Wang Lin tanpa lenyap.
Tubuh Wang Lin limbung saat menerobos ke dalam lubang. Semakin dalam ia masuk, energi Yinhan di sini kian menggumpal. Hawa ini bergulat di sekitar asap hijau Wang Lin, namun tak mampu menembus ke dalam.
Seiring kedalaman Wang Lin, perlahan muncul gumpalan energi Yinhan biru muda di depan. Gumpalan ini begitu padat dan terpusat, membentuk materi yang bagaikan pintu, menyegel rapat pintu masuk.
Gumpalan energi Yinhan seperti ini pernah dilihat Wang Lin saat memasuki tempat ini dahulu. Dulu dia hanya bisa menerobos dengan menggunakan Jin yang lihai dari samping. Namun sekarang, gumpalan Yinhan itu langsung hancur berantakan terkena hantaman Wang Lin, bergemuruh lalu tiba-tiba menyebar ke segala penjuru.
"Selamatkan aku..." Suara panggilan itu semakin jelas, terdengar tepat saat gumpalan energi itu hancur.
Energi Yinhan ini, dengan fisik Wang Lin di masa lalu yang tak mampu menahannya, sedikit kesalahan saja akan membuat hawa dingin menyusup ke tubuhnya hingga seluruh tubuh membeku. Tapi sekarang, dia dengan mudah menerobos masuk seperti bambu terbelah, dalam sekejap mata telah menghancurkan satu per satu pintu yang terbentuk dari energi Yinhan yang mengkristal.
Di kedalaman paling dalam tempat ini, Wang Lin menerobos lapisan terakhir pintu energi Yinhan, muncul di dalamnya.
Ini adalah gua kapur yang sangat besar. Menurut analisis Wang Lin, ukurannya mungkin hampir sama dengan dataran luas di atas Sekte Yin Mayat.
Di posisi pusat, terdapat gumpalan kabut putih raksasa. Dari dalam kabut ini menyebar energi Yinhan yang sangat pekat, memenuhi hampir tiga perempat dari seluruh gua.
Siluet Wang Lin muncul secara ilusif di angkasa samping. Sorot matanya berkilauan terang, menatap tajam ke arah gumpalan kabut putih itu.
Di dalamnya sesekali terlihat cahaya redup berkedip. Cabang-cabang teng ungu bermunculan dan berguling-guling di dalam kabut putih. Seiring gerakan-gerakan organik cabang-cabang ini, kabut putih semakin mengental.
Pandangan Wang Lin berkilat. Ia menarik napas dalam-dalam lalu meniup dengan keras ke depan. Seketika angin aneh berhembus kencang, menyapu kabut putih secara paksa. Namun begitu kabut itu mulai menghilang, segera muncul kembali dalam jumlah besar.
Raut wajah Wang Lin tetap tenang. Dengan mendengus pelan, ia menepuk kantong penyimpanannya. Di tangan kanannya muncul sepotong Giok Surgawi. Sambil menggenggamnya, jari-jari tangan kanannya mulai membentuk mantra. Dengan bisikan lembut, ia mengulurkan tangan kanannya ke depan dan berbisik: "Feng Dong!"
Ilmu rendah yang dapat dikuasai kultivator Tahap Fondasi Bangunan - Angin Bergerak, kini diaktifkan oleh Wang Lin. Mengandung energi surgawi, kekuatannya luar biasa. Seketika angin dahsyat berlipat-ganda kekuatannya dibanding angin aneh sebelumnya muncul mendadak, melesat menghujam kabut putih.
Angin kencang bagai ombak raksasa ini langsung menyapu kabut putih, membentuk pusaran angin puyuh yang bergemuruh. Saat menyapu seluruh area, semua kabut putih tersedot dengan paksa masuk ke dalamnya.
Laksana angin kencang menyapu dedaunan, kabut putih ibarat daun kering yang langsung menghilang tak bersisa di bawah sapuan angin puyuh, memperlihatkan wujud aslinya.
Sejenak terpampang mayat telanjang raksasa melayang di udara. Kulitnya berwarna besi kehijauan, tanpa retakan kasar seperti Dewa Kuno. Permukaan kulitnya halus seperti permukaan cermin.
Pada mayat itu, tumbuh tanaman berwarna ungu kebiruan yang terus bergerak-gerak. Seiring gerakannya, tubuh raksasa jelas mengkerut, namun segera kembali normal. Dalam siklus berulang beberapa kali ini, kabut Yin Han putih terus-menerus dikeluarkan dari tanaman tersebut.
Yang membuat Wang Lin memperhatikan dengan saksama adalah tanda kapak samar yang sesekali berkedip di antara alis raksasa itu.
Di lubuk hatinya, ia kini sangat yakin bahwa ini adalah leluhur klan Raksasa yang dulu membawa sukunya dari angkasa luar ke Planet Zhuque.
Dahulu, leluhur ini pernah mengacungkan kapak raksasa, menerobos masuk ke wilayah Suku Immortal Peninggalan dan langsung membunuh tiga Master Mantra Sembilan Daun.
Pemahaman Wang Lin tentang hierarki kekuatan Suku Immortal Peninggalan mulai jelas: Tukang Mantra di bawah tujuh daun tidak dihitung. Tukang Mantra Tujuh dan Delapan Daun setara dengan Tahap Transformasi Bayi, sedangkan Master Mantra Sembilan Daun sebanding dengan penghuni Puncak Kekuasaan tahap awal!
"Membantai tiga ahli Puncak Kekuasaan tahap awal sekaligus bukanlah hal mudah. Belum lagi harus diingat, leluhur klan Raksasa ini melakukannya di markas besar Suku Immortal Peninggalan. Membunuh tiga Master Mantra Sembilan Daun lawan dengan gagah berani seperti ini benar-benar langka."
"Selamatkan aku..." Panggilan minta tolong ini semakin jelas terdengar di sini, terus-menerus memenuhi telinga Wang Lin.
Wang Lin tetap tenang. Matanya menyisir tubuh raksasa itu dengan cermat. Dari tubuh ini, ia merasakan nyawa yang melimpah, namun seolah terikat oleh jerat larangan ilmu gaib sehingga membeku total, tak bisa mengalir.
Adapun tanaman ungu-hijau yang menutupi tubuhnya, masing-masing bagai duri-duri mengerikan. Akarnya menusuk jauh ke dalam daging raksasa, menyedot nyawa, lalu mengubahnya dalam tubuh menjadi energi Yinhan yang dilepaskan keluar.
Ini bukan pertama kali Wang Lin menyaksikan pemandangan seperti ini, namun kali ini hati tetap bergetar saat memandangnya.
Tubuh leluhur klan Raksasa ini, meski masih tak sebanding dengan Dewa Kuno, tapi jika dibandingkan dengan tubuh asli Wang Lin yang mencapai level Dewa Kuno Tiga Bintang setelah melepaskan batasan tubuhnya, masih lebih tinggi berkali-kali lipat. Jika dibandingkan, kemungkinan setara dengan Dewa Kuno lima atau enam bintang.
"Leluhur klan Raksasa, tingkat kultivasinya sungguh mengagumkan!" Sorot mata Wang Lin berkilat.
"Selamatkan aku... selamatkan aku..." Panggilan darurat kini semakin intens. Jelas leluhur klan Raksasa ini sepertinya telah merasakan kehadiran Wang Lin.
Wang Lin mengabaikan permohonan darurat itu. Tubuhnya bergerak dan mendarat di tubuh raksasa tersebut. Begitu kakinya menginjak tubuh raksasa itu, tanaman ungu-hijau yang memparasitinya langsung mengeluarkan desisan. Tiba-tiba, vegetasi itu bergerak masif. Ranting-rantingnya tercabut paksa dari tubuh raksasa sambil membawa percikan darah segar, melengkung seperti ular sanca yang mengarah ke Wang Lin.
Dalam proses ini, tubuh Raksasa terus-menerus kejang, seolah sangat menderita.
Wang Lin menyapu sekilas tanaman-tanaman itu dengan pandangan dingin, tangan kanannya digerakkan. Seketika semburan api menyebar di depannya. Api ini mengandung energi surgawi, saat menyebar, tanaman-tanaman itu segera mundur.
Wang Lin tidak ingin melukai tanaman-tanaman ini. Dengan penglihatannya saat ini, dia langsung tahu bahwa tanaman ini pasti terkait erat dengan jerat larangan aneh dalam tubuh Raksasa. Jika tanaman ini dihancurkan, tidak diketahui apakah akan memicu mutasi pada larangan tersebut. Jika terjadi masalah tak terduga dan Raksasa bisa bergerak lagi, Wang Lin tidak ingin berunding baik-baik untuk meminjam darahnya.
Saat tanaman-tanaman itu mundur, Wang Lin segera menepuk kantong penyimpanan dengan tangan kanannya. Pedang Immortal langsung muncul di genggamannya, lalu ditusukkan ke tubuh Raksasa.
Suara seperti benturan logam terdengar, bahkan di tempat Pedang Immortal menusuk, muncul percikan api. Kekuatan pantulan dahsyat langsung menyebar dari tubuh raksasa.
Kekuatan ini memantulkan Pedang Immortal mundur tiga cun. Wang Lin mengeluarkan suara terkejut. Tadi ia melihat tanaman-tanaman itu bisa menusuk tubuh raksasa dengan mudah, tak menyangka tubuh raksasa sekeras ini.
Mata Wang Lin berkilat. Ia melirik tanaman-tanaman di sekeliling, lalu langsung menerjang sambil mengacungkan Pedang Immortal.
Tanaman merambat di sekeliling tiba-tiba mengeluarkan desisan. Bagai kilat ungu, mereka terbang cepat menusuk ke arah Wang Lin.
Wang Lin mengayunkan Pedang Immortal. Semua rantai tanaman langsung mundur. Tubuhnya bergerak, tangan kiri menghantam udara menyambar sebatang rantai. Dengan remasan, rantai itu patah menjadi dua bagian.
Memegang setengah batang yang patah, Wang Lin memperhatikan dengan seksama. Di ujung batang tersebut, terdapat cairan kental hijau yang menetes, mengeluarkan bau busuk menyengat.
Setelah melirik sejenak, Wang Lin berjongkok dan menekan ujung batang ke tubuh raksasa. Bunyi gemeretak seperti kayu terbakar terdengar. Di area yang tersentuh batang, Gas Hitam langsung muncul di tubuh raksasa. Kemudian, batang itu dengan mudah menembus masuk ke dalam tubuh raksasa.
Tiba-tiba, kekuatan dahsyat terpancar dari batang tersebut. Batang itu melepaskan diri dari genggaman tangan kiri Wang Lin, menerobos masuk ke dalam tubuh raksasa dan menghilang tanpa jejak.
Sorot mata berkilat Wang Lin menyapu batang-batang yang berputar-putar di sekitarnya namun takut mendekat. Senyum dingin mengembang di bibirnya.
“Sulur ini cukup menarik!” Ia meraba kantong penyimpanan, sebuah botol giok muncul di tangannya. Botol ini diperolehnya secara tak sengaja di dunia dewa dulu. Meski tak punya keistimewaan, satu keunikan botol ini adalah kemampuannya menampung cairan dalam jumlah besar, dengan struktur internal mirip kantong penyimpanan.
Memegang botol giok, Wang Lin menekan tangan kanannya pada luka di tubuh raksasa. Diperasnya luka itu hingga tetesan darah segar mengalir masuk ke dalam botol.
"Selamatkan aku..." Suara panggilan itu bergema jelas di telinga Wang Lin yang sedang berdiri di atas tubuh raksasa.
Wang Lin mengabaikan permohonan berulang Leluhur klan Raksasa ini. Tak mungkin ia menyelamatkan sosok tak terkendali yang justru akan membahayakan dirinya jika bebas.
Bahkan sekalipun dijanjikan imbalan, Wang Lin tak tergiur. Tujuan utamanya hanya darah raksasa ini. Ia enggan terlibat masalah tak perlu di luar target tersebut.
"Darah segar menetes satu per satu, kecepatannya agak lambat. Wang Lin menunggu sejenak, sorot matanya berkilat menatap pembuluh darah di leher Raksasa itu. Di sana, pasti terdapat banyak darah segar."
"Hanya saja di area dada Raksasa tersebut, kumpulan benda ungu kebiruan begitu padat, tak ada sedikit pun celah untuk berpijak."
"Selamatkan aku... Aku akan memberimu harta karun agung klan Raksasa..."
