"Immortal Treasure! Meskipun termasuk tingkat rendah, tapi ini jenis yang sangat kuat di antara tingkat rendah, hampir tak terhingga mendekati tingkat menengah. Bocah, kenapa harta karun di tanganmu begitu banyak! Binatang Jiwa ini jika tingkat kultivasinya lebih dalam, mungkin bisa membuat benda ini mencapai kualitas tingkat menengah!" Situ Nan matanya berbinar-binar, menatap Kereta Dewa Penembak sambil berkata.
"Tingkat rendah ya..." Wang Lin mata berkilat, Kereta Dewa Penembak yang dimilikinya ada tiga. Yang satu ini adalah yang Binatang Jiwa-nya paling kecil. Dua lainnya semuanya beberapa kali lipat lebih kuat, terutama yang terakhir jauh lebih kuat.
“Teknik membuat Immortal Treasure menggunakan jiwa Makhluk Immortal ini, pernah saya baca di beberapa buku kuno. Hanya di dunia dewa bisa dibuat. Setelah dunia dewa hancur, jenis Magic Treasure seperti ini hampir punah. Sayang sekali, meski termasuk Immortal Treasure rendah, tapi sama seperti Immortal Treasure menengah, membutuhkan cap khusus untuk mengaktifkannya. Jika dipaksa digunakan, tidak bisa mengeluarkan kekuatan sejati. Sayang!” Situ Nan menghela napas. Di lubuk hati, dia mulai mengagumi Wang Lin. Dalam hati berpikir: "Anak ini tingkat kultivasinya biasa saja, tapi koleksi Magic Treasure-nya banyak sekali. Dulu saat seusianya, saya bahkan tidak punya satu pun Immortal Treasure."
Wang Lin menatap Situ Nan, lalu mengeluarkan sebuah kepingan giok dari kantong penyimpanan. Dengan Shen Shi, dia menaruh beberapa tanda di atasnya, lalu melemparkannya ke Situ Nan.
“Coba lihat benda ini!”
Situ Nan menangkap kepingan giok itu. Begitu Shen Shi-nya menyentuh, langsung raut wajahnya berubah drastis. Dia menatap tajam ke Wang Lin dan bertanya: “Ini... cap untuk mengontrol Immortal Treasure ini?”
"Benar! Dengan menggunakan mantra cap ini, kamu bisa mengontrol Kereta Dewa Penembak ini. Dan aku jamin, mantra ini adalah yang ditinggalkan langsung oleh sang pencipta kereta ini!" Wang Lin mengangguk, memandang Situ Nan dengan senyum samar.
Situ Nan langsung menyimpan kepingan giok itu, terkekeh sambil berkata: "Jangan-jangan kau ingin menghadiahkan Kereta Dewa Penembak ini padaku?"
Ekspresi Wang Lin tetap tenang. Tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya, menghantam udara ke arah kereta itu. Seketika kereta tersebut bergetar hebat, memancarkan cahaya hitam yang berkilatan lalu bermaterialisasi menjadi lingkaran pengendali binatang yang terbang menuju Wang Lin.
"Mengapa tidak!" Wang Lin menangkap lingkaran pengendali binatang itu dan memasukkannya ke kantong penyimpanannya. Situ Nan yang hendak membalas dendam tanpa senjata membuat Wang Lin khawatir. Dengan memberikan Kereta Dewa Penembak ini, ditambah tingkat kultivasi Situ Nan, peluang keselamatannya akan jauh lebih besar.
Tanpa kendali lingkaran pengendali binatang, Binatang Jiwa di atas gerobak perang langsung mengaum, membungkus Kereta Dewa Penembak, lalu segera melesat dengan cepat ke kejauhan.
Situ Nan tertawa terbahak, tubuhnya berkelebat, langsung mengejar.
"Jangan lari, datang main sama gue!"
Di empat penjuru Benua Zhuque - timur, barat, utara, selatan, pasukan Suku Immortal Peninggalan bergerak dengan kabut hitam bergulung-gulung hampir menutupi langit.
Di pasukan timur Suku Immortal Peninggalan, mata Lima Sesepuh memancarkan kilau dingin, tangan kanannya mengayun ke depan, berbisik lembut: "Batas waktu tiga bulan hampir habis, saat kehancuran Negara Zhuque tiba!"
Begitu ucapannya berakhir, tubuhnya tiba-tiba bergerak membawa kabut hitam pekan bersama anggota suku di belakangnya, langsung melesat menghujam ke sasaran - Gunung Zhuque di pusat Benua Zhuque!
Hampir bersamaan, tiga pasukan lain Suku Immortal Peninggalan berduyun-duyun melesat. Serangan terakhir terhadap Negara Zhuque pun dimulai.
Di Benua Zhuque, dua pohon Samsara raksasa memancarkan semburat hijau, dari dalamnya terwujud dua Roh Leluhur yang memancarkan cahaya kristal dari seluruh tubuh.
Di antara alis kedua Roh Leluhur ini bersinar tanaman 10 daun, setelah muncul, tanpa bergerak mereka langsung melesat menuju Negara Zhuque.
Di empat penjuru pertahanan Negara Zhuque, situasi langsung genting. Di bawah serangan Suku Immortal Peninggalan, garis pertahanan terus-menerus mundur.
Ini adalah formasi pertahanan ajaib raksasa. Seluruh Benua Zhuque berguncang tanpa henti, suara ledakan ilmu dan kemampuan supernatural terus bergema.
Di puncak Gunung Zhuque, Zhu Que Zi berdiri tegak. Jubah merahnya berkibar ditiup angin, rambut putihnya tertiup perlahan. Siluetnya berdiam tak bergerak bagai patung.
Chu Yunfei telah pergi. Monster Tua Puncak Kekuasaan dari Pintu Dipo juga bersembunyi untuk bertapa. Kini, di seluruh Negara Zhuque hanya tersisa Zhu Que Zi sendiri sebagai kultivator Puncak Kekuasaan.
Siluetnya memancarkan kesuraman dan kesepian, namun lebih dominan terasa aura kegilaan.
"Kultivator Planet Zhuque, aku Zhu Que Zi! Kalian tidak perlu bertahan lagi. Biarkan semua anggota Suku Immortal Peninggalan datang ke sini! Qian Feng, Liu Mei, kalian berdua juga ikut!" Pikiran spiritual Zhu Que Zi menyapu seluruh Benua Zhuque.
Mendengar perintah ini, para kultivator bertahan langsung menghentikan pertarungan. Dengan helaan napas getir, mereka berpencar menyelamatkan diri.
Tanpa halangan lagi, empat pasukan kultivator dari segala penjuru bagai angin topan menerjang Gunung Zhuque di pusat benua.
Dari langit, terlihat empat kabut hitam menyebar liar ke pusat benua dengan kecepatan ekstrem.
Zhu Que Zi berdiri dengan tangan di belakang punggung, menatap langit biru sambil berbisik: "Segalanya akan berakhir!"
Tak lama kemudian, dua siluet berkedip-kedip datang dari kejauhan secara berurutan. Keduanya, pria dan wanita, berhenti di samping Zhu Que Zi. Mereka adalah Qian Feng dan Liu Mei.
Qian Feng mengenakan jubah hitam, sorot matanya memancarkan kilau aneh yang jahat. Saat ini raut wajaknya muram, menatap Zhu Que Zi tanpa sepatah kata.
Liu Mei masih terlihat cantik dengan balutan tirai putih, bagaikan peri. Alisnya yang indah berkerut, tetap membisu.
"Kekuatan Planet Zhuque tidak mampu melawan Suku Immortal Peninggalan. Hari ini, Qian Feng dan Liu Mei, kalian berdua akan menghadapi ujian hidup dan mati. Hidup atau mati, itu tergantung takdir kalian."
Punggung Zhu Que Zi yang terlihat kesepian, mengeluarkan suara berat penuh wibawa.
Di langit, kabut hitam bergulung-gulung seperti ombak ganas dari segala penjuru. Di dalam kabut hitam bagian timur, hanya ada satu sosok paruh baya berbaju abu-abu layaknya sarjana. Dengan satu langkah, ia tiba di depan Zhu Que Zi sejauh 100 zhang. Setelah berhenti, ia berkata datar: "Zhu Que Zi, saya adalah Lima Leluhur Suku Immortal Peninggalan!"
Di bagian barat kabut hitam, muncul seorang pria yang terlihat masih muda. Seluruh tubuhnya dipenuhi pola rune, namun warna polanya bukan hitam melainkan emas!
Seandainya Wang Lin ada di sini, pasti langsung mengenali identitas orang ini.
"Pewaris Suku Suku Immortal Peninggalan, menghadap Zhu Que Zi." Ucap pria itu dengan tenang.
Dari kabut hitam di selatan, tiga sosok melangkah keluar. Dengan satu langkah mereka melangkahi jarak, tiba di luar 100 zhang (sekitar 333 meter) dari Zhu Que Zi.
Dua di antaranya tubuh mereka tampak ilusif, memandang tajam ke arah Zhu Que Zi tanpa sepatah kata. Yang ketiga adalah seorang wanita dengan sorot matanya memancarkan daya pesona dan kecantikan memikat. Setelah melirik Zhu Que Zi, ia tersenyum tipis: "Wan'er adalah Leluhur Ketiga Suku Immortal Peninggalan. Dua orang di sampingku ini adalah Roh Leluhur yang turun ke dunia."
Dari kabut tebal yang bergulung-gulung di utara, siluet Yun Quezi perlahan muncul. Ia menatap Zhu Que Zi dan berbisik: "Saudara Senior..."
Zhu Que Zi tiba-tiba berpaling, menatap tajam ke arah Yun Quezi, berseru dengan sinis: "Haruskah aku memanggilmu Yun Quezi, atau Leluhur Kedua!"
Yun Quezi menggelengkan kepala, berkata perlahan: "Hanya sebutan saja, Saudara Senior silakan sesuka hati."
"Semuanya sudah muncul, maka satu-satunya Master Mantra Sebelas Daun dari sukumu, Yizu, keluarlah juga!" Kilau dingin berkedip di mata Zhu Que Zi sambil menengadah ke langit.
Sekumpulan cahaya kristal berwarna-warni mulai berkerlip dan berkumpul di atas. Bayangan samar yang hampir transparan perlahan menguat, turun pelan dari udara, memandang Zhu Que Zi sambil berucap: "Zhu Que Zi!"
Yizu ini memiliki wajah yang sangat biasa tanpa ciri khas. Namun dengan sekali tepukan telapak tangan, ia mampu mengusir Chu Yunfei—kekuatannya setara dengan kultivator Puncak Kekuasaan tahap akhir, bahkan melebihi dalam aspek tertentu.
"Saudara Senior, kami tidak bermaksud menghancurkan Planet Zhuque. Kami hanya mencari cara hidup berdampingan. Jika kau setuju menyerahkan Kristal Xiuxing Zhijing, pertempuran ini bisa dihindari. Planet Zhuque akan kami bagi dua, saling tidak mencampuri urusan!" suara berat Yun Quezi terdengar.
Zhu Que Zi tertawa terbahak-bahak, sorot matanya memancarkan sikap mengejek. "Andai saja kalian tidak takut Lao Fu menghancurkan Kristal Xiuxing Zhijing, pasti sudah lama kalian serang bersama. Ngapain basa-basi begini?"
"Kesombongan!" mata Lima Sesepuh berkilat. Tangan kanannya menepuk kening, segera mantra muncul di depannya. Jari tangan kirinya menyentuh mantra itu, lalu ia memuntahkan darah segar sambil membentak: "Mencap ()!"
Mantra itu segera dipenuhi warna darah, memancarkan kilau merah aura misterius. Dengan kecepatan kilat, energi itu menerjang keluar dan langsung menghujam ke arah Zhu Que Zi.
Lima Sesepuh tahu kekuatan Zhu Que Zi, serangan ini hanya uji coba. Bahkan tubuhnya pun tidak mendekat sama sekali.
Zhu Que Zi mata-nya berkilat dingin, tertawa sinis. Tanpa gerakan jelas, kilau emas berkedip di depannya. Seketika mantra yang jatuh itu mengeluarkan suara berderak, garis-garis halus seukuran mata formasi muncul. Dalam sekejap, mantra itu runtuh berdebum.
Bersamaan, raut wajak Lima Sesepuh berubah. Tubuhnya mundur tergesa. Titik darah muncul di antara alisnya, darah segar mengalir ke bawah.
Yizu dari Suku Immortal Peninggalan mengerutkan kening. Dengan langkah gesit, ia berdiri di depan Lima Sesepuh. Tangan kanannya mencengkeram udara - jarum emas tipis muncul, namun langsung menghilang.
Wajak Zhu Que Zi menjadi muram. Tubuhnya melesat bagai meteor. Kecepatannya melampaui persepsi semua orang kecuali Yizu dan Burung Pipit.
"Segel Zhu Que, serang!" Suara berlapis zaman Zhu Que Zi bergema di angkasa.
Saat siluetnya muncul di udara, tangan kanannya menunjuk ke depan. Langsung langit dan bumi berubah warna. Dari dalam tubuh Zhu Que Zi tiba-tiba menyebar semburan api gila-gilaan yang dalam sekejap membungkus area seluas 1.000 zhang. Tanah langsung retak-retak terbakar.
Kecuali Burung Pipit dan Yizu, yang lain langsung mundur menghindari hantaman api ini.
Bersamaan, seekor phoenix api bermaterialisasi dari tubuh Zhu Que Zi. Dengan suara melengking di udara, tubuhnya tiba-tiba mengkerut lalu meluncur bagai meteor dari langit!
Yizu dari Suku Immortal Peninggalan bergerak melesat ke udara. Tubuhnya memancarkan cahaya hitam. Saat jarinya menunjuk, antara alisnya mekar secara mistis tanaman sebelas daun. Satu helai daun terlepas dan melayang mengikuti arah tunjukannya.
