Di tengah malam, di bawah sinar rembulan, bayangan hitam yang mengerikan perlahan mendekat dari kejauhan.
Bayangan mengerikan itu adalah seekor iblis raksasa yang bentuknya bagai nyamuk yang membesar ribuan kali lipat.
Di atas punggung Nyamuk Gaib itu berdiri seorang pria berambut panjang yang berkibar tertiup angin. Dengan sikap anggun, ia berdiri tegak mengenakan baju biru kehijauan sambil menyatukan kedua tangan di belakang punggung.
Orang ini tak lain adalah Wang Lin!
Sang Nyamuk Gaib perlahan turun ke sebuah kota biasa di bawahnya. Tempat ini adalah ibu kota negara Zhou milik kaum mortal.
Di setiap sudut, atap paviliun dan menara menjulang. Di tengah kota mengalir sungai panjang yang membentang dari utara ke selatan, dipenuhi kapal hias. Meski larut malam, cahaya lentera di atasnya berkilauan. Sesekali terdengar suara puisi dan pantun bersahutan, diselingi tawa manja dan bisikan menggoda para gadis bagai kicau burung, menambah semaraknya tempat ini.
Wang Lin menyapu pandangannya ke kapal-kapal hias itu. Badannya mengikuti gerakan Nyamuk Gaib yang terjun ke bawah, bagaikan hantu melayang langsung melintasi sungai panjang, laksana dewa yang turun dari langit tanpa suara.
Di dalam kapal hias, seorang playboy mabuk keluar untuk mencari angin. Saat membuka tirai, matanya menangkap bayangan samar punggung Nyamuk Gaib. Seketika ia sadar dari mabuknya, terdiam membatu. Beberapa saat kemudian baru tersadar, menyindir diri sendiri karena terlalu banyak minum sampai melihat bayangan ilusif.
Di bagian timur kota, di atas kompleks kediaman mewah nan megah, riuh rendah tawa dan alunan musik terus bergema. Wang Lin yang berdiri di atas Nyamuk Gaib berkata datar: "Situ, saatnya pergi!"
Sebentar, semua suara musik dan keriangan di dalam kediaman tiba-tiba terhenti. Seluruh kompleks kediaman dalam sekejap menjadi sunyi senyap, seolah semua orang membeku bagai patung.
Seorang pelayan berbaju ungu keluar dari dalam. Ekspresinya menunjukkan keengganan, ia mengeluh: "Gue belum puas bersenang-senang! Berkultivasi, kultivasi apaan sih? Hidup gue sebagai pangeran jauh lebih enak, bebas merdeka, tak ada yang berani ganggu!"
Wang Lin menatap rembulan di langit, berkata perlahan: "Waktunya melanjutkan perjalanan!"
"Tunggu dulu! Bagaimanapun juga Kaisar muda Zhou ini baik padaku. Aku akan beri dia hadiah!" Tubuh Situ Nan limbung, menghilang dari tempatnya.
Setelah setengah batang dupa, siluet Situ Nan tiba-tiba muncul di samping Wang Lin. Tertawa terbahak, ia berteriak: "Ayo!!! Tinggalkan Planet Zhuque!!!"
Sambil berkata demikian, kakinya menginjak Nyamuk Gaib. Makhluk itu yang sejak awal sudah takut padanya, mengerang pilu lalu melesat ke depan membentuk busur, langsung menerobos langit ketujuh.
Seiring kecepatan Nyamuk Gaib yang semakin meningkat, mereka melesat menuju angin kencang di cakrawala. Setelah melewati area angin kencang ini, mereka akan benar-benar meninggalkan Planet Zhuque!
Saat Nyamuk Gaib hendak menembus angin kencang, dalam sekejap ia ditarik oleh Wang Lin ke dalam kantong penyimpanan. Tubuh Wang Lin kemudian bagai meteor, menyambar masuk ke dalam pusaran angin kencang.
Situ Nan lebih cepat selangkah, kakinya sudah menginjak wilayah angin kencang sebelum Wang Lin.
Angin kencang cakrawala menerpa wajah dengan kekuatan menghancurkan bagai gunung runtuh. Situ Nan tertawa liar sambil meraung: "Tarik!"
Gauman satu ini langsung membuat angin kencang terkoyak oleh tangan-tangan tak kasatmata yang dikendalikan Situ Nan dan Qian Feng. Lapisan demi lapisan angin kencang mundur cepat, membuka koridor sempit.
Angin kencang di langit yang seharusnya tak kasat mata dan hanya bisa dirasakan tubuh, kini bergulung-gulung seperti ombak, menciptakan gelombang energi tak terhitung di sekelilingnya. Dalam sekejap, gelombang energi ini menyebar hingga meliputi seluruh Planet Zhuque.
Pada saat ini, baik orang biasa maupun kultivator di Planet Zhuque, semua mengangkat kepala.
Di pandangan mereka, langit tiba-tiba berubah menjadi kaleidoskop warna dengan cahaya tujuh warna yang berkilauan tak berujung.
Di Gunung Zhuque, Zhou Wutai mengenakan jubah merah, berdiri di puncak gunung sambil menatap cakrawala. Sorot matanya menunjukkan secarik kekaguman.
Di belakangnya mengikuti beberapa orang, semuanya adalah pelayan kepala terpilih baru di Gunung Zhuque yang bertugas menyampaikan setiap perintah Zhou Wutai.
"Saudara Wang, selamat jalan!" Zhou Wutai bergumam pelan. Adegan-adegan pertemuannya dengan Wang Lin terus bergulir di benaknya, mulai dari insiden di Aliansi Empat Sekte yang dipicu oleh seorang pangeran kecil dari orang biasa, hingga kehancuran Aliansi Empat Sekte, dan akhirnya sampai sekarang saat Wang Lin melepaskan gelar Zhu Que Zi dan memberikannya padanya.
Segala hal ini, ketika Zhou Wutai mengingatnya kembali, terasa bagai mimpi belaka. Begitulah waktu yang berlalu cepat dan perubahan nasib dunia...
Di Negara Zhao, semua anggota Keluarga Wang berduyun-duyun mengangkat kepala memandang langit. Wang Zhuo termangu menatap cakrawala, menghela napas pelan.
Di sampingnya berdiri seorang pemuda berusia empat belas lima belas tahun dengan rupa yang tampan. Dengan suara rendah ia bertanya: "Kakek Leluhur, apakah itu Kakek Leluhur lain yang ada di langit?"
Wang Zhuo mengusap kepala pemuda itu, berkata datar: "Ya. Dia adalah orang yang paling kuhormati seumur hidup Kakek, adikku!"
Di Negeri Chu, di dalam hutan sebelah lembah, seekor harimau bertubuh besar dan gagah berani mengaum keras lalu menyerbu babi hutan. Dengan mudah ia menggigit binatang itu hingga mati dengan paksa, kemudian melemparkan bangkainya ke belakang. Di belakangnya, mengikuti tujuh delapan ekor harimau betina.
Harimau itu mengangkat kepala dan mengaum, tiba-tiba suaranya terhenti. Sepasang mata harimau-nya menatap cakrawala, berdiri tak bergerak di sana.
"Akhirnya pergi! Setiap kali Si Tuan Harimau melihatnya, hati ini langsung menggigil." Beberapa saat kemudian, harimau itu kembali mengaum, kali ini suaranya mengandung nada kegembiraan.
Ia berbalik badan, memimpin kawanan harimau betina di belakangnya, berlari masuk ke kedalaman hutan untuk mencari mangsa berikutnya.
Xiao Bai terus menunggu. Ia menanti panggilan Zhou Ru. Di dalam hatinya selalu ada perasaan bahwa suatu hari nanti, Zhou Ru akan datang untuk membawanya pergi.
Negeri Chu, di Desa Phoenix, orangtua Zhou Ru duduk di pekarangan sambil memandangi putri mereka yang tersenyum bahagia. Keluarga bertiga itu sedang mengobrol tiba-tiba Zhou Ru mengangkat kepala menatap cakrawala.
"Paman..." Zhou Ru menatap kosong ke langit. Secara samar ia merasakan sang paman perlahan menjauhinya. Jarak itu terus memanjang tak terhingga, bagai sepanjang hidup...
Di Planet Zhuque, wilayah kediaman Suku Immortal Peninggalan, Yun Quezi duduk sendirian di puncak gunung tandus memandang langit.
Raut wajaknya penuh kesan zaman, terlihat lebih tua setahun terakhir. Luka parah yang dideritanya di Makam Zhuque meski setahun menjalani pemulihan, namun kerusakan Yuan Qi dan kesadaran akan batas usia membuat kelelahan spiritual menyelimuti hatinya.
Umur Suku Immortal Peninggalan memang lebih panjang dari kultivator biasa. Andai bukan karena tingkat kultivasinya, Yun Quezi seharusnya telah meninggal karena usia habis bertahun-tahun silam.
“Generasi muda memang mengagumkan…” Setelah lama terdiam, Burung Pipit menghela napas panjang.
Di wilayah Suku Immortal Peninggalan yang berjarak puluhan ribu li dari Burung Pipit, seorang pemuda bertubuh penuh mantra emas menatap langit dengan ekspresi melankolis.
“Saudara Wang, apakah kau masih mengingatku…” Orang ini tak lain adalah Pewaris Suku Immortal Peninggalan. Kisah hidupnya penuh liku. Di Makam Zhuque, ia gagal merebut Kristal Xiuxing Zhijing namun berhasil menyelamatkan nyawa.
“Saudara Wang, aku pun akan meninggalkan Planet Zhuque. Semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu kembali!”
Pada saat itu, seluruh kultivator di Planet Zhuque merasakan gejolak di angkasa. Di bawah tatapan mereka, Wang Lin dan Situ Nan menerobos angin kencang dan melesat ke luar angkasa.
Di kedalaman Sekte Yin Mayat Planet Zhuque, teriakan minta tolong Leluhur klan Raksasa terus bergema tanpa henti.
Tawa gila Tuosen dari Tanah Dewa Kuno masih bergema. Hari kebebasannya semakin mendekat.
Di Laut Xiuno, rumor tentang Token Pembantaian 100 Hari Wanmo terus bergema di antara para kultivator iblis, tak kunjung menghilang...
Sebuah legenda tentang kultivator bernama Wang Lin yang meninggalkan jejak demi jejak di Planet Zhuque...
