Setelah meninggalkan toko Shangshi, Wang Lin memberikan sepuluh batu spirit kelas atas kepada Li Danan, lalu keluar dari Kota Mingmei.
Toko Shangshi memang memiliki Moxueye, namun harganya sangat tidak masuk akal. Wang Lin menghitung, semua batu spirit yang dimilikinya jika digabungkan mungkin hanya cukup untuk menukar tiga tael Moxueye.
Harga seperti ini di luar perkiraan Wang Lin.
Dia tidak menyangka bahwa Moxueye ternyata termasuk salah satu bahan-bahan terbaik di Dunia Kultivasi.
"Dewa Kuno melintasi satu demi satu planet untuk mencari Moxueye, tentu sangat mudah. Tapi bagi kultivator, Moxueye ini terlalu langka. Dari perkataan perempuan itu, benda ini adalah bahan terbaik untuk memelihara Jiwa Yuan Shen. Saat Mengambil alih tubuh, sedikit saja Moxueye bisa mempercepat kecepatan peleburan Jiwa Yuan Shen hingga berkali lipat.
"Bahkan saat Jiwa Yuan Shen keluar dari tubuh, jika mulut mengandung sedikit Cairan Mo Xue, dapat mempertahankan Jiwa Yuan Shen tidak terdisintegrasi. Meskipun menderita luka parah, masih bisa bertahan untuk kembali ke tubuh fisik."
Mata Wang Lin berkilat. Di luar Kota Mingmei, dia menemukan sebuah tebing, duduk bersila, menyebarkan Shen Shi-nya, diam-diam memanggil Situ Nan.
Tak lama kemudian, Situ Nan memberikan respons.
"Di Kota Mingmei, toko Shang, aku ingin Cairan Mo Xue!" Wang Lin mengirimkan pikiran spiritualnya.
Dari sisi Situ Nan, tiba-tiba terdengar tawa terbahak-bahak yang memutuskan hubungan persepsi.
Di planet perdagangan ini, terdapat sembilan kota. Dalam tiga hari, sebuah kabar menggemparkan langit dan bumi menyebar dengan gila-gilaan.
Kota Tiandi dijarah oleh manusia misterius. Orang ini memiliki selera tinggi, barang-barang yang dipilih selalu merupakan harta pusaka toko, bahkan toko-toko dengan latar belakang kuat pun tak luput dari penjarahan.
Bahkan kediaman pemimpin kota juga menjadi korban penjarahan!
Jika hanya satu kota mungkin masih bisa dimaklumi, namun hingga malam hari ketiga, kesembilan kota termasuk Ming Mei Cheng, semuanya telah dijarah oleh manusia misterius ini.
Tingkat kultivasi orang ini sangat tinggi, bahkan ketika menghadapi serangan banyak kultivator sekalipun, ia masih bisa bergerak dengan mudah.
Akhirnya, lima kultivator Puncak Kekuasaan dari sembilan kota bergabung dalam kemarahan untuk membasmi orang ini. Pertempuran ini membuat semua orang terkesima pada perampok misterius tersebut.
Kelima kultivator Puncak Kekuasaan itu semuanya mundur!
Manusia misterius itu pergi dengan tenang.
Tingkat kultivasi seperti ini hanya bisa dicapai pada realm legendaris di atas Puncak Kekuasaan - Xu Shi Er Yi dan Sui Nie (Menghancurkan Nirvana). Ke mana pun orang ini pergi, bagaikan belalang penghancur yang menutupi matahari, tak ada yang berani mengganggu atau menghalangi.
Selama tiga hari ini, Wang Lin tetap duduk di tebing sambil memandang ke arah Ming Mei Cheng. Saat rembulan bersinar di malam ketiga, senyum tipis mengembang di bibirnya. Ia menepuk kantong penyimpanannya dan mengenakan topi jerami.
Di kejauhan, siluet seseorang melesat bagai halilintar, diikuti oleh lautan kultivator yang begitu padat hingga menutupi langit dan matahari, mengejar dengan gigih.
Di antara para pengejar, delapan anggota melaju dengan kecepatan ekstrem, meninggalkan yang lain jauh di belakang, terus memburu tanpa henti.
"Hahaha, kalian anak-anak muda! Gue bukan gadis-gadis, ngapain ngejar-ngejar? Nanti gue marah, bakal gue rampok lagi!" teriak Situ Nan sambil tertawa liar.
Saat melewati tebing tempat Wang Lin berada, Situ Nan mencengkeram dengan tangan kanannya. Energi dahsyat langsung menyelimuti Wang Lin, mengubahnya menjadi meteor yang langsung berpindah ke samping Situ Nan.
Situ Nan meraba kantong penyimpanannya sambil tertawa: "Hasil jarahan gue lumayan! Ayo kabur!" Seraya membawa Wang Lin, mereka langsung melesat dengan cepat.
"Bandit gila, berhenti!" Deretan auman kemarahan bergema tak henti dari belakang Situ Nan.
"Omongan macam apa ini, kecuali otak gue rusak, mana mungkin gue nurut diam sesuai perkataan kalian! Tapi kali ini gue mau mengajari kalian, dengarkan baik-baik, bangsat-bangsat! Jangan kejar!" Situ Nan tertawa angkuh sambil membawa Wang Lin. Siluet mereka melesat melebihi kilat, menerjang langit, menghancurkan angin kencang planet ini, berubah menjadi dua cahaya hitam yang langsung menyusup ke angkasa.
"Tokoh di toko Planet Dagang ini latar belakangnya dalam. Kalau mereka mengerahkan ahli sejati, gue juga bakal kerepotan. Manfaatkan waktu singkat ini, serbu mereka saat lengah! Hal seperti ini dulu sering gue lakuin bersama Ye Wuyou!" Situ Nan tampak bangga. Setelah keluar dari angkasa, Wang Lin memanggil Kompas Bintang, lalu berdua melesat pergi.
Para kultivator Planet Dagang mengejar beberapa jarak sebelum akhirnya menyerah. Lagipula yang memiliki Kompas Bintang tidak banyak, apalagi tingkat kultivasi lawan terlalu tinggi. Mengejar terpaksa hanya akan mengorbankan nyawa sia-sia belaka.
“Cairan Mo Xueku, sudah kau dapatkan?” Wang Lin menjilat bibirnya. Meski tak terlibat langsung, cairan ini adalah barang yang dia minta secara khusus, sehingga bisa dianggap sebagai kaki tangan tidak langsung.
Situ Nan tertawa terbahak-bahak, mengeluarkan botol kecil dari kantong penyimpanannya lalu melemparkannya ke Wang Lin. "Ini! Kira-kira isinya sekitar tiga tael lebih sedikit."
Setelah melempar botol, Situ Nan segera memeriksa barang rampasan di dalam kantong penyimpanannya. Semakin dilihat, senyum kepuasan semakin lebar di wajahnya.
"Haha, bagus! Hasil kali ini beberapa kali lipat lebih banyak dari biasanya!"
Wang Lin menerimanya, menyapu sekilas dengan Shen Shi-nya. Sorot mata sempat berkedip penuh perenungan.
"Tindakan perebutan seperti ini ternyata cukup menguntungkan. Jika ada kesempatan di masa depan, aku juga harus merebut!" tekad Wang Lin dalam hati.
Di hamparan angkasa, bukan hanya kegelapan yang ada. Kadang pandangan bisa menangkap keindahan spektakuler benda-benda aneh berwarna-warni, yang kemegahannya sering membuat jiwa berguncang hebat hanya dengan sekali pandang.
Setelah dua minggu, yang terhampar di depan Wang Lin adalah nebula gemerlap yang bagaikan ubur-ubur raksasa. Situ Nan memandangi nebula itu sambil menghela napas pelan, berkata: "Wang Lin, aku harus pergi..."
Wang Lin diam, memandangi nebula yang berkilauan dengan tenang, bertanya: "Apakah Magic Treasure cukup?"
Situ Nan tertawa terbahak-bahak, "Belum cukup, tapi sepanjang perjalanan nanti aku akan merampas sambil melaju! Saat tiba di tujuan, pasti sudah cukup!" Ia menunjuk ke arah nebula, melanjutkan: "Awan ini dulu pernah kulihat bersama Ye Wuyou. Kami berpisah di dua jalur. Tempat tujuanku sangat jauh dari Planet Tianyun. Mulai sekarang, kita berpisah dan melaju ke arah berbeda!"
Situ Nan mengucapkan itu sambil menepuk kantong penyimpanan. Seketika sinar putih melesat dari dalamnya, mendarat di angkasa lalu berubah menjadi pedang cahaya raksasa. Tubuh Situ Nan limbung sejenak sebelum berpijak di atas pedang cahaya. Ia menoleh tajam ke arah Wang Lin, berkata:
“Wang Lin, Planet Tianyun asing bagimu, harus hati-hati dalam segala hal! Tapi jangan sampai merusak kesombongan kultivator Planet Zhuque kita. Jika benar-benar terjepit, datanglah ke Bintang Feng Luan cari gue! Selama gue masih hidup, tak ada yang berani ganggu kamu!”
Wang Lin menatap awan bintang, tetap tak memandang Situ Nan. Diam-diam mengangguk, berkata: "Kamu juga harus waspada. Jika benar-benar terjepit, datanglah ke Planet Tianyun cari aku. Selama aku masih ada, tak ada yang berani sentuh kamu!"
Situ Nan tertawa terbahak: "Wang Lin, kamu ini... Baiklah! Jika suatu hari gue jatuh miskin, akan gue datang mengemis padamu. Tapi jika tempatmu sempit, gue ogah datang. Pokoknya kamu harus dirikan sekte di Sekte Tianyun! Nanti gue jadi Sesepuh Besarmu!"
Usai bicara, Situ Nan menarik napas dalam-dalam. Memandang Wang Lin sekali lagi, kali pertama dengan suara lembut: "Wang Lin, jaga diri!" Kaki menginjak pedang cahaya, berubah menjadi kilatan panjang. Tiba-tiba, menghilang dari tempatnya.
“Situ, jaga dirimu baik-baik!” Wang Lin memalingkan wajah, menatap ke arah Situ Nan menghilang. Di hamparan angkasa nan luas ini, kini hanya tersisa dirinya seorang, tegak sendirian di atas Kompas Bintang, diam-diam memandang.
Lama berselang, Wang Lin mendesah pelan. Hatinya dipenuhi secercah melankolis. Sejak ia menginjakkan kaki dalam perjalanan kultivasi, Situ Nan selalu menemani dengan kebaikan yang ekstrem beratnya.
Meski sebagian besar waktu, Situ Nan terlelap dalam tidur panjang, namun melalui Tian Ni, Wang Lin bisa merasakan dengan jelas keberadaan sang penghuni.
Di sorot matanya, hakikat Situ Nan tak berbeda dengan seorang Guru!
Kali ini adalah perpisahan yang sesungguhnya. Melankolis di hati Wang Lin terasa sangat pekat.
"Tak tahu apakah dalam seumur hidupku, kita akan bertemu lagi..." Wang Lin tetap berdiri membisu sangat lama. Dengan gerakan lengan, ia bersujud di atas Kompas Bintang, menghadap ke arah Situ Nan menghilang, lalu membungkuk tiga kali penghormatan.
“Aku Wang Lin seumur hidup ini tidak menyembah langit dan bumi, tidak memuliakan dewa maupun iblis, hanya bersujud pada orangtua, dan menghormati Situ...” Wang Lin berdiri, menekan melankolis di hatinya. Kompas Bintang di kakinya bergoyang, melesat ke kejauhan.
Arahnya bersama Situ Nan, satu timur satu barat, semakin menjauh.
Setelah Wang Lin pergi, di tempat perpisahan mereka, sinar putih berkedip. Siluet Situ Nan berdiri di atas sinar itu, memandang Wang Lin sambil mendesah pelan.
“Tanpa tempaan kejam, tak mungkin menjadi kultivator sejati. Wang Lin, dulu aku membawamu masuk aliran sesat justru karena prinsipnya yang paling selaras dengan hukum keselamatan. Setelah tubuh kedua-mu keluar dari jalur iblis, kau menemukan jalanmu sendiri. Aku tak bisa lagi mendampingimu, karena Jalan kita sudah berbeda. Lao Fu adalah iblis, dari dalam hingga luar semuanya iblis!”
Situ Nan menatap dalam ke arah lenyapnya Wang Lin, bergumam pelan: “Saudara Muda, selamat jalan!” Ia menghela napas panjang, lalu menghilang bersama sinar putih...
Angkasa sangat luas, jika bukan karena adanya peta bintang, pasti akan tersesat dalam keganasan langit yang sulit ditebak ini. Terjebak seumur hidup pun bukan hal mustahil.
Peta bintang lokasi Planet Tianyun pernah diberikan Tian Yunzi kepada Wang Lin sebelumnya. Peta ini sangat detail, menjelaskan rute jelas dari Planet Zhuque menuju Tianyun.
Wang Lin duduk bersila di atas Kompas Bintang, melesat dengan kecepatan tinggi. Sepanjang perjalanan, ia tak bermalas-malasan. Dengan menggunakan teknik pembuatan senjata dari warisan Dewa Kuno, ia terus menyempurnakan Kompas Bintang menggunakan Batu Kammu dan Cairan Moxue.
Meski kecepatan perjalanan tak terlalu tinggi, proses penyempurnaan ini terus berlangsung tanpa henti.
Saat ini Kompas Bintang sepenuhnya terbungkus cahaya hijau kebiruan. Dalam semburat hijau itu, terlihat material mirip ranting pohon yang saling menjalin, melilit kompas dengan sangat rapat.
Itulah material ajaib yang terbentuk dari evolusi Batu Kammu.
Proses ini berlangsung selama tiga bulan!
Tiga bulan waktu hanya membuat penyatuan Kompas Bintang dengan Batu Kunwu mencapai tahap kesempurnaan kecil. Setiap pembuatan harta pusaka oleh Dewa Kuno membutuhkan waktu sangat lama. Bagi para Dewa Kuno, waktu bukanlah konsep yang berarti. Setiap proses pemurnian seringkali memakan waktu ratusan tahun.
Bahkan Dewa Kuno Bintang Sembilan, sekali mulai meracik harta pusaka, ribuan tahun berlalu bagai jentikan jari.
Wang Lin menghitung perkiraan waktu. Jika terus seperti ini, kemungkinan sampai di Planet Tianyun pun Kompas Bintang belum akan selesai disempurnakan. Setelah merenung sejenak, ia menghentikan proses peleburan dan beralih ke tahap penyempurnaan akhir dengan menambahkan Cairan Moxue dalam kondisi kesempurnaan kecil.
Beberapa bulan lagi berlalu bagai sekali goyangan.
Pada suatu hari...
