Tempat Ujian Bumi adalah dunia merah menyala. Semburan api merah sesekali memuntahkan dari celah tanah, menembus cakrawala.
Wang Lin berdiri di tempat ini, memandang ke sekeliling dengan ekspresi tenang.
"Ujian di sini adalah tingkat kultivasi, tapi tidak tahu dengan cara apa..." Wang Lin melangkah tenang, sorot matanya menunjukkan pemikiran mendalam.
Tiba-tiba, dari celah tanah tak jauh, semburan api merah menyembur ke langit. Di udara, api itu tiba-tiba melebur dan bermaterialisasi menjadi siluet merah menyala.
Rambut merahnya bergerak tanpa angin, berpencar bagai banyak tentakel. Kedua tangannya menyilang di dada. Di wajah yang awalnya kabur, muncul dua cahaya redup yang secara iblis.
"Penjaga Kesepuluh Gerbang Bumi. Kalahkan aku, baru kau boleh melanjutkan!" Suara dingin keluar dari siluet merah itu.
Wang Lin memandangnya dengan tenang. Tanpa basa-basi, tubuhnya melesat maju. Kedua tangannya membentuk mantra bagai Tai Chi Gui Yuan. Goyangan tangan diikuti tepukan mantra ke depan.
Langsung, kekuatan yang luar biasa mengalir gila-gilaan dari dalam tubuh Wang Lin, mengkristal di depannya.
“Hancur!” Wang Lin berbisik pelan, seluruh tubuh memancarkan kilau kristal yang menyilaukan. Cahaya redup di matanya siluet merah menyala tiba-tiba berpendar, tubuhnya tiba-tiba mundur. Kedua tangan yang tadinya menyilang di dada langsung diayunkan ke depan.
Gemuruh dahsyat menggema. Badai pasir berputar, permukaan tanah retak-retak membentuk jejak, gemertak suara pecahan menyebar gila-gilaan ke segala penjuru. Siluet merah itu terlempar mundur, kedua tangannya hancur berdarah. Baru setelah mundur puluhan zhang, ia berhenti. Kepalanya menengadah, tatapannya menancap pada Wang Lin.
Wang Lin berhenti melangkah. Tangan disilangkan di belakang punggung, wajah tenang. Dengan suara datar ia bersabda: "Mundur!"
Siluet merah itu diam sejenak. Membungkuk hormat ke arah Wang Lin. Tubuhnya limbung, berubah menjadi percikan api yang menerobos celah sempit di bawah tanah dan menghilang.
Wang Lin memandang jauh ke depan dengan tenang. Di sana, pastilah masih ada makhluk serupa yang berdiam sebagai ujian tingkat kultivasi bagi yang ingin melewati gerbang ini.
“Tiga Ujian Sekte Tianyun ini pasti ada yang mengawasi dari luar...” Bibir Wang Lin menunjukkan senyum yang sulit ditebak, lalu ia tidak melanjutkan perjalanan melainkan berbalik pergi.
“Gerbang Bumi, kuundurkan diri!” Begitu ucapan itu meluncur, siluet Wang Lin menghilang dari dalam Gerbang Bumi.
Di bawah pohon Bodhi di Gunung Gu Sekte Tianyun, pemuda berwajah ramah itu kini mengerutkan kening, sorot matanya berkedip-kedip tak menentu.
“Dia mengundurkan diri dengan cukup tegas... Sayang kesempatan untuk mengamati kemajuan tingkat kultivasinya terlewat, meski di tahap awal Transformasi Bayi, bahkan dengan kemampuan supernatural sekalipun, pasti masih ada celah!”
Tiba-tiba, matanya berbinar jernih, keningnya kembali rata menampakkan wajah ramahnya. Tanpa menoleh, ia berkata lembut: “Adik Seperguruan Ketiga, lama tak berjumpa, apakah perjalananmu lancar?”
“Dengan doa Saudara Senior, tentu saja perjalanan Adik Seperguruan ini lancar.” Suara lembut nan dingin mengambang pelan dari kejauhan.
Bersamaan dengan itu, seorang pemuda berbaju putih melangkah perlahan dari kejauhan di angkasa. Hanya dalam beberapa langkah, dia telah tiba di puncak Gunung Gu. Orang ini tak lain adalah Bai Wei yang pernah berpapasan dengan Wang Lin di Planet Perdagangan!
Pemuda ramah itu berbalik badan dan tersenyum pada Bai Wei: "Adik ketiga, apakah perjalananmu berhasil menemukan hadiah ulang tahun untuk Guru?"
Bai Wei menyapu pandangannya sekilas ke kehampaan di kejauhan sambil tertawa: "Hadiah yang kusiapkan hanya mainan kecil, tak bisa dibandingkan dengan milik Senior... Hah?"
Di tengah bicara, pandangan Bai Wei tiba-tiba mengeras, menatap tajam ke kehampaan, sorot matanya menunjukkan keanehan.
Pemuda ramah itu berdesir hatinya, menjelaskan: "Orang ini adalah Murid Sementara yang Guru rekrut dari Planet Zhuque. Beberapa bulan lalu datang ke sini, menjalani tiga ujian masuk. Sekarang sedang menghadapi gerbang ketiga!"
"Dia..." Sorot mata Bai Wei berkilat, dia mengangguk pelan: "Begitu rupanya..."
"Aturan Guru, dia akan tinggal di Paviliun Awan Ungu!" Ucap pemuda ramah itu seolah santai.
"Ungu Awan!" Sorot mata aneh Bai Wei tersapu bersih, menunjukkan kilau dingin. Setelah diam sejenak, ia berkata perlahan: "Saudara Senior, aku punya urusan penting. Tentang tumbuhan lima daun berusia ribuan tahun milikmu, berikan satu lapis padaku. Aku akan menukarnya dengan kristal api!"
Pemuda Ramah tertawa lebar dan mengangguk: "Ini mudah saja. Pergilah ke gua persembunyianku, suruh Pelayan membawamu mengambilnya!"
Bai Wei menyatukan tinjunya, menatap dalam-dalam ke kehampaan sebelum berbalik dan menghilang tanpa jejak.
Pemuda Ramah mengusap rahang bawahnya, sorot matanya menunjukkan kejenuhan: "Guru menempatkannya di Ungu Awan, apa maksudnya... Andai bukan begitu, mungkin dia akan lebih lancar di sekte. Sekarang ini seperti meletakkannya di atas api..."
Ujian Langit menguji Lapisan Spiritual!
Saat ini di Ujian Langit, Wang Lin duduk bersila di permukaan tanah dengan mata terpejam merenung.
Setelah menyerah pada Gerbang Bumi, dia memasuki tempat ini untuk menghadapi ujian terakhir. Di sini, dia telah bermeditasi selama tiga puluh hari.
Selama tiga puluh hari itu, Wang Lin terus menerus merenungkan misteri Xuan apa yang tersembunyi dalam Gerbang Langit ini. Di sini, lapisan spiritualnya seakan tak terhingga mendekati Jalan Langit, bagai hanya terpisah sejarak telapak tangan yang bisa diraih dengan mengangkat tangan.
Waktu berlalu perlahan. Dalam Gerbang Langit ini, Wang Lin telah melupakan konsep waktu. Tubuhnya tetap tak bergerak dalam meditasi. Sejak pertama kali masuk ke sini, lapisan spiritualnya sama sekali belum dilepaskan.
Wang Lin tak terburu-buru. Melalui meditasinya, dia mulai merasakan batas-batas tertentu. Dengan menyatukan pengalaman dari Gerbang Manusia dan Gerbang Bumi, dalam Jiwa Yuan Shen-nya perlahan muncul karakter Dao yang mulai terbentuk dari ketiadaan.
Pada hari ke-51 di Gerbang Langit, akhirnya dia membuka mata dan bangkit dari meditasinya.
Matanya tidak memancarkan cahaya, namun kilau aneh terus berkedip. Ia duduk di sana, merenung sejenak, senyum tipis mengambang di bibirnya.
"Tiga ujian Manusia, Bumi, dan Langit ini ternyata bukanlah seleksi, melainkan sebuah kesempatan. Memahami berarti memahami, tersadar berarti tersadar... Begini rupanya..."
Wang Lin merentangkan kedua tangan lalu berdiri. Setelah memandang sekeliling, ia tertawa: "Ujian Langit, kutinggalkan!"
Begitu ucapannya meluncur, dunia di sekelilingnya tiba-tiba berputar liar. Dengan Wang Lin sebagai titik pusat, segala materi berputar cepat sebelum akhirnya menghilang tanpa jejak dalam getar.
Ternyata Wang Lin masih berdiri di luar 100.000 gunung Sekte Tianyun. Di hadapannya kini berdiri seorang pria berjubah ungu dengan wajah ramah yang tersenyum padanya.
"Adik Seperguruan Wang Lin, aku Zhao Xingsha. Sebagai murid generasi Ungu yang pertama berguru pada Guru, panggil saja aku Saudara Senior!"
Wang Lin melihat orang ini sejenak, menyatukan tinju dan berkata: "Wang Lin menghadap Saudara Senior!"
Zhao Xingsha tersenyum tipis, tangan kanannya mengarah ke depan seraya berkata: "Adik Seperguruan Wang Lin, ikutilah aku. Guru telah memerintahkanmu untuk sementara tinggal di Balai Awan Ungu."
Begitu bicara, tubuh Zhao Xingsha bergerak memimpin di depan. Langkah Wang Lin melangkah mengikuti.
Berdua berubah menjadi dua cahaya panjang, melesat menuju kedalaman 10.000 gunung.
Selama terbang, Zhao Xingsha yang pandai berbicara itu memberikan penjelasan yang cukup mendetail tentang Sekte Tianyun.
Pria ini berbicara dengan santai dan penuh humor, seringkali langsung menyentuh inti persoalan, membuat Wang Lin mulai memahami gambaran dasar tentang Sekte Tianyun.
"Saudara Senior Zhao, bolehkah aku tahu berapa banyak murid yang dimiliki Senior Tian Yunzi?" tanya Wang Lin.
Zhao Xing Sha tersenyum ringan, tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya lalu menunjuk ke depan. Seketika lapisan awan di depannya tiba-tiba menyebar, membuka sebuah koridor. Sambil terbang masuk, ia tertawa: "Adik Seperguruan, Guru sepanjang hidupnya telah menerima tujuh garis keturunan murid, yaitu Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Hijau Muda, Biru, dan Ungu. Kita berdua termasuk dalam generasi Garis Ungu!"
"Garis Ungu..." Mata Wang Lin berkilat.
Zhao Xing Sha mendesah pelan, berkata: "Dari tujuh garis keturunan murid, hanya Garis Ungu kita yang kekuatannya paling lemah. Ah, nanti seiring waktu kamu akan paham sendiri, aku tak perlu banyak bicara."
Setelah beberapa saat terbang, mereka menembus 100.000 Gunung. Di depan muncul sebuah puncak raksasa yang menjulang hingga menyentuh awan. Di atasnya berdiri menara tinggi yang sangat megah. Cahaya ungu pekat terus menyebar ke sekeliling, membentuk lingkaran-lingkaran cincin cahaya keunguan yang melukis seluruh bebatuan dan pepohonan di sekitar menjadi satu warna ungu.
Tempat ini bagaikan sumber aura ungu dari timur, membuat siapapun yang memandangnya akan merasakan jiwa bergetar hebat.
"Adik Seperguruan Wang Lin, ikut aku!" Tubuh Zhao Xingsha bergerak, langsung menerjang ke atas gunung. Wang Lin mengikuti dari jarak aman.
Di puncak gunung, di bawah pagoda, terdapat puluhan ribu murid Sekte Tianyun yang sedang melakukan meditasi dan latihan pernafasan. Dari kejauhan terlihat begitu padat hingga puluhan ribu orang.
Di belakang gunung ini, tak terhitung loteng dan aula yang tak berujung. Di dalamnya terdapat murid-murid yang sedang mengajar, berlatih ilmu, atau duduk bersila bermeditasi.
Hanya dengan menyapu sekilas pandang, Wang Lin langsung menghitung bahwa jumlah murid di sini tidak kurang dari 100.000!
Gunung ini sungguh luar biasa besar, terutama di bagian belakangnya yang membentang tak putus-putus bagai naga raksasa yang sedang berbaring. Siapapun yang memandangnya akan kehilangan kesadaran diri, tenggelam dalam keagungan sekte ini.
"Di sini adalah gerbang sekte Ungu dari Sekte Tianyun kami, Adik Seperguruan Wang Lin. Ke arah barat adalah letak Ungu Awan Pavilion, bisa dilihat dengan menyapu menggunakan Shen Shi. Saudara Senior masih ada urusan penting, tidak bisa menemani lebih lanjut!" Zhao Xingsha menyatukan tinja sambil tersenyum.
Wang Lin mengangguk, menyatukan tinja ke arah Zhao Xingsha. Siluetnya bagai kilat melaju ke barat.
Ekspresi ramah Zhao Xingsha tetap tak berubah, hanya sorot matanya yang memancarkan kilau aneh sekali geser.
Saat terbang, Wang Lin mendengus keras dalam hati. Sejak pertemuan pertama, ia telah mengenali sosok cahaya pelangi dalam Ujian Kemanusiaan itu. Namun dengan kelicikan strategisnya, tak secelapun celah terlihat selama perjalanan.
Beberapa saat kemudian, sapuan Shen Shi Wang Lin menangkap paviliun memancarkan cahaya ungu muda. Tertulis tiga karakter besar di atasnya: "UNGU AWAN PAVILION"
“Sekte Tianyun ini terlalu besar, hanya Sekte Ungu saja sudah memiliki skala sebesar ini. Tak tahu bagaimana kondisi enam sekte lainnya... Belum lagi markas pusat Sekte Tianyun, pastinya lebih sulit dibayangkan.” Mata Wang Lin berkilat, tubuhnya seperti kilat, mendarat di luar Paviliun Ungu Awan.
Baru hendak melangkah, ia mengerutkan kening, menatap tajam ke dalam Paviliun Ungu Awan!
Dari dalam paviliun, muncul seorang perempuan mengenakan jubah ungu bermotif bunga-bunga kecil emas. Wajahnya cantik mempesona, namun saat ini dipenuhi aura pembunuh saat menatap Wang Lin.
"Kau, tidak boleh tinggal di sini!"
