Di luar lembah, Wang Lin mengangkat tangan kanannya. Sepuluh li tanah itu langsung bergetar hebat sebelum meluncur ke langit.
Wang Lin berbalik dan duduk bersila di luar lembah. Sorot matanya memancarkan kilau dingin sementara mulutnya mengeluarkan Bendera Arwah. Begitu muncul, bendera sepanjang sepuluh zhang itu berkibar-kibar disertai gemuruh gila-gilaan dari dalamnya.
Meski kehilangan sepuluh miliar jiwa, Bendera Arwah tetap menjadi harta warisan turun-temurun sekte Lianhun. Kemunculannya seketika mengguncang jiwa semua praktisi teknik menyebarkan jiwa di lembah, memicu perasaan menyembah yang muncul tak terkendali dari lubuk hati.
Wang Lin meraih bendera itu dan mengibaskannya. Arwah Utama di dalamnya langsung menerjang keluar, termasuk jiwa Kylin yang terfragmentasi. Enam Arwah Utama berubah menjadi enam cahaya hitam, langsung mengitari area sepuluh li.
Bersamaan itu, Wang Lin memuntahkan sejumlah darah esensial Yuan Shen yang mendarat di Bendera Arwah. Seketika, bendera itu membesar dengan kainnya memanjang tak terhingga, dalam sekejap membungkus seluruh area sepuluh li.
"Leyan!" Kilau dingin berkelebat di sorot mata Wang Lin.
Enam Arwah Utama itu langsung menyala dengan cahaya redup di mata mereka, lalu masing-masing memuntahkan semburan api ungu dari mulut. Keenam api itu menghujam ke area sepuluh li, dan dalam sekejap, seluruh area itu terbungkus api.
Api ini adalah esensi bawaan dari enam Arwah Utama Bayi Yuan Ying, kekuatannya tentu sangat dahsyat. Di bawah proses pemurnian api, gemertak suara benda terbakar langsung bergema dari dalam area sepuluh li.
Di dalamnya terdengar riuh suara teriakan ketakutan yang tak terhitung. Setelah setengah batang dupa, tanah di area sepuluh li itu telah menyusut separuh. Separuh daratan yang tersisa kini memerah darah.
Hanya karena terlindungi oleh formasi cahaya hijau, semburan api di luarnya tak mampu meleburkannya sepenuhnya. Cahaya hijau itu berkedip-kedip keras, dengan gigih melawan serangan api, terjerumus dalam keadaan berlarut-larut.
Wang Lin melirik sejenak, lalu bangkit berdiri dan langsung melangkah kembali ke dalam lembah.
"Karena kau bersembunyi seperti kura-kura, aku akan memurnikan selama tujuh hari tujuh malam! Hingga formasi ini benar-benar tunduk! Saat itu tiba, segalanya akan berada dalam genggamanku!"
Para penghuni lembah menyaksikan adegan di luar lembah dengan darah mereka mendidih. Mereka berduyun-duyun berbisik-bisik, rasa segan pada Wang Lin telah mencapai puncaknya. Bahkan anak-anak kecil di lembah pun menganggap Wang Lin sebagai dewa-dewi.
Setelah tidak mempedulikan urusan di luar lembah, Wang Lin memerintahkan Ouyang Hua untuk membawa Tiga Belas ke bagian terdalam lembah tempatnya berada.
Ouyang Hua yang selalu patuh pada perkataan Wang Lin, langsung memeluk Tiga Belas tanpa basa-basi dan membawanya ke kedalaman lembah. Setelah meletakkannya di depan Wang Lin, ia berpamitan dengan hormat.
Raut wajak Tiga Belas terlihat kemerahan sehat, namun tetap tidak bangkit dari tidur. Wang Lin mengerutkan kening. Membangunkannya sebenarnya mudah, tetapi bahkan jika sadar, ia akan menjadi orang yang tak berguna. Di tempat ini, orang tak berguna mustahil bertahan hidup.
Kondisi Tiga Belas saat ini: meridian dalam tubuhnya terputus seinci-seinci, tidak mampu melebur Yao li di area ini. Dengan demikian, serangkaian ilmu dan kemampuan supernatural Wang Lin menjadi tidak cocok untuk dilatih olehnya.
Sebab Tiga Belas sekarang bisa dikatakan manusia yang tak bisa berlatih kultivasi. Kecuali meridian dalam tubuhnya tumbuh kembali - hal yang tak bisa dilakukan Wang Lin. Hanya pil melawan kodrat yang bisa mencapai efek ini.
Merenung sebentar, mata Wang Lin berkilat. Di antara kemampuan supernatural yang dikuasainya, sebenarnya ada yang cocok untuk Tiga Belas latihan. Hanya saja hal ini terlalu penting, jarang ditemui Wang Lin menunjukkan keraguan.
"Kultivator menggunakan meridian sebagai samudera, menyerap energi immortal dari seratus sungai, menciptakan alam mandiri dalam tubuh. Dengan internal memimpin eksternal, memahami kesan zaman, itulah awal Menapaki Jalan.
Sedangkan Dewa Kuno menggunakan kulit-daging sebagai langit, tulang-otot sebagai bumi, esensi spiritual sebagai akar. Menelan energi immortal langit-bumi untuk mencapai tujuan pemurnian tubuh. Yang disebut memurnikan tubuh adalah memurnikan langit dan bumi! Dengan kekuatan tubuh fisik, menghancurkan semua Hati Jalan! Dengan esensi spiritual diri, menggoreskan Jalan langit-bumi!"
Wang Lin diam. Jika teknik Dewa Kuno diajarkan pada Tiga Belas, mungkin bisa sepenuhnya mengubahnya dari orang yang tak berguna menjadi ahli sejati.
Namun hal ini tidak pasti, fisik Tiga Belas tidak sekuat Tubuh asli. Keberhasilannya dalam berlatih masih diragukan. Jika gagal berlatih teknik Dewa Kuno, tubuhnya mungkin akan collapse total akibat peleburan Yao li yang gila-gilaan, hingga pasti mati.
Selain itu, meski Dewa Kuno bisa menyerap energi spiritual dan energi dewa, kemampuan menyerap Yao li masih belum diketahui!
Setelah merenung sebentar, Wang Lin menggelengkan kepala dan menghentikan pikiran tersebut. Jari telunjuk dan tengah tangan kanannya disatukan. Energi surgawi dalam tubuh menghilang seiring putaran mendadak Yao Jing Lima Zirah. Aura mengerikan Yao qi seketika menyelimuti seluruh meridian tubuhnya.
Gerakan jarinya secepat kilat langsung menunjuk Antara Alis Tiga Belas. Yao li yang mengalir segera berubah menjadi kilau kristal di dalam tubuhnya.
Wang Lin mengangkat tangan kanan sambil memejamkan mata dan mulai meditasi.
Setelah setengah batang dupa, Tiga Belas perlahan membuka mata. Ia menatap langit di atas lembah, tetap membisu. Setelah lama, ia bangkit dan bersujud di hadapan Wang Lin, wajahnya menunjukkan ekspresi kesakitan.
Rasa sakit ini bukan berasal dari daging atau kulit, melainkan dari dalam hatinya.
Saat bangkit dari tidur, hatinya telah sepenuhnya tersadar - dalam tubuhnya tak tersisa sedikitpun Yao li. Kondisinya kini bahkan lebih lemah dibanding sebelum memulai praktik Leyan Hun.
Wang Lin tetap tak membuka mata. Tiga Belas terus bersujud dalam waktu lama, memandang gurunya, lalu membungkuk tiga kali. Dengan susah payah ia bangkit dan pergi tanpa menoleh.
Baru setelah kepergian muridnya, Wang Lin membuka mata. Dalam hati ia menghela napas: "Bakat Tiga Belas adalah yang terbaik di antara semua murid, terutama dalam menguasai Bendera Arwah. Andai tak ada insiden ini, pastilah ia akan mencapai prestasi gemilang beberapa tahun mendatang!"
Tiga Belas kembali ke bangunannya. Di lembah itu, dia termasuk sedikit orang yang tidak memiliki istri maupun anak. Seluruh kamar hanya dihuni olehnya sendiri. Dengan tenang dia duduk di dalam kamar, tak terlihat sedikit pun semangat muda pada dirinya saat ini. Yang ada hanyalah keheningan layaknya seseorang yang telah memasuki usia senja.
Setelah lama berselang, dia duduk bersila dan berulang kali mencoba latihan pernafasan teknik penyebaran jiwa. Namun setiap kali mulai bernafas, rasa sakit yang bergelombang akan muncul dari dalam tubuhnya seperti air pasang. Penderitaan seperti ini sama sekali bukan hal yang bisa ditahan oleh manusia biasa.
Tapi, dia berhasil bertahan. Jika gagal sekali, dia akan mencoba lagi, menanggung rasa sakit yang tak terbayangkan itu untuk kesekian kalinya.
Hanya setelah beberapa kali latihan pernafasan, seluruh bajunya sudah basah oleh keringat. Tubuhnya dipenuhi urat hijau yang menonjol akibat kesakitan. Sorot mata Tiga Belas menunjukkan secercah keputusasaan.
“Aku tidak rela!!!” Ia menarik napas dalam-dalam, mengabaikan rasa sakit hebat, dan kembali melakukan latihan pernafasan. Kali ini, hampir seketika setelah mulai menyerap Yao Li, seluruh tubuhnya seolah ditabrak gunung besar. Darah segar memancur deras dari mulutnya saat tubuhnya terjatuh tak sadarkan diri.
Sepuluh li di luar lembah terus-menerus dilalap Semburan Api selama tiga hari tiga malam. Glamor Hijau dari formasi pelindung perlahan meredup.
Di dalam radius sepuluh li, semua orang dilanda keputusasaan. Bayangan kematian membesar dalam hati mereka seiring kobaran api di luar, hingga hampir seluruh harapan terhapus sepenuhnya.
Orang tua berbaju abu-abu menutup mata dengan getir. Saat membuka kembali, sorot tajam memancar dari bola matanya. Dengan menoleh tajam ke arah sesepuh berbaju putih yang sama ketakutannya di sampingnya, ia berkata dengan suara berat: "Bencana yang kau undang sendiri ini telah menyeret seluruh suku!"
Tubuh sesepuh putih itu gemetar. Ia tetap membisu.
"Pendatang itu sama sekali bukan orang yang bisa kita lawan. Jika terus bersikeras, saat formasi hancur, bukan hanya kita berdua, semua anggota keluarga pun akan terbakar dalam sekejap. Sebagai salah satu anggota, tega kah kau melihat mereka mati karena kesalahanmu?"
Orang tua berbaju putih berkata dengan pahit: "Maksudmu..."
"Kesalahanmu harus kau tanggung sendiri. Ini satu-satunya cara klan kita bertahan. Tenang, jika kau mati, sumpahku akan kubalaskan dendammu!
Selain itu, begitu bebas, aku akan langsung pergi ke kediaman Panglima Sayap Kiri di Kota Gu Yao untuk melaporkan kasusmu. Pasti Panglima akan tertarik dengan hal ini!" suara berat orang tua berbaju abu-abu menggema.
Orang tua berbaju putih terdiam. Setelah lama, ia mendesah panjang. Pandangannya yang penuh kerumitan menyapu sekeliling, terutama tertahan pada wajah-wajah penuh ketakutan anggota klan. Menarik napas dalam-dalam, tubuhnya melesat langsung ke pinggiran formasi yang menggantung di udara.
“Surat tantangan ini dikeluarkan oleh Lao Fu! Berani engkau bertarung denganku? Setelah pertempuran ini, apapun hasilnya, ini urusanku sendiri. Jangan libatkan yang tak bersalah!”
Suara orang tua berjubah putih itu menembus formasi, terdengar jelas di luar formasi, bergema hingga ke dalam lembah.
Wang Lin yang sedang meditasi membuka mata. Tubuhnya limbung lalu menghilang dari tempatnya, muncul kembali di udara luar lembah. Dengan pandangan dingin ia menatap area sepuluh li yang sedang dimurnikan. Di sana, terlihat sosok tua berjubah putih itu.
Wang Lin menggerakkan tangan kanannya. Enam Arwah Utama yang sedang menyemburkan api segera menyedot kembali seluruh semburan api. Kilat-kilat cahaya itu melaju ke sisi Wang Lin, terus berputar liar sambil bergerak tak menentu.
Tanpa gangguan serangan api, orang tua berjubah putih itu menggigit gigi lalu melangkah keluar dari formasi. Ia mengangkat kedua tangannya, dua kilau aneh segera berpendar di telapaknya. Menatap Wang Lin, ia berseru: "Ayo bertarung!"
"Kau tak memenuhi kualifikasi!" Tangan kanan Wang Lin mencengkeram angkasa, raut wajak orang tua berbaju putih itu langsung berubah. Dua gumpalan kilau aneh di tangannya seketika padam.
Bersamaan itu, tubuhnya tak terkendali melesat cepat ke arah Wang Lin. Hampir sekejap, lehernya sudah dicengkeram erat oleh Wang Lin.
Saat orang tua itu hendak meronta, kilau dingin berkedip di mata Wang Lin. Sedikit tekanan di tangan kanannya membuat suara "krak" terdengar. Orang tua itu langsung mengembungkan mata dan tewas seketika.
Energi surgawi Wang Lin membanjiri tubuh korban dengan gila-gilaan. Setelah mengaliri seluruh meridian, Jiwa Yuan Shen-nya langsung dijerat larangan dan dicabut paksa dari tubuh, lalu dilempar ke dalam lautan arwah sebagai tambahan jiwa.
Usai semua itu, mayat orang tua itu dilemparnya ke belakang. Salah satu Arwah Utama di sampingnya segera melesat maju, memuntahkan semburan api yang langsung membakar jasad itu menjadi abu.
Tangan kanan Wang Lin mencengkeram angkasa, wilayah sepuluh li di udara langsung tertarik olehnya. Dengan gemuruh dahsyat, wilayah itu jatuh ke permukaan tanah di luar lembah, menghempaskan debu dan gelombang energi.
"Buka formasi!" Pandangan dingin Wang Lin tertuju pada area sepuluh li yang nyaris hancur terbakar itu.
Orang tua berbaju abu-abu gemetar ketakutan. Ia tak menyangka lawan bisa membunuh orang tua berbaju putih dengan mudah seperti itu. Tingkat kultivasi ini jauh melampaui perkiraannya sebelumnya! Segera ia urungkan niat melapor. Ahli sejati seperti ini tak berani ia tantang.
Saat ini, membuka atau tidak membuka formasi sudah tak ada bedanya. Dengan helaan napas dalam hati, tangan kanannya mengukir mantra di angkasa. Mantra berpendar itu membungkus formasi sepuluh li, lalu langsung menghilang tanpa jejak.
"Ouyang Hua, tambahkan anggota keluarga baru!" Wang Lin meninggalkan perintah itu, lalu melangkah kembali ke dalam lembah dan menghilang.
